Category: Uncategorized

Susul China, Kini Inggris Ikut Laporkan Wabah Pneumonia


Jakarta

Menyusul merebaknya penyakit pernapasan pneumonia ‘misterius’ di China, kini Inggris melaporkan temuan kasus serupa. Public Well being Wales (PHW) melaporkan saat ini tercatat ada 12 kasus pneumonia teridentifikasi di Inggris.

Sama seperti wabah yang terjadi di China, kasus pneumonia tersebut juga disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Wabah pneumonia tersebut paling banyak menyerang kelompok anak-anak. PHW melaporkan sampai saat ini, tercatat sudah ada 49 orang anak di Wales yang jatuh sakit akibat infeksi paru-paru tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PHW menambahkan lonjakan kasus pneumonia juga terjadi di Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Eropa.

“Sama seperti negara lainnya, Wales menerima sejumlah laporan tentang infeksi mycoplasma pneumoniae di tahun ini dibandingkan periode 2020 hingga 2022,” ujar juru bicara PHW, dikutip dari The Solar UK, Sabtu (2/12/2023).

Di sisi lain, UK Well being Safety Company (UKHSA) menyampaikan pihaknya saat ini melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangan wabah tersebut. Ketua Pelaksana UKHSA, Profesor Dame Jenny Harries, mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan dunia internasional untuk mengumpulkan informasi mengenai wabah pneumonia yang melanda di berbagai negara.

“Kita harus terus berpikiran terbuka terkait penyebab meningkatnya kasus penyakit ini, termasuk wabah yang terjadi pada anak-anak di China,” ucapnya.

Sebagai informasi, lonjakan kasus pneumonia belakang marak terjadi di sejumlah negara. Selain China, lonjakan kasus juga terjadi di Denmark dan Belanda. Sementara di Amerika Serikat, peningkatan kasus pneumonia atau yang disebut juga dengan ‘white lung syndrome’ terjadi pertama kali di Ohio. Namun, pemerintah Ohio bersikeras bahw lonjakan kasus di wilayahnya tidak ada sangkut pautnya dengan wabah di China, melainkan disebabkan oleh patogen yang sudah ada.

Simak Video “Kemenkes Jawab Tingkat Fatalitas Pneumonia ‘Misterius’ yang Melanda China
[Gambas:Video 20detik]
(ath/vyp)

Pria Tasikmalaya Umur 28 Kena Diabetes, Diduga gegara Doyan Banget Minuman Manis

Jakarta

Viral kisah seorang pria di Tasikmalaya terkena diabetes di usia yang masih amat muda, yakni 28 tahun. Ia mengakui, memang dirinya amat menggemari minuman manis seperti teh dalam kemasan.

Pria tersebut adalah Irfan Ferlanda (29). Irfan menjelaskan, semua bermula pada Agustus 2019 ketika dirinya menjalani operasi lipoma. Setelah tes darah, seorang perawat menanyakan kondisi gula darah Irfan yang saat itu ketahuan tinggi. Irfan pun kaget. Selama ini ia mengira, penyakit tinggi gula darah cuma bisa dialami orang-orang berusia lanjut.

“Habis tes darah, perawatnya nanya, “Udah lama punya penyakit gula, Pak?” Kaget dong aku. Umur masih 28 waktu itu, masa sih kena penyakit yang biasa diidap orang tua? Ternyata gula darah sewaktu itu udah 250 dan normalnya kurang dari 180,” beber Irfan dalam akun X-nya, dikutip detikcom atas izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diduga gegara Kebanyakan Minum Manis

Irfan mengakui, gaya hidupnya selama ini memang tidak sehat. Ia amat menggemari minuman manis dalam kemasan. Juga sehari-hari, ia lebih banyak duduk, jarang berolahraga, bahkan rutin menggunakan vape.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” jelas Irfan pada detikcom.

Setelah mengetahui bahwa gula darahnya tinggi, Irfan mencoba mengubah gaya hidup sehari-hari. Ia membatasi asupan kalori, berolahraga, tidur cukup, dan menjauhi asupan gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

Ia berharap, kondisi fisiknya bisa membaik dengan perubahan gaya hidup, tanpa langsung mengandalkan obat-obatan. Pada November 2023, Irfan kembali menjalani tes dan ditemukannya, kadar gulanya sudah regular.

