Jakarta

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas buka suara soal alasan di balik cuaca Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terasa lebih panas dari biasanya. Berdasarkan pantauan dalam sepekan, per hari ini Jumat (29/9/2023), suhu udara menjadi yang terpanas yakni 33 derajat Celcius.

Sayangnya, tren semacam ini disebutnya akan terus dilaporkan, bahkan hingga akhir bulan ini.

“Suhu kemungkinan akan sama atau naik hingga akhir bulan September. Hal ini dibarengi dengan peristiwa equinox,” ujar Reni saat dihubungi detikcom Jumat (29/9/2023).

Equinox merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, menyebabkan suhu udara naik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saat di mana matahari dan bumi jaraknya paling dekat di bulan September. Kalau equinox di equator terjadi 23 September, kemudian bergerak ke selatan mendekati pulau Jawa sampai dengan awal Oktober,” kata Reni saat dihubungi detikcom Jumat (29/9).

Prediksi BMKG, suhu udara diperkirakan mencapai puncaknya di awal Oktober. Baru mulai menurun di pertengahan bulan seiring dengan masa pancaroba yang mulai terjadi.

“Awal Oktober dimungkinkan suhu maksimal masih tinggi, tetap berfluktuasi, baru turun di pertengahan Oktober. Sementara saat ini masih berlangsung musim kemarau dibarengi fenomena El Nino, sehingga kondisi iklim lebih kering dari biasanya,” jelasnya.

Reni juga menjelaskan nihilnya hujan dan sedikit awan membuat sinar matahari lebih terik. Cuaca ekstrem seperti ini disebutnya juga hasil dari kontribusi fenomena El Nino hingga musim kemarau. Tidak heran, jika kondisi iklim lebih kering.

“Dalam beberapa hari kemungkinan suhu udara bisa naik menjadi 34 derajat, bahkan 35 derajat, tetapi jarang terjadi,” wanti-wantinya.

Simak Video “Penyebab Suhu di Jabodetabek Terasa Sangat Panas
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)