Tag: Cacar

Cuma Homosexual yang Tertular ‘Cacar Monyet’ Mpox? Ini Faktanya

Jakarta

Kasus ‘cacar monyet’ Mpox di Indonesia tercatat terus bertambah, hingga Rabu (22/11/2023) totalnya sudah mendekati 60 kasus, yakni 57 orang. Kementerian Kesehatan RI melaporkan satu kasus di antaranya meninggal dunia dengan riwayat komorbid, atau penyakit penyerta, yang berat.

Sementara sisanya, terpantau dalam kondisi stabil atau bergejala ringan. Lebih dari 30 orang dinyatakan sembuh pasca selesai menjalani isolasi mandiri maupun di RS.

Kemenkes RI merinci pasien Mpox didominasi pria dengan orientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL) yakni sebanyak 35 kasus. Adapula 11 orang biseksual, 7 kasus heteroseksual, dan empat kasus lain sementara tidak diketahui hingga masih dalam tahap investigasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pasien Mpox juga banyak memiliki riwayat penyakit penyerta. Terbanyak ditemukan merupakan orang dengan HIV yakni 39 kasus, 16 kasus juga memiliki riwayat sifilis, dua hipertensi, dua HSV, hingga dua kasus tuberkulosis aktif.

Mengapa Banyak Ditemukan di Kalangan LSL?

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril beberapa waktu lalu sempat menyinggung knowledge kasus Mpox di banyak negara merupakan pria dengan orientasi seksual LSL, hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan surveilans ketat di kalangan tersebut. Terlebih, kasus positif pertama yang ditemukan merupakan LSL.

Meski begitu, menurutnya, penularan tidak serta merta hanya bisa terjadi pada LSL. Sebab, transmisi bisa terjadi di luar aktivitas seksual. Selama pasien melakukan kontak erat dengan pasien positif, ada kemungkinan penularan juga terjadi melalui droplet, hingga benda yang terkontaminasi.

“Penularan ini bukan hanya masalah seksual, kelompok lain juga akan menyebabkan penularan sehingga tentu saja pengawasannya kita secara basic. Tentu saja kelompok tertentu tadi menjadi perhatian, karena knowledge di dunia begitu,” beber Syahril.

Ada 7 Kasus Heteroseksual

Sejalan dengan penemuan Kemenkes RI yang belakangan mencatat tujuh kasus pria heteroseksual. Meski sumber penularannya masih didalami, dipastikan pasien tersebut tidak tertular melalui aktivitas seksual.

Ada sejumlah penularan yang kemudian perlu diwaspadai menurut spesialis penyakit dalam dr Khie Chen dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pertama, sentuhan fisik meskipun tidak melakukan aktivitas seksual, droplet atau semburan jarak dekat, penggunaan barang bersama seperti salah satunya handuk. B

“Jadi kontak itu bukan seperti lewat udara, dopret masih bisa terjadi, tapi tidak lewat udara seperti COVID,” beber dia dalam konferensi pers Rabu (23/11).

NEXT: Bukan Penyakit Menular Seksual

Simak Video “Catat! Ini yang Perlu Dilakukan untuk Tekan Kasus Mpox karena LSL
[Gambas:Video 20detik]

Daftar Gejala Cacar Monyet ‘Mpox’, Ini yang Paling Banyak Dikeluhkan Pasien


Jakarta

Indonesia mencatat kenaikan kasus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) beberapa waktu terakhir. Laporan terakhir dari Kementerian Kesehatan RI, kini Indonesia telah mencatat complete 34 kasus Mpox, terkonfirmasi sejak kasus teridentifikasi di 13 Oktober 2023. Sementara, kasus pertamanya muncul pada pertengahan 2022.

Sebelumnya Kemenkes juga sempat melaporkan, kasus Mpox ini banyak menular melalui kontak seksual, terutama aktivitas seks berisiko. Gejala yang paling banyak dilaporkan berupa lesi pada kulit.

