Tag: Cuma

Curhat Warga Kosel Alasan Ogah Punya Anak, Bukan Cuma soal Duit

Jakarta

Korea Selatan dilanda penurunan angka kelahiran saking banyaknya warga memilih untuk tidak memiliki anak. Sebenarnya, apa sih alasan di balik keogahan warga di sana untuk membesarkan anak? Ternyata bukan cuma masalah tak punya cukup uang, ada hal-hal lain yang berhasil terungkap oleh pemerintah Korsel.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan mengundang enam pasangan muda yang berencana untuk tidak memiliki anak, dalam pertemuan di Seocho-gu, Seoul Selatan. Di sana, para pasangan mengakui bahwa alasan utama mereka untuk tidak memiliki anak adalah persaingan ketat di dunia pendidikan dan masalah keuangan.

“(Orang tua) terus-menerus membandingkan anak-anak dari pesta ulang tahun pertama mereka, bahkan anak mana yang mulai berjalan. Saya rasa saya tidak bisa mengikuti kompetisi yang tiada habisnya ini,” kata salah satu peserta dikutip dari The Straits Instances, Selasa (19/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat pertemuan tersebut, Kementerian berupaya mencari ide-ide kebijakan dengan harapan, ke depannya bisa mengatasi masalah anjloknya angka kelahiran di Korea Selatan.

Beberapa peserta juga buka-bukaan perihal sulitnya masuk perguruan tinggi yang dimulai sejak usia amat muda. Menurut mereka, di mata para orang tua, segala sesuatu menjadi bahan untuk dibanding-bandingkan dengan keluarga lain.

Salah satu peserta di pertemuan tersebut menyebut, dirinya pernah menemukan pasutri yang secara membeli mobil mahal dengan harga melebihi batas kemampuan finansial mereka. Dengan tujuan, anak-anak mereka tidak ‘kehilangan muka’ di lingkungan pergaulannya.

“Ada sebagian orang yang menyebut siswa dengan kehadiran sempurna sebagai ‘kemiskinan sempurna’, artinya mereka tidak bolos sekolah satu hari pun karena keluarganya tidak punya uang untuk jalan-jalan,” kata peserta lainnya.

“Harus ada sesuatu yang dilakukan mengenai budaya perbandingan di kalangan anak-anak,” tuturnya lebih lanjut.

Simak Video “Singgung soal Penurunan Angka Kelahiran di Korut, Kim Jong Un Nangis
[Gambas:Video 20detik]

Bukan Cuma Varian Baru, Ternyata Ini Alasan Kasus COVID-19 di RI Ikut Melonjak

Jakarta

Susul Singapura dan Malaysia, tren kasus COVID-19 di Indonesia dilaporkan meningkat signifikan. Dari semula berkisar 30 sampai 40 kasus dalam sepekan, saat ini kasus mingguan mencapai 267 pasien di periode 28 November hingga 2 Desember 2023.

Bukan tanpa alasan, peningkatan kasus COVID-19 dibarengi dengan kenaikan jumlah testing. Di sisi lain, ada dugaan varian baru yang memicu tingkat transmisi atau penularan lebih cepat dan lebih mudah menginfeksi.

“Ada beberapa faktor penyebab kenaikan kasus COVID-19, pertama adanya peningkatan kewaspadaan gejala pneumonia seperti yang merebak di China, salah satu yang juga diperiksa jika ada keluhan batuk, pilek, kan tes COVID-19, ini gejala awalnya sama, otomatis pasti terjadi peningkatan deteksi,” tutur dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (4/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Meningkatnya juga kewaspadaan di masyarakat, tetapi peningkatan ini bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan karena kasus kematian, pasien yang dirawat atau sakit berat tidak ada perubahan, di bawah 5 kasus per minggu.”

Bahkan, dr Nadia menyebut beberapa kali Indonesia mencatat nihil kasus kematian pasca standing kegawatdaruratan COVID-19 dicabut beberapa bulan lalu. Sebagai kehati-hatian, masyarakat diminta untuk menunda terlebih dulu bepergian ke negara dengan catatan kasus COVID-19 tinggi.

