Jakarta –
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu mengungkap hasil sementara laboratorium dari 5 anak diduga terpapar radang otak japanese encephalitis (JE). Dua di antaranya dinyatakan negatif, sementara spesimen dari satu pasien yang meninggal belum sempat dilakukan pemeriksaan.
Hingga kini, belum ada kepastian dari penyebab 5 anak suspek japanese encephalitis. Kemenkes RI masih terus membantu pihak Dinas Kesehatan Kulon Progo.
“Saat ini tim kerja vektor Kemenkes sedang berkoordinasi dengan tim kerja arbovirosis untuk persiapan turun pengendalian epidemiologis membantu Dinas Kesehatan,” sebut Maxi saat dikonfirmasi detikcom Selasa (14/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut laporan sementara hasil suspek radang otak japanese encephalitis.
1) SA (12 tahun), diambil 1 spesimen serum. Hasil ELISA: negatif JE
2) AT (9 tahun), diambil 2 spesimen serum. Hasil ELISA: negatif JE
3) AF (1 tahun), diambil 1 spesimen serum. Hasil ELISA belum diperiksa.
4) RM (2 tahun), 1 spesimen serum, meninggal dunia. Hasil ELISA belum diperiksa.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Rina Nuryati mengungkap alasan di balik penetapan suspek JE. Dinkes setempat melihat gejala pasien sebelum mengalami kondisi yang terus menurun.
“Suspek JE itu ada kriterianya, mulai dari demam tinggi, ada kejang, lalu penurunan kesadaran. Nah kebetulan lima anak ini sudah dirawat di rumah sakit semua dan sudah dapat penanganan dokter spesialis anak. Ketika diperiksa mereka mengalami gejala yang mengarah ke situ (terjangkit virus JE),” kata Rina saat dimintai konfirmasi wartawan, Selasa (14/11/2023).
Simak Video “Kemenkes Ungkap Satu Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)
Leave a Reply