Sejalan dengan itu Ketua Satgas Mpox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Hanny Nilasari, SpDVE memaparkan daftar gejala yang ditemukan pada pasien cacar monyet. Menurutnya, walaupun gejala yang paling banyak muncul adalah ruam pada kulit, tak selalu gejala lesi disebabkan oleh infeksi cacar monyet. Maka dari itu, jika seseorang mengalami lesi pada kulit, penting untuk diidentifikasi lebih dulu oleh petugas medis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dari satu penelitian yang dilaporkan melalui Journey Medical Illness, suatu jurnal kedokteran di tahun 2022. Dari sejumlah information pasien yang terkonfirmasi yaitu 4.080 orang saat itu, saat ini sudah 9 ribuan lebih yang sudah terkonfirmasi,” ungkapnya perihal sumber daftar gejala Mpox pada 2022, dalam konferensi pers digital, Selasa (7/11/2023).

“Ternyata ruam kulit menjadi masalah yang paling banyak ditemukan oleh para tenaga medis atau teman-teman dokter di fasilitas kesehatan. Kemudian diikuti oleh 62 persen limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Diikuti juga oleh demam adanya meriang atau demam,” imbuh dr Hanny.

Dalam paparannya, berikut daftar gejala yang dikeluhkan pasien Mpox beserta persentase kasusnya sepanjang 2022 dengan complete kasus sebanyak 4.080:

  • Ruam: 70 persen
  • Limfadenopati: 62 persen
  • Demam: 62 persen
  • Arthalgia: 11 persen
  • Perdarahan rektum: 9 persen

Simak Video “Gejala Awal Pasien Baru Cacar Monyet di DKI Sempat Dikira Jerawat
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)

Ada 27 Pasien Cacar Monyet ‘Mpox’ di RI, 18 di Antaranya Idap HIV


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI melaporkan penambahan tiga kasus cacar monyet atau Mpox di DKI pada Senin (30/10/2023). Kini complete keseluruhan kasus cacar monyet di Indonesia ada 27 kasus.

“Tiga kasus baru, tiga-tiganya dari DKI Jakarta,” beber Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, Kemenkes RI saat dihubungi Selasa (31/10).

Dari complete tersebut, 18 pasien di antaranya diketahui mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV). Selain HIV, ada lima pasien lainnya mengidap sifilis, dan dua orang mengidap hipertensi atau darah tinggi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 42 persen dari complete seluruh kasus didominasi usia 25 hingga 39 tahun. Sementara yang berusia 18 hingga 24 tahun tercatat lebih rendah, yakni sebanyak 12 persen.

“Seluruhnya menular melalui kontak seksual,” beber Maxi.

Sebelumnya, dr Maxi menyebut mengacu pada perhitungan ahli epidemiolog, kasus cacar monyet atau Mpox sebenarnya di lapangan lebih tinggi dibandingkan jumlah yang ditemukan dari hasil tracing dan kontak erat. Hal ini berkaitan dengan keterbukaan populasi kelompok berisiko.

Perhitungan ini menggunakan metode yang didasarkan dengan tren kasus Mpox sebelumnya di Inggris. Estimasi mereka dalam setahun kasus Mpox di Indonesia bisa melampaui 3 ribu kasus.

“Kami kemarin mengundang para epidemiolog, mereka mencoba menggunakan price yang terjadi di Inggris itu, mereka memperkirakan kasus kita itu, dengan jumlah populasi kunci itu bisa sampai 3.600 orang,” beber dr Maxi dalam konferensi pers Kamis (26/10).

Simak Video “17 Kasus Mpox di DKI, Tertular Lewat Kontak Seksual
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Sederet Gejala Pasien Cacar Monyet ‘Mpox’ di DKI, Demam-Muncul Lesi

Jakarta

Kementerian Kesehatan RI melaporkan ada kasus baru cacar monyet atau Mpox di DKI Jakarta. Pada 23 Oktober, tercatat ada satu kasus baru. Whole pasien Mpox kini complete ada 8 orang.

“Positif complete ada 8 orang, kasus positif aktif tujuh orang,” ungkap juru bicara Kemenkes RI dr Mohammad Syahril kepada detikcom, Senin (23/10/2023). Sembari ia menambahkan, di samping pasien tersebut, ada empat pasien suspek yang mengalami gejala dan diduga terkena Mpox.

