Tag: Baru

BPOM Rilis Daftar Baru 54 Obat Sirup yang Aman dari Cemaran Zat Toksik

Jakarta

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) kembali merilis sejumlah sirup obat yang memenuhi ketentuan dan aman digunakan sepanjang aturan pakai. Berdasarkan hasil verifikasi, termasuk dokumen perbaikan yang telah disampaikan oleh industri farmasi selama periode 7 September hingga 11 Desember 2023, terdapat tambahan 54 produk yang telah memenuhi ketentuan.

Dengan demikian, BPOM menyatakan 1.162 produk sirup obat dari 108 industri farmasi (IF) telah memenuhi ketentuan dan aman digunakan sepanjang sesuai aturan pakai.

Sampai dengan 11 Desember 2023, persentase sirup obat mengandung pelarut gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, dan/atau sorbitol yang telah dinyatakan memenuhi ketentuan dan aman digunakan sepanjang sesuai aturan pakai telah mencapai 96,7 persen dari whole 1.202 sirup obat yang menjadi objek verifikasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPOM akan menyelesaikan seluruh tahapan desk verifikasi hasil pengujian terhadap bahan baku dan produk sirup obat pada 31 Desember 2023. Juga, akan terus memperbarui informasi terkait hasil pengawasan terhadap sirup obat.

Informasi akan disampaikan secara bertahap dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan didasarkan pada database registrasi produk di BPOM, serta verifikasi hasil pengujian bahan baku dan produk sirup obat.

Berikut daftar 54 obat sirup yang aman digunakan sepanjang aturan pakai.

  • ALPHAMOL, DROPS DUS, BOTOL @ 15 ML PT MOLEX AYUS
  • AMBROXOL HYDROCHLORIDE, SIRUP BOTOL @ 60 ML PT ERRITA PHARMA
  • ANTAMEN, SUSPENSI DUS, 1 BOTOL @ 60 ML, PT CANDRA NUSANTARA JAYA
  • CAMAAG, SUSPENSI DUS, 1 BOTOL @ 100 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CAMIDRYL, SIRUP DUS, BOTOL @ 60 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CAMIVOM, SUSPENSI DUS,1 BOTOL @ 60 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CASETAMOL, SIRUP DUS, BOTOL @ 60 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CASETAMOL FORTE, SIRUP DUS, 1 BOTOL @ 60 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CETIRIZINE, SIRUP BOTOL @ 60 ML, PT LUCAS DJAJA
  • CETIRIZINE HYDROCHLORIDE, SIRUP BOTOL @ 60, ML PT ERRITA PHARMA
  • CHLORAMPHENICOL, SUSPENSI BOTOL @ 60 ML, PT ERRITA PHARMA
  • COTRIMOKSAZOLE, SUSPENSI BOTOL PLASTIK @ 60 ML, PT NOVAPHARIN GKL0434004133A1
  • DAGANAK, SIRUP BOTOL @ 100 ML, PT LUCAS DJAJA
  • DEXMOLEX, SIRUP DUS, BOTOL @ 100 ML, PT MOLEX AYUS
  • DEXTAMINE, SIRUP DUS, BOTOL @ 60 ML, PT PHAPROS TBK

COVID-19 Singapura Melonjak Didominasi Varian Baru JN.1, RI ‘Aman’?


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI memastikan belum ada temuan varian JN.1, atau sublineage dari Omicron BA.2.86. Pemerintah melihat dominasi kasus dari pasien COVID-19 yang kembali melonjak masih disumbang varian EG.1 atau ‘Eris’.

Belum diketahui seberapa cepat penularan dan karakteristik dari sejumlah varian baru yang kembali bermunculan, tetapi sejauh ini pasien hanya mengeluhkan gejala COVID-19 ringan batuk sampai pilek. Ada dua kematian COVID-19 baru yang teridentifikasi di DKI Jakarta beberapa pekan lalu, keduanya memiliki riwayat komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis keempat.

