Tag: Ekstrem

Terobsesi Ingin Jadi Kucing, Wanita Ini Rela Operasi Ekstrem hingga 20 Kali


Jakarta

Ada-ada saja yang dilakukan orang-orang untuk mewujudkan fantasinya. Seperti yang dilakukan wanita asal Italia bernama Chiara Dell’Abate yang tak segan-segan memodifikasi tubuhnya demi bisa punya penampilan seperti manusia kucing.

Abate mengaku telah menjalani sebanyak 20 operasi demi bisa menjadi sosok manusia kucing. Modifikasi yang dilakukannya pun beragam, mulai dari tindik, implan tanduk, tato bola mata, hingga operasi untuk membelah lidahnya menjadi dua.

Wanita berusia 22 tahun itu pun kerap memamerkan penampilannya lewat akun TikTok pribadinya. Meski banyak mendapat kritik dan sindiran, Abate mengaku nyaman dan puas dengan apa yang telah dia lakukan pada tubuhnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya pikir saya bisa menjadi wanita kucing yang keren,” ungkap Abate, dikutip dari New York Publish, Sabtu (4/11/2023).

Abate mengungkapkan dirinya pertama kali melakukan modifikasi tubuh saat masih berusia 11 tahun. Kala itu, Abata menjalani prosedur untuk memanjangkan telinganya sehingga terlihat seperti kucing.

Sejak saat itu, Abate terus melakukan berbagai operasi untuk memodifikasi penampilannya. Ketik menginjak usia 16 tahun, Abate sudah memiliki whole 72 tindik di sekujur tubuhnya.

Abate mengaku keinginan untuk menjadi manusia kucing itu muncul ketika mendengar seseorang yang mengatakan kalau dirinya mirip dengan hewan tersebut.

“Saya pikir menjadi wanita kucing lebih cocok karena saya tidak ingin terlihat mirip dengan dengan karakter kartun. Saya selalu menyukai kucing, dan saya pikir saya akan terlihat berani dan garang sebagai wanita kucing dengan bantuan modifikasi yang tepat,” papar Abate.

Agar semakin terlihat mirip, Abate bahkan melakukan operasi blepharoplasty, sebuah prosedur untuk menghilangkan tumpukan lemak, kerutan, atau kantong di space kelopak mata.

Tak cukup sampai di situ, Abate juga menanamkan empat buah implan menyerupai tanduk di dahinya, memotong puting payudara, serta mentato matanya agar semakin terlihat mirip dengan kucing.

“Sungguh gila melihat seberapa banyak tubuh manusia bisa berubah, dan apa yang sebenarnya bisa Anda capai lewat modifikasi tubuh,” ucapnya.

Meski sudah melakukan modifikasi yang sangat ekstrem, Abate masih berencana untuk menjalani sejumlah prosedur lagi demi menyempurnakan transformasinya.

“Agar bisa benar-benar memiliki penampilan seperti wanita kucing, saya harus melakukan canthoplasty – operasi untuk menciptakan mata panjang berbentuk almond yang lebih pure, membentuk ulang gigi, memotong bibir bagian atas, dan menambah filler lagi. Saya juga akan memasang transdermal, yaitu alat seperti mikrodermal berukuran besar untuk bisa memasang ekor, dan tentunya lebih banyak tato lagi,” pungkasnya.

Simak Video “Menghilangkan Stres Lewat Yoga Bersama Anak Kucing Menggemaskan
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Jepang Panas Ekstrem, Anak-anak Terancam Kena Heatstroke saat Berenang


Jakarta

Seiring suhu panas ekstrem di Jepang, banyak keluarga membawa anak-anaknya berenang di kolam renang dengan harapan, bisa mendinginkan tubuh. Namun rupanya, hal ini justru bisa memicu risiko kasus warmth stroke (sengatan panas), lantaran orang-orang yang berenang seringkali tak menyadari bahwa tubuhnya sedang kekurangan asupan cairan.

Pada 7 Juli 2023, muncul kasus enam siswa kelas empat di sekolah dasar kota di Bangsal Inage kota Chiba mengeluh merasa tidak enak badan setelah berenang. Keenamnya kemudian dibawa ke rumah sakit, dan dicurigai mengalami gejala warmth stroke.

“Lebih sulit untuk menyadari bahwa seseorang haus saat berada di kolam karena air masuk ke mulut saat berenang,” ungkap Pejabat Badan Olahraga dikutip dari The Mainichi, Jumat (21/7/2023).

