Tag: Dikira

Kronologi Wanita 24 Tahun Meninggal Kena Kanker, Gejala Awalnya Dikira Ambeien


Jakarta

Seorang wanita berusia 24 tahun meninggal dunia karena kanker usus stadium 4. Wanita bernama Mia Brehme, di Leigh, Larger Manchester, Inggris, itu awalnya tak sadar dan menganggap kondisi yang dialami merupakan gejala ambeien.

Mia awalnya mengeluhkan perdarahan di dubur pasca melahirkan putrinya yang kini berusia tiga tahun, Kyla Mae. Akan tetapi, perdarahan tersebut terus-menerus dialaminya hingga kondisinya semakin memburuk. Ia juga mengalami gejala kelelahan, mual, diare, hingga sembelit.

Ia menduga perdarahan itu akibat dari ambeien karena sempat melahirkan sebelumnya, mengingat kondisi tersebut umum terjadi pada ibu baru. Menurut Nationwide Well being Service UK, ambeien kerap hilang dalam beberapa hari setelah melahirkan. Namun ada pula yang bertahan hingga beberapa bulan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Juni 2023, Mia memutuskan pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Namun karena dikira ambeien, ibu anak satu itu diberi obat krim oles di anusnya.

Setelah obatnya habis, perdarahannya tak kunjung berhenti. Mia akhirnya menjalankan tes lanjutan di rumah sakit. Hasilnya, ibu muda tersebut mengidap kanker usus stadium empat dan sudah menyebar ke bagian tubuh lain.

“Kami tidak pernah berpikir bahwa gejala yang dialami Mia bisa menjadi sesuatu yang serius, karena dia adalah seorang ibu muda yang sehat. Saya berharap, atas namanya, generasi muda dapat diperiksa dan nyawa dapat diselamatkan,” imbuh Kakak Mia, Alice (28) , dikutip dari Every day Mail.

“Itu sangat cepat. Kanker menyebar dengan sangat cepat pada orang muda, dan hal ini tidak saya sadari. Kondisinya memburuk dengan cepat, dan saya menghabiskan setiap hari di rumah sakit,” imbuhnya lagi.

Sebelum meninggal, Mia juga sempat menjalani kemoterapi. Akan tetapi, pengobatan tersebut tak menunjukkan hasil yang baik. Mia meninggal dunia pada bulan lalu di usianya yang masih muda, empat bulan setelah didiagnosis.

“Mia merayakan ulang tahunnya yang ke 24 di rumah sakit, pada tanggal 27 September. Kurang dari satu bulan kemudian, dia meninggal,” imbuh Alice.

Simak Video “Stigma Tentang Penyintas Kanker yang Diharapkan Hilang dari Masyarakat
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

Gejala GERD, Dikaitkan Viral Wanita Surabaya Sempat Dikira ‘Cuma’ Sakit Tenggorokan

Jakarta

Seorang wanita di Surabaya viral setelah membagikan kisahnya berjuang melawan penyakit GERD sejak 2018, dan baru ‘sembuh’ pada 2021. Awalnya, gejala yang dialaminya mirip dengan sakit tenggorokan biasa. Ia pun sempat mendapatkan salah prognosis ketika berkonsultasi ke dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Wanita tersebut bernama Jean Bezzy Zetha (37). Ia mengisahkan, awalnya ia mengira dirinya terkena radang tenggorokan biasa. Namun seiring waktu, sakit tenggorokannya semakin memburuk. Ia menggambarkan, rasa sakitnya seperti ditusuk.

“Kalau sakit tenggorokan biasa itu kan, waktu menelan itu sakit gitu ya. Kalau sakit tenggorokan yang aku alami dulu itu, tenggorokan ini rasanya panas, kering terus ada kayak rasa ada yang ditusuk gitu di sebelah kiri, sebelah kiri pangkal tenggorokan ada rasa kayak ditusuk gitu,” ujarnya kepada detikcom, Selasa (24/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah mengunjungi delapan dokter THT, sakit tenggorokan Jean tak kunjung mereda. Baru pada pertemuan dokter kesembilan, Jean mengetahui bahwa penyakit sakit tenggorokan yang diidapnya rupanya disebabkan oleh masalah pencernaan GERD. Dari sana, Jean dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan gastroendoscopy.