Namun, bila keperluan pergi ke luar negeri dalam kebutuhan mendesak, sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19. Pemerintah juga disebutnya memilih tidak menutup masuk kedatangan warga negara asing dari negara dengan lonjakan kasus COVID-19, lantaran statusnya tidak lagi berada di fase pandemi.

“Kita tidak perlu khawatir kemudian menutup pintu masuk, karena pandemi COVID-19 sudah dicabut dan setiap saat negara harus berdampingan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang terus bisa bermutasi, tetapi dia lama-lama melemah,” terang dr Nadia menegaskan mutasi tidak selalu membuat virus menjadi ‘ganas’.

Meski begitu, pihaknya menekankan Indonesia tetap memantau kondisi WNA di Tanah Air, memastikan beraktivitas dengan aman tanpa berisiko memicu penularan COVID-19 meluas.

NEXT: Varian Apa yang Dominan di RI?

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]

Bukan Cuma Singapura, Kasus COVID-19 di Malaysia Naik 57,3 Persen!


Jakarta

Tidak hanya Singapura, Malaysia juga melaporkan peningkatan signifikan kasus COVID-19, mencapai 57,3 persen. Namun, angkanya masih jauh lebih rendah ketimbang laporan di Negeri Singa, yakni dalam periode 19 hingga 25 November tercatat sebanyak 3.626 kasus, meningkat dari periode 12 hingga 18 November yakni 2.305 pasien.

“Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya sejak pekan lalu, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen,” tutur Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan, dikutip dari media lokal Malaysia, The Star, Senin (4/12/2023).

“Telah dilaporkan delapan klaster aktif COVID-19 dengan whole 121 kasus,” sambungnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar kasus ditemukan menyerang usia 20 hingga 40 tahun. Kabar baiknya, 98 persen dari whole keseluruhan pasien COVID-19, hanya mengeluhkan gejala ringan.

“Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga kini 7.248 klaster. Mayoritas adalah klaster yang melibatkan sektor pendidikan,” kata Dr Muhammad Radzi dalam keterangannya kemarin.

Ia menambahkan, tingkat perawatan pasien COVID-19 ke fasilitas kesehatan meningkat menjadi 2,9 persen per 100.000 penduduk pada Juli, dibandingkan 2 persen pada Juni.

“Angka ini sudah termasuk kasus suspek dan infeksi terkonfirmasi,” katanya.

Pemerintah Malaysia mendeteksi empat varian Omicron baru.

“Ini semua terdiri dari varian of concern (VOC),” kata Dr Muhammad Radzi.

“Kasus kumulatif yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang dikategorikan VOC dan varian of curiosity (VOI) sebanyak 28.102 kasus.”

Organisasi Kesehatan Dunia telah melaporkan peningkatan varian Omicron baru, dengan BA.2.86 pertama kali dilaporkan pada 24 Juli.

“Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya,” tutur Radzi.

Varian yang mendominasi kasus di Malaysia saat ini adalah BA.2.86.

“Kasus-kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan tidak memiliki riwayat pergi ke luar negeri dalam waktu 14 hari setelah gejala muncul.”

“Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan kondisinya stabil. Meski terjadi peningkatan kasus COVID-19, situasi terkendali. Kementerian akan terus memantau situasi dan variannya,” sorotnya.

Petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta diimbau untuk waspada dengan meningkatnya jumlah kasus, terutama pada pasien dengan gejala pernapasan akut dan kelompok risiko tinggi. Ia mengingatkan masyarakat Malaysia untuk melakukan tindakan pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri.

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Cuma Homosexual yang Tertular ‘Cacar Monyet’ Mpox? Ini Faktanya

Jakarta

Kasus ‘cacar monyet’ Mpox di Indonesia tercatat terus bertambah, hingga Rabu (22/11/2023) totalnya sudah mendekati 60 kasus, yakni 57 orang. Kementerian Kesehatan RI melaporkan satu kasus di antaranya meninggal dunia dengan riwayat komorbid, atau penyakit penyerta, yang berat.

Sementara sisanya, terpantau dalam kondisi stabil atau bergejala ringan. Lebih dari 30 orang dinyatakan sembuh pasca selesai menjalani isolasi mandiri maupun di RS.