“Kami menyarankan untuk menghidrasi secara proaktif dan keluar dari kolam untuk beristirahat di tempat teduh,” sambungnya.

Seorang pejabat Badan Olahraga Jepang menjelaskan, umumnya tubuh mendingin ketika keringat menguap dari kulit. Namun, keringat tidak menguap saat berada di dalam air, sehingga suhu tubuh lebih sulit untuk turun.

Meskipun kebutuhan asupan air terpenuhi sesuai dengan keringat yang dikeluarkan, warga Jepang tetap diniatkan untuk rutin beristirahat di tempat teduh. Dengan begitu, warga bisa mendinginkan kepala yang berjam-jam terpapar sinar matahari.

Sebuah studi Dewan Olahraga Jepang menemukan ada 179 kasus warmth stroke di kolam renang SD dan SMP di seluruh Jepang antara tahun ajaran 2013 dan 2017. Pada kasus yang paling umum, sebanyak 92 dari 179 kasus, orang menderita warmth stroke saat mereka berenang atau setelah berenang.

Mengacu kepada knowledge dari Dewan Olahraga Jepang dan sumber lain, warga perlu berhati-hati ketika berenang dengan suhu mencapai lebih dari 33-34 derajat celcius. Pasalnya pada suhu tersebut, air disebut sebagai ‘air termonetral’, yang tidak memengaruhi suhu tubuh ketika seseorang diam di dalam air.

Namun ketika suhu air lebih tinggi dari ini, suhu tubuh secara alami meningkat bahkan tanpa berolahraga. Semakin tinggi suhu air, semakin banyak orang berkeringat dan mengalami dehidrasi, yang berarti semakin tinggi risiko terjadinya warmth stroke.

Simak Video “Sejumlah Kota-kota Besar di China Dilanda Suhu Panas Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Ramai Fenomena Obesitas Ekstrem, Kok Berat Berat Badan Bisa Sampai Ratusan Kilo?


Jakarta

Belakangan fenomena kasus obesitas dengan bobot sampai ratusan kilogram mulai muncul ke permukaan. Setelah kasus mendiang M Fajri, kini muncul dua kasus obesitas ekstrem dengan berat badan 200 kg di Tangerang hingga Jakarta Timur.

Kenapa berat badan seseorang bisa mencapai ratusan kilogram seperti itu?

Dokter spesialis gizi klinik dr Christopher Andrian, MGizi, SpGK, mengungkapkan fenomena kasus obesitas dengan bobot yang ekstrem itu sangat berpengaruh dari gaya hidup yang buruk. Kebiasaan itu terus dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

“Mungkin nggak hanya jangka pendek, tapi dalam kasus ini biasanya dalam jangka panjang. Kalau sampai ratusan kilo itu, berarti menumpuk terus menerus kan dari kebiasaan dia kecil,” kata dr Christopher saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023).

Jika dilihat dari kasus obesitas yang belakangan dialami anak-anak, bisa jadi itu adalah dampak dari kesalahan pola asuh dan kurangnya edukasi orang tua. Mereka mungkin membebaskan anak-anaknya untuk mengkonsumsi asupan manis dan berkalori tinggi, bisa jadi dalam jumlah yang besar.

dr Christopher mengatakan nantinya kebiasaan itu akan terus berlanjut hingga dewasa. Ketika dewasa, kebiasaan itu akan sulit untuk diubah.

“Kalau sudah dewasa, edukasi pengetahuan orang tersebut karena asupannya ngaco, lifestyle-nya dan aktivitasnya nggak ada,” tutur dia.

“Kita juga sudah melakukan aktivitas serba on-line, itu bisa mempengaruhi. Dan akses untuk mendapatkan makanan-makanan yang excessive calorie dan excessive sugar lebih gampang,” sambungnya.

Jika terus menerus dilakukan, itu akan memicu kenaikan berat badan yang signifikan. Meski berat badannya sudah mencapai lebih dari 100 kg, mungkin masih diabaikan dan tidak segera mencari bantuan ahli untuk mengatasinya, dan pada akhirnya kondisinya semakin parah.

“Pada saat dia 100 kg, 125 kg itu belum mencari bantuan, padahal itu sudah parah. Jika sudah mencapai 200 kg, itu sudah dianggap lebih susah,” pungkasnya.

Simak Video “Lebih dari Separuh Populasi Dunia Diprediksi Alami Obesitas pada 2035
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Kasus Obesitas Ekstrem Bermunculan di Tangerang, Ada Apa?


