Tag: gegara

Sederet Penyebab Ukuran Mr P Menyusut, Salah Satunya gegara BB Naik

Jakarta

Pernah mendengar bahwa ukuran Mr P bisa menyusut? Hal itu rupanya bukan cuma mitos, melainkan betul-betul bisa terjadi lho. Beragam kemungkinan penyebabnya pun bisa dijelaskan secara medis.

Pada dasarnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi penyusutan ukuran Mr P. Salah satu yang paling ditemukan kasusnya, yakni gaya hidup tidak sehat. Pasalnya, kebiasaan buruk seperti merokok dan malas berolahraga dapat meningkatkan risiko hipertensi serta obesitas. Kedua kondisi ini tentu mempengaruhi ukuran penis.

Selain itu kebiasaan merokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah di semua bagian tubuh, yang salah satunya dapat membatasi ereksi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya itu, inilah beberapa penyebab terjadinya penyusutan penis dikutip dari Verywell Well being:

1. Penuaan

Beberapa kondisi terkait penuaan dapat memengaruhi ukuran penis yang mengalami ereksi. Salah satunya berkenaan dengan kadar testosteron, yang umumnya menurun satu persen setiap tahun ketika pria berusia 30 tahun ke atas. Meski tak terlalu memengaruhi ereksi, tapi penurunan ini membuat penis tampak lebih kecil dan melemah.

2. Kenaikan BB

Lemak berlebih pada tubuh sebenarnya tidak benar-benar mengubah ukuran penis. Namun obesitas dapat mengubah persepsi ukuran penis, ketika sebagian atau seluruh bagian important ini tertutup oleh lipatan kulit dan penumpukan jaringan lemak di sekitar pangkal penis.

3. Operasi prostat

Secara sengaja ataupun tidak, beberapa jenis operasi dapat menyebabkan penyusutan ukuran penis. Termasuk prostatektomi radikal yang mengangkat seluruh prostat pada pengidap kanker prostat. Perkembangan jaringan parut yang menempel di sekitar pangkal penis, mengakibatkan hilangnya ukuran penis hingga 15 persen.

4. Penyakit peyroni

Penyakit yang satu ini bisa menyebabkan lekukan pada penis tidak regular. Penyakit peyronie sering dialami oleh orang yang berusia di atas 40 tahun. Tak hanya bisa mengakibatkan disfungsi ereksi, kondisi ini juga membuat penis menyusut hingga 1 cm karena retraksi jaringan.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Kasus Langka! Remaja 15 Tahun Lumpuh Pita Suara gegara Infeksi COVID-19


Jakarta

Seorang remaja berusia 15 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat, mengidap kelumpuhan pada pita suaranya setelah terinfeksi COVID-19. Adapun kasus langka ini dipublikasikan di Jurnal Medis Pediatrics.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu awalnya pergi ke ruang gawat darurat (UGD) di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dengan mengeluhkan gejala gangguan pernapasan setelah sembilan hari didiagnosis COVID-19.

Pemeriksaan dengan endoskopi menunjukkan adanya kelumpuhan pita suara bilateral, yaitu imobilitas kedua pita suara yang terdapat pada laring atau kotak suara. Para dokter kemudian menyimpulkan kelumpuhan ini kemungkinan merupakan efek hilir dari virus COVID-19, ketika pemeriksaan ekstensif tidak menemukan penyebab lain.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus tersebut, yang dipresentasikan pada tanggal 19 Desember di jurnal Pediatrics, menunjukkan bahwa kelumpuhan pita suara mungkin merupakan komplikasi virus yang berhubungan dengan sistem saraf (neuropatik), selain komplikasi neurologis yang sudah umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

“Mengingat betapa umum virus ini terjadi pada anak-anak, potensi komplikasi yang baru diketahui ini harus dipertimbangkan pada setiap anak yang mengalami keluhan pernapasan, berbicara, atau menelan setelah prognosis COVID-19 baru-baru ini,” kata penulis pertama Danielle Reny Larrow M D, residen di Departemen THT-Bedah Kepala dan Leher di Mass Eye and Ear.