Selain itu, Irfan berhasil memangkas berat badannya sebanyak 12 kg, dari yang sebelumnya mencapai 90 kg kini mencapai 78 kg.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Terkesan ‘Enteng’ Sih, tapi Rupanya Sedahsyat Ini Efek Jalan Kaki Cegah Diabetes


Jakarta

Tentu sudah banyak yang memahami, bahwa meskipun terkesan ringan, aktivitas berjalan kaki sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Di antaranya, yakni mencegah risiko penyakit jantung. Lebih lagi sebuah penelitian terbaru menyebut, berjalan kaki dengan langkah cepat rupanya ampuh menekan risiko diabetes.

Penelitian tersebut diterbitkan pada 28 November 2023 di British Journal of Sports activities Medication. Para peneliti dari Universitas Semnan di Iran dan Imperial Faculty London di Inggris mengamati knowledge dari 10 penelitian berbeda termasuk complete lebih dari 500.000 peserta dari Amerika, Inggris, dan Jepang. Mereka membandingkan kecepatan berjalan partisipan dengan peluang mereka terkena diabetes tipe 2 selama rata-rata delapan tahun.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki kecepatan berjalan rata-rata, yang mereka definisikan sekitar 3 sampai 4 km per jam, memiliki risiko 15 persen lebih rendah terkena diabetes dibandingkan orang-orang yang memiliki kecepatan berjalan santai kurang dari 3 km per jam.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil penelitian juga menunjukkan, semakin cepat langkah seseorang berjalan kaki, semakin besar manfaatnya buat kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan kecepatan berjalan tercepat lebih dari 10 km per jam memiliki peluang 39 persen lebih rendah terkena diabetes.

Berangkat dari temuan tersebut peneliti menyimpulkan, penting untuk seseorang memikirkan kecepatan langkah. Namun untuk itu, diperlukan langkah-langkah persiapan agar jalan cepat ini bisa dilaksanakan dan manfaat kesehatan bisa dimaksimalkan.

Namun di samping itu, penelitian ini bersifat observasional. Artinya, penelitian ini tidak secara langsung menunjukkan bahwa berjalan kaki lebih cepat dapat menurunkan risiko diabetes. Di samping aktivitas jalan kaki, ada hal-hal lain yang bisa mempengaruhi risiko diabetes seseorang misalnya gaya hidup sehat, intensitas dan frekuensi berolahraga.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

5 Hal yang Bikin Perut Buncit, Mulai dari Keseringan Mager-Banyak Stres

Jakarta

Berbagai faktor mulai dari gaya hidup hingga makanan yang dikonsumsi sehari-hari dapat menyebabkan penumpukan lemak berlebih di space perut. Tak hanya mengganggu penampilan, lemak perut juga berisiko memicu masalah kesehatan.

Sebelum mencoba langkah-langkah untuk memangkas lemak di perut, sebaiknya pahami dulu sejumlah kebiasaan yang bisa mengakibatkan peningkatan lemak di perut. Dengan begitu, seseorang bisa mengerem kebiasaan atau asupan makanan dan minuman tertentu yang rupanya selama ini, bikin perut buncit.

Lantas apa saja sih kebiasaan yang paling sering menjadi penyebab perut buncit? Dikutip dari Healthline, berikut penjelasannya:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kebanyakan makan dan minum manis

Siapa di sini doyan sekali camilan manis? Ada baiknya, perhatikan setiap asupan manis yang masuk ke tubuh, baik dalam bentuk makanan atau minuman. Misalnya berupa makanan kemasan, minuman bersoda, atau makanan olahan.

Alih-alih minum minuman manis, sebaiknya perbanyak asupan air putih. Pun ingin minum minuman selain air putih, cobalah kopi atau teh tanpa pemanis.

2. Minum minuman beralkohol

Selain meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap peningkatan lemak di bagian perut. Bahkan penelitian lainnya menunjukkan asupan alkohol yang tinggi dikaitkan dengan penambahan berat badan termasuk obesitas perut.

Alkohol juga dapat meningkatkan nafsu makan dan menyebabkan kualitas tidur menjadi lebih buruk.

3. Lemak trans

Bukan hanya menyebabkan berbagai masalah kesehatan, tumpukan lemak trans juga mengakibatkan peningkatan lemak di space perut sehingga perut menjadi buncit. Banyak negara pun telah mengambil langkah untuk membatasi atau melarang penggunaan lemak trans buatan dalam persediaan makanan.’