Jakarta

Kota Tangerang kembali dibuat heboh oleh kasus obesitas ekstrem. Kali ini, dialami oleh Cipto Raharjo (CR), pria berusia 45 tahun yang berasal dari Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

Ia dievakuasi pada hari Selasa (4/7/2023) dari kediamannya menuju RSUD Kota Tangerang. Proses evakuasi turut melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Tangerang dan dibantu alat berat seperti troli dan kendaraan truk.

Kepala Humas RSUD Kota Tangerang drg Fika S Khayan menilai maraknya temuan soal pasien obesitas sebagai dampak dari kasus mendiang Muhammad Fajri. Menurutnya, kasus Fajri membuat seluruh pihak menjadi lebih waspada akan bahaya obesitas.

“Saya rasa sedikit banyaknya menjadi perhatian ya oleh pemerintah, oleh dinas kesehatan. Jadi lebih gencar lagi melihat kasus obesitas ini sebagai suatu penyakit,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (6/7/2023).

drg Fika menegaskan obesitas memang seharusnya ditanggapi secara lebih serius. Sebab, kondisi ini dapat memicu berbagsi efek samping yang bisa berdampak pada kesehatan penderitanya.

“Banyak efek samping dari obesitas, seperti penyakit-penyakit,” imbuhnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing. Apalagi jika merasa berat badan melebihi dari yang seharusnya.

“Kan ada yang namanya physique mass index (BMI). Masyarakat harus lebih conscious lagi, misal ‘oh BMI-nya sudah lebih dari regular nih’. Jadi harus lebih conscious,” ucapnya.

“Lebih conscious sama perilaku hidup sehat, olahraga, makan-makanan sehat, tidur yang cukup, dan tidak stress,” pungkasnya.

Simak Video “Pria dengan Bobot 200 Kg Dievakuasi BPBD ke RSUD Kota Tangerang
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Horor, Krematorium India Penuh Imbas ‘Diamuk’ Gelombang Panas Ekstrem


Jakarta

India tengah dihantam gelombang panas ekstrem yang menyebabkan 170 kasus kematian. Dua negara bagian dengan laporan kasus terbanyak imbas gelombang panas terdapat di Uttar Pradesh dan Bihar.

Kondisi ini membuat rumah sakit kewalahan menerima pasien yang mengalami efek dari gelombang panas ekstrem. Bahkan krematorium di tepi Sungai Gangga juga mulai dipenuhi jenazah.

“Situasi di sini berubah dalam empat hingga lima hari terakhir. Mencapai 25 hingga 30 jenazah dan orang-orang di sini siang dan malam kepanasan,” kata seorang pendeta pendeta Rajesh Pandey, yang dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2023).

Kepala pengawas medis di Ballia, S.Ok. Yadav, juga mengkonfirmasi adanya lonjakan rawat inap di rumah sakit di distrik utama. Sampai saat ini, pihaknya juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui pasti penyebab kematian pasien yang datang ke rumah sakit.

“Pasien yang datang ke sini sudah memiliki beberapa kondisi komorbiditas dan berada dalam stadium akhir,” kata Yadav.

Imbas jumlah korban yang melonjak, suasana di rumah sakit distrik Ballia mengingatkan akan kekacauan saat COVID-19 melonjak di India. Bahkan, pasien yang putus asa berbaring di depan kipas pendingin di bangsal rumah sakit yang penuh dan sesak.

Hal ini dialami seorang warga bernama Brijesh Yadav (28), yang mengantar kakeknya berusia 85 tahun ke rumah sakit. Saat itu, kakeknya mengeluh kesulitan bernapas.

“Dokter mengatakan ini terjadi karena panas,” katanya.

Tak hanya di Ballia, negara bagian Bihar juga melaporkan kasus akibat gelombang panas ekstrem. Setidaknya 50 orang tewas karena penyakit yang disebabkan oleh suhu panas tersebut.

Sebuah studi oleh para peneliti Universitas Cambridge menemukan bahwa gelombang panas yang mematikan, yang dipicu oleh perubahan iklim. Pada tahun 2022, gelombang panas membuat hampir 90% orang India lebih rentan terhadap masalah kesehatan masyarakat, kekurangan pangan, dan peningkatan risiko kematian.

Simak Video “Dampak Cuaca Panas Ekstrem yang Bisa Picu Kematian
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)