“Hal ini sangat penting karena keluhan tersebut dapat dengan mudah dikaitkan dengan prognosis yang lebih umum seperti asma,” imbuhnya.

Selama di rumah sakit, remaja itu menjalani serangkaian tes diagnostik terperinci dari dokter, termasuk pemeriksaan darah, pencitraan, analisis cairan serebrospinal dan konsultasi dengan ahli THT, neurologi, psikiatri, patologi bahasa bicara, serta bedah saraf.

Ketika terapi wicara gagal meringankan gejalanya, dokter kemudian melakukan trakeostomi, yakni sebuah lubang yang dibuat melalui pembedahan pada tenggorokan untuk meringankan kesulitan bernapas pasien.

Remaja tersebut tetap bergantung pada trakeostomi selama lebih dari 13 bulan setelah pengobatan awal. Artinya, kondisi yang dialaminya itu kemungkinan tidak bersifat sementara.

Dokter kemudian dapat melepaskan trakeostomi tersebut 15 bulan setelah pemasangannya dan tepat pada saat pasien lulus SMA.

“Dia mengadakan pesta promenade seniornya satu setengah tahun setelah dia kehilangan fungsinya, dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan pergi ke pesta promenade dengan trakeostomi yang dilakukan,” kata penulis senior Christopher Hartnick, M D, direktur Divisi Otolaringologi Anak dan Pusat Saluran Napas, Suara, dan Menelan Anak di Mata dan Telinga Massal.

“Kami memutuskan untuk melakukan intervensi sehingga dia bisa lulus SMA dan pergi ke pesta promenade tanpa trakeostomi, dan dia melakukannya,” lanjutnya lagi.

Neuropati pasca-virus diketahui sebagai penyebab kelumpuhan pita suara, dan terdapat beberapa laporan kelumpuhan pada salah satu atau kedua pita suara orang dewasa sebagai komplikasi infeksi SARS-CoV-2. Kasus yang dialami remaja ini merupakan laporan komplikasi pertama di dunia.

Jenis komplikasi ini biasanya tidak terjadi pada individu muda dan sehat, terlebih terdapat lebih dari 15 juta kasus infeksi SARS-CoV-2 pada anak yang dilaporkan.

“Melihat seorang siswa sekolah menengah yang muda, sehat, dan bersemangat tiba-tiba kehilangan salah satu saraf kranialnya yang penting sehingga mereka tidak dapat bernapas adalah hal yang sangat tidak biasa dan memerlukan beberapa analisis,” imbuh Hartnick.

“Fakta bahwa anak-anak sebenarnya dapat mengalami efek neurotropik jangka panjang akibat COVID-19 adalah sesuatu yang penting untuk diwaspadai oleh komunitas anak-anak yang lebih luas agar dapat merawat anak-anak kita dengan baik,” imbuhnya.

Simak Video “Covid-19 Kembali Ngegas, Perlukah Pakai Masker Lagi?
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Warga Malaysia Borong Masker gegara COVID ‘Ngegas’ Lagi


Jakarta

Tak hanya di Indonesia dan Singapura, kasus COVID-19 juga melonjak di Malaysia. Gegara kondisi di sana, warga Malaysia berbondong-bondong membeli dan menyetok masker.

CEO dari salah satu manufaktur alat kesehatan di Malaysia yakni Preferrred Healthcare, Haminuddin Hamid, mengatakan penjualan masker telah meningkat ‘sangat tinggi’ beberapa waktu terakhir. Menurutnya, masyarakat mungkin berniat menimbun masker gegara kasus COVID-19 kembali meroket.

Ia mengaku, perusahaannya masih sanggup mengelola lonjakan permintaan masker dengan stok yang ada. Disebutnya, penjualan ke rumah sakit tetap regular pada periode akhir tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami sudah berencana untuk mendatangkan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi permintaan, terutama (untuk memproduksi) masker bedah dan N95 untuk (sektor) pemerintah,” ungkapnya dikutip dari Free Malaysia At this time, Jumat (8/12/2023).

