Tag: Beserta

Kenali Kode ICD 10 Anemia Beserta Jenis-jenisnya

Jakarta

Anemia merupakan suatu penyakit kekurangan darah. Anemia menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh orang-orang. Tahukah kamu, jika seseorang melakukan pemeriksaan anemia, maka akan mendapatkan kode unik yang cukup membingungkan. Setiap penyakit memiliki kodenya masing-masing. Untuk anemia, penggunaan kodenya adalah ICD 10 anemia.

Kode ICD 10 anemia digunakan saat akan melakukan entri information pada fasilitas kesehatan tingkat 1 atau saat entry information di Pcare BPJS. Nah kira-kira apa ya kode ICD 10 anemia itu? Kenapa ada penggunaan kode untuk anemia? Untuk itu, simak penjelasannya di bawah ini yang berhasil detikHealth rangkum.

Pengertian Anemia

Dikutip melalui buku berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi (2008), anemia adalah keadaan saat hemoglobin atau eritrosit yang beredar tidak memenuhi fungsinya dengan baik dalam menyediakan oksigen bagi seluruh jaringan tubuh.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atau sederhananya, anemia merupakan kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah daripada kadar normalnya. Secara laboratoris, anemia digambarkan sebagai penurunan hemoglobin di bawah regular.

Penyebab Anemia

Anemia dapat terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah. Akibatnya, sel yang ada dalam tubuh tidak memiliki cukup oksigen, sehingga mengganggu fungsi dari masing-masing sel. Penyebab anemia antara lain:

  1. Kurangnya produksi sel darah merah dalam tubuh
  2. Mengalami kehilangan darah yang berlebihan
  3. Sel darah merah hancur terlalu cepat.

Gejala Umum Anemia

Gejala umum anemia atau yang sering disebut dengan sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia yang kadar hemoglobinnya mengalami penurunan sedemikian rupa. Gejala tersebut diklasifikasikan berdasarkan organ-organ yang terpengaruh.

  1. Sistem kardiovaskular: cepat lelah, lesu, sesak napas ketika beraktivitas, gagal jantung, palpitasi, takikardi, dan angina pektoris
  2. Sistem saraf: pusing, mata berkunang-kunang, lesu, kelemahan otot, sakit kepala, dan telinga mendenging
  3. Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun
  4. Epitel: kulit pucat, mukosa, elastisitas kulit menurun, dan rambut menjadi tipis.

Penjelasan di atas merupakan gejala anemia yang diklasifikasikan berdasarkan organ yang terpengaruh. Berikut ini gejala umum yang terkait dengan anemia:

  1. Kulit kekuningan dan pucat
  2. Mengalami sesak nafas
  3. Mengalami sakit kepala dan pusing
  4. Jantung berdetak secara tidak teratur
  5. Telinga mendenging
  6. Tangan dan kaki terasa dingin.

Apa itu Kode ICD 10 Anemia?

Sebelum mengetahui apa itu ICD 10 anemia, ada baiknya mengenal terlebih dahulu tentang ICD. Dikutip melalui American Academy of Skilled Coders, ICD atau Worldwide Classification of Illness adalah sebuah klasifikasi penyakit internasional yang dibuat untuk mempromosikan komparabilitas internasional dalam pemrosesan, pengumpulan, penyajian, dan klasifikasi statistik kematian.

ICD dirancang oleh World Well being Group (WHO). ICD 10 mengacu kepada klasifikasi penyakit internasional edisi kesepuluh. ICD 10 anemia adalah analysis yang diberikan dokter kepada penderita anemia.

Jenis-jenis Kode ICD 10 Anemia

Penggunaan kode ICD 10 anemia, dilakukan karena anemia memiliki beberapa jenis berbeda. Berikut ini jenis anemia beserta kode ICD 10 anemia terkait yang dikutip melalui laman Outsources Methods Worldwide.

ICD 10 Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang muncul diakibatkan oleh kurangnya cadangan besi dalam tubuh sehingga menyebabkan persediaan besi berkurang. Hal ini mempengaruhi pembentukan hemoglobin karena ikut berkurang. Anemia defisiensi besi paling sering ditemui, terutama pada negara tropis. Berikut ini kode ICD 10 untuk anemia defisiensi besi:

  • D50 merupakan kode untuk anemia defisiensi besi
  • D50.0 merupakan kode untuk anemia defisiensi besi akibat dari kehilangan darah
  • D50.1 merupakan kode untuk anemia akibat dari disfagia sideropenik
  • D50.8 merupakan kode untuk anemia akibat defisiensi lain
  • D50.9 merupakan kode untuk anemia akibat dari defisiensi besi.

