Dalam memperingati pekan ASI sedunia (World Breastfeeding Week) yang berlangsung setiap tangal 1-7 Agustus setiap tahunnya yang mengangkat tema “ENABLING BREASTFEEDING : Making a distinction for working mother and father”, yang bertujuan untuk mengkampanyekan kepada masyarakat betapa pentingnya menyusui serta manfaatnya bagi ibu dan bayi.
ASI (Air Susu Ibu) adalah salah satu sumber utama asupan bagi bayi yang sifatnya eksklusif sebab pemberianya berlaku pada bayi usia 0-6 bulan. dalam fase ini sangat diperhatikan dengan benar tentang pemberian serta kualitas ASI yang diberikan, dikarenakan pada usia 0-6 bulan adalah usia emas bagi bayi dalam bertumbuh dan berkembang. Maka dari itu ada beberapa manfaat ASI eksklusif yang perlu diketahui bagi ibu yang sedang menyusui maupun yang akan menyusui.
Dilansir dari ayosehat.kemenkes.go.id ada beberapa manfaat yang bisa didapat oleh bayi usia 0-6 bulan pertama jika mengkonsumsi ASI secara teratur,yakni sebagai berikut :
Mencegah Terserang Penyakit
ASI eksklusif untuk bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai peranan penting,yakni meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Karenanya bisa mencegah bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi.
Membantu Perkembangan Otak dan Fisik Bayi
Manfaat ASI eksklusif paling penting ialah bisa menunjang sekaligus membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6 bulan seorang baui tentu saja sama sekali belum diizinkan mengonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI yang diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan otak dan fisik bayi selama ke depannya.
Selain itu ada juga manfaat yang didapatkan oleh ibu menyusui yakni sebagai berikut :
Mengatasi rasa trauma
Dapat menghilangkan trauma saat persalinan sekaligus dengan kehadiran buah hati pertama kalinya bisa menjadi penyemangat hidup seorang ibu. Pasca melahirkan biasanya ibu rentan mengalami child blues syndrome, terlebih lagi hal tersebut biasanya terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak bersedia memberikan ASI eksklusifnya untuk bayi mereka. Namun dengan menyusui, secara perlahan rasa trauma pun akan hilang sendirinya dan ibu pun akan terbiasa menyusui bayinya.
Mencegah kanker payudara
Selain membuat kondisi kesehatan dan psychological ibu menjadi lebih stabil, ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara. Sebab salah satu pemicu penyakit kanker payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya pemberian Asi eksklusif untuk bayi mereka sendiri.
Gerakan Aktifkan Posyandu merupakan inisiasi yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan dasar di masyarakat. Sosialisasi materi 25 kompetensi dasar kader di Puskesmas Janti Kota Malang merupakan bagian penting dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kader posyandu dan memperkuat peran kader dalam gerakan ini. Dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Kota Malang, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek kesehatan dan keterampilan khusus kepada kader, sehingga semua kader di wilayah kerja Puskesmas Janti semakin kompeten dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar di posyandu dan meningkatkan efektivitas mereka dalam meningkatakan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Janti.
Gerakan Aktifkan Posyandu di Puskesmas Janti dilaksanakan pada Jumat, 21 Juli 2023 dengan melibatkan seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Janti Kota Malang terdiri dari 70 kader posyandu balita, 26 kader posyandu lansia. Bertempat di Aula Puskesmas Janti, materi yang disampaikan adalah 25 Kompentensi Dasar Kader yang berpedoman pada topik antara lain 1) Pelayanan bayi, balita dan apras; 2) Pelayanan ibu hamil dan nifas; 3) Pelayanan usia sekolah dan remaja; 4) Pelayanan usia produktif & lansia; dan 5) Pengelolaan posyandu .