Kondisinya Terkendali

Terkait kenaikan kasus COVID-19 di negaranya saat ini, Menteri Kesehatan Malaysia Dr Zaliha Mustafa menyebut situasi COVID-19 di Malaysia masih terkendali. Fasilitas kesehatan juga tidak terbebani meski jumlah kasus COVID-19 terpantau meningkat.

Menurutnya, peningkatan kasus COVID-19 saat ini sebenarnya terjadi bukan hanya di negaranya, melainkan juga secara world di banyak negara. Dalam kondisi negaranya tak menemukan penyebaran varian Corona baru, Zaliha meyakini, kenaikan kasus ini sejalan dengan tren yang terjadi setiap akhir tahun.

“Sebagian besar kasus COVID-19 di Malaysia mengalami gejala ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit,” beber Zaliha dikutip dari Malay Mail, Jumat (8/12).

Simak Video “Susul Singapura, Kasus Covid-19 Malaysia Naik 57%
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Pria Tasikmalaya Umur 28 Kena Diabetes, Diduga gegara Doyan Banget Minuman Manis

Jakarta

Viral kisah seorang pria di Tasikmalaya terkena diabetes di usia yang masih amat muda, yakni 28 tahun. Ia mengakui, memang dirinya amat menggemari minuman manis seperti teh dalam kemasan.

Pria tersebut adalah Irfan Ferlanda (29). Irfan menjelaskan, semua bermula pada Agustus 2019 ketika dirinya menjalani operasi lipoma. Setelah tes darah, seorang perawat menanyakan kondisi gula darah Irfan yang saat itu ketahuan tinggi. Irfan pun kaget. Selama ini ia mengira, penyakit tinggi gula darah cuma bisa dialami orang-orang berusia lanjut.

“Habis tes darah, perawatnya nanya, “Udah lama punya penyakit gula, Pak?” Kaget dong aku. Umur masih 28 waktu itu, masa sih kena penyakit yang biasa diidap orang tua? Ternyata gula darah sewaktu itu udah 250 dan normalnya kurang dari 180,” beber Irfan dalam akun X-nya, dikutip detikcom atas izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diduga gegara Kebanyakan Minum Manis

Irfan mengakui, gaya hidupnya selama ini memang tidak sehat. Ia amat menggemari minuman manis dalam kemasan. Juga sehari-hari, ia lebih banyak duduk, jarang berolahraga, bahkan rutin menggunakan vape.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” jelas Irfan pada detikcom.

Setelah mengetahui bahwa gula darahnya tinggi, Irfan mencoba mengubah gaya hidup sehari-hari. Ia membatasi asupan kalori, berolahraga, tidur cukup, dan menjauhi asupan gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

Ia berharap, kondisi fisiknya bisa membaik dengan perubahan gaya hidup, tanpa langsung mengandalkan obat-obatan. Pada November 2023, Irfan kembali menjalani tes dan ditemukannya, kadar gulanya sudah regular.

Selain itu, Irfan berhasil memangkas berat badannya sebanyak 12 kg, dari yang sebelumnya mencapai 90 kg kini mencapai 78 kg.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Viral Pria Curhat Idap Diabetes di Usia 28 gegara Tiap Hari Minum Manis


Jakarta

Seorang warganet di Tasikmalaya bernama Irfan Ferlanda (29) menceritakan pengalamannya mengidap diabetes di usia muda. Ia menduga bahwa penyakit diabetes yang dialaminya berawal dari kebiasaan mengonsumsi minuman manis kemasan.

Irfan menceritakan semuanya berawal ketika ia menjalani operasi kecil lipoma pada Agustus 2023 ketika usianya saat itu 28 tahun. Dokter yang melakukan pemeriksaan menemukan bahwa ia memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Mendengar ucapan sang dokter ia mengaku terkejut karena usianya yang masih relatif muda dan diabetes dikenal memiliki stigma sebagai penyakit orang tua. Keesokan harinya, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HbA1c untuk memastikan kondisi kesehatannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pulang dari RS, besoknya langsung cek gula darah puasa. Hasilnya 150, normalnya 70-130. Belum percaya, pergilah tes HbA1c di lab dan hasilnya 8,7 padahal normalnya kurang dari 5,7. Ingat banget waktu itu langsung gemeteran takut mati. Apalagi anak masih kecil,” cerita Irfan dikutip dari akun X-nya dengan izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).

