Jakarta

Indonesia mencatat kenaikan kasus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) beberapa waktu terakhir. Laporan terakhir dari Kementerian Kesehatan RI, kini Indonesia telah mencatat complete 34 kasus Mpox, terkonfirmasi sejak kasus teridentifikasi di 13 Oktober 2023. Sementara, kasus pertamanya muncul pada pertengahan 2022.

Sebelumnya Kemenkes juga sempat melaporkan, kasus Mpox ini banyak menular melalui kontak seksual, terutama aktivitas seks berisiko. Gejala yang paling banyak dilaporkan berupa lesi pada kulit.

Sejalan dengan itu Ketua Satgas Mpox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Hanny Nilasari, SpDVE memaparkan daftar gejala yang ditemukan pada pasien cacar monyet. Menurutnya, walaupun gejala yang paling banyak muncul adalah ruam pada kulit, tak selalu gejala lesi disebabkan oleh infeksi cacar monyet. Maka dari itu, jika seseorang mengalami lesi pada kulit, penting untuk diidentifikasi lebih dulu oleh petugas medis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dari satu penelitian yang dilaporkan melalui Journey Medical Illness, suatu jurnal kedokteran di tahun 2022. Dari sejumlah information pasien yang terkonfirmasi yaitu 4.080 orang saat itu, saat ini sudah 9 ribuan lebih yang sudah terkonfirmasi,” ungkapnya perihal sumber daftar gejala Mpox pada 2022, dalam konferensi pers digital, Selasa (7/11/2023).

“Ternyata ruam kulit menjadi masalah yang paling banyak ditemukan oleh para tenaga medis atau teman-teman dokter di fasilitas kesehatan. Kemudian diikuti oleh 62 persen limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Diikuti juga oleh demam adanya meriang atau demam,” imbuh dr Hanny.

Dalam paparannya, berikut daftar gejala yang dikeluhkan pasien Mpox beserta persentase kasusnya sepanjang 2022 dengan complete kasus sebanyak 4.080:

  • Ruam: 70 persen
  • Limfadenopati: 62 persen
  • Demam: 62 persen
  • Arthalgia: 11 persen
  • Perdarahan rektum: 9 persen

Simak Video “Gejala Awal Pasien Baru Cacar Monyet di DKI Sempat Dikira Jerawat
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)