Posyandu sebagai salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat, keberadaannya sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat. Utamanya terkait dengan upaya peningkatan standing gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak. Peran dan dukungan pemerintah kepada posyandu melalui puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di Posyandu
Gerakan Aktifkan Posyandu di Puskesmas Janti Kota Malang adalah contoh nyata upaya kesehatan masyarakat yang aktif dan partisipatif oleh masyarakat dalam hal ini kader posyandu yang kompeten. Dalam gerakan ini, kader posyandu menjadi ujung tombak dalam menggerakkan masyarakat untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan melalui pencegahan terjadinya masalah kesehatan serta pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan kerjasama yang baik antara kader, petugas kesehatan, dan masyarakat, diharapkan gerakan “Aktifkan Posyandu” dapat memberikan dampak positif yang besar bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat di wilayah Puskesmas Janti Kota Malang
Penyelenggaraan upaya kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian khusus dalam kesehatan masyarakat. Penilaian terhadap standing kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan sebagai salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. salah satu goal SDG’s (Sustainable Improvement Targets) agenda 2030 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Neonatal yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup (Goal RPJMN 2010-2014 : 24 per 1000 Kelahiran Hidup) dan menurunkan Angka Kematian Balita yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian Ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental. Sedangkan Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian neonatal per 1000 Kelahiran Hidup.
Jumlah Kematian Ibu di Kota Malang tahun 2021 yaitu 41 kasus. Penyebab kematian ibu tersebut didominasi penyakit Covid-19 sejumlah 31 kasus, Preeklampsia/ Eklampsia sejumlah 4 kasus, sedangkan penyebab lain yaitu perdarahan, jantung, pneumonia, tuberkulosis. Jumlah Kematian Neonatal tahun 2021 yaitu 52 kasus dengan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu BBLR 14 kasus, asfiksia sejumlah 13 kasus, sepsis sejumlah 2 kasus, kelainan kongenital sejumlah 7 kasus, diare serjumlah 1 kasus, kelainan saluran cerna 1 kasus, kelainan syaraf 1 kasus, lainnya sejumlah 12 kasus.
Knowledge Dinas Kesehatan Kota Malang Tahun 2021 juga menyebutkan bahwa terdapat 3.927 orang ibu hamil risiko tinggi dari 11.214 orang ibu hamil yang ditemukan. Sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2022 hingga bulan Juni terdapat 6 kasus. Hal ini tentunya memerlukan pemantauan ekstra agar ibu hamil risiko tinggi tersebut tidak jatuh pada kondisi komplikasi yang dapat membahayakan Ibu dan Bayi. Dinas Kesehatan Kota Malang berupaya agar dapat menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Dinas Kesehatan Kota Malang melalui Sub Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi yang diselenggarakan di Lodge Grand Mercure Tanggal 22 Juni 2022 lalu. Peserta kegiatan terdiri dari bidan koordinator Puskesmad dan kader pendamping ibu hamil risiko tinggi yaitu sejumlah 230 orang dari 16 wilayah kerja Puskesmas di Kota Malang. Pertemuan tersebut dilakukan guna meningkatkan kapasitas tentang deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat, meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pelaksanaan rujukan dini berencana, serta meningkatkan rujukan dini berencana pada ibu hamil risiko tinggi. Kegiatan sosisalisasi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Kota Malang dan PERSAGI yaitu membahas tentang teknis pelaksanaan pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader, nutrisi pada kehamilan risiko tinggi, serta teknis administrasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader.
Kota Malang mendapatkan Dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Hal ini merupakan wujud dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung upaya penurunan AKI dan AKB di Kota Malang. Pendampingan tersebut bertujuan agar ibu hamil risiko tinggi lebih paham dan peduli terhadap keadaan kehamilannya. Proses pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader yaitu ibu akan mendapatkan edukasi terkait kehamilan, gizi dan perawatan bayi, serta motivasi dalam perencanaan persiapan persalinannya. Pendampingan ibu hamil risiko tinggi diharapkan menjadikan rujukan dini berencana kasus risiko tinggi dapat dilaksanakan tepat waktu. Rujukan dini berencana yaitu rujukan ibu risiko tinggi yang disiapkan/direncanakan jauh sebelum hari persalinan. Upaya pendampingan dilakukan agar pengendalian, pencegahan proaktif antisipatif terhadap prediksi penyulit persalinan, kesiapan psychological, biaya, transportasi serta persalinan aman yaitu ibu dan bayi selamat. (BK)
Permohonan perizinan Apotek melalui sistem On-line Single Submission Danger-Based mostly Strategy (OSS RBA). Tahapan penerbitan perizinan Apotek sebagai berikut :
Pembuatan akun OSS di oss.go.id
Mengisi kelengkapan knowledge
Melakukan pemenuhan persyaratan izin ke sistem OSS untuk mendapatkan Sertifikat Standar Apotek
Sistem OSS akan meneruskan kepada Disnaker-PMPTSP Kota Malang untuk dilakukan verifikasi. Disnaker-PMPTSP akan meneruskan ke Dinas Kesehatan Kota Malang untuk dilakukan verifikasi.