Gejala GERD, Termasuk Rasa Panas di Dada

Dalam kesempatan terpisah, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus chairman dari Junior Physician Community Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir atau yang akrab disapa dr Koko sempat menjelaskan pada dasarnya, gastroesophageal reflux illness (GERD) dipicu oleh kelebihan produksi asam lambung, atau sensitivitas dari saluran cerna dalam hal ini esofagus.

dr Koko juga menyebut, gejala GERD paling umum adalah rasa panas di dada dibarengi sensasi asam pada air liur. Kondisi ini bisa dipicu oleh produksi asam lambung berlebih, kelebihan berat badan, serta pola makan tidak teratur.

“Seperti dia ludahnya terasa asam, rasa panas di dada di bagian tengah, kemudian ada juga yang merasa mual, ada yang merasa disertai juga nyeri di saluran cerna termasuk di lambung,” jelasnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

“Itu yang paling dominan nyeri di dada, belakang tulang dadanya, dan juga rasa asam di ludah,” pungkas dr Koko.

Simak Video “Aduh! Saat Puasa GERD Kambuh
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Perawat Meninggal Dikira Lengthy COVID, Salah Prognosis Ternyata Kanker Paru-paru

Jakarta

Seorang perawat di Inggris meninggal dunia setelah dokter salah mendiagnosa gejalanya dengan lengthy COVID. Sebelum meninggal, dia sempat mengeluh sakit dada yang ternyata tanda kankernya telah menyebar.

Brogan Williams (35) di tahun 2021 lalu mencari perawatan di unit gawat darurat karena nyeri dada yang dia rasakan. Namun saat itu petugas medis hanya menganggap gejala yang dialaminya adalah lengthy COVID.

Diberitakan Every day Mail, Williams awalnya mengeluh sakit dada yang sensasinya seperti dipukul. Meski tidak pernah kena COVID-19, petugas medis di rumah sakit itu mengatakan gejalanya hanya tanda lengthy COVID.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena gejalanya tidak kunjung membaik, sepekan setelahnya dia kembali ke UGD untuk menjalani CT Scan.

Hasil CT Scan mengejutkan karena terlihat bahwa keluhannya adalah karena kankernya telah menyebar ke paru-parunya. Williams diberitahu bahwa dia akan membutuhkan perawatan paliatif dan diberi harapan hidup hanya dua minggu.

Setelah menjalani serangkaian perawatan selama setahun, dia akhirnya meninggal pada 9 Oktober 2023. Kabar meninggalnya ini dibagikan keluarganya di media sosialnya.

“Ini adalah berita yang tidak diinginkan dan belum siap disampaikan oleh siapa pun di antara kami. Pada hari Senin tanggal 9 Oktober, Brogan kami yang cantik tertidur dengan damai,” tulis keluarganya di akun Instagram.

Viral Pria Jakarta Kena Kanker Nasofaring Stadium 4, Awalnya Dikira Sinus


Jakarta

Baru-baru ini viral kisah pria asal Jakarta bernama Yoseppy, bercerita perjalanan dirinya berjuang melawan kanker nasofaring stadium 4. Pria berusia 30 tahun yang bekerja sebagai workers di salah satu perusahaan ibu kota ini, kini mengaku sudah ‘bebas’ dari kanker.

Jauh sebelum itu, gejala awal yang timbul bahkan sempat dikira hanya sinusitis biasa. Beberapa dokter bahkan hanya meresepkan obat sinus biasa, tetapi kondisi Yoseppy tak kunjung membaik.