Karenanya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster tambahan untuk memperkuat imunitas tubuh.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, pemerintah kini sudah mengizinkan mereka yang mendapatkan vaksinasi booster kedua lebih dari enam bulan lalu, kembali disuntik untuk vaksinasi booster COVID-19 ketiga. Tidak seperti persyaratan vaksinasi sebelumnya, masyarakat bisa langsung mendatangi fasilitas kesehatan terdekat tanpa menunggu tiket vaksinasi.

Pencatatan riwayat vaksinasi COVID-19 kemudian akan dimasukkan secara otomatis hingga handbook ke aplikasi P-Care. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu juga menegaskan sejauh ini belum ada varian JN.1.

“Belum kita temukan ya sejauh ini varian JN.1,” tegas dia saat dihubungi detikcom Minggu (17/12/2023).

Di tengah kasus COVID-19 yang kembali melonjak, masyarakat diminta untuk memperketat protokol kesehatan. Bila bepergian ke luar negeri, dipastikan dalam kondisi bugar saat kembali tiba di Tanah Air, agar tidak memperluas transmisi penularan.

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Kronologi Pria di Peru Terinfeksi ‘Virus Baru’, Keluhkan Gejala Demam-Nyeri Otot


Jakarta

Ilmuwan baru-baru ini mengungkap virus yang belum pernah terlihat sebelumnya, menyebabkan penyakit mirip malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Adapun virus ini terdeteksi di hutan Peru dan menginfeksi seorang pria berusia 20 tahun.

Pria tanpa disebutkan identitasnya itu pergi ke rumah sakit setelah mengalami gejala demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan gejala lainnya selama dua hari. Dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab penyakit misterius yang diidap pria tersebut. Namun, penyelidikan laboratorium lebih lanjut mengungkapkan patogen yang sebelumnya tidak diketahui.

Virus ini digolongkan sebagai phlebovirus, yang menyebabkan penyakit demam akut, termasuk malaria dan demam Rift Valley. Demam Rift Valley bisa berakibat deadly jika berkembang menjadi sindrom demam berdarah, menyebabkan perdarahan dari mulut, telinga, mata, dan organ dalam.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Phlebovirus biasanya menyebar melalui gigitan serangga, seperti lalat pasir, nyamuk, atau kutu. Ada 66 spesies phlebovirus, sembilan di antaranya ditemukan menyebabkan penyakit demam di Amerika Tengah dan Selatan.

Namun dari complete spesies tersebut, hanya tiga yang terdeteksi di Peru, yakni virus Echarate (ECHV), virus Maldonado, dan virus Candiru.

Berdasarkan hasil analisis, virus yang terdeteksi Rumah Sakit De La Merced Chanchamayo pada tahun 2019 itu benar-benar baru, terbentuk oleh virus ECHV yang bertukar fragmen DNA dengan virus lain, dikenal sebagai ‘peristiwa rekombinan’.

“Temuan kami menunjukkan bahwa varian baru ECHV sedang beredar di hutan Peru tengah,” kata ilmuwan Dalam jurnal Rising Infectious Illnesses, dikutip dari Mirror. Mereka mengimbau agar kepala kesehatan seluruh dunia melakukan pemantauan ketat terhadap virus tersebut.

Juga, mereka menyoroti penyakit yang disebabkan virus baru tersebut tampak serupa dengan penyakit tropis lainnya, sehingga mungkin sulit untuk diidentifikasi.

“Karena gejala klinis dari infeksi varian ini juga [mirip dengan] demam berdarah dengue, malaria, dan penyakit menular tropis lainnya yang umum terjadi di wilayah ini, pengawasan biologis yang berkelanjutan diperlukan untuk mendeteksi patogen baru,” lanjut peneliti.

Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menentukan seberapa luas varian baru ini di wilayah Peru, serta mengidentifikasi vektor dan reservoir potensial yang terlibat dalam penularannya.

Simak Video “Kata Kemenkes soal Keamanan Program Pengendalian DBD Lewat Wolbachia
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Bukan Cuma Varian Baru, Ternyata Ini Alasan Kasus COVID-19 di RI Ikut Melonjak

Jakarta

Susul Singapura dan Malaysia, tren kasus COVID-19 di Indonesia dilaporkan meningkat signifikan. Dari semula berkisar 30 sampai 40 kasus dalam sepekan, saat ini kasus mingguan mencapai 267 pasien di periode 28 November hingga 2 Desember 2023.

