Jakarta –
Stroke adalah salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di dunia. Meski kerap terjadi pada lansia, stroke ternyata juga dilaporkan menyerang kelompok usia produktif.
Salah satunya dialami oleh Stephen Vidman. Pria asal Ohio, Amerika Serikat, itu terkena stroke saat masih berusia 28 tahun.
Dikutip dari TODAY, Vidman waktu itu sedang berbicara dengan ibunya melalui telepon. Namun, sesaat kemudian dia merasa pusing.
Awalnya Vidman mengabaikan gejala tersebut dan menganggapnya sebagai efek samping obat yang diminumnya. Tapi tak lama, Vidman mulai kesulitan untuk berkata-kata.
“Saya mencoba mengabaikannya, tapi akhirnya saya terjatuh,” ucap Vidman dikutip dari TODAY, Senin (24/7/2023).
dr Em Harington, orang yang memberikan pertolongan pertama kepada Vidman, langsung melakukan analysis. Selama pemeriksaan, Vidman menunjukkan gejala lain seperti cadel dan bergumam. dr Harington juga mendapati Vidman melihat sekeliling sambil bertingkah seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Saya memperhatikan wajahnya, Saya menyuruhnya mengangkat wajah dan alisnya. Dia mengalami kelumpuhan wajah sepenuhnya,” ujar dr Harington.
Melihat kondisi Vidman, dr Harington langsung mengetahui kalau pria muda itu mengalami stroke. Ia dengan cepat membawa Vidman ke departemen darurat di rumah sakit dengan perwatan stroke yang berada di seberang kantor.
Sesampainya di departemen darurat, Vidman langsung menjalani trombektomi, prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan gumpalan darah yang menyumbat dan memicu stroke.
Dokter mengungkapkan stroke yang dialami Vidman bermula dari kecelakaan yang membuat aortanya pecah. Kala itu, Vidman yang masih berusia 18 tahun ditabrak sebuah truk dan membuatnya terhempas ke udara.
Meski kerusakan pada aorta Vidman waktu itu berhasil ditangani, dokter menduga pembuluh darah yang pecah itu melemah sehingga memungkinkan terjadinya penggumpalan darah seiring dengan waktu.
Simak Video “Seberapa Penting Menyederhanakan Istilah Medis ke Masyarakat Awam?“
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)
Leave a Reply