Diketahui, kasus Mpox pertama kali ditemukan di DKI Jakarta pada Agustus 2022. Pasien yang terkonfirmasi saat itu telah dinyatakan sembuh. Sementara saat ini, masih terdapat tujuh pasien aktif Mpox yang menjalani isolasi di rumah sakit. Diperkirakan, proses penyembuhan Mpox membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga pekan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Syahril juga menyebut, seluruh pasien Mpox yang tercatat kini adalah laki-laki berusia 25 hingga 35 tahun.

“Rentang usia pasien cacar monyet dewasa muda dan semuanya laki-laki. Kini semua pasien dalam perawatan biasa dan keadaannya umum baik,” tutur dr Syahril.

Daftar Gejala yang Dialami Pasien Mpox

Dalam kesempatan sebelumnya, Kabid P2P Dinkes DKI Jakarta dr Dwi Oktavia, MEpid sempat menjelaskan ada berbagai gejala yang dialami pasien Mpox di Jakarta. Beberapa di antaranya yakni lesi dan demam.

Berikut daftar gejala Mpox pada pasien di Jakarta:

  • Lesi
  • Demam
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Nyeri tenggorokan
  • Myalgia
  • Ruam
  • Sulit menelan
  • Nyeri anogenital
  • Sakit punggung
  • Menggigil
  • Arthralgia
  • Lelah
  • Mual
  • Batuk
  • Mata nyeri
  • Asthenia
  • Diare
  • Radang di genital

NEXT: Tantangan deteksi cacar monyet

5 Fakta Cacar Monyet, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan baru kasus cacar monyet di Indonesia. Kasus cacar monyet di Jakarta disebut tertular dari transmisi lokal.

Cacar monyet, yang dikenal juga dengan istilah monkeypox atau mpox, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, bagian dari kelompok Orthopoxvirus. Penyakit ini menular dari hewan seperti monyet, tikus, dan tupai, namun juga dapat menular dari perorangan.

Saat ini, tercatat ada dua kasus cacar monyet yang muncul di Indonesia. Laporan kasus cacar monyet terbaru pada 14 Oktober 2023 lalu mengungkapkan pasien didiagnosis mengidap cacar monyet setelah sebelumnya mengeluhkan jerawat yang muncul pada wajah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta soal cacar monyet di Indonesia.

1. Kasus Cacar Monyet di Jakarta

Kemenkes RI mengkonfirmasi sudah ada dua kasus cacar monyet yang muncul di Indonesia. Anggota Tim Kerja Direktorat dan Kekarantinaan Kemenkes Chita Septiawati mengungkapkan kedua pasien cacar monyet tersebut berada di Jakarta.

“Belum lama ini, kemarin kita mendapat laporan kembali satu kasus sehingga sampai pada hari ini kita mempunyai dua kasus konfirmasi [cacar monyet] yang kebetulan keduanya berada di Jakarta,” ujarnya dalam webinar daring, Senin (16/10/2023).

Pada salah satu kasus yang dilaporkan 14 Oktober 2023 lalu, pasien datang dengan keluhan jerawat di wajah. Tapi setelah diperiksa, jerawat tersebut ternyata merupakan bintil yang muncul akibat cacar monyet.

“Nah ini adalah kasus yang ditemukan di Indonesia, usianya 30 tahun, awalnya datang dengan keluhan jerawat di wajah ya baru 2 hari. Tapi kemudian pasien belum pernah ada keluhan jerawat sebelumnya,” terang Dr dr Windy Keumala Budianti, SpKK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Gejala Cacar Monyet

Dikutip dari Mayo Clinic, cacar monyet dapat menimbulkan gejala yang mirip flu, di antaranya demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.

Cacar monyet juga memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, seperti ruam pada kulit yang dapat menyebar ke berbagai bagian pada tubuh.

3. Beda Cacar Monyet dan Cacar Air

Meski sekilas terlihat mirip, cacar monyet dan cacar air memiliki beberapa perbedaan. Pertama, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, sementara cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster.

Dari segi gejala, cacar monyet memiliki tanda khas yakni pembengkakan pada kelenjar getah bening. Hal ini mengakibatkan munculnya benjolan pada space tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan.