Kemenkes RI merinci pasien Mpox didominasi pria dengan orientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL) yakni sebanyak 35 kasus. Adapula 11 orang biseksual, 7 kasus heteroseksual, dan empat kasus lain sementara tidak diketahui hingga masih dalam tahap investigasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, pasien Mpox juga banyak memiliki riwayat penyakit penyerta. Terbanyak ditemukan merupakan orang dengan HIV yakni 39 kasus, 16 kasus juga memiliki riwayat sifilis, dua hipertensi, dua HSV, hingga dua kasus tuberkulosis aktif.

Mengapa Banyak Ditemukan di Kalangan LSL?

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril beberapa waktu lalu sempat menyinggung knowledge kasus Mpox di banyak negara merupakan pria dengan orientasi seksual LSL, hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan surveilans ketat di kalangan tersebut. Terlebih, kasus positif pertama yang ditemukan merupakan LSL.

Meski begitu, menurutnya, penularan tidak serta merta hanya bisa terjadi pada LSL. Sebab, transmisi bisa terjadi di luar aktivitas seksual. Selama pasien melakukan kontak erat dengan pasien positif, ada kemungkinan penularan juga terjadi melalui droplet, hingga benda yang terkontaminasi.

“Penularan ini bukan hanya masalah seksual, kelompok lain juga akan menyebabkan penularan sehingga tentu saja pengawasannya kita secara basic. Tentu saja kelompok tertentu tadi menjadi perhatian, karena knowledge di dunia begitu,” beber Syahril.

Ada 7 Kasus Heteroseksual

Sejalan dengan penemuan Kemenkes RI yang belakangan mencatat tujuh kasus pria heteroseksual. Meski sumber penularannya masih didalami, dipastikan pasien tersebut tidak tertular melalui aktivitas seksual.

Ada sejumlah penularan yang kemudian perlu diwaspadai menurut spesialis penyakit dalam dr Khie Chen dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pertama, sentuhan fisik meskipun tidak melakukan aktivitas seksual, droplet atau semburan jarak dekat, penggunaan barang bersama seperti salah satunya handuk. B

“Jadi kontak itu bukan seperti lewat udara, dopret masih bisa terjadi, tapi tidak lewat udara seperti COVID,” beber dia dalam konferensi pers Rabu (23/11).

NEXT: Bukan Penyakit Menular Seksual

Simak Video “Catat! Ini yang Perlu Dilakukan untuk Tekan Kasus Mpox karena LSL
[Gambas:Video 20detik]

Gejala GERD, Dikaitkan Viral Wanita Surabaya Sempat Dikira ‘Cuma’ Sakit Tenggorokan

Jakarta

Seorang wanita di Surabaya viral setelah membagikan kisahnya berjuang melawan penyakit GERD sejak 2018, dan baru ‘sembuh’ pada 2021. Awalnya, gejala yang dialaminya mirip dengan sakit tenggorokan biasa. Ia pun sempat mendapatkan salah prognosis ketika berkonsultasi ke dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Wanita tersebut bernama Jean Bezzy Zetha (37). Ia mengisahkan, awalnya ia mengira dirinya terkena radang tenggorokan biasa. Namun seiring waktu, sakit tenggorokannya semakin memburuk. Ia menggambarkan, rasa sakitnya seperti ditusuk.

“Kalau sakit tenggorokan biasa itu kan, waktu menelan itu sakit gitu ya. Kalau sakit tenggorokan yang aku alami dulu itu, tenggorokan ini rasanya panas, kering terus ada kayak rasa ada yang ditusuk gitu di sebelah kiri, sebelah kiri pangkal tenggorokan ada rasa kayak ditusuk gitu,” ujarnya kepada detikcom, Selasa (24/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah mengunjungi delapan dokter THT, sakit tenggorokan Jean tak kunjung mereda. Baru pada pertemuan dokter kesembilan, Jean mengetahui bahwa penyakit sakit tenggorokan yang diidapnya rupanya disebabkan oleh masalah pencernaan GERD. Dari sana, Jean dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan gastroendoscopy.