Bukan tanpa alasan, peningkatan kasus COVID-19 dibarengi dengan kenaikan jumlah testing. Di sisi lain, ada dugaan varian baru yang memicu tingkat transmisi atau penularan lebih cepat dan lebih mudah menginfeksi.

“Ada beberapa faktor penyebab kenaikan kasus COVID-19, pertama adanya peningkatan kewaspadaan gejala pneumonia seperti yang merebak di China, salah satu yang juga diperiksa jika ada keluhan batuk, pilek, kan tes COVID-19, ini gejala awalnya sama, otomatis pasti terjadi peningkatan deteksi,” tutur dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (4/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Meningkatnya juga kewaspadaan di masyarakat, tetapi peningkatan ini bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan karena kasus kematian, pasien yang dirawat atau sakit berat tidak ada perubahan, di bawah 5 kasus per minggu.”

Bahkan, dr Nadia menyebut beberapa kali Indonesia mencatat nihil kasus kematian pasca standing kegawatdaruratan COVID-19 dicabut beberapa bulan lalu. Sebagai kehati-hatian, masyarakat diminta untuk menunda terlebih dulu bepergian ke negara dengan catatan kasus COVID-19 tinggi.

Namun, bila keperluan pergi ke luar negeri dalam kebutuhan mendesak, sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19. Pemerintah juga disebutnya memilih tidak menutup masuk kedatangan warga negara asing dari negara dengan lonjakan kasus COVID-19, lantaran statusnya tidak lagi berada di fase pandemi.

“Kita tidak perlu khawatir kemudian menutup pintu masuk, karena pandemi COVID-19 sudah dicabut dan setiap saat negara harus berdampingan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang terus bisa bermutasi, tetapi dia lama-lama melemah,” terang dr Nadia menegaskan mutasi tidak selalu membuat virus menjadi ‘ganas’.

Meski begitu, pihaknya menekankan Indonesia tetap memantau kondisi WNA di Tanah Air, memastikan beraktivitas dengan aman tanpa berisiko memicu penularan COVID-19 meluas.

NEXT: Varian Apa yang Dominan di RI?

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]

Geger Pria di Peru Kena Virus Baru, Picu Penyakit Mirip Malaria dan DBD


Jakarta

Virus yang belum pernah terlihat sebelumnya yang menyebabkan penyakit mirip malaria telah terdeteksi di Peru.

Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada seorang pria berusia 20 tahun, yang pergi ke rumah sakit setelah mengalami demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan gejala lainnya selama dua hari.

Dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab penyakit misterius yang diidap pria tersebut. Akan tetapi, penyelidikan laboratorium lebih lanjut mengungkapkan patogen yang sebelumnya tidak diketahui.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Virus ini digolongkan sebagai phlebovirus, yang menyebabkan penyakit demam akut, termasuk malaria dan demam Rift Valley. Demam Rift Valley bisa berakibat deadly jika berkembang menjadi sindrom demam berdarah, menyebabkan perdarahan dari mulut, telinga, mata, dan organ dalam.

Phlebovirus biasanya menyebar melalui gigitan serangga, seperti lalat pasir, nyamuk, atau kutu. Ada 66 spesies phlebovirus, sembilan di antaranya ditemukan menyebabkan penyakit demam di Amerika Tengah dan Selatan.

Namun dari complete spesies tersebut, hanya tiga yang terdeteksi di Peru, yakni virus Echarate (ECHV), virus Maldonado, dan virus Candiru.

Lebih lanjut, virus yang terdeteksi di Rumah Sakit De La Merced Chanchamayo pada tahun 2019 itu tampaknya tidak seperti yang pernah terlihat sebelumnya. Analisis menunjukkan, virus yang benar-benar baru ini terbentuk oleh virus ECHV yang bertukar fragmen DNA dengan virus lain, dikenal sebagai ‘peristiwa rekombinan’.