Ia mengakui sebelumnya memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Irfan menuturkan bahwa ia jarang berolahraga dan sering sekali mengonsumsi minuman manis.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” ujarnya pada detikcom.

Semenjak prognosis tersebut, Irfan secara perlahan mengubah seluruh gaya hidupnya 180 derajat. Ia sempat disarankan untuk mengonsumsi obat, namun ia memutuskan untuk mencoba mengubah gaya hidupnya lebih dahulu. Jika caranya tersebut tidak berhasil, baru ia memutuskan akan mengonsumsi obat.

Ia mengubah gaya hidupnya dengan membatasi kalori harian, olahraga, tidur cukup, dan menjauhi makanan-makanan seperti gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

“Jadi selama 3 bulan terakhir ini aku nggak minum obat apa-apa. Bener-benar cuma ngubah gaya hidup 180 derajat. Semuanya ikhtiar demi bisa remisi diabetes,” jelas Irfan.

“Salah satu dokter yang juga teman saya untuk minta metformin ke puskesmas, saya memilih mencoba dulu selama 3 bulan untuk berupaya weight-reduction plan tanpa obat. Kalau nyatanya hasil tes kemarin belum regular, saya baru akan nurut dan minum obat,” sambungnya.

Pada November 2023 ia kembali melakukan tes HbA1c dan hasilnya turun ke angka 5,5 atau masuk dalam kategori regular. Ia masih akan menunggu selama tiga bulan lagi untuk melakukan tes selanjutnya dan berharap bisa segera remisi.

“Ambil hasil tes HbA1c dan alhamdulillah hasilnya regular. Kalau nanti 3 bulan lagi masih regular, insya Allah remisi. Berat badan juga sudah turun 12 kg dari sebelumnya 90 kg ke 78 kg. Terus apakah akan kembali ke gaya hidup lama? Tentu tidak,” pungkasnya.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Viral Wanita Kena Fistula Ani gegara Doyan Jajan, BAB Berdarah sampai Harus Operasi


Jakarta

Melalui akun TikTok pribadinya @Endell19, seorang wanita di Sidoarjo yang bernama Dini (21) membagikan kisahnya mengidap fistula ani. Kisahnya viral lantaran, seperti anak muda pada umumnya, dirinya mengaku doyan mengonsumsi jajanan-jajanan kotor, seperti mie pedas dan minuman es.

Akibat pola makannya yang buruk tersebut, ia mengalami kesulitan buang air besar. Di tahun 2021, dirinya mengalami buang air besar yang sulit (BAB keras) hingga membuatnya ngeden dengan sangat kuat.

Setelah kejadian tersebut, Dini mendapati kemunculan benjolan bernanah pada duburnya. Benjolan tersebut sempat membesar dan kemudian mengecil dalam beberapa hari. Kemudian, benjolan tersebut pecah, yang disertai dengan rasa sakit hingga menyebabkan demam.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sama seperti anak muda jama sekarang, suka banget makan bakso yang tremendous pedas, mie, suka makan seblak, minum es, itu dari dulu. Terus awal mulanya itu di tahun 2021, tiba-tiba mengalami BAB keras, jadi habis BAB keras langsung muncul kayak benjolan gitu, tapi masih belum keluar cairan nanahnya,” terang Dini kepada detikcom, Sabtu (18/11/2023).

“Jadi benjolannya itu agak besar, terus sampai seminggu, kemudian benjolannya jadi mengecil, kemudian ‘jebrot’, pecah. Pas pecah itu kayak sampai sakit sampai-sampai demam,” sambungnya.