Kecurigaan mulai muncul saat dirinya kembali berobat dan dokter lain menemukan benjolan di hidungnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Akhirnya saya ke dokter kedua, setelah di-endoskopi dia ngecek bahwa ini adalah polip. Tapi dia nggak menemukan tumor yang di bawah polipnya itu,” kata Yoseppy saat diwawancara detikcom Rabu (4/10/2023).

“Baru dokter ini (dokter yang menanganinya saat ini) yang menemukan tumor yang muncul di dalam hidung saya itu, yang benjolannya menonjol dan berdarah,” tambahnya.

Bagaimana tidak, sebelum benjolan ditemukan, Yoseppy hanya mengeluh pilek seperti sulit bernapas, beberapa kali ia hanya bisa bernapas kewat mulut. Namun, hari ke hari, keluhannya semakin parah, hingga kerap mimisan tanpa sebab disertai rasa sakit di kepala bagian kiri. Sakit kepala juga tak kunjung hilang meskipun sudah meminum obat.

“Terakhirnya setiap saya bangun pagi kepala sakit sebelah, tapi bukan migrain karena sakitnya itu sampai ke pipi,” jelas pria berusia 30 tahun ini.

Setelah dilakukan biopsi, hasil lab menunjukkan bahwa benjolan itu adalah tumor ganas. Hal ini tidak ada hubungannya dengan sinus, tetapi dokter menyebut menjadi faktor risiko memperparah kondisi tumornya.

“Jadi polip hidung di bawahnya itu ada tumor gitu dan didiagnosanya itu tanggal 13 November 2022,” ucapnya.

Kemudian dirinya memberanikan diri untuk melakukan fasescan dan hasilnya Yoseppy dinyatakan kanker nasofaring stadium 4. Pernyataan tersebut disampaikan dokter, karena tumor pada hidungnya berukuran besar dan bahkan hendak menjalar menuju otak.

Simak Video “Inggris Luncurkan Obat Suntik untuk Kanker Pertama di Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(Nala Andrianingsih/naf)

Pria Kehilangan Lidah gegara Kanker, Gejala Awalnya Dikira Cuma Efek Makan Pedas

Jakarta

Seorang pria di Inggris, Peter Beckett-Clee, harus kehilangan lidahnya gegara kanker lidah. Tak diduga, gejala yang awalnya kira adalah efek kebanyakan minum soda dan makan pedas rupanya adalah gejala kanker lidah. Bagaimana kejadiannya?

Semua bermula pada Maret 2020. Saat itu, Peter merasakan sensasi aneh di lidahnya. Saat itu, ia mengira lidahnya hanya iritasi ringan gegara kebanyakan mengkonsumsi makanan pedas dan minuman bersoda. Namun gegara rasa tidak nyamannya semakin parah, Peter memeriksakan diri ke dokter gigi.

Peter Beckett-Clee dari Barry kini telah membagikan tanda-tanda peringatan yang membuatnya mengunjungi dokter gigi dan kemudian dokter.

Namun saat itu, dokter gigi salah memberikan diagnosa. Dokter tersebut mengira, masalah pada lidah Peter disebabkan stres atau kemungkinan tergigit saat tidur. Mengikuti saran dokter, Peter pun hanya mencoba mengatasi masalahnya dengan obat kumur. Namun, rasa aneh pada lidahnya tak kunjung hilang.

Lama-kelamaan, Peter frustasi lantaran kondisi lidahnya tak kunjung membaik. Peter pun kemudian memeriksakan diri ke dokter umum. Saat itu dokter yang memeriksakan Peter langsung curiga ada yang salah dengan lidah Peter, hingga kemudian merujuk agar Peter menjalani perawatan di rumah sakit.

“Itu bukan kelegaan karena saya tidak ingin (dugaan dokter) benar dan saya tidak ingin jawabannya adalah kanker,” ungkap Peter dikutip dari New York Publish, Sabtu (5/8/2023).