Dinas Kesehatan Kota Malang akan menerbitkan Sertifikat Standar Apotek jika memenuhi syarat dan menyampaikan hasil verifikasi kepada Disnaker-PMPTSP Kota Malang.
Disnaker-PMPTSP Kota Malang akan melakukan notifikasi hasil verifikasi berupa memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan.
Jika memenuhi persyaratan, sistem OSS akan menerbitkan izin Apotek
Jika tidak memenuhi persyaratan, pelaku usaha harus memenuhi kelengkapan persyaratan izin melalui sistem OSS.
Untuk memudahkan para pelaku usaha Apotek dalam memenuhi kelengkapan persyaratan, Dinas Kesehatan Kota Malang menyediakan Petunjuk Teknis Pengisian Dokumen Persyaratan Perizinan Apotek yang dapat diunduh disini :
[button color=”red” size=”big” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/PETUNJUK-TEKNIS-PENGISIAN-DOKUMEN-PERSYARATAN-PERIZINAN-APOTEK.pdf” ]UNDUH DI DINI[/button]
Indonesia masih mempunyai penyakit-penyakit kuno salah satunya adalah penyakit frambusia yang muncul sejak sebelum Masehi. Namun demikian, saat ini prevalensi Frambusia di Indonesia mulai menurun. Untuk itu, khususnya di Kota Malang akan mengikuti penilaian untuk sertifikasi eradikasi Frambusia atau zero case frambusia
Sertifikasi Eradikasi Frambusia diserahkan kepada Kabupaten/Kota non Endemis (Bebas) Frambusia diberikan pada daerah yang telah direkomendasikan oleh provinsi serta penilaian oleh Komisi Eradikasi Frambusia
Btw, nawak sudah tahu belum ya frambusia itu penyakit apa ? Untuk lebih jelasnya, nawak bisa mengunduh media informasi mengenai frambusia berikut ini :
Dengan semakin gencarnya informasi pencegahan penularan covid-19, hal ini berakibat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan dirinya di fasilitas kesehatan setelah merasakan gejala demam atau gangguan di saluran pernafasannya. Apalagi jika gejala ini dirasakan setelah adanya riwayat kontak dengan seseorang yang sakit flu/batuk atau setelah melakukan perjalanan dari tempat yang dicurigai telah berkembang covid-19.
Namun, kesadaran ini kadang-kadang tidak diikuti dengan pemahaman bahwa tidak semua orang yang memeriksakan kesehatannya tersebut langsung di rawat di rumah sakit. Hanya kasus-kasus tertentu yang menurut hasil pemeriksaan dokter perlu dirawat, atau bahkan harus diisolasi penanganannya. Pada beberapa kasus disarankan untuk melakukan isolasi diri di rumah.
Seseorang dengan gejala infeksi saluran nafas terkait dengan covid-19 dengan jenis penyakit tergolong ringan secara sukarela atau rekomendasi petugas kesehatan hendaknya melakukan isolasi diri selama minimal 14 (empat belas) hari atau selama waktu yang ditentukan oleh petugas kesehatan.
Hal-hal yang harus dilakukan pada saat isolasi diri adalah :
Tetap di rumah dan dapat dikontak;
Hindari pemakaian barang pribadi bersama (tempat makan, handuk);
Tissue, pakaian atau barang linen yang habis dipakai, dimasukkan di tempat yang terpisah dengan orang lain;
Lakukan etika batuk dan bersin dengan menutup hidung dan mulut pakai tissue dan mencuci tangan pakai sabun setelah batuk/bersin;
Selalu menggunakan masker;
Membatasi pengunjung dan membuat daftar pengunjung;
Ventilasi rumah harus baik, buka jendela;
Jika harus bepergian, pakai masker, hindari transportasi umum, hindari tempat ramai;
Ruang terpisah, jarak minimal 1 (satu) meter dengan orang sehat;
Lakukan pembersihan dan disinfeksi barang-barang di space yang ditempati selama masa isolasi (kursi, meja, dan lain-lain).