Awalnya, ia hanya beranggapan bahwa gejala tersebut adalah bisul biasa dan tidak menganggapnya serius. Sebagai gantinya, wanita berusia 21 tahun ini memilih berkonsultasi dengan saudaranya yang bekerja di rumah sakit dan diberi obat berupa salep.

Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit semakin intens dan gejala yang Dini alami semakin parah. Dirinya merasakan nyeri hebat yang membuatnya merasa sakit untuk duduk. Tak usai di situ, nanah dari benjolan di duburnya semakin banyak dan menyengat.

“Pas rasa sakit banget itu di 2022, akhir-akhir mau 2023 itu sakit, buat duduk itu sakit banget, terus malah makin keluar banyak cairan nanahnya. Terus sampai baunya itu udah nyengat nggak enak,” imbuhnya.

“Nyeri jujur, nyeri banget. Kalau udah duduk lama itu rasanya kayak pantat kayak nyeri banget. Pas duduk sama pas kecapekan kerja itu sakit banget, sampai jalannya sampai pantatnya nyeri sebelah,” sambungnya.

Karena mengalami penderitaan yang tak kunjung reda, Dini mulai mencari tahu kondisi yang dialaminya di web. Ia membaca tentang fistula ani dan mendapati gejala-gejalanya mirip dengan yang ia rasakan selama hampir dua tahun.

Akhirnya, pada bulan April 2023, Dini memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Ia didiagnosis mengidap fistula ani yang harus dioperasi.

“Periksa ke rumah sakit biar bisa ditangani karena udah lama banget. Bulan April 2023. Langsung dibilang itu penyakit fistula ani dan nggak ada obatnya, obatnya cuma dioperasi,” terangnya.

Dini menjalankan dua kali operasi, yakni di bulan Juni dan Agustus.

“Operasi bulan Juni karena nunggu buat BPJS itu selama satu bulan, itu untuk operasi pertama. Dua kali operasi, di bulan Juni dan Agustus. Perlu karena pas operasi pertama itu masih keluar cairannya, keluar banyak,” ceritanya.

Saat ini, kondisi Dini telah membaik. Namun, dirinya masih sering mendapati benjolan bernanah seperti bisul di bekas operasinya. Selain itu, rasa nyerinya juga masih sering kambuh meskipun tidak seintens dulu.

“Alhamdulillah udah baik, tapi tetap aja keluar cairan nanahnya (di bekas operasinya). Kalau cairan nanahnya udah nutup, terus (mucul) kayak gelembung lagi. Udah ke dokter lagi, tapi katanya memang suka kambuh. Kalau kecapekan dan duduk lama agak nyeri dikir, tapi nggak senyeri yang waktu sebelum operasi,” sebutnya.

Melalui kisahnya, Dini mengimbau obang-orang agar tidak mengabaikan kesehatannya dan segera periksa ke dokter apabila menemukan hal yang janggal pada tubuh. Pasalnya, akibat tidak menghiraukan gejala yang ia rasakan selama dua tahun, fistula ani yang diidapnya sudah semakin parah.

“Jangan takut untuk periksa ke dokter, karena kalo nggak periksa nanti penyakitnya tambah bisa parah kalau dibiarin. Aku udah lumayan parah karena dua tahun dibiarin. Fistula ani aku udah sampai ke dalam anusnya. Makanya pas operasi itu bolongnya sampai ke anus kemudian dijahitnya antara anus dengan lubang fistulanya,” tandasnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, fistula ani adalah saluran yang muncul di antara bagian dalam anus dan kulit luar di sekitar anus. Sebagian besar fistula ani adalah hasil dari infeksi yang dimulai pada kelenjar anus.

Infeksi ini menyebabkan abses yang dapat mengering dengan sendirinya atau dikeringkan melalui pembedahan melalui kulit di sebelah anus. Saluran drainase ini tetap terbuka dan menghubungkan kelenjar anus yang terinfeksi atau saluran anus ke lubang di kulit luar di sekitar anus.