Bintil yang ditimbulkan kedua penyakit tersebut juga berbeda. Pada cacar monyet, bintil pada kulit berisi nanah, sementara pada cacar air bintil berisi cairan yang disebut lenting.

Muncul Lagi! Malaysia Laporkan 2 Kasus Baru Mpox ‘Cacar Monyet’


Jakarta

Kementerian Kesehatan Malaysia mengkonfirmasi dua kasus positif infeksi cacar monyet atau mpox. Kasus tersebut terjadi pada akhir Juli 2023 lalu.

Dalam keterangan tertulis pada Jumat (25/8/2023), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan mengungkapkan kasus pertama cacar monyet ini terkonfirmasi pada 26 Juli 2023. Itu terjadi pada pria warga negara asing (WNA) yang tinggal dan bekerja di Malaysia sejak April 2022.

Radzi mengatakan pria tersebut sempat melakukan perjalanan pada 6 Juli ke negara yang banyak melaporkan kasus cacar monyet. Dan dia kembali ke Malaysia pada 10 Juli.

“Dia mulai menunjukkan gejala pada 19 Juli, dan muncul lepuh pada 23 Juli,” terang Radzi dalam keterangannya yang dikutip dari The Star, Senin (28/8).

“Dia diisolasi dan dipulangkan pada 10 Agustus, setelah sembuh whole tanpa komplikasi,” sambung dia.

Kasus kedua terjadi pada seorang pria lokal. Ia mengalami gejala saat di karantina karena memiliki kontak dekat dengan kasus indeks.

Radzi mengungkapkan pria kasus kedua itu menjalani karantina pada 27 Juli, dan dipastikan positif terkena cacar monyet pada 29 Juli. Pasien kedua ini masih dalam keadaan sehat selama diisolasi.

“Semua kontak dekat pasien pertama telah diidentifikasi dan standing kesehatan mereka dipantau. Tidak ada yang menunjukkan gejala infeksi cacar monyet, kecuali pasien kedua,” jelasnya.

Simak Video “WHO Cabut Standing Kedaruratan World Cacar Monyet
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Adakah Cara Mengobati Cacar Air Agar Cepat Kering dan Hilang? Ini Jawabannya

Jakarta

Cacar air adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Infeksi virus ini menyebabkan gatal dan ruam.

Umumnya, cacar air diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun. Tapi, pada beberapa kasus, cacar air juga diderita oleh orang dewasa. Lantas, adakah cara mengobati cacar air agar cepat kering dan hilang?

Cara Mengobati Cacar Air

Menurut situs Kemenkes, cacar air bisa sembuh dengan sendirinya. Senada dengan hal itu, menurut Medical Information At this time, tidak ada obat untuk cacar air, namun ada pengobatan alami yang bisa membantu mengatasi gejalanya.

1. Mandi dengan Oatmeal

Mengutip Healthline, mandi oatmeal bisa menenangkan kulit dan menghilangkan rasa gatal karena cacar air. Jangan khawatir, mandi tidak akan menyebarkan cacar menyebar ke satu bagian kulit ke bagian lainnya. Begini cara pemakaiannya:

-Gunakan satu cangkir oatmeal atau 1/3 cangkir untuk bayi atau anak kecil. Kamu bisa menghancurkan oatmeal dengan meals processor atau penggiling kopi supaya serpihannya menjadi sangat kecil.
-Tuang air hangat ke bak mandi. Coba tuang satu sendok makan oatmeal bubuk ke dalam segelas air hangat. Jika warna air menjadi seperti susu, berarti oatmeal sudah cukup halus.
-Tuang oatmeal ke bak mandi. Rendam selama maksimal 20 menit

2. Soda Kue

Selain oatmeal, kamu juga bisa menggunakan soda kue untuk meredakan gatal karena cacar air. Caranya yaitu sebagai berikut:

-Tuang satu cangkir soda kue ke bak mandi yang dangkal dengan air suam-suam kuku
-Rendam selama 15-20 menit.

3. Oleskan Losion Kalamin

Losion kalamin bisa membantu mengurangi rasa gatal karena mengandung sifat menenangkan kulit. Salah satunya seng oksida.

