Jakarta –
Vaginismus adalah kondisi medis pada wanita saat otot di sekitar vagina menegang tanpa disadari. Kondisi ini bisa mengakibatkan penis captivus, yang berujung pada pasangan gancet. Kondisi ini adalah saat penis tersangkut di vagiana ketika berhubungan seks.
Bagi wanita yang mengalami kondisi medis ini, ada beberapa cara untuk mengetahui penyebab, gejala, dan juga cara menanganinya. Artikel ini akan memberikan penjelasan lengkap mengenai apa itu vaginismus.
Pengertian Vaginismus
Vaginismus adalah kondisi medis yang terjadi ketika otot vagina menegang dan mengencang tanpa disadari saat ada sesuatu yang memasukinya. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada penderitanya saat sedang melakukan hubungan seksual atau memasang tampon ke dalam vagina. Vaginismus merupakan disfungsi seksual yang mempengaruhi kira-kira 0,5-1% wanita.
Menurut buku Organ Reproduksi Wanita (2023), vaginismus adalah kejang otot yang terjadi di sepertiga bagian luar vagina. Pubococcygeus muscle group merupakan bagian otot yang berkaitan dengan vaginismus. Pada dasarnya, bagian otot tersebut berfungsi mengontrol vagina ketika proses penetrasi, orgasme, buang air kecil maupun besar, serta proses persalinan regular.
Dikutip dari Nationwide Well being Service UK, vaginismus dapat menyebabkan infertilitas dan dapat mempengaruhi persepsi wanita tentang kewanitaannya, potensinya sebagai ibu, dan juga dapat mempengaruhi prognosis ibu dan janin.
Penyebab Vaginismus
Secara umum, vaginismus disebabkan oleh dua faktor utama, yakni faktor fisik dan faktor psikologis. Kendati demikian, menurut buku yang ditulis oleh Ernawati dkk tersebut, penyebab utama terjadinya vaginismus cenderung lebih mengarah ke faktor psikologis interpersonal.
Faktor Psikologis
Beberapa pemicu vaginismus secara psikologis antara lain:
- Perasaan takut untuk melakukan hubungan seksual
- Perasaan cemas yang berkaitan dengan hubungan seksual dengan pasangan
- Ketakutan terhadap kehamilan
- Mengalami trauma akibat pemerkosaan atau pelecehan seksual.
Faktor Fisik
Sementara itu, vaginismus yang disebabkan oleh faktor fisik antara lain sebagai berikut:
- Infeksi di sekitar organ reproduksi, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi jamur
- Kondisi kesehatan, seperti kanker atau lichen sclerosus
- Persalinan
- Menopause yang membuat vagina menjadi kering dan tidak elastis
- Riwayat operasi panggul
- Riwayat operasi kandungan
- Kurangnya pemanasan sebelum melakukan hubungan seksual
- Lubrikasi vagina yang tidak mencukupi
- Efek samping dari pengobatan.
Jenis-jenis Vaginismus
Vaginismus dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Vaginismus primer
Vaginismus primer adalah jenis vaginismus yang dapat berlangsung seumur hidup. Dikutip dari Nationwide Well being Service UK, dalam kasus vaginismus primer, tidak mungkin memasukkan benda apapun ke dalam vagina.
2. Vaginismus sekunder
Vaginismus sekunder umumnya disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti infeksi, persalinan, menopause, atau riwayat operasi pada space panggul. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis. Pada kasus ini, penderita vaginismus sekunder pernah berhasil dalam penetrasi seksual, namun berikutnya tidak bisa dilakukan lagi.
3. Vaginismus world
Jenis vaginismus ini menyebabkan penderitanya merespon terhadap semua jenis hubungan seksual, baik itu penetrasi vagina, seks oral, ataupun masturbasi. Vaginismus world bisa bersifat primer maupun sekunder.
4. Vaginismus situasional
Pada vaginismus situasional, otot-otot vagina hanya menegang pada kondisi dan situasi tertentu saja. Misalnya, penderita merasa baik-baik saja saat memasukkan tampon ke dalam vagina, tetapi merasakan nyeri dan sakit saat berhubungan seksual.
Gejala Vaginismus
Dilansir dari laman WebMD, seks yang menyakitkan (dispareunia) sering kali menjadi gejala utama vaginismus. Rasa sakit yang terjadi saat penetrasi biasanya akan hilang setelah penarikan. Meski demikian, beberapa wanita dengan kondisi kejang otot parah akan tetap merasakan sakit.
Berikut ini gejala-gejala vaginismus:
- Sulit melakukan penetrasi
- Nyeri di bagian vulva
- Kejang otot, bahkan sesak napas saat melakukan hubungan seksual.
- Kehilangan hasrat seksual.
Cara Prognosis Vaginismus
Cara yang tepat untuk mendiagnosis vaginismus adalah berkonsultasi dengan dokter. Umumnya dokter akan memeriksa riwayat medis pasien, melakukan pemeriksaan ginekologi, dan melihat gejala yang dialami pasien. Perlu diketahui, tidak ada tes yang definitif untuk mendiagnosis vaginismus.
Cara Mengobati Vaginismus
Cara menangani vaginismus berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Namun, sejumlah metode untuk penanganan vaginismus secara umum adalah sebagai berikut:
1. Edukasi dan konseling
Edukasi dilakukan oleh dokter dengan memberikan penjelasan mengenai anatomi seksual. Dokter juga akan memberikan konsultasi untuk mengurangi rasa cemas atau takut pada penderita vaginismus.
2. Psikoterapi
Psikoterapi bertujuan membantu pasien dalam mengidentifikasi, mengekspresikan, dan menyikapi berbagai faktor emosional pemicu vaginismus.
3. Latihan otot panggul
Senam kegel dinilai dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol otot dasar panggul.
4. Vaginal dilator remedy
Vaginal dilator remedy merupakan terapi dengan alat bantu berbentuk tabung untuk membantu meregangkan vagina, memberikan efek relaksasi sekaligus mengurangi rasa nyeri saat berhubungan intim.
5. Pemberian obat topikal
Obat topikal yang mengandung lidokain biasanya diberikan guna meredakan rasa nyeri pada vagina saat berhubungan.
6. Latihan penetrasi
Latihan penetrasi dapat dilakukan menggunakan dilator plastik atas saran dokter. Cara menggunakannya adalah dengan mendiamkan alat tersebut selama 10 hingga 15 menit agar otot vagina terbiasa dengan tekanan.
Demikian penjelasan mengenai penyebab, gejala, dan cara menangani vaginismus. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat.
Simak Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Fungsi hingga Cara Kerja“
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)