Gejala GERD, Termasuk Rasa Panas di Dada

Dalam kesempatan terpisah, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus chairman dari Junior Physician Community Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir atau yang akrab disapa dr Koko sempat menjelaskan pada dasarnya, gastroesophageal reflux illness (GERD) dipicu oleh kelebihan produksi asam lambung, atau sensitivitas dari saluran cerna dalam hal ini esofagus.

dr Koko juga menyebut, gejala GERD paling umum adalah rasa panas di dada dibarengi sensasi asam pada air liur. Kondisi ini bisa dipicu oleh produksi asam lambung berlebih, kelebihan berat badan, serta pola makan tidak teratur.

“Seperti dia ludahnya terasa asam, rasa panas di dada di bagian tengah, kemudian ada juga yang merasa mual, ada yang merasa disertai juga nyeri di saluran cerna termasuk di lambung,” jelasnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

“Itu yang paling dominan nyeri di dada, belakang tulang dadanya, dan juga rasa asam di ludah,” pungkas dr Koko.

Simak Video “Aduh! Saat Puasa GERD Kambuh
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Psychological Gen Z Lebih Lemah dari Milenial Cuma Mitos, Hasil Riset Ungkap Faktanya


Jakarta

Kerap muncul persepsi generasi Z atau mereka yang lahir di tahun 1997 sampai dengan 2012 mentalnya lebih lemah dibandingkan generasi sebelumnya yakni milenial dan X. Hasil survey di 2022 dari Jakpat, yakni aplikasi on-line yang terbiasa melakukan riset dengan para responden di Indonesia, menunjukkan persentase perbedaan masalah psychological di antara generasi cukup signifikan.

Ada 59,1 persen generasi Z yang mengalami gangguan kesehatan psychological, sementara angka lebih kecil berada di generasi milenial yakni 39,8 persen, hanya 24,1 persen generasi X yang dilaporkan mengalami gangguan psychological berdasarkan 1.870 responden.

dr Khamelia Malik dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) menyebut kebanyakan generasi Z dibayangi masalah psychological merupakan hal kompleks. Banyak faktor yang bisa melatarbelakangi laporan tersebut, termasuk isolasi sosial saat pandemi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada yang juga diutarakan Nimaz Dewantary, psikolog klinis. Dirinya melihat laporan generasi Z yang dianggap mentalnya lebih lemah ketimbang milenial dan X perlu dianalisis lebih lanjut.

Pasalnya, semua generasi berisiko mengalami gangguan kesehatan psychological. Bahkan, kasus gangguan psychological misalnya OCD disebut Nimaz sejak tahun 1700 sudah dilaporkan.

“Saat ini memang yang diketahui generasi Z lebih tinggi dalam mereport keluhannya,” beber Nimaz dalam konferensi pers Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober.

Namun, tidak menutup kemungkinan faktor lain yang terlihat menunjukkan generasi Z lebih banyak mengalami masalah psychological adalah tekanan dari media sosial.

“Sebenarnya mungkin bukan lebih banyak, dari dulu memang sudah ada. Tapi ya itu lagi-lagi generasi Z lebih banyak melaporkan keluhan, kaitannya memang tekanannya juga bertambah di media sosial, apa-apa dilihat, kemudian akses untuk tahu tentang kondisi psychological juga lebih banyak,” pungkasnya.

Simak Video “Ini yang Dilakukan Jika Temui Penderita Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Nggak Cuma Nimbun Sampah, Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pertanda Hoarding Dysfunction


Jakarta

Media sosial tengah dibuat ramai oleh sebuah video di TikTok yang memperlihatkan kamar kos berantakan dan penuh dengan sampah. Awalnya, video itu memperlihatkan koridor kos-kosan yang sedang banjir.

Setelah dicari tahu, banjir itu ternyata berasal dari salah satu kamar kos. Saat pintu dibuka, terlihat kamar dalam keadaan sangat berantakan dan penuh dengan tumpukan sampah serta barang tidak berguna. Melihat penampakan tersebut, netizen menduga kalau penghuni kamar mengidap hoarding dysfunction.