Kamu bisa mengoleskan losion kalamin menggunakan jari yang bersih atau kapas. Kemudian oleskan pada space kulit yang gatal. Namun, jangan oleskan losion ini pada space mata.

4. Kompres dengan Es

Gejala cacar air juga bisa diredakan dengan es. Caranya, bungkus es dengan handuk. Lalu, tempelkan dengan lembut ke kulit yang terkena cacar air.

5. Kompres dengan Teh Kamomil

Teh kamomil bisa menenangkan space cacar air yang gatal. Teh ini mengandung efek antiseptik dan anti-inflamasi. Caranya adalah:

  1. Seduh dua sampai tiga kantong teh kamomil, lalu biarkan dingin
  2. Celupkan kapas lembut atau waslap ke teh dan usapkan ke space kulit yang gatal
  3. Tepuk-tepuk kulit dengan lembut sampai kering

6. Jaga Kebersihan Kulit

Selain dengan melakukan berbagai perawatan yang telah disebutkan, perlu untuk menjaga kebersihan kulit. Setelah mandi, keringkan tubuh perlahan menggunakan handuk.

Pastikan untuk mengurangi infeksi bakteri, yaitu dengan membersihkan kulit dengan air dan sabun yang lembut, selalu menjaga kebersihan tangan, potong kuku agar tidak melukai kulit dan jaga pakaian tetap kering. Untuk mencegah anak menggaruk dan melukai kulit saat tidur, kenakan juga sarung tangan atau kaus kaki dengan bahan yang lembut.

Gejala Cacar Air

Ruam cacar air biasanya akan hilang sepenuhnya dalam waktu 14 hari. Gejalanya muncul 10-21 hari setelah tubuh terpapar virus Varicella. Berikut beberapa tanda atau gejala cacar air:

  1. Demam
  2. Pusing
  3. Lemas
  4. Nyeri tenggorokan
  5. Selera makan menurun
  6. Ruam merah, biasanya dimulai dari perut, punggung, wajah dan bisa menyebar ke seluruh tubuh.

Ada tahap-tahap perkembangan ruam sebelum sampai pada tahap penyembuhan. Ketiga tahap itu berupa:

  1. Ruam merah menonjol
  2. Ruam seperti luka berisi cairan yang bisa pecah
  3. Luka lepuh yang pecah menjadi kerak kering. Luka ini bisa hilang dalam waktu beberapa hari.

Itulah beberapa pengobatan untuk meredakan gejala cacar air. Semoga informasi ini membantumu.

Simak Video “Tetap Waspada Meski Standing Darurat Cacar Monyet Dicabut WHO
[Gambas:Video 20detik]
(elk/fds)

Kenali Gejala Cacar Air dan Cara Penanganannya yang Tepat

Jakarta

Cacar air merupakan suatu penyakit yang menyerang kulit dan dapat menular ke sesama manusia. Cacar air menyebabkan ruam merah melepuh pada kulit sehingga bikin gatal-gatal, lalu lama-kelamaan akan mengering.

Umumnya, kasus cacar air terjadi pada anak-anak. Oleh sebab itu, bagi detikers yang telah mempunyai anak-anak harus waspada terhadap cacar air.

Lantas, apa saja gejala cacar air? Lalu bagaimana cara penanganannya yang tepat? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Cacar Air?

Cacar air adalah infeksi yang menyebabkan ruam dan melepuh pada kulit, sehingga terasa sangat gatal. Mengutip situs Cleveland Clinic, cacar air disebabkan oleh virus bernama varicella-zoster.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, cacar air banyak menyerang anak-anak. Hal ini disebabkan mereka belum mendapatkan vaksin cacar air, sehingga mudah terpapar.

Yap, cacar air merupakan penyakit yang mudah menular ke orang lain. Maka dari itu, salah satu pencegahan yang cukup ampuh agar anak-anak tidak tertular cacar air adalah dengan divaksin.

Apabila seseorang telah terkena cacar air, maka ia tidak akan tertular lagi dari orang lain. Namun sebagai catatan, orang tersebut telah divaksinasi sejak kecil.

Jika tidak, maka cacar air bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa sekalipun. Bahkan, gejala yang dirasakan oleh orang dewasa saat terkena cacar air dapat lebih parah lagi.

