Jakarta – Suhu tubuh regular manusia berkisar antara 36,5 hingga 37,3 derajat selcius. Penurunan suhu tubuh umumnya terjadi ketika terpapar suhu udara atau air dingin yang ekstrem, tanpa mengenakan pakaian yang tepat.

Tak hanya pada anak-anak, remaja dan orang dewasa juga bisa mengalami hipotermia. Nyatanya, kondisi ini seringkali dialami oleh para pendaki gunung. Hipotermia bisa berakibat deadly bila terlambat ditangani.

Apa Itu Penyakit Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat dari kemampuannya memproduksi panas yang menyebabkan rendahnya temperatur tubuh. Kondisi ini menyebabkan suhu tubuh menurun drastis di bawah 35 derajat celsius (suhu regular tubuh adalah 37 derajat celcius).

Gejala Hipotermia

Tanda yang paling pertama timbul ketika seseorang mengalami hipotermia adalah tubuh yang bergetar. Hal ini merupakan bagian dari respons tubuh untuk menghangatkan diri melawan penurunan suhu.

Selain itu, terdapat gejala lainnya, seperti:

  • Sulit berbicara
  • Pernapasan yang melambat
  • Denyut jantung melambat
  • Kemampuan koordinasi tubuh yang berkurang, seperti langkah atau gerakan tangan yang meleset
  • Rasa kantuk atau rasa lelah
  • Gangguan pada ingatan atau rasa bingung
  • Kehilangan kesadaran
  • Kulit berwarna merah terang dan dingin (pada bayi)

Penyebab Hipotermia

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh berada di bawah 35 derajat celsius. Kondisi ini bisa disebabkan oleh sejumlah situasi, seperti:

  • Tidak menggunakan pakaian yang cukup tebal di cuaca dingin
  • Berada di tempat dingin terlalu lama
  • Tercebur ke dalam air yang dingin
  • Menggunakan pakaian yang basah di cuaca atau tempat yang dingin
  • Tinggal di tempat yang dingin (umumnya terjadi pada lanjut usia yang tinggal seorang diri)

Faktor Risiko Hipotermia

Orang yang memiliki risiko tinggi mengalami hipertemia adalah:

  • Bayi, anak-anak, dan lanjut usia yang tidak menggunakan cukup pakaian, tidak mendapatkan panas yang cukup, atau tidak mendapatkan cukup makanan
  • Orang dengan gangguan jiwa
  • Orang yang berada di luar ruangan dalam jangka waktu yang panjang
  • Orang yang berada di cuaca dingin dan dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang sehingga tidak bisa mengenali kondisi tubuhnya

Komplikasi Hipotermia

Ketika suhu tubuh menurun drastis, organ tubuh, termasuk jantung dan sistem saraf tidak dapat berfungsi dengan regular. Bila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, hipotermia bisa menyebabkan gagal jantung atau henti jantung dan gangguan sistem pernapasan yang bisa mengakibatkan kematian.

Prognosis Hipotermia

Mengenali gejala-gejala yang timbul merupakan langkah awal dalam mendiagnosis penyakit ini. Selain itu, analysis lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan alat thermometer khusus yang dapat mendeteksi suhu tubuh yang sangat rendah.

  • Kondisi hipotermia ringan: Berkisar 32 sampai 35 derajat celsius
  • Kondisi hipotermia sedang: Berkisar 28 sampai 32 derajat celsius
  • Kondisi hipotermia berat: Di bawah 28 derajat celsius

Pengobatan Hipotermia

Kondisi hipotermia merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan medis.

Bila tidak memungkinkan untuk segera mendapatkan penanganan medis, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan:

  • Lepaskan pakaian yang basah, termasuk aksesoris tubuh yang basah, sepatu, dan kaos kaki
  • Lindungi tubuh dari angin atau hal lain yang bisa menyebabkan turunnya suhu tubuh dengan menggunakan pakaian atau selimut yang kering dan hangat
  • Segera berpindah ke lokasi perlindungan yang hangat dan kering
  • Berikan penghangatan tubuh tambahan, seperti selimut atau scorching packs atau heating pad pada beberapa space tubuh, terutama pada tubuh bagian atas, leher, ketiak, dan paha
  • Ukur suhu tubuh dengan termometer
  • Minum cairan yang hangat, namun hindari alkohol atau kafein

Kapan Harus ke Dokter?

Kondisi hipotermia merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, segera kunjungi rumah sakit bila merasakan atau melihat adanya tanda-tanda gejala hipotermia.

Simak Video “Mengenal ADHD: Gejala hingga Penyebabnya
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)