Peter pun kemudian menjalani tes biopsi di Rumah Sakit Universitas Wales. Dari sanalah, ketakutan Peter terbukti menjadi kenyataan. Ia didiagnosis mengidap kanker lidah dan memerlukan operasi sesegera mungkin.

“Semuanya sangat cepat. Saya tidak benar-benar punya waktu untuk memprosesnya,” beber Peter.

Prosedur pembedahan yang dijalani Peter dikenal sebagai glosektomi parsial, yakni pengangkatan separuh bagian lidah. Operasi berlangsung selama sekitar 10 jam, termasuk prosedur penggantian bagian yang dipotong dengan jaringan dari lengan bawah Peter.

Dikira Kena Flu, Begini Kronologi Pria Idap Kanker Stadium 4 Pasca Seks Oral

Jakarta

Dikira kena flu tak kunjung sembuh, ternyata pria ini mengidap kanker tenggorokan stadium lanjut yang dipicu human papilloma virus (HPV) pasca melakukan hubungan seks oral. Ia tak pernah berpikir akan mengalaminya lantaran merasa bugar karena sering bersepeda.

Prognosis kanker tenggorokan baru diketahui tepat saat pria bernama Steve Bergman itu ulang tahun ke-56. Ia mengaku terkejut dan sempat mengira pemicunya adalah kebiasaan merokok, minum alkohol, sampai paparan bahan kimia.

“Ternyata itu semua tidak ada hubungannya,” ceritanya, kepada Metro, dikutip Sabtu (29/7/2023).

Namun serangkaian tes menunjukkan kanker HPV yang diidapnya menyebar melalui seks oral. HPV termasuk sekelompok dari lebih 200 virus yang menurut Nationwide Most cancers Institute banyak dialami pria dan wanita. Secara persentase, lebih banyak dilaporkan pada pria.

Sebagian besar HPV tidak menyebabkan masalah apapun, tetapi beberapa kasus berujung kanker, memengaruhi leher rahim, tenggorokan, anus, penis, vagina, dan vulva.

CDC merekomendasikan agar semua anak berusia 11 hingga 12 tahun mendapatkan vaksin HPV, dan diharapkan suatu hari vaksinasi akan memberantas jenis HPV berisiko tinggi.

Sebelum prognosis kankernya muncul pada Mei 2015, Bergman mengeluhkan pilek yang tidak kunjung sembuh, ditambah dengan rasa sakit di sisi lehernya.

“Sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh merupakan gejala kanker tenggorokan,” menurut American Most cancers Society.

Dia dikirim ke spesialis yang meletakkan kamera di tenggorokannya dan menemukan kanker di amandelnya.

“Saya benar-benar merasa mati rasa,” katanya.

NEXT: Kondisi Terkini

Awal Mula Pria 28 Tahun Kena Stroke, Sempat Dikira Alami Efek Samping Obat


Jakarta

Stroke adalah salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di dunia. Meski kerap terjadi pada lansia, stroke ternyata juga dilaporkan menyerang kelompok usia produktif.

Salah satunya dialami oleh Stephen Vidman. Pria asal Ohio, Amerika Serikat, itu terkena stroke saat masih berusia 28 tahun.

Dikutip dari TODAY, Vidman waktu itu sedang berbicara dengan ibunya melalui telepon. Namun, sesaat kemudian dia merasa pusing.

Awalnya Vidman mengabaikan gejala tersebut dan menganggapnya sebagai efek samping obat yang diminumnya. Tapi tak lama, Vidman mulai kesulitan untuk berkata-kata.

“Saya mencoba mengabaikannya, tapi akhirnya saya terjatuh,” ucap Vidman dikutip dari TODAY, Senin (24/7/2023).

dr Em Harington, orang yang memberikan pertolongan pertama kepada Vidman, langsung melakukan analysis. Selama pemeriksaan, Vidman menunjukkan gejala lain seperti cadel dan bergumam. dr Harington juga mendapati Vidman melihat sekeliling sambil bertingkah seperti ingin mengatakan sesuatu.

