Jakarta –
Kendati kerap dianggap alternatif yang lebih ‘sehat’ dibandingkan rokok, vape atau rokok elektrik nyatanya sama-sama berisiko pada kesehatan. Misalnya, seperti yang dialami pria asal Florida, Amerika Serikat, bernama Mason Middleton.
Pemuda yang baru berusia 19 tahun itu paru-parunya ‘bocor’ akibat kecanduan mengisap vape. Bahkan, dalam seminggu Middleton mengaku bisa menghabiskan hingga empat pod vape.
“Saya sangat sangat sangat kecanduan. Kalau sedang bekerja saya mungkin akan jarang menggunakan vape. Tetapi ketika sedang beristirahat atau sedang berbaring di tempat tidur, saya bisa menghisapnya tiap tiga sampai lima menit,” ujarnya dikutip dari Day by day Mail, Sabtu (23/9/2023).
Alhasil, kebiasaan itu membuatnya mengalami kondisi yang disebut pneumotoraks spontan yang menyebabkan lubang pada paru-parunya dan mengganggu sistem pernapasan.
Apa Itu Pneumotoraks Spontan?
Spesialis paru klinis dr Erlang Samoedro, SpP(Okay), menjelaskan pneumotoraks spontan adalah kondisi saat terjadi kebocoran pada paru-paru yang mengakibatkan udara masuk ke rongga pleura.
“Jadi ada kebocoran dari parunya yang kemudian udara dari yang seharusnya nggak keluar, dia masuk ke rongga pleura, rongga antara paru dan dinding dada,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/9/2023).
“Di situlah terkumpul udara tadi sehingga mendesak paru sehingga parunya kolaps,” sambungnya.
Ia pun membenarkan kalau kebiasaan vaping bisa memicu terjadinya pneumotoraks spontan.
“Vape kan zat yang ada di dalam vape itu nggak jelas, bisa diisi macam-macam sehingga bisa membuat iritasi dan peradangan di paru. Sehingga lama-lama bisa jadi bolong,” jelasnya.
Meski banyak klaim yang mengatakan vape lebih aman daripada rokok, dr Erlang tetap tidak menganjurkan untuk mengisap vape karena bisa memicu berbagai gangguan kesehatan.
“Vape belum tentu aman. Zatnya macam-macam juga, efeknya kita juga nggak tahu. Salah satuny mungkin menyebabkan pneumotoraks ini,” tandasnya.
Simak Video “Aturan Vape di Indonesia Bakal Diperketat“
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)