Pemantauan mandiri direkomendasikan pada seseorang yang terpapar atau kontak dengan kasus positif covid-19 atau riwayat perjalanan ke negara/daerah /lokasi terjangkit dengan lama waktu pemantauan selama 14 (empat belas) hari dari paparan terakhir. Jika bergejala seperti : demam, batuk/pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan, letih/lesu. atau gejala memberat, segera ke rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah.
Untuk di Provinsi Sumatera Selatan, rumah sakit rujukan yang ditunjuk adalah : RS Moehammad Hoesin, RS. Siti Fatminah dan RS Rivai Abdullah.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).
Penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan.
Puskesmas merupakan garda terdepan dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat. Hal tersebut karena Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang terdekat ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatannya.
Pembangunan Puskesmas di seluruh kecamatan merupakan upaya pemerintah dalam pemerataan pelayanan kesehatan. Dengan dukungan sumber pendanaan yang memadai, Puskesmas saat ini telah berubah menjadi lebih baik, mempunyai tampilan fisik yang bagus dan nyaman untuk memenuhi kepuasan masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Namun, tampilan fisik gedung saja tentu belum dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat secara utuh tanpa adanya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terbaik dari petugas Puskesmas.
Dengan tersedianya Puskesmas sebagai pelaksana upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan hingga ke pelosok, diharapkan seluruh masyarakat dengan mudah mendapatkan pelayanan yang berkualitas, komprehensif dan berkesinambungan di wilayahnya masing-masing. Tantangan dan hambatan dalam pemberian pelayanan, tentu akan selalu ditemui oleh tenaga kesehatan di Puskesmas.
Namun upaya peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas dalam mewujudkan pelayanan prima saat ini menjadi semakin penting mengingat bahwa Puskesmas merupakan penanggungjawab wilayah dan pelaksana utama pencapaian Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan kabupaten/kota. Selain itu, pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan perkembangan media informasi yang semakin luas di period digitalisasi industri 4.0 juga menuntut Puskesmas untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Sistem kesehatan di period JKN bukan hanya menuntut Puskesmas mampu sebagai gatekeeper yang kuat namun juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dianggap paling berkualitas dan dipercaya untuk menjadi kontak pertamanya dalam menjaga kesehatan.
Di period keterbukaan dan kemudahan akses informasi melalui web dan media sosial yang semakin luas citra sebuah fasilitas termasuk Puskesmas dengan mudah terbentuk dan tersebar berdasarkan pengalaman yang disampaikan masyarakat melalui media sosial tersebut.
Puskesmas yang memberikan pelayanan prima (service excellence) adalah Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan yang secara konsisten memenuhi kebutuhan (wants) pasien atau masyarakat dan bahkan dapat melampaui keinginan dan kebutuhan atau ekspektasi (desires and calls for) masyarakat sebagai pengguna.
Melalui riwayat pengalaman yang diterima, maka akan terbentuk citra Puskesmas yang dapat mempengaruhi persepsi dan ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang akan diterimanya dari Puskesmas tersebut.
Adanya keluhan, terjadi karena pelayanan yang diterima lebih rendah dari persepsi awal atau tidak sesuai dengan harapan. Hal ini akan menjadi pengalaman “Boo” bagi penerima layanan.
Sebaliknya, pengalaman “Wow” akan dirasakan masyarakat jika pelayanan yang mereka terima melebihi persepsi dan ekspektasi awal.
Dengan pemahaman tersebut maka Puskesmas yang memberikan pelayanan prima memiliki ciri kinerja yang baik, ditunjukkan antara lain dengan tercapainya goal indikator program/pelayanan, dan tidak ada keluhan (zero grievance).