Mengenal Apa Itu Mioma Uteri: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Jakarta

Mendengar kata tumor bisa membuat sebagian orang khawatir dan ketakutan. Apa sih sebenarnya tumor itu? Tumor adalah benjolan irregular yang tumbuh pada bagian tubuh manapun, termasuk rahim (uterus). Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan mioma uteri atau fibroid rahim.

Mioma uteri merupakan sebuah kondisi medis di mana, tumbuh tumor atau jaringan tidak regular pada bagian dalam maupun luar rahim. Apakah mioma uteri berbahaya? Mioma uteri termasuk dalam tumor yang bersifat jinak, tidak seperti kanker ganas.

Meskipun bersifat jinak, mioma uteri tetap perlu untuk diwaspadai, karena bisa menimbulkan komplikasi lainnya jika tidak segera ditangani. Nah, untuk tahu lebih lanjut mengenai mioma uteri, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya, simak penjelasannya di bawah ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Mioma Uteri

Dikutip melalui buku berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas ditulis oleh Rina dan Arni (2018), mioma uteri adalah tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Mioma uteri tumbuh pada bagian dinding rahim dan memiliki bentuk menonjol ke permukaan rahim.

Jumlah dan ukuran dari mioma uteri bervariasi, terkadang bisa ditemukan lebih dari satu. Mioma uteri biasanya menyerang wanita yang memasuki usia produktif. Terutama pada wanita-wanita yang berusia sekitar 30-40 tahun.

Pada beberapa kasus, mioma uteri tidak menimbulkan gejala, khususnya bagi perempuan berusia 35 tahun. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, agar mioma uteri bisa terdeteksi lebih awal dan tidak menjadi semakin ganas.

Apabila mioma uteri berkembang menjadi ganas, maka bisa menyebabkan keguguran dan pengangkatan rahim. Mioma yang berubah menjadi ganas disebut sebagai leiomiosarkoma.

Jenis Mioma Uteri

Mioma uteri dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan letaknya. Berikut ini jenis mioma uteri dikutip melalui buku berjudul Organ Reproduksi Wanita ditulis oleh Ernawati, dkk (2023).

Mioma Uteri Subserosum

Mioma uteri subserosum adalah mioma yang lokasi tumornya terletak pada subserosa korpus uteri. Biasanya, mioma jenis ini dapat berbentuk tonjolan yang dihubungkan melalui tangkai dengan uterus. Mioma yang ukurannya cukup besar akan mengisi rongga peritoneum. Mioma jenis ini sering dikenal dengan mioma parasitik.

Mioma Uteri Intramural

Mioma uteri intramural disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Apabila mioma ini masih berukuran kecil, maka tidak akan merubah bentuk dari uterus. Namun, apabila ukurannya sudah membesar, maka uterus menjadi menonjol dan bertambah besar bentuknya.

Mioma Uteri Submukosum

Mioma uteri submukosum adalah mioma yang berada pada bagian bawah lapisan mukosa uterus, dan tumbuh mengarah ke kavum uteri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan bentuk dan besar pada kavum uteri.

Apabila tumor ini tumbuh bertangkai, maka tumor bisa keluar dan masuk ke dalam vagina, hal ini disebut mioma geburt. Mioma uteri submukosum meskipun ukurannya kecil, namun seringkali menimbulkan keluhan pendarahan di vagina.

Penyebab Mioma Uteri

Penyebab mioma belum diketahui secara pasti. Pasalnya, mioma jarang sekali ditemukan sebelum pubertas. Dikutip melalui laman Mayo Clinic, meskipun belum diketahui penyebab pastinya mioma uteri, tetapi ada beberapa kondisi yang menjadi faktor munculnya mioma uteri, yaitu:

  • Perubahan genetik
  • Keturunan
  • Gangguan hormon
  • Kehamilan
  • Kebiasaan merokok
  • Kekurangan vitamin D.

Gejala Mioma Uteri

Gejala mioma uteri tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah tumor yang ada. Berikut ini gejala mioma uteri dikutip melalui laman Healthline:

  • Terjadi pendarahan berat selama menstruasi
  • Adanya gumpalan pada menstruasi
  • Menstruasi berlangsung lebih lama daripada biasanya
  • Mengalami nyeri dan kram pada perut saat menstruasi
  • Nyeri pada bagian panggul atau punggung bawah
  • Perut terasa tertekan atau penuh
  • Terjadi pembengkakan dan pembesaran perut
  • Frekuensi buang air kecil meningkat
  • Terasa sakit saat sedang berhubungan intim.