ICD 10 Anemia Defisiensi Vitamin

Anemia defisiensi vitamin adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya vitamin B12 dan folat yang dibutuhkan oleh darah. Berikut ini kode ICD 10 untuk anemia defisiensi vitamin:

  1. D51 merupakan kode untuk anemia defisiensi vitamin B12
  2. D52 merupakan kode untuk anemia defisiensi folat
  3. D53 merupakan kode untuk anemia defisiensi nutrisi.

ICD 10 Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, terkait pemecahan pada eritrosit di dalam pembuluh darah, padahal belum waktunya mengalami pemecahan.

  1. D55 merupakan kode untuk anemia akibat dari gangguan enzim.
  2. D56 merupakan kode untuk anemia akibat dari thalasemia
  3. D57 merupakan kode untuk anemia akibat dari sel sabit
  4. D58 merupakan kode untuk anemia akibat dari hemolitik herediter
  5. D59 merupakan kode untuk anemia akibat dari hemolitik.

ICD 10 Anemia Aplastik

Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang belakang, sehingga sel darah merah yang mati tidak digantikan. Anemia aplastik disertai dengan pansitopenia pada darah. Hal ini disebabkan oleh kelainan pada sumsum tulang tanpa adanya supresi dan infiltrasi. Berikut ini kode ICD 10 anemia aplastik:

  1. D60 merupakan kode untuk anemia yang disebabkan oleh aplasia sel darah merah murni
  2. D61 merupakan kode untuk anemia aplastik dan sindrom kegagalan sumsum tulang
  3. D62 merupakan kode untuk anemia akut yang disebabkan oleh pendarahan
  4. D63 merupakan kode untuk anemia akibat dari penyakit kronis
  5. D64 merupakan kode untuk anemia jenis lainnya.

Demikian yang dapat detikHealth sampaikan mengenai ICD 10 anemia. Semoga bermanfaat!

Simak Video “Siapa Sangka Buah Jeruk Bisa Cegah Anemia!
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

6 Manfaat Senam Kegel untuk Tubuh Beserta Cara Terapkan Gerakannya

Jakarta

Senam merupakan salah satu cara agar badan tetap sehat dan bugar. Saat ini ada banyak sekali jenis senam yang bisa dilakukan, salah satunya senam kegel.

Biasanya senam kegel dilakukan oleh para wanita, khususnya bagi ibu hamil. Namun nyatanya, senam kegel juga bisa dilakukan oleh laki-laki. Bahkan, manfaatnya sangat baik untuk kesehatan sistem reproduksi.

Lantas, apa manfaat senam kegel bagi tubuh? Lalu seperti apa gerakan senam kegel? Simak penjelasan dan contohnya secara lengkap di bawah ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Senam Kegel

Senam kegel (kegel train) adalah senam kebugaran untuk menguatkan otot-otot di sekitar panggul. Mengutip situs My Cleveland Clinic, otot panggul sangat penting karena berperan sebagai penyangga organ tubuh seperti rahim, kandung kemih, hingga rektum.

Selain itu, otot panggul juga dapat digunakan untuk menahan air kencing keluar dari tubuh, hal ini cukup membantu jika sedang di perjalanan dan sulit menemukan bathroom. Lalu, otot panggul juga dapat mencegah terjadinya pipis di celana atau mengeluarkan gasoline (kentut) secara tidak sengaja.

Dalam buku Senam Kecantikan oleh Linda Ratna, senam kegel diciptakan oleh seorang dokter ginekologis dari Amerika Serikat, yakni dr Arnold Henry Kegel pada tahun 1940. Pada awalnya, senam kegel bertujuan untuk mengatasi masalah inkontinensia, yakni kesulitan menahan kencing hingga sering mengompol.

Namun, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa senam kegel dapat membantu menstimulasi organ seksual. Lalu, otot panggul yang kuat karena rutin senam kegel juga dapat melenturkan jaringan perineum saat proses melahirkan.

Manfaat Senam Kegel untuk Tubuh

Ada sejumlah manfaat yang didapat dari melakukan senam kegel secara rutin. Dikutip dari berbagai sumber, berikut manfaat senam kegel untuk tubuh.

1. Mempermudah Proses Persalinan

Apabila detikers sedang hamil dan menjelang masa persalinan, dianjurkan untuk melakukan senam kegel. Sebab, senam ini dapat melancarkan proses persalinan.

Hal ini disebabkan oleh otot-otot di pinggul yang semakin kuat, hal ini dapat mencegah risiko robeknya perineum. Dengan begitu, proses persalinan diharapkan dapat berjalan lancar.

2. Mencegah Perineum Robek

Dalam buku Rahasia Kedahsyatan Fungsi Seksual oleh Adi D. Tilon, melakukan senam kegel bagi ibu hamil dapat membantu mencegah perineum robek. Perlu diketahui bahwa perineum adalah jaringan tipis kulit yang letaknya berada di antara anus dan vagina.