Dokter spesialis kejiwaan, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan hoarding dysfunction adalah sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kecenderungan untuk menyimpan atau menimbun benda. Pengidap hoarding dysfunction biasanya memiliki kesulitan untuk membuang benda yang sudah tidak terpakai.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menimbun barang, dr Lahargo mengatakan ada beberapa kebiasaan lain yang bisa menjadi indikasi hoarding dysfunction. Misalnya, memungut barang yang ditemukan di jalan.

“Selain menimbun barang, ada juga (mengumpulkan) benda-benda di jalan. Ada beberapa kasus yang demikian,” ungkapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (6/10/2023).

“Tetapi kembali lagi, pada hoarding itu hanya menimbun dan mengumpulkan tapi tidak mengurusnya dengan benar, tidak menata dan merapikan,” sambungnya.

Sementara itu, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menuturkan pengidap hoarding dysfunction juga memiliki kecenderungan untuk berpikir kalau barang yang ia kumpulkan suatu saat nanti bisa berguna atau memiliki nilai.

“Biasanya ciri khas dia mengumpulkan sesuatu yang sebenarnya tidak dia butuhkan saat itu, dengan pemikiran suatu saat dia membutuhkannya dan itu memiliki nilai di matanya. Sedangkan, di mata orang lain itu tidak ada nilainya atau dalam tanda kutip barang itu sampah,” terangnya.

Sari menambahkan dalam beberapa kasus, pengidap hoarding dysfunction juga ada yang menunjukkan kecenderungan mengumpulkan hewan-hewan terlantar.

“Bisa pada hewan. Ada keinginan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya, entah untuk apa. Tapi di sisi lain, dia tidak bisa bertanggung jawab untuk mengurus apa yang sudah dia kumpulkan,” pungkasnya.

Simak Video “Penjelasan Psikolog soal Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Kerap Bikin Insecure, Ukuran Rata-rata Mr P Regular Ternyata Cuma Segini


Jakarta

Ukuran penis kerap dianggap sebagai tolak ukur kejantanan pria. Banyak yang beranggapan ukuran Mr P yang besar dapat memberikan kepuasaan yang lebih baik saat bercinta. Akibatnya, banyak pria yang merasa penisnya kecil berbondong-bondong mencari cara untuk meng-upgrade ukuran Mr P.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menganggap penisnya kecil, lebih mungkin mengalami masalah hubungan, kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, serta disfungsi ereksi.

Sebenarnya, berapa sih ukuran rata-rata penis regular?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Verywell Well being, panjang penis rata-rata adalah 8,6 cm dan akan bertambah panjang menjadi 13,9 cm dengan ketebalan 11,4 cm saat ereksi.

Salah satu studi pada 2023 menemukan bahwa, rata-rata panjang penis yang ereksi telah meningkat sebesar 25 persen dalam 29 tahun terakhir.

Pada dasarnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran penis. Di antaranya genetik, usia, etnis, dan ras. Hal inilah yang menyebabkan ukuran penis sulit diubah, namun secara alamiah akan bertambah saat seorang pria mengalami ereksi.

Tidak ada korelasi antara ukuran kaki, tinggi, ataupun berat badan seseorang dengan ukuran Mr P yang dimilikinya. Berbagai anggapan tentang hal itu dipastikan cuma mitos.

Perlu diketahui, jangan mencoba meregangkan atau meluruskan lengkungan alami penis saat mengukurnya. Alih-alih mendapatkan ukuran panjang dan ketebalan yang akurat, hal ini malah dapat mengakibatkan cedera pada Mr P.

Simak Video “Klinik Pengobatan Mak Erot Juga Bisa Tangani Keluhan Mr P Patah
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Waspadai Ciri-ciri Asam Urat di Usia Muda, Tak Cuma Dialami Orang Tua


Jakarta

Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya kristal yang dapat menumpuk di persendian. Kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi secara tiba-tiba, atau yang dikenal dengan gout.

Meskipun lebih sering terjadi pada usia paruh baya, asam urat dapat menyerang siapa saja, termasuk anak muda. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di RMD Open, kasus gout meningkat secara international di kalangan individu muda dari tahun 1990 hingga 2019.