Pengobatan Mioma Uteri

Sebelum dokter menyarankan sebuah pengobatan, biasanya akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu meliputi tes laboratorium, tes kehamilan, ultrasonografi, dan pielogram intravena.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan beberapa pilihan pengobatan mioma uteri. Berikut ini pengobatannya dikutip melalui jurnal berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien Submit Operasi Mioma Uteri dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut ditulis oleh Rahayu dan Dian (2020).

1. Pengobatan Konservatif

Dalam beberapa dekade terakhir, belum ada usaha untuk mengobati mioma uteri dengan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) agonis. Pengobatan ini dilakukan selama 16 minggu pada mioma uteri, sampai menghasilkan degenerasi hialin di miometrium sehingga uterus menjadi kecil.

2. Pengobatan Operatif

Pengobatan operatif dilakukan apabila mioma uteri menimbulkan gejala yang tidak bisa ditangani. Tindakan operatif yang dilakukan yakni:

a. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa perlu melakukan pengangkatan uterus. Miomektomi biasanya dilakukan pada wanita yang tetap ingin mempertahankan fungsi dari sistem reproduksinya. Tindakan ini bisa dilakukan pada mioma submukosum dengan menggunakan cara ekstirpasi lewat vagina.

b. Histerektomi

Histerektomi adalah pengobatan yang dilakukan dengan pengangkatan uterus. Histerektomi bisa dilaksanankan pada perabdomen atau pervaginum. Tindakan ini baik dilakukan bagi wanita berusia 40 tahun dan sudah tidak menghendaki adanya keturunan.

Demikian penjelasan mengenai mioma uteri. Semoga bermanfaat!

Simak Video “Kemenkes Minta Edukasi Kesehatan Reproduksi Dimulai Sejak SMP
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Lutut Sering Bunyi saat Ditekuk, Bahaya Nggak Ya? Kata Dokter Sih Gini


Jakarta

Beberapa orang khawatir saat lututnya berbunyi saat ditekuk. Bunyi di lutut ini bisa terjadi saat meluruskan lutut, berjalan atau naik turun tangga.

Berbahaya nggak ya?

“Kalau lutut bunyi dan tidak sakit, nggak ada masalah. Suara ‘pop’ saat lutut ditekuk itu biasanya terjadi karena stretching. Biasanya bukan masalah yang besar,” kata Dr Azhar M Merican spesialis ortopedi dari Alty Orthopedic Malaysia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara lutut yang berderak biasanya tidak berbahaya dan mungkin saja merupakan akibat dari penuaan sendi. Suara ‘krek’ yang keluar dari lutut disebut dengan krepitus atau krepitasi.

Dikutip dari Very Nicely Thoughts, dalam kasus lutut bunyi, suaranya bisa timbul saat udara berada di ruang sendi dan menciptakan gelembung kecil. Hal ini bisa memicu suara ‘krek’ saat lutut digerakkan.

Meski biasanya tak menimbulkan banyak masalah, lutut berbunyi disertai rasa sakit perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa jadi dipicu osteoarthritis, penyakit radang sendi akibat kerusakan jaringan tulang rawan yang melapisi tulang.

“Ada juga penyebab lutut bunyi karena torn meniscus atau meniskus robek, tapi itu jarang,” tutupnya.

Simak Video “Warga Palestina yang Terluka Akibat Serangan Israel Dibawa ke RS Gaza
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Aterosklerosis, Gejala dan Komplikasinya

Jakarta

Pengertian Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah kondisi ketika pembuluh darah arteri menyempit atau mengeras yang disebabkan oleh penumpukan plak. Kondisi ini menyebabkan aliran darah dan oksigen dari jantung ke organ tubuh menjadi terhambat.

Akibatnya, kondisi ini dapat memicu beragam penyakit kardiovaskular, salah satunya penyakit jantung koroner.

Aterosklerosis dapat berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Itulah sebabnya aterosklerosis tidak menimbulkan gejala apapun di awal. Umumnya, gejala baru muncul ketika alirah darah ke organ atau jaringan tubuh terhambat.

Penyebab Aterosklerosis

Hingga saat ini, penyebab pasti aterosklerosis masih belum diketahui. Umumnya, penyakit ini muncul ketika terjadi kerusakan pada lapisan dalam arteri.