“Saya memperhatikan wajahnya, Saya menyuruhnya mengangkat wajah dan alisnya. Dia mengalami kelumpuhan wajah sepenuhnya,” ujar dr Harington.

Melihat kondisi Vidman, dr Harington langsung mengetahui kalau pria muda itu mengalami stroke. Ia dengan cepat membawa Vidman ke departemen darurat di rumah sakit dengan perwatan stroke yang berada di seberang kantor.

Sesampainya di departemen darurat, Vidman langsung menjalani trombektomi, prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan gumpalan darah yang menyumbat dan memicu stroke.

Dokter mengungkapkan stroke yang dialami Vidman bermula dari kecelakaan yang membuat aortanya pecah. Kala itu, Vidman yang masih berusia 18 tahun ditabrak sebuah truk dan membuatnya terhempas ke udara.

Meski kerusakan pada aorta Vidman waktu itu berhasil ditangani, dokter menduga pembuluh darah yang pecah itu melemah sehingga memungkinkan terjadinya penggumpalan darah seiring dengan waktu.

Simak Video “Seberapa Penting Menyederhanakan Istilah Medis ke Masyarakat Awam?
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Buka-bukaan Khloe Kardashian Idap Kanker Kulit, Sempat Dikira Jerawat Biasa

Jakarta

Khloe Kardashian buka-bukaan tentang perjuangannya melawan melanoma atau kanker kulit. Melalui cuplikan terbaru di serial TV “The Kardashians”, Khloe mengaku merasa bersyukur betapa beruntungnya ia masih hidup setelah didiagnosis melanoma pada Oktober 2022.

Awalnya, ia mengira benjolan kecil yang muncul di space wajahnya sebagai jerawat biasa. Namun setelah tujuh bulan berlalu, benjolan kecil tersebut masih tetap ada di pipinya. Hal ini mendorong Khloe untuk menemui dokter dan menjalani biopsi sebanyak dua kali.

Dua dokter yang memeriksanya, mengungkapkan bahwa benjolan tersebut muncul bukan karena jerawat, melainkan melanoma. Keduanya menganjurkan Khloe untuk segera melakukan operasi pengangkatan benjolan melanoma di wajahnya tersebut.

“Ternyata itu bukan jerawat. Itu melanoma. Untuk usiaku, ini sangat jarang. Sangat jarang mereka harus masuk lebih banyak untuk melihat apakah itu menyebar. Pada titik ini, memang terasa sedikit menakutkan,” katanya, dikutip dari Right this moment.

Tanpa membuang banyak waktu, Khloe melakukan saran dokter untuk mengangkat benjolan di wajahnya. Dalam cuplikan yang sama juga, ia memperlihatkan bekas jahitan panjang pada pipi setelah menjalankan operasi. Selama beberapa minggu, Khloe juga harus menggunakan perban sebagai proses penyembuhan dan untuk melindungi wajahnya.

“[Dokter saya] mengatakan itu bisa menyebar kapan saja. Itu sebabnya mereka mendesak saya untuk melakukannya,” katanya.

“Tapi ya, lega mengetahui bahwa semuanya hilang, itu di luar sistem saya, itu bagus. [Saya] tidak pernah berpikir sedetik pun itu adalah tumor di wajah saya, seperti tidak pernah tidak pernah,” ungkapnya lagi.

Khloe juga bercerita setelah dioperasi, ternyata dokter menemukan lebih banyak dari apa yang mereka pikir harus dihilangkan.

“Aku baru tahu aku bangun dan aku memiliki perban besar di wajahku dan aku tidak bisa benar-benar menggerakkan mulutku karena ada jahitan di bagian dalam mulutku juga,” ungkapnya.

“Ini jauh lebih serius daripada yang saya pahami atau yang saya perkirakan,” imbuhnya lagi.

Simak Video “Bahaya Sinar UV Ekstrem: Sunburn hingga Kanker Kulit
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)