Simak Video “Ini Isi Kandungan Narkoba Keripik Pisang dan Comfortable Water
[Gambas:Video 20detik]
(Syifaa F. Izzati/kna)

8 Kasus Mencengangkan Orang Tewas gegara Tertawa Terlalu Keras

Jakarta

Sampai-sampai disebut ‘obat terbaik’, melepas tawa merupakan aktivitas menyenangkan yang memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk melepas stres dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Namun, nasihat untuk tidak tertawa berlebihan ada benarnya, lho. Pasalnya, tertawa, yang seharusnya baik untuk kesehatan, juga dapat berakibat deadly hingga berujung kematian.

Bahkan, beberapa orang dalam sejarah telah mengalami akhir hidup yang mengenaskan hanya karena tertawa.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari New York Publish, berikut adalah 8 kasus mencengangkan dari orang-orang yang meninggal akibat tertawa.

1. Alex Mitchell

Alex Mitchell meninggal pada tahun 1975 setelah menghabiskan waktu setengah jam tertawa terbahak-bahak akibat sebuah episode acara komedi The Goodies.

Dia menderita gagal jantung setelah menonton episode Ecky Thump, dan kematiannya diberitakan secara luas saat itu.

Istrinya, Nessie, bahkan menulis surat kepada para bintang acara tersebut untuk berterima kasih kepada mereka karena telah membuat 30 menit terakhirnya begitu menyenangkan, demikian dilaporkan BBC.

Namun ketika cucunya, Lisa Corke, mengalami serangan jantung yang nyaris deadly pada tahun 2012, para dokter menduga bahwa kematian Alex disebabkan oleh kondisi jantung turunan yang langka yang disebut sindrom Lengthy QT (LQTS).

Menurut Johns Hopkins Medication, kondisi ini adalah fitur irregular pada sistem kelistrikan jantung yang dapat menyebabkan aritmia yang berpotensi mengancam jiwa. Hal ini dapat menyebabkan pingsan atau kematian jantung mendadak.

2. Damnoen Saen-Um

Damnoen Saen-Um, seorang supir truk es krim di Thailand utara yang berusia 52 tahun, meninggal akibat tertawa terbahak-bahak dalam tidurnya pada tahun 2003.

Istrinya melaporkan bahwa ia mulai bergumam dalam tidurnya dan kemudian tertawa. Seperti yang dilaporkan The Sydney Morning Herald, Luan mencoba membangunkan suaminya namun tidak berhasil dan kemudian dia berhenti bernapas.

Dokter yang menandatangani sertifikat kematiannya mengatakan bahwa Damnoen mungkin meninggal karena gagal jantung.

3. Ole Bentzen

Pada 1989, Dr Ole Bentzen, seorang audiolog Denmark berusia 56 tahun yang dilaporkan dalam keadaan sehat, tertawa terbahak-bahak saat menonton movie A Fish Known as Wanda, menurut Vainness Honest.

Movie ini memiliki adegan dimana aktor Michael Palin memasukkan kentang goreng ke dalam hidungnya.

Dr Bentzen menganggap adegan ini sangat lucu sehingga detak jantungnya melonjak, yang akhirnya mengakibatkan serangan jantung yang deadly.

4. Manghesh Bhogal

Mangesh Bhogal (22) meninggal di Mumbai pada tahun 2013 setelah menonton movie komedi berjudul Grand Masti bersama pacarnya.

DNA India melaporkan bahwa ia tertawa terbahak-bahak selama pemutaran movie tersebut hingga ia menderita serangan jantung.

5. Mrs Fitzherbert

Pada April 1782, Nyonya Fitzherbert pergi menonton Opera yang berjudul The Beggar’s Opera di Drury Lane, London.

Pertunjukan ini dibintangi oleh aktor populer bernama Charles Bannister, yang tampil di atas panggung dengan pakaian seronok, memerankan karakter bernama Polly Peachum.

Seluruh penonton menganggap aksi tersebut sangat lucu, termasuk Nyonya Fitzherbert. Historical past Assortment menyebut bahwa dirinya harus meninggalkan panggung sebelum babak kedua. Karena tidak bisa melupakan adegan lucu tersebut, ia terbahak-bahak hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

Pernah Kena Stroke? Dokter Saraf Wanti-wanti Serangan Berulang gegara Ini


Jakarta

Stroke merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Menurut information Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian akibat stroke mencapai 132 kasus per 100 ribu penduduk.

Dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat pada pasien stroke, khususnya di fase awal. Hal ini perlu dilakukan agar kondisi kesehatan tidak memburuk atau risiko stroke untuk muncul kembali menjadi rendah. Sebenarnya apa saja faktor yang menyebabkan seorang pasien mengalami stroke untuk yang kedua kalinya?

Dokter spesialis neurologi dr Nyoman Angga Krisna Pramana, SpN FINR menuturkan bahwa seorang pasien stroke harus mendapat penanganan yang adekuat. Namun dalam beberapa kasus, faktor risiko atau penyebab stroke pada seorang pasien bisa sulit ditemukan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Contoh misalnya ada pasien stroke non-hemoragik, mencari apa penyebabnya aja sulit dan membutuhkan waktu. Apakah pembuluh darah lehernya yang bermasalah, atau pembuluh darah otak, atau jantungnya yang bermasalah,” ucap dr Nyoman dalam webinar Kenali dan Kendalikan Stroke Kemenkes, Jumat (3/11/2023).

“Kondisi ini mengakibatkan pencarian faktor risiko dari pasien ini menjadi tidak adekuat, terlepas dari problem-problem tersebut. Ketika pencarian faktor risiko tidak adekuat, maka penanganan juga bisa menjadi tidak adekuat,” sambungnya.

Selain itu, dr Nyoman juga menuturkan bahwa menjalani pengobatan penyakit stroke tidaklah mudah. Dalam pengalamannya, ia kerap menemukan pasien yang tidak dapat mengikuti ritme proses perawatan lantaran begitu panjang dan memerlukan banyak sekali obat. Mulai dari obat pengencer darah, anti kolesterol, hingga anti kencing manis tergantung bagaimana kondisi pasien.

Tak jarang akhirnya kondisi ini membuat pasien merasa kelelahan dalam menjalani pengobatan penyakit stroke.

“Sering kali pasien stroke tidak meminum semua obat ini dengan baik karena merasa capek, merasa lelah, atau ketika minum obat tidak merasakan banyak perubahan seperti itu. Jadi itu saya rasa faktor seseorang bisa menyebabkan stroke kedua,” pungkasnya.

Simak Video “Viral Cuitan Kiky Saputri, Apakah Stroke Kuping Benar Ada?
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Sakit Punggung gegara Saraf Kejepit, Boleh Nggak Sih Diurut? Kata Dokter Begini

Jakarta

Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan sebuah masalah kesehatan yang terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang terdorong keluar dan menekan saraf tulang belakang. Kondisi ini umumnya terjadi pada punggung bagian bawah dan leher hingga menyebabkan rasa nyeri pada punggung pasien.

Dalam banyak kasus, masyarakat yang mengalami saraf terjepit menjalani prosedur urut untuk menyembuhkan masalahnya. Namun, apakah mengurut bagian tubuh yang nyeri akibat saraf terjepit dapat menyembuhkan?

Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi dr Omar Luthfi, SpOT(Ok)-Backbone menjelaskan bahwa mengurut memijat tidak dapat menyembuhkan saraf kejepit. Bahkan, masalah saraf kejepit bisa menjadi lebih parah bila dilakukan pemijatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pemijatan itu sebenarnya hanya bisa mengurangi rasa sakit. Tetapi tidak dapat menghilangkan sumber rasa sakit,” ucap dr Omar ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

dr Omar menuturkan bahwa pemijatan masih boleh dilakukan apabila nyeri yang ditimbulkan berasal dari otot. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui sumber nyeri punggungnya terlebih dahulu sebelum melakukan penanganan.

“Pijatan memang secara umum bisa membuat otot-otot kita lebih rileks,” sambungnya.