Dalam jurnal Rising Infectious Illnesses, para peneliti memperingatkan virus tersebut kemungkinan sudah beredar di hutan Peru dan pemantauan harus tetap dilakukan.

Mereka juga menyoroti penyakit baru ini tampak serupa dengan penyakit tropis lainnya, sehingga mungkin sulit untuk diidentifikasi.

“Temuan kami menunjukkan bahwa varian baru ECHV sedang beredar di hutan Peru tengah,” kata mereka, dikutip dari Mirror.

“‘Karena gejala klinis dari infeksi varian ini juga [mirip dengan] demam berdarah dengue, malaria, dan penyakit menular tropis lainnya yang umum terjadi di wilayah ini, pengawasan biologis yang berkelanjutan diperlukan untuk mendeteksi patogen baru,” lanjut peneliti.

Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk menentukan seberapa luas varian baru ini di wilayah Peru, serta mengidentifikasi vektor dan reservoir potensial yang terlibat dalam penularannya.

MailOnline melaporkan, pimpinan kesehatan di Inggris, termasuk Badan Keamanan Kesehatan Inggris, telah menyerukan agar pasien dengan penyakit penyebab demam dipantau, untuk mendeteksi penyakit baru.

Simak Video “Kata Kemenkes soal Keamanan Program Pengendalian DBD Lewat Wolbachia
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

Oh.. Ini Alasan Rokok Elektrik Jadi Masalah Baru di AS


Jakarta

Vape atau rokok elektrik belakangan menjadi persoalan baru di Amerika Serikat. Khususnya vape sekali pakai. Pasalnya, AS dibuat kelabakan dengan jutaan limbah vape yang dinilai berbahaya, vape tersebut tidak bisa digunakan kembali atau bahkan didaur ulang.

Aturan yang ada di AS juga belum mengatur bagaimana vape sekali pakai secara authorized dibuang. Padahal, remaja dan kelompok usia dewasa di AS bisa membeli sekitar 12 juta vape sekali pakai per bulan.

“Kita berada dalam kondisi peraturan yang sangat aneh karena tidak ada tempat yang sah untuk membuang barang-barang tersebut, tetapi kita tahu, setiap tahun, puluhan juta barang sekali pakai dibuang ke tempat sampah,” kata Yogi Hale Hendlin, peneliti kesehatan dan lingkungan di The Universitas California, San Fransisco.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhir Agustus, pekerja sanitasi di Monroe County, New York, mengemas lebih dari 5.500 rokok elektrik berwarna cerah ke dalam drum baja berkapasitas 55 galon untuk diangkut. Tujuannya? Sebuah insinerator limbah industri raksasa di Arkansas utara, tempat limbah tersebut akan dilebur.

Mengirim 350 pon vape ke seluruh wilayah AS untuk dibakar menjadi abu mungkin terdengar tidak ramah lingkungan. Namun, pejabat setempat mengatakan ini adalah satu-satunya cara untuk menjauhkan perangkat yang mengandung nikotin dari selokan, saluran air, dan tempat pembuangan sampah, terlebih baterai litium dapat terbakar.

“Ini adalah perangkat yang sangat berbahaya,” kata Michael Garland, Kepala Dinas Lingkungan Hidup di salah satu wilayah AS, dikutip dari AP Information, Jumat (20/10/2023).

“Mereka berisiko menimbulkan kebakaran dan tentu saja merupakan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.”

Di tempat lain, proses pembuangannya menjadi mahal dan rumit. Kota New York misalnya, para pejabat menyita ratusan ribu vape terlarang dari toko-toko lokal dan menghabiskan lebih dari USD 1 per buah untuk pembuangannya.

Monroe County juga membayar USD 60 untuk membuang setiap wadah vape berukuran satu galon. Lebih dari dua pertiga rokok elektrik yang dikumpulkan di wilayah ini berasal dari sekolah.

“Jika Anda memikirkan semua sekolah menengah di seluruh negeri, mereka berada dalam kondisi yang sangat sulit saat ini.”