Adapun faktor yang dapat menyebabkan kerusakan tersebut antara lain:

  • Kolesterol tinggi
  • Hipertensi
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Kebiasaan merokok
  • Peradangan akibat penyakit tertentu

Selain faktor pemicu di atas, risiko aterosklerosis dapat meningkat jika:

  • Berusia di atas 40 tahun
  • Menjalani pola hidup yang tidak sehat, seperti sedentary life
  • Asupan makanan yang tidak seimbang
  • Sering mengalami stres
  • Memiliki riwayat aterosklerosis pada keluarga

Gejala Aterosklerosis

Gejala aterosklerosis berbeda-beda tergantung lokasi terjadinya penyempitan pembuluh darah. Adapun gejala-gejala yang bisa dialami pengidap aterosklerosis antara lain:

Aterosklerosis di jantung

  • Nyeri dada atau angina
  • Nyeri pada pundak, lengan, rahang, atau punggung
  • Aritmia
  • Sesak napas
  • Keringat berlebih
  • Gelisah

Aterosklerosis di tungkai

  • Nyeri
  • Kram
  • Tungkai terasa dingin
  • Luka di jari atau telapak kaki yang tak kunjung sembuh

Aterosklerosis di otak

  • Mati rasa
  • Lumpuh pada salah satu sisi tubuh
  • Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua mata
  • Kesulitan berbicara
  • Gangguan koordinasi dan keseimbangan
  • Sakit kepala hebat
  • Kesulitan bernapas
  • Kehilangan kesadaran

Aterosklerosis di ginjal

  • Jarang buang air kecil
  • Mual
  • Kelelahan
  • Gangguan konsentrasi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Bengkak di tungkai

Analysis Aterosklerosis

Analysis aterosklerosis dapat dilakukan lewat pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan denyut nadi, detak jantung, dan tekanan darah. Selain itu, dokter juga bisa melakukan tes penunjang, seperti:

  • Tes darah
  • Ankle-brachial index (ABI), untuk mengecek perbandingan indeks tekanan darah di tangan dan kaki guna mengetahui ada atau tidaknya penyumbatan arteri pada tungkai
  • Elektrokardiogram (EKG)
  • USG Doppler, untuk mendeteksi penyumbatan arteri di tungkai
  • Tes treadmill, untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan tekanan darah
  • Angiografi, yakni pemeriksaan kondisi arteri dengan menyuntikkan zat pewarna pada arteri agar terlihat lewat foto rontgen
  • MRA dan CT scan

Pengobatan Aterosklerosis

Aterosklerosis dapat ditangani dengan obat-obatan dan prosedur medis. Jenis obat-obatan yang diresepkan untuk penyakit ini antara lain:

  • Obat untuk mencegah penggumpalan darah, seperti aspirin
  • Obat untuk menurunkan tekanan darah, seperti beta blockers dan antagonis kalsium
  • Obat penurun kolesterol, seperti statin
  • Obat untuk mencegah penyumbatan arteri, seperti ACE Inhibitor
  • Obat untuk mengendalikan penyakit yang memicu aterosklerosisi, misalnya obat penurun gula darah untuk diabetes dan lain sebagainya

Sementara, pada kasus aterosklerosis yang lebih parah dokter akan melakukan prosedur berupa:

Pemasangan Ring dan Angioplasty

Prosedur ini bertujuan untuk membuka penyumbatan arteri dan memasangkan tabung kecil untuk melancarkan aliran darah

Terapi Fibrinolitik

Terapi ini bertujuan untuk mengatasi penyumbatan dengan memberikan obat pemecah gumpalan darah

Operasi Bypass

Dilakukan dengan cara mengalihkan aliran darah dari pembuluh darah yang tersumbat ke pembuluh darah dari bagian tubuh lain atau dengan menggunakan selang sintetis

Endarterektomi

Prosedur ini bertujuan untuk membuang lemak yang menumpuk pada dinding arteri

Arterektomi

Prosedur ini bertujuan untuk membuang plak yang menumpuk di arteri

Aterosklerosis juga dapat ditangani secara alami dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghentikan kebiasaan yang menyebabkan kondisi pemicu aterosklerosis.