Perkembangan teknologi informasi termasuk web dan media sosial selain dapat mendekatkan maupun mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat (misalnya mempercepat sampainya informasi edukasi kesehatan, memodifikasi metode pemeriksaan atau mempersingkat birokrasi pendaftaran), juga dapat menjadi kesempatan baik bagi Puskesmas dalam mengatasi keluhan masyarakat, Puskesmas dapat menggali informasi kebutuhan dan harapan masyarakat dengan menyediakan wadah pengaduan atau penyampaian saran dan keluhan baik secara digital maupun scorching line.
Namun, kemudahan teknologi ini pun dapat menjadi sebuah tantangan bagi Puskesmas agar selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan harapan pelanggan untuk menghindari keluhan yang dapat berakibat negatif pada citra Puskesmas. Sebagai contoh, kemudahan dalam menyampaikan pengalaman melalui media sosial saat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik di salah satu Puskesmas dapat membentuk citra positif Puskesmas tersebut. Demikian sebaliknya, dapat pula membentuk citra negatif jika pelayanan kesehatan yang diterima tidak baik. Walaupun jika dipandang dari sisi positif, hal ini akan memacu Puskesmas untuk melakukan upaya peningkatan kualitas secara terus menerus/high quality enchancment.
Pelayanan prima dalam pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari pemberian pelayanan yang luar biasa dalam segi klinis (layanan profesional) dan pendekatan private. Peningkatan pelayanan klinis dapat dicapai dengan penguatan kompetensi fasilitas kesehatan dari segi fisik fasilitas maupun pengetahuan dan keterampilan teknis tenaga kesehatan. Sedangkan peningkatan pelayanan private tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang komunikasi interpersonal dan intrapersonal namun perlu kesungguhan dalam mengasahnya agar memberikan pengalaman yang baik bagi masyarakat ketika mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dalam proses menuju pelayanan prima, Puskesmas perlu memperhatikan prinsip pelayana 4C yaitu Custom-made, Value, Comfort dan Communication. Custom-made Tidak ada dua individu yang sama bahkan ketika mereka kembar sekalipun. Oleh karena itu, walaupun penyakit yang dideritanya sama, namun pelayanan (therapy) yang diberikan kepada individu dapat saja berbeda-beda tergantung kondisi lain yang dimiliki oleh masing-masing. Hal yang sama juga terjadi pada kepuasan dan harapan, perlakuan yang sama pada dua orang berbeda dapat saja memberikan persepsi dan kepuasan yang berbeda. Puskesmas dapat melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat untuk menjawab keluhan masyarakat. Karena harapan tiap kelompok masyarakat dapat berbeda, maka Puskesmas perlu melakukan pendekatan sesuai dengan kebutuhan setiap individu atau kelompok masyarakat (Costumized). Banyak cara untuk mengetahu kondisi keluhan individu misalnya dengan menggali kondisi kesehatan secara menyeluruh sehingga dapat memberikan gambaran rencana perawatan komprehensif yang dapat diberikan. Begitu pula dengan identifikasi kepuasan pelanggan, dapat dilakukan melalui wawancara, menyediakan kotak saran maupun survei kepuasan. Dengan demikian pelayanan oleh Puskesmas dapat diberikan dengan lebih tepat atau sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Perlu juga melibatkan pasien dalam rencana perawatan agar pasien memahami dan mematuhi pengobatan yang mereka terima.
Value Bayangkan jika anda tinggal jauh dari fasilitas kesehatan dan pada saat anda datang dalam kondisi sakit, ternyata pelayanan saat itu tidak tersedia karena jadwal tidak jelas, atau petugas tidak hadir, atau obat tidak tersedia dan lain sebagainya. Atau ternyata anda menghadapi lamanya antrian untuk mendapatkan pelayanan atau pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan apa yag dijanjikan oleh penyedia layanan. Tentu anda akan kecewa mengingat pengorbanan yang sudah anda berikan, tidak hanya biaya yang dikeluarkan namun pengorbanan lain seperti tenaga, perasaan maupun hilangnya kesempatan/waktu yang seharusnya dapat dimanfaatkan lebih baik daripada itu. Puskesmas dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat agar pengorbanan (value) tersebut sebanding atau malah lebih kecil daripada pelayanan yang diperoleh masyarakat. Puskesmas dapat menjalankan Puskesmas keliling dengan penjadwalan yang tetap, atau dengan dilakukannya kunjungan keluarga (house visite) seperti pada PIS-PK maupun Perkesmas atau dengan mengaktifkan kerjasama jejaring dan jaringan seperti Posyandu, posbindu, poskesdes, dan sebaginya, untuk memudahkan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Kemudahan akses pelayanan ini juga dapat dilakukan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan diantaranya dengan menjalankan prosedur (SOP) yang mudah melalui alur dan tahapan yang jelas. Kejelasan terhadap prosedur administrasi serta rencana perawatan yang komprehensif termasuk promotif dan preventif juga perlu diberikan agar pengorbanan masyarakat tidak sia-sia. Puskesmas dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah proses tersebut. Sebagai contoh, Puskesmas dapat menyediakan pendaftaran on-line atau sistem antrian elektronik, rekam medis on-line dan sebagainya.