Litium dalam baterai rokok elektrik adalah logam yang banyak dicari dan digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik dan ponsel. Namun jumlah yang digunakan dalam perangkat vaping terlalu kecil untuk dapat disimpan. Hampir semua baterai vape atau rokok elektrik sekali pakai disolder ke dalam perangkat, sehingga tidak praktis untuk membuangnya, juga didaur ulang.

Rokok elektronik sekali pakai saat ini menyumbang sekitar 53 persen dari pasar vape senilai miliaran dolar AS, menurut angka pemerintah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2020.

Pada tahun yang sama, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebetulnya sudah melarang hampir semua vape dengan rasa, yang dapat digunakan kembali. Namun, kebijakan tersebut tidak berlaku untuk produk sekali pakai, sehingga membuka pintu bagi ribuan jenis vape rasa buah dan permen baru, yang hampir semuanya diproduksi di China.

Dalam beberapa bulan terakhir FDA AS bahkan mulai mencoba memblokir impor beberapa merek sekali pakai terkemuka. Para pembuat peraturan menganggap perangkat-perangkat tersebut ilegal, tetapi mereka tidak dapat menghentikan masuknya vape semacam itu ke AS. Perangkat-perangkat tersebut kini tersedia di mana-mana, termasuk di toko serba ada, pompa bensin, dan toko-toko lainnya.

Kepala tembakau FDA, Brian King, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lembaganya akan terus mempertimbangkan secara hati-hati potensi dampak lingkungan dari produk vaping.

Simak Video “WHO Minta Semua Negara Setop Rokok dan Vape di Sekolah!
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Ngeri, Lagi-lagi Ilmuwan Temukan Virus Baru di Titik Terdalam Lautan Bumi


Jakarta

Sebuah tim ilmuwan menemukan virus baru dengan lokasi terdalam di lautan bumi. Mereka menemukan virus tersebut di sedimen yang diambil dari kedalaman 8.900 meter di Palung Mariana di Samudra Pasifik.

Palung tersebut merupakan lokasi terdalam di Bumi, mencapai titik terendah 11.000 meter di dekat Kepulauan Mariana.

“Sepengetahuan kami, ini adalah fag terisolasi terdalam yang diketahui di lautan international,” kata ahli virologi kelautan Min Wang dalam sebuah pernyataan dikutip dari Euro Information, Jumat (29/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim dari Ocean College of China menerbitkan temuan ini minggu lalu di jurnal Microbiology Spectrum. Disebutkannya, virus yang baru ditemukandi lautan dalam tersebut bernama vB_HmeY_H4907. Virus ini merupakan bakteriofag, yang artinya menginfeksi dan bereplikasi di dalam bakteri.

Bakteriofag ini menginfeksi bakteri yang disebut Halomonas, yang banyak terdapat di Palung Mariana, Antartika, dan di ventilasi hidrotermal yakni celah di dasar laut tempat air panas dilepaskan. Mengacu pada analisis genom, virus ini mirip dengan inang bakterinya dan banyak ditemukan di lautan. Peneliti menyebut, bakteriofag baru ini berasal dari keluarga virus baru bernama Surviridae.

Virus ini ditemukan di zona hadal lautan, yang berada di kedalaman antara 6.000 hingga 11.000 meter dan dinamai sesuai nama dewa dunia bawah Yunani, Hades.

“Penelitian terbaru mengungkapkan betapa besarnya keragaman, kebaruan, dan signifikansi ekologis virus hadal. Namun, hanya dua jenis virus hadal yang berhasil diisolasi,” ujar para peneliti dalam penelitian tersebut.

Zona hadal merupakan rumah bagi beberapa organisme unik yang mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrim suhu rendah, tekanan tinggi, dan minimnya cahaya di laut dalam. Kini, para ahli virologi keluatan tengah mencari virus baru lainya di lokasi yang ekstrem.

“Lingkungan yang ekstrem menawarkan prospek optimum untuk mengungkap virus baru,” pungkas Wang.