Jika tidak ditangani, gout dapat menyebabkan efek jangka panjang pada kesehatan sendi, seperti kerusakan sendi, peradangan kronis, dan gangguan emosional. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah ciri-ciri asam urat di usia muda.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gout biasanya menyerang jempol kaki, tetapi dapat terjadi pada sendi mana pun. Sendi lain yang umumnya terkena dampak adalah pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan jari. Rasa sakitnya mungkin paling parah dalam empat hingga 12 jam pertama setelah timbul.

  • Rasa tidak nyaman yang berkelanjutan

Setelah rasa sakit yang paling parah mereda, beberapa ketidaknyamanan sendi dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Serangan selanjutnya cenderung berlangsung lebih lama dan memengaruhi lebih banyak sendi.

  • Peradangan dan kemerahan
  • Sendi yang terserang menjadi bengkak, lunak, hangat, dan memerah.
  • Mobilitas gerak yang terbatas
  • Seiring dengan perkembangan gout, seseorang mungkin tidak dapat menggerakkan sendi secara regular.

Jika mengalami nyeri yang tiba-tiba dan menyakitkan pada sendi, segera periksakan ke dokter. Gout atau asam urat yang tidak diobati dapat menyebabkan rasa sakit dan kondisi yang lebih parah. Segera dapatkan perawatan medis jika mengalami infeksi yang ditandai dengan demam dan sendi terasa panas serta meradang.

Simak Video “Soal Fenomena Kesurupan Berulang Kali, Psikolog: Harus Ditangani!
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Tak Cuma di Negeri Jiran, Kasus Pasien dengan Susuk Juga Ada di Indonesia

Jakarta

Viral seorang dokter di Malaysia bernama Dr Razif menceritakan pasiennya yang memakai susuk. Dikutip dari Mstar, pasien berusia 60-an tahun itu sampai ke rumah sakit dengan kondisi tubuh lumpuh separuh, tidak bisa berbicara, tetapi masih dalam keadaan sadar.

Untuk mengetahui kondisinya, Dr Razif melakukan serangkaian pemeriksaan pada pasiennya. Mulai dari tes darah hingga x-ray, dan menemukan beberapa jarum susuk di bagian mata, wajah, leher, hingga payudara pasiennya.

Fenomena susuk dalam dunia medis dikenal sebagai corpus alienum. Susuk atau allure needle ini biasanya adalah pin logam yang biasanya terbuat dari perak, emas atau paduannya, berukuran panjang sekitar 5-10mm dan diameter 0,5mm. Kasus penemuan susuk biasanya banyak ditemukan di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura dan Indonesia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susuk diklaim membuat pemakainya semakin cantik, awet muda, meningkatkan kesehatan, menghilangkan rasa sakit.

“Sependek pengetahuan saya sebagai dokter radiologi, kadang kita menemukan gambaran corpus alienum seperti jarum kecil di foto kepala atau sinus yang lokasinya di daerah dagu, bibir atau pipi,” jelas dokter spesialis radiologi dr Prijo Sidipratomo, SpRad(Okay) pada detikcom, Rabu (27/9/2023).

Namun, dr Prijo mengatakan umumnya pasien dengan susuk itu tidak merasa ada yang salah, meski ada benda asing di tubuhnya. Mereka cenderung merasa baik-baik saja.

Berdasarkan jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, umumnya susuk bersifat biokompatibel atau tidak mengganggu tubuh. Tetapi, pada beberapa kondisi kehadiran susuk itu dapat menyebabkan gangguan ringan sampai berat, berupa rasa tidak nyaman sampai rasa sakit yang mengganggu.

Salah satu kasus dialami oleh wanita 38 tahun yang datang ke instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Mulut (IPM), Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Padjadjaran. Ia mengeluh nyeri menusuk dan berdenyut pada sisi kanan wajah, termasuk pipi, hidung, dagu, dan dahi secara tiba-tiba.

Rasa nyeri itu hilang dan timbul kurang lebih selama 3 tahun. Keluhan itu bisa menetap hingga beberapa bulan dan kemudian hilang meski tidak mengkonsumsi obat.

Pasien juga mengaku sempat mengalami bintik-bintik pada rongga mulut, bibir, tenggorokan, wajah, hingga dadanya. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan, kondisi umum pasien cukup baik.

NEXT: Hasil Analysis