Jakarta –
Kisah heroik Prof dr Achmad Mochtar melindungi rekannya dari kekejaman tentara Jepang menjadi cerita yang viral di media sosial. Tapi siapa sangka butuh puluhan tahun lamanya untuk mengungkap kasus tersebut dan menemukan makamnya.
Adalah Prof Dr Sangkot Marzuki yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Eijkman tahun 1992-2014 mencari kebenaran mengenai kematian dr Achmad Mochtar. Di tahun 1992, dia dipanggil oleh BJ Habibie yang saat itu menjadi Menteri Riset dan Teknologi untuk menghidupkan kembali Eijkman.
Dalam arsip detikcom, Prof Sangkot menerima sebuah buku berwarna hijau berisi sejarah Eijkman termasuk information dan sejarah dr Achmad Mochtar. Dari situlah muncul keinginan untuk meluruskan sejarah mengenai kisah hidup dr Achmad Mochtar yang sempat dituduh melakukan sabotase vaksin atau bioterorisme.
Dia bersama Prof J Kevin Baird, ilmuwan asal Inggris, melakukan penelusuran terkait fakta kematian dr Achmad Mochtar dan mencari makamnya. seorang asisten Achmad Mochtar yaitu Ali Hanafiah yang menemukan makam tersebut pada akhir tahun 1976.
Informasi mengenai makam tersebut kemudian ditemukan oleh Prof Sangkot dan Braid dalam arsip milik Institut Dokumentasi Perang yang ada di Amsterdam. Setelah mendapatkan data, pada 10 Juni 2010 keduanya mendatangi makam Evereld, sebuah pemakaman Belanda di kawasan Ancol, Jakarta.
“Ternyata sumber dari Amsterdam itu juga tidak akurat. Oleh karena itu saya yakin, selain Ali Hanafiah pada tahun 1966, belum ada seorang pun yang menemukan makam ini. Kalau ada, tentunya information itu sudah dikoreksi,” ungkap Prof Sangkot dalam acara renungan di makam Ereveld, Ancol saat wawancara dengan detikHealth edisi Sabtu, 3 Juli 2010.
Butuh waktu 65 tahun untuk mengungkap kebenaran kematian dr Mochtar. Baird mendengar tentang kisah eksekusinya dari seorang siswa. Bersama ahli biologi Sangkot Marzuki, Baird kemudian mulai mewawancarai keluarga penyintas.
“Achmad Mochtar bukan hanya pahlawan Indonesia, tapi pahlawan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan,” kata Baird kepada Observer edisi Juli 2010.
“Dia kehilangan segalanya, termasuk seorang istri di rumah. Namun dia menyerahkan nyawanya untuk staf, kolega, dan teman-temannya,” tandasnya.
Simak Video “Cara Agar Bisa Lebih Bahagia Menurut Sains“
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)
Leave a Reply