Kalau Terapi Kretek-kretek Boleh Nggak?

dr Omar menjelaskan bahwa bunyi yang muncul dari sendi-sendi terjadi akibat adanya gelembung udara dalam rongga-rongga sendi. Ketika sendi digerakkan, maka gelembung di dalam sendi tersebut bisa pecah dan berbunyi.

Ia menuturkan bahwa menyembunyikan sendi atau ruas-ruas tulang belakang hanya memberikan rasa nyaman tanda ada manfaat kesehatan lainnya. dr Omar menambahkan bahwa ‘kretek-kretek’ tulang punggung boleh dilakukan selama tidak memiliki masalah tulang belakang yang parah.

“Kalau dia tidak ada gangguan serius yang ada pada tulang belakang ya sebenarnya tidak apa-apa. Makanya kalau orang yang habis kretek-kretek itu kan badannya biasanya lebih enak gitu,” ujar dr Omar.

“Soal pengobatan kretek-kretek kalau sakitnya hebat banget itu kata saya jangan dikretek-kretek ya. Mendingan ke dokter dulu deh, dilihat dulu kondisinya diperiksa. Kalau misalnya dia memang masalah otot aja mau di chiropractic atau pijat nggakpapa ya. Kalau salah, takutnya nambah trauma,” pungkasnya.

Simak Video “KuTips: Pijat di Titik Ini untuk Atasi Mabuk Perjalanan Saat Mudik
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Bocah Perempuan Patah Tulang Ekor gegara Prank Tarik Kursi di Sekolah


Jakarta

Seorang anak di Malaysia yang mengidap Cerebral Palsy mengalami cedera tulang belakang yang serius. Hal itu terjadi setelah anak perempuan bernama Iqa mendapatkan lelucon buruk di sekolah.

Ibu dari Iqa menceritakan kondisi putrinya melalui akun TikTok miliknya @azera5276. Ia mengatakan Iqa terjatuh setelah temannya menarik kursinya.

“Semua pihak harus ingat bahayanya prank seperti ini. Sekarang kita dihadapkan pada hal tersebut, mohon doanya agar Iqa cepat sembuh,” kata ibunya yang dikutip dari The Straits Instances, Sabtu (28/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video yang diunggah, terlihat staf medis memindahkan gadis itu dari bangsal ke ruangan lain untuk menjalani magnetic resonance imaging (MRI). Ibu Iqa membagikan laporan MRI dan mengatakan putrinya menangis karena kesakitan.

Sang ibu mengungkapkan Iqa mengalami patah tulang ekor, cedera cakram tulang belakang, dan memar di tulangnya. Ia juga mengalami gangguan motorik, seperti gerak refleks yang berlebihan, postur tidak regular, mata juling, dan sebagainya.

Akibat cedera tersebut, Iqa membutuhkan bantal untuk duduk. Tetapi, tidak disebutkan jelas kapan peristiwa itu terjadi.

“Tapi, dia tidak bisa duduk terlalu lama dan harus istirahat di tempat tidur hampir sepanjang waktu,” tambah sang ibu.

Namun, saat ini Iqa sudah keluar dari rumah sakit. Dalam video yang diunggah ibunya, gadis kecil itu sudah kembali ceria dan terlihat lebih baik duduk di kursi roda.

Melihat kasus Iqa, banyak warganet yang sangat marah. Banyak yang bercerita pengalaman mereka yang mengalami kejadian serupa.

Bahkan, ada yang masih menderita akibat prank tersebut dan rasa sakitnya masih sangat terasa.

“Saya sudah menderita selama 32 tahun karena kasus seperti ini. Saya mempunyai slip disc L1-L5 dan baru saja disuntik steroid pada tanggal 5 Oktober tetapi rasa sakitnya masih ada. Aku bersumpah demi Allah aku tidak akan memaafkan mereka,” kata seorang komentator ‘Kak Lengthy Aini’.

Tak hanya itu, banyak warganet juga yang mendesak ibu Iqa untuk menuntut keluarga pelaku membayar semua biaya pengobatan sampai gadis tersebut sembuh complete.

Simak Video “Jangan Prank Tarik Kursi!
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)