Penyebab Cacar Air

Dilansir situs Centre for Well being Safety Hong Kong, penyebab utama seseorang terkena cacar air adalah virus varicella-zoster (VZV). Dalam sebagian besar kasus, orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien cacar air juga bisa terinfeksi.

Adapun sejumlah metode penularan cacar air, yakni bisa melalui air liur, batuk, bersin, dan kontak dengan cairan lepuh. Sayangnya, virus ini dapat menetap di dalam tubuh dan bisa timbul lagi bertahun-tahun kemudian sebagai herpes zoster (penyakit kulit herpes).

Gejala Cacar Air

Mengutip situs Mayo Clinic, adapun gejala cacar air pada seseorang yakni sebagai berikut:

  • Demam
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit kepala
  • Kelelahan dan merasa tidak sehat

Setelah ruam cacar air muncul, pasien cacar air akan melewati tiga fase ini:

  • Muncul benjolan yang disebut papila yang pecah selama beberapa hari.
  • Terdapat lepuhan kecil berisi cairan yang disebut vesikel. Lepuh ini terbentuk sekitar 1 hari kemudian pecah.
  • Muncul kerak dan keropeng menutupi lepuh yang pecah.

Perlu diketahui, ruam akibat cacar air muncul sekitar 10-21 hari setelah terpapar virus varicella-zoster. Lalu, ruam di kulit dapat berlangsung selama 5-10 hari.

Komplikasi Cacar Air

Dalam sejumlah kasus, cacar air juga bisa menimbulkan masalah serius lainnya, sehingga detikers harus tetap waspada. Adapun sejumlah komplikasi akibat cacar air, yakni sebagai berikut:

  • Infeksi kulit, jaringan lunak, tulang, sendi atau aliran darah yang disebabkan oleh bakteri.
  • Dehidrasi.
  • Pneumonia, yaitu penyakit pada salah satu atau kedua paru-paru.
  • Pembengkakan otak atau disebut ensefalitis.
  • Poisonous shock syndrome, yaitu komplikasi berbahaya dari beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
  • Sindrom reye, yaitu penyakit yang menyebabkan pembengkakan di otak dan hati. Ini bisa terjadi pada anak-anak dan remaja yang mengkonsumsi aspirin selama cacar air.
  • Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, cacar air dapat menyebabkan kematian.

Cara Menangani Cacar Air

Apabila si kecil terkena cacar air, jangan panik dahulu. Sebab, ada sejumlah cara penanganan cacar air yang tepat, sehingga dapat membantu sang anak cepat sembuh.

Berikut cara menangani pasien cacar air secara baik dan tepat:

  • Jika demam, usahakan banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
  • Kenakan sarung tangan katun yang bersih sealam tidur untuk mencegah menggaruk ruam di kulit.
  • Anak yang terserang cacar air harus tinggal di rumah dan tidak boleh pergi ke luar hingga ruam benar-benar mengering.
  • Mandi air hangat.
  • Mengenakan pakaian yang ringan dan lembut.

Kapan Harus Pergi ke Dokter?

Apabila cacar air tak kunjung sembuh dan disertai berbagai penyakit lainnya, maka pasien harus segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Berikut sejumlah tanda-tanda pada pasien cacar air yang harus diwaspadai, agar kamu bisa sigap untuk membawanya ke rumah sakit:

  • Merasakan sakit dan sakit kepala parah.
  • Memiliki luka di space mata.
  • Memiliki luka yang membesar atau terdapat nanah di dalamnya.
  • Mengalami kesulitan bernapas atau bernapas sangat cepat.

Sebagai informasi, pasien cacar air umumnya akan sembuh setelah 5-7 hari, hal ini seiring dengan daya tahan tubuh yang kembali membaik. Dokter biasanya akan meresepkan sejumlah obat sesuai gejala yang muncul, seperti obat gatal, obat nyeri, serta obat demam.

Nah, itu dia penjelasan mengenai gejala cacar air beserta penyebab dan cara penanganannya yang tepat. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!

Simak Video “Tetap Waspada Meski Standing Darurat Cacar Monyet Dicabut WHO
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)