Simak Video “Perisai Kemenkes RI untuk Halau Virus Nipah
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)

Berpotensi Jadi Pandemi Baru, Virus Nipah Bisa Picu Radang Otak Akut


Jakarta

India telah menutup sekolah, kantor, dan transportasi umum serta memeriksa ratusan orang dalam upaya untuk melacak dan mengatasi wabah virus Nipah yang telah menewaskan dua orang. Virus ini dapat membunuh tiga dari empat orang yang terinfeksi dan para ahli menganggap virus ini berpotensi menimbulkan pandemi baru.

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Virus Nipah dapat ditularkan ke manusia dari hewan, seperti kelelawar dan babi, atau melalui makanan yang terkontaminasi. Virus ini juga dapat ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia.

Hingga kini, belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk manusia atau pun hewan. Penanganan utama untuk manusia adalah perawatan pendukung saja. Kasus penularan Nipah dari manusia ke manusia banyak terjadi di antara keluarga dan perawat orang yang terinfeksi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infeksi pada manusia dapat berkisar dari infeksi tanpa gejala, infeksi saluran pernapasan akut, hingga peradangan otak (ensefalitis) yang deadly.

Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala awal, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. Gejala-gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Ensefalitis dapat terjadi pada kasus yang parah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut akan sembuh complete, tetapi sekitar 20% pasien yang selamat mengalami konsekuensi neurologis residual seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian.

Tingkat kematian kasus ini diperkirakan mencapai 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi dari satu wabah ke wabah lainnya, tergantung pada kemampuan daerah setempat untuk melakukan pengawasan epidemiologi dan manajemen klinis.

Simak Video “Langkah India Usai 2 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Virus Nipah
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Penelitian Baru Mati Suri Ungkap Kondisi Otak Pasien saat ‘Sekarat’


Jakarta

Penelitian dari NYU Grossman Faculty of Drugs mencoba mengungkap apa yang dialami oleh pasien yang nyaris meninggal dunia. Berbagai pengakuan diungkapkan oleh pasien serangan jantung yang menjalani resusitasi jantung paru (RJP) saat mereka berada di ambang kematian.

Ada pasien yang merasa melihat sanak keluarganya, hingga mereka yang sekilas melihat jalan kehidupan, tetapi hanya dalam sekejap.

“Saya ingat ada sesosok makhluk terang berdiri di dekat saya. Sosoknya menjulang tinggi seperti menara kekuatan yang besar, namun hanya memancarkan kehangatan dan cinta,” ujar salah satu pasien dikutip dari NY Publish, Senin (18/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter umumnya berasumsi bahwa hanya sedikit aktivitas otak yang terjadi 10 menit setelah serangan jantung. Ketika jantung berhenti berdetak, otak akan kekurangan oksigen. Namun, penelitian ini justru mengungkapkan hal yang berbeda dari kondisi tersebut.

“Ada tanda-tanda aktivitas otak regular dan mendekati regular yang ditemukan hingga satu jam setelah resusitasi,” ucap profesor kedokteran NYU Langone Well being Dr Sam Parnia yang juga penulis utama penelitian ini.

“Kami tidak hanya mampu menunjukkan kesadaran jernih. Kami juga mampu menunjukkan bahwa pengalaman ini begitu unik dan common. Kondisinya berbeda dari mimpi, ilusi, khayalan,” sambungnya.

Proses penelitian melibatkan 53 pasien yang selamat dari serangan jantung di 25 rumah sakit berbeda, Amerika Serikat dan Inggris. Peneliti mengatakan bahwa otak ternyata dapat bertahan lebih lama bila dibandingkan dengan keyakinan dokter sebelumnya.

“Otak kita sangat kuat dan lebih tahan terhadap kekurangan oksigen dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujarnya.

Hampir 40 persen dari pasien yang terlibat melaporkan bahwa mereka memiliki ingatan atau pikiran yang sadar. Para pasien juga mengalami lonjakan gelombang otak gamma, delta, theta, alfa, dan beta yang terkait dengan fungsi psychological yang lebih tinggi.