Convinience Kenyamanan merupakan hal yang penting bagi masyarakat sebagai pengguna layanan, juga penting bagi tenaga kesehatan sebagai petugas yang bekerja setiap hari di lingkungan fasilitas tersebut. Bayangkan jika kita bekerja di lingkungan yang kotor, peralatan yang tidak lengkap dan tidak terawat, mendapatkan banyak kesulitan mencari berkas, dll. Tentu kita tidak akan merasa betah setiap hari bekerja dilingkungan tersebut. Begitu pula bagi pasien atau masyarakat, jika tidak disediakan ruang tunggu yang cukup, tempat duduk yang cukup, sulit mencapai ruangan yang dituju, dsb. Tentu hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan yang pada akhirnya akan menimbulkan keluhan . Kenyamanan merupakan dampak dari sistem manajemen pelayanan bermutu baik; merupakan produk pelayanan prima. Tercermin ciri keseluruhan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin): Ringkas : Manajemen stok barang, Sistem informasi kesehatan, tahapan layanan secara sistem tertata baik, dsb. Rapi : Kategorisasi/Labelling layanan maupun barang, structure ruangan, konektivitas ruangan tertata dalam sistem dengan baik. Resik : SOP sistem kebersihan, jadwal dan tanggungjawab petugas kebersihan , peralatan kebersihan yang baik, dsb. Rawat : Perawatan alat, perawatan fasilitas, perawatan sistem, mempertahankan pencapaian, dll. Rajin Disiplin, datang tepat waktu, dll.
Communication Puskesmas dengan prinsip kemandirian masyarakat bertanggungjawab mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Perubahan kemandirian dan kesehatan masyarakat tersebut dapat terjadi jika masyarakat sudah percaya dan loyal terhadap saran kesehatan petugas Puskesmas. Dan hal ini hanya dapat terjadi jika komunikasi sudah terjalin dengan baik. Komunikasi tidak hanya proses penyampaian informasi namun juga proses pembentukan pendapat (public opinion) dan sikap publik (public perspective). Sikap inilah yang menimbulkan loyalitas dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Sumber : Buku Puskesmas Melayani Sepenuh Hati, Direktorat Yankes Primer Kemenkes RI, tahun 2019.
Hindarkan Penularan Covid-19 Bagi Nakes di Tempat Pelayanan Kesehatan
Rusmini WiyatiJul 10, 2020
Gambar oleh pixabay
Berbagai upaya telah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien agar tidak tertular virus covid-19 dari pasien yang dirawatnya, antara lain penggunaan APD sesuai standar, baik jenis APD yang digunakan, cara memakai maupun cara melepasnya.
Beberapa rumah sakit telah “kecolongan” karena pasien/keluarga tidak jujur mengatakan riwayat penyakit pasien sebelum dirawat sehingga akhirnya petugas kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut harus dikarantina, bahkan ada yang tertular hingga jatuh sakit dan meninggal.
Tidak selamanya sumber penularan covid-19 berasal dari pasien, bisa juga penularan berasal dari sesama nakes yang tanpa disadari telah terpapar penyakit ini. Oleh karena itu ada hal-hal yang tidak kalah penting untuk dihindari oleh petugas kesehatan agar tidak tertular penyakit, antara lain :
Merasa sesama nakes aman dari penularan padahal bisa saja teman nakes tersebut adalah OTG (Orang Tanpa Gejala yang telah kontak dengan penderita covid-19).