Komplikasi Aterosklerosis

Aterosklerosis yang sudah menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, di antaranya:

  • Penyakit jantung koroner
  • Serangan jantung
  • Penyakit arteri perifer
  • Stroke
  • Gagal ginjal

Pencegahan Aterosklerosis

Aterosklerosis dapat dicegah dengan melakukan upaya-upaya berikut:

  • Mengadopsi pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
  • Berolahraga secara rutin dan teratur
  • Menjaga berat badan preferrred
  • Mengelola stres dengan baik
  • Istirahat dan tidur yang cukup

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ketika mengalami gejala-gejala di atas. Pengidap diabetes dan hipertensi juga perlu melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memantau perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya aterosklerosis.

Orang yang mengalami serangan jantung dan stroke juga perlu mendapat penanganan dengan segera untuk mengetahui potensi adanya aterosklerosis dan mencegah kondisinya semakin parah.

Simak Video “Dokter Beberkan Faktor Pemicu Penyumbatan Pembuluh Darah hingga Risiko
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)

Viral Pria Curhat Idap Diabetes di Usia 28 gegara Tiap Hari Minum Manis


Jakarta

Seorang warganet di Tasikmalaya bernama Irfan Ferlanda (29) menceritakan pengalamannya mengidap diabetes di usia muda. Ia menduga bahwa penyakit diabetes yang dialaminya berawal dari kebiasaan mengonsumsi minuman manis kemasan.

Irfan menceritakan semuanya berawal ketika ia menjalani operasi kecil lipoma pada Agustus 2023 ketika usianya saat itu 28 tahun. Dokter yang melakukan pemeriksaan menemukan bahwa ia memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Mendengar ucapan sang dokter ia mengaku terkejut karena usianya yang masih relatif muda dan diabetes dikenal memiliki stigma sebagai penyakit orang tua. Keesokan harinya, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HbA1c untuk memastikan kondisi kesehatannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pulang dari RS, besoknya langsung cek gula darah puasa. Hasilnya 150, normalnya 70-130. Belum percaya, pergilah tes HbA1c di lab dan hasilnya 8,7 padahal normalnya kurang dari 5,7. Ingat banget waktu itu langsung gemeteran takut mati. Apalagi anak masih kecil,” cerita Irfan dikutip dari akun X-nya dengan izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).

Ia mengakui sebelumnya memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Irfan menuturkan bahwa ia jarang berolahraga dan sering sekali mengonsumsi minuman manis.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” ujarnya pada detikcom.

Semenjak prognosis tersebut, Irfan secara perlahan mengubah seluruh gaya hidupnya 180 derajat. Ia sempat disarankan untuk mengonsumsi obat, namun ia memutuskan untuk mencoba mengubah gaya hidupnya lebih dahulu. Jika caranya tersebut tidak berhasil, baru ia memutuskan akan mengonsumsi obat.

Ia mengubah gaya hidupnya dengan membatasi kalori harian, olahraga, tidur cukup, dan menjauhi makanan-makanan seperti gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

“Jadi selama 3 bulan terakhir ini aku nggak minum obat apa-apa. Bener-benar cuma ngubah gaya hidup 180 derajat. Semuanya ikhtiar demi bisa remisi diabetes,” jelas Irfan.

“Salah satu dokter yang juga teman saya untuk minta metformin ke puskesmas, saya memilih mencoba dulu selama 3 bulan untuk berupaya weight-reduction plan tanpa obat. Kalau nyatanya hasil tes kemarin belum regular, saya baru akan nurut dan minum obat,” sambungnya.

Pada November 2023 ia kembali melakukan tes HbA1c dan hasilnya turun ke angka 5,5 atau masuk dalam kategori regular. Ia masih akan menunggu selama tiga bulan lagi untuk melakukan tes selanjutnya dan berharap bisa segera remisi.

“Ambil hasil tes HbA1c dan alhamdulillah hasilnya regular. Kalau nanti 3 bulan lagi masih regular, insya Allah remisi. Berat badan juga sudah turun 12 kg dari sebelumnya 90 kg ke 78 kg. Terus apakah akan kembali ke gaya hidup lama? Tentu tidak,” pungkasnya.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Menyoal Komplikasi Kanker Paru Stadium 4, Diidap Kiki Fatmala Sebelum Meninggal


Jakarta

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktris Kiki Fatmala meninggal dunia pada Jumat (1/12/2023). Pihak keluarga mengungkap penyebab meninggalnya Kiki Fatmala yakni komplikasi kanker.

“Kiki Fatmala meninggal dunia pada 1 Desember 2023 pada usia 56 tahun, karena komplikasi akibat kanker,” tulis pihak keluarga di akun @qq_fatmala, Jumat (1/12/2023).