Sebenarnya, robekan kecil pada perineum wanita bisa sembuh seiring berjalannya waktu. Namun jika robekannya besar, hal ini dapat merusak otot dasar panggul atau sfingter anus di sekitar perineum. Hal ini menyebabkan kamu jadi susah buang air kecil, buang air besar, atau berhubungan seksual.

3. Membantu Memulihkan Pasca Melahirkan

Tak hanya dilakukan saat hamil, senam kegel juga bisa diterapkan pasca melahirkan. Sebab, senam kegel dapat membantu merapatkan vagina setelah melahirkan, terutama bagi detikers yang melahirkan secara regular.

Saat proses melahirkan, sejumlah otot akan mengalami longgar atau melar. Nah, melakukan senam kegel dapat membantu mempercepat miss V kembali ke bentuk semula.

4. Membantu Masalah Urinasi

Apakah detikers terlalu sering buang air kecil? Jika iya, cobalah untuk melakukan senam kegel. Sebab, senam kegel dapat mengurangi risiko masalah urinasi. Senam ini juga dapat membantu orang yang kesulitan menahan kencing ketika bersin, batuk, atau tertawa terbahak-bahak.

5. Meminimalisir Ambeien

Manfaat lain dari melakukan senam kegel adalah dapat mencegah risiko ambeien atau hemoroid. Perlu diketahui bahwa ambeien merupakan suatu penyakit karena adanya benjolan di sekitar dalam maupun luar anus. Ambeien sering kali bikin tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

6. Meningkatkan Gairah Seksual

Rutin melakukan senam kegel ternyata turut meningkatkan gairah seksual, lho. Bagi pria, senam ini dapat mengencangkan otot panggul di sekitar penis sehingga dapat mengatasi ejakulasi dini hingga disfungsi ereksi.

Lalu, senam kegel juga dapat membantu pria atau wanita untuk merasakan klimaks yang berulang-ulang saat berhubungan intim. Hal ini berkat otot pinggul dan organ intim yang kuat.

Gerakan Senam Kegel yang Benar

Gerakan senam kegel terbilang cukup mudah untuk dilakukan, bahkan untuk detikers yang jarang olahraga sekalipun. Soalnya, senam ini hanya mengandalkan otot dalam.

Walau punya banyak manfaat untuk perempuan, namun senam kegel juga bisa dilakukan oleh laki-laki. Senam ini dapat dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun terlentang.

Seperti apa gerakan senam kegel yang benar? Simak berikut ini:

1. Ketahui Posisi Otot Panggul

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui di mana posisi otot panggul dan seperti apa rasanya. Bila detikers ragu, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih akibat salah latihan.

2. Menentukan Posisi Senam

Jika sudah mengetahui posisi otot panggul, kini saatnya menentukan posisi senam kegel. Dilansir e-jurnal academia.edu, berikut sejumlah posisi senam kegel:

Berdiri

Jika berdiri, usahakan posisi tubuh tegap dengan tulang punggung lurus agar posisi bahu tidak terkulai.

Berbaring

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan senam kegel dalam posisi berbaring, yaitu:

  • Berbaring dengan posisi nyaman dan santai
  • Letakkan kedua lengan tangan di lantai
  • Angkat tubuh dan pastikan pikiran tetap pada keadaan rileks.

Duduk

Senam kegel juga bisa dilakukan dengan posisi duduk. Kamu bisa duduk di lantai sambil bersila atau duduk di kursi yang nyaman.

3. Lakukan Gerakan Senam Secara Bertahap

Jika posisi tubuh sudah siap, lakukan gerakan senam kegel secara bertahap. Dimulai dari menahan otot panggul bawah selama 5 detik, lalu melepaskannya dalam waktu yang sama.

Lakukan gerakan tersebut sebanyak 4-5 kali dengan meningkatkan durasinya. Misal, dari yang awalnya setiap 5 detik kini menjadi 10 detik.

Untuk hasil yang maksimal, kamu bisa melakukan senam kegel sebanyak tiga kali sehari. Oh ya, jangan lakukan senam ini ketika ingin buang air kecil, sebab dapat melemahkan otot-otot hingga berisiko mengalami infeksi saluran urin.

4. Fokus Menahan Otot Panggul

Saat melakukan gerakan senam kegel, pastikan gerakan tersebut dilakukan dengan teknik yang benar. Usahakan juga fokus menahan otot-otot panggul agar kuat.

Ketika menahan otot panggul, sebisa mungkin bagian otot perut, paha, hingga bokong jangan ikut dikencangkan. Lakukan dengan rileks tanpa perlu menahan napas.

Itu dia penjelasan mengenai senam kegel beserta cara gerakannya yang benar. Jika masih bingung, cobalah untuk melihat tutorial senam kegel di YouTube. Selamat mencoba!

Simak Video “Dampak Positif Merawat Kebersihan Diri pada Kesehatan Psychological Anak
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)