Bergerombol saling berdekatan mengabaikan jarak aman ketika tidak melayani pasien.
Makan bersama sambil mengobrol tanpa menyadari bahwa mereka dalam kondisi tidak menggunakan masker sehingga bisa terjadi penularan virus secara droplet maupun airborne.
Menggunakan alat makan/minum secara bersamaan.
Tidak menggunakan masker dan menjaga jarak aman ketika bersama-sama di dalam kendaraan.
Membuang bekas alat medis tidak sesuai dengan standar.
Infeksi virus covid-19 bisa mengenai siapa saja, karena itu harus tetap waspada terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan semakin meningkatnya jumlah Orang Tanpa Gejala berarti semakin banyak juga sumber penularan yang berada di sekitar kita.
Jumat, 7 Oktober 2022 lalu Tim Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Malang bersama Tim Puskesmas Kedungkandang yang diwakili oleh petugas penyuluh kesehatan masyarakat dan sanitarian mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad untuk melakukan Assessment Pra Poskestren. Kegiatan kunjungan pertama ini dilakukan sebagai awal pertemuan pihak Dinkes Kota Malang yang dijembatani Tim Puskesmas Kedungkandang dengan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad. Maksud dan tujuan evaluation yaitu menyampaikan program pembinaan Poskestren pada Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad sebagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Pendekatan dilakukan agar pihak pengasuh pondok pesantren memahami program Poskestren sehingga dapat mudah diterima dan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesehatan santri melalui pemberdayaan masyarakat pesantren. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad sangat terbuka dengan adanya program Poskestren tersebut.
Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad merupakan pondok pesantren di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang Kota Malang. Dinas Kesehatan Kota Malang terus berupaya meningkatkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui UKBM dari berbagai sektor termasuk lingkungan pendidikan pesantren, sebagai salah satu sasaran lokus di Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad. Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad memiliki santri sejumlah 60 orang yang terdiri dari santri putri sejumlah 16 orang dan santri putra sejumlah 44 orang. Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad menampung santri yatim piatu dan kaum duafa yang berasal dari 75% luar malang seperti Bangkalan, Sampang, Bekasi dan lainnya. Usia santri beragam mulai dari usia SD/MI hingga SMA/MA, Mayoritas santri usia SD/MI. Kegiatan sekolah formal dilakukan diluar pondok pesantren. Setelah pulang sekolah dan beristirahat, santri melanjutkan kegiatan pesantren didalam lingkungan pondok pesantren.
Bapak Mujalis selaku pengasuh dan pendiri pondok pesantren sangat mengaharapkan adanya kegiatan Poskestren dan sangat terbuka bila dilakukan intervensi pada santri terkait kesehatan untuk dapat meningkatkan kesehatan santri dan kaderisasi promotor kesehatan berbasis pemberdayaan santri. Hal yang dikeluhkan pengasuh pondok pesantren yaitu kebiasaan jajan sembarangan santri saat pulang sekolah yaitu ketika berada diluar pondok pesantren serta santri masih perlu meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan pondok. Perilaku tersebut membuat santri sering mengalami penyakit radang tenggorokan. Masalah kesehatan lain yang juga sering diderita santri yaitu penyakit kudis.
Tim Dinkes Kota Malang bersama Tim Puskesmas Kedungkandang melakukan observasi terhadap lingkungan space Pondok sebagai evaluation sehingga mengetahui kondisi awal sebelum pembentukan Poskestren. Selain itu, tim Dinkes Kota Malang menyerahkan media promosi kesehatan berupa buku saku Poskestren, stiker, dan leaflet yang berisi informasi kesehatan yang relevan dengan pondok pesantren. Media promosi kesehatan diberikan sebagai sarana edukasi yang dapat disampaikan disela-sela kegiatan pesantren.
Harapannya setelah evaluation Pra Poskestren ini dapat dilanjutkan pembinaan Poskestren yaitu melakukan pembentukan kader Poskestren yaitu pembentukan kepengurusan Poskestren berdasarkan devisi sesuai panduan pembentukan Poskestren serta perencanaan program kerja Poskestren Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad Kota Malang.[BK]