Kiki Fatmala bercerita sempat didiagnosis kanker paru-paru stadium 4 pada November 2021. Ia lalu menjalani radioterapi, kemoterapi dan terapi imun untuk memulihkan kesehatannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kanker paru adalah suatu kondisi saat sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam organ paru-paru. Seperti jenis kanker lainnya, stadium kanker paru-paru dikategorikan berdasarkan seberapa luas penyebarannya di dalam tubuh. Hanya saja kanker paru biasanya baru ketahuan saat stadium lanjut.

“Semua penyakit kanker yang strong, itu dibedah dan bisa sembuh, hanya saja 80 persen ketemu stadium lanjut,” ujar Prof dr Elisna Syahrudin, PhD. SpP(Okay), Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedoteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam temu media di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11).

dr Elisna menjelaskan kanker paru-paru stadium 4 berarti jenis kankernya sudah bermetastasis atau telah menyebar dari lokasi asalnya. Penyebaran kanker paru bisa di berbagai organ di tubuh, namun terbanyak di otak.

“Kadang-kadang menyebar ke hati, perutnya jadi membengkak. Ke tulang, dada nyeri. Sakit kepala, nyeri kepala hebat. Penyebaran paling banyak adalah ke otak dan ke tulang,” tuturnya.

Angka kematian kanker paru disebut termasuk tinggi karena kebanyakan pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. Sekitar 70 persen kasus kanker paru di Indonesia merupakan usia produktif.

“Pengobatan untuk kanker paru itu bisa bedah, bisa radioterapi, bisa kemoterapi, bisa terapi goal, bisa imunoterapi. Tidak semua orang sama pilihannya,” tandasnya.

Simak Video “Dokter Paru: Pneumonia Sudah Lama Ada di Indonesia, Gejalanya Sangat Ringan
[Gambas:Video 20detik]
(kna/suc)

Bappenas Colek Kemenkes RI usai Terima Penolakan Nyamuk Berwolbachia


Jakarta

Sejumlah pihak menolak penyebaran nyamuk berwolbachia yang rencananya dilakukan di lima kota termasuk Jakarta Barat hingga Semarang. Audiensi bersama terkait penolakan tersebut kemudian dilakukan di Gedung Bappenas, diterima Staf Ahli Khusus Menteri PPN/Kepala Bappenas Kemal Taruc.

Salah satu hal yang disorot kelompok kontra yakni ASPEK Indonesia hingga Presidium Discussion board Negarawan adalah kekhawatiran jangka panjang imbas penyebaran nyamuk berwolbachia, meski hasil riset di Yogyakarta menunjukkan efektivitas penurunan kasus demam berdarah dengue (DBD) sangat signifikan.

Kemal menyebut pihak Bappenas kemudian bakal memfasilitasi protes tersebut dengan diskusi bersama Kemenkes RI, juga para ahli terkait yang terlibat dalam riset nyamuk berwolbachia untuk menangkal DBD.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita baru pertama ada diskusi terkait wolbachia, tapi kemarin sebelum ada diskusi ini kami mengundang peneliti di UGM untuk kita dengar dari beliau,” terangnya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023).

Bappenas menurutnya tidak ingin hanya mendengar dari satu sisi, melainkan menerima masukan dari sisi penolakan untuk juga mempertimbangkan risiko penerapan inovasi baru tersebut. Pemerintah disebutnya perlu membuat peta mitigasi, pencegahan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Meski tidak dirinci, kapan diskusi bersama pihak Kemenkes RI, tim yang menolak wolbachia, dilakukan, Kemal menyebut secepatnya bakal mengagendakan pertemuan tersebut.

“Iya sesegera mungkin lah, dari kemarin saya sudah minta pak Deputi sama staf-nya itu di Kemenkes RI untuk segera kontak, kita akan monitor itu,” sambungnya.

Dirinya menegaskan hingga kini belum ada pembicaraan langsung bersama Kemenkes RI terkait rencana penerapan nyamuk berwolbachia, mengingat posisinya adalah sebagai pilot undertaking. Kemenkes RI, dalam hal ini, juga tidak memiliki kewajiban untuk melapor ke Bappenas.

“Tapi ya untungnya kita mendengar ini, kita lalu sepakat dengan risikonya ini gimana ini, kita berangkat dari situ,” pungkasnya.

Simak Video “Kata Kemenkes soal Keamanan Program Pengendalian DBD Lewat Wolbachia
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)