“Terdapat potongan cerita naratif yang hidup pada orang-orang dengan pengalaman mendekati kematian. Kesadaran pasien menjadi lebih tinggi, lebih hidup, dan lebih tajam,” ujarnya.

Parnia mengatakan bahwa pasien mempunyai persepsi mereka terpisah dari tubuhnya dan kemudian bisa bergerak dalam ruangan rumah sakit. Mereka merasa sadar sepenuhnya.

Dalam keadaan tersebut, pasien bisa mengamati para dokter atau perawat yang sedang bekerja untuk menyelamatkan nyawa mereka. Namun, pengamatan mereka sepenuhnya tenang dan bebas dari rasa takut atau kesusahan.

Ilmu pengetahuan belum sepenuhnya memahami bagaimana atau mengapa pengalaman yang common ini dapat terjadi. Namun, Parnia yakin bahwa fokus kerja regular otak menjadi sangat rileks dan ‘tanpa hambatan’ ketika seseorang mengalami pengalaman nyaris mati.

“Biasanya ada sistem pengereman yang menghalangi kita mengakses seluruh aspek otak kita. Fungsi otak Anda yang lain berkurang,” ucap Parnia.

“Namun saat otak berhenti bekerja sebagai mekanisme pertahanan untuk mempertahankan dirinya saat serangan jantung, ‘remnya’ pun lepas. Pada momen tersebut orang mendapatkan aktivasi bagian otak lain yang tidak aktif,” sambungnya.

Menurut Parnia, kejadian tersebut membuat seseorang mendapatkan akses ke seluruh kesadaran dan hal-hal yang biasanya tidak dapat diakses seperti emosi, perasaan, pikiran, dan ingatan.

“Ini bukanlah halusinasi. Ini adalah pengalaman nyata yang terjadi dalam kematian,” pungkasnya.

Simak Video “Lebah Madu di AS Cetak Tingkat Kematian Tertinggi Kedua
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Terobosan Baru Ilmuwan China, Modifikasi Ginjal Manusia ‘Tumbuh’ di Tubuh Babi

Jakarta

Untuk pertama kalinya, para peneliti di China melakukan penelitian untuk menumbuhkan ginjal yang berisi sel manusia di dalam tubuh babi. Hal ini dimaknai sebagai langkah besar dalam transplantasi di kemudian hari.

Diberitakan The Guardian, penelitian ini melibatkan pembuatan embrio chimeric manusia-babi yang mengandung kombinasi sel manusia dan babi. Ketika dipindahkan ke induk babi pengganti, embrio yang sedang berkembang terbukti memiliki ginjal yang sebagian besar berisi sel manusia.

“Pendekatan kami meningkatkan integrasi sel manusia ke dalam jaringan penerima dan memungkinkan kami menumbuhkan organ manusia pada babi,” kata penulis senior Liangxue Lai, dari Institut Biomedis dan Kesehatan Guangzhou, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, dan Universitas Wuyi.

Peneliti memodifikasi babi secara genetis untuk menciptakan ruang bagi sel manusia untuk tumbuh dengan persaingan yang lebih sedikit dari sel babi. Mereka juga memodifikasi sel manusia agar mereka dapat bertahan hidup di lingkungan yang bukan lingkungan alaminya.

Tujuan dari penelitian eksperimental ini adalah menggunakan teknologi untuk membuat organ dari sel pasien, dan babi pada dasarnya berfungsi sebagai inkubator, sehingga mengurangi risiko penolakan ketika transplantasi. Tim ini juga berupaya menghasilkan organ manusia lainnya pada embrio babi, termasuk jantung dan pankreas.

Ini bukan pertama kalinya para ilmuwan menciptakan chimera manusia-babi, sebuah organisme yang mengandung DNA dari dua spesies berbeda yang dinamai monster mitos Yunani. Sebuah tim ilmuwan termasuk Jun Wu, profesor di College of Texas Southwestern Medical Heart, melakukan hal ini pada tahun 2017.

Simak Video “Sejumlah Organ Babi yang Pernah Transplantasi ke Tubuh Manusia
[Gambas:Video 20detik]