Tag: IBU

Gejala Child Blues yang Dorong Ibu Tenggelamkan Bayi di Ember

Jakarta

Beberapa waktu lalu media sosial dibuat heboh oleh kasus ibu yang menenggelamkan anaknya di ember. Setelah diselidiki, hal tersebut terjadi lantaran si ibu mengalami child blues syndrome atau sindrom child blues.

Kejadian tersebut membuat Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) turun tangan. Setelah bertemu dengan ibu tersebut, Komnas PA mengkonfirmasi kalau yang bersangkutan memang mengalami sindrom child blues.

“Kita monitor ke sana itu kemarin hari Jumat malam. Jadi itu kemarin kita sudah datang ke sana ketemu ibunya. Ibunya itu namanya ibu si bayi itu dah ketemu, terus kita tanya-tanya memang dia mengalami sindrom child blues dan ada sedikit depresi pada saat diagnosa awal ya,” ujar Pjs Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah, saat dihubungi wartawan, Senin (16/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Child blues sendiri merupakan sebuah kondisi yang kerap dialami oleh wanita yang baru melahirkan. Kondisi ini membuat si ibu mudah mengalami perubahan emosional dan lebih sensitif terhadap sekitar.

Penyebab Child Blues

Dikutip dari laman March of Dimes, penyebab child blues hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena child blues, antara lain:

  • Riwayat penyakit psychological atau depresi
  • Perubahan hormon setelah melahirkan
  • Pola tidur dan istirahat yang buruk
  • Sulit beradaptasi dengan tanggung jawab baru sebagai ibu

Gejala Child Blues

Child blues biasanya muncul sekitar 4 atau 5 hari setelah melahirkan. Gejala yang terjadi bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi dan proses persalinan yang dijalani sang ibu.

Adapun beberapa gejala child blues di antaranya:

  • Menangis tanpa alasan yang jelas
  • Mudah marah
  • Ansietas
  • Sering resah dan cemas
  • Tidak sabaran
  • Insomnia atau kesulitan tidur
  • Gampang lelah
  • Merasa sedih sepanjang waktu
  • Temper berubah-ubah (temper swings)
  • Sulit berkonsentrasi

Cara Mengobati Child Blues

Child blues umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mempercepat kesembuhan.

Misalnya, dengan memberikan bantuan kepada ibu yang baru melahirkan. Tanggung jawab untuk merawat anak sering membuat ibu tidak memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan rumah yang lain, seperti berbelanja, memasak, dan sebagainya.

Agar si ibu tidak mudah terkena stres, ajak dia mengobrol dan curhat sehingga dia bisa meluapkan perasaan negatif yang tertahankan. Pastikan juga si ibu mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta rajin berolahraga agar kondisi fisik dan mentalnya tetap terjaga sehingga bisa mencegah terjadinya temper swings.

Simak Video “Psikolog Sebut Child Blues Tak Hanya Dialami Ibu Baru Saja
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Soal Child Blues, Kondisi yang Ramai Dikaitkan Ibu Tenggelamkan Bayi di Ember


Jakarta

Baru-baru ini heboh seorang ibu menenggelamkan bayinya dalam ember di Jakarta Selatan. Peristiwa tersebut viral melalui unggahan video di media sosial.

Dalam video yang beredar, awalnya anak korban dibawa ke dalam kamar mandi. Di sana sudah ada sebuah ember yang berisikan air. Tak lama kemudian, bayi tersebut dimasukkan dan ditenggelamkan oleh pelaku, yang diduga ibunya sendiri, ke dalam ember tersebut. Bayi tersebut tampak menangis dan kesulitan bernapas.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) turun tangan menginvestigasi kasus ibu yang menenggelamkan bayi dalam ember di Jakarta Selatan. Komnas PA telah menemui ibu tersebut dan menyatakan yang bersangkutan mengalami child blues syndrome.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita monitor ke sana itu kemarin hari Jumat malam. Jadi itu kemarin kita sudah datang ke sana ketemu ibunya. Ibunya itu namanya ibu si bayi itu dah ketemu, terus kita tanya-tanya memang dia mengalami sindrom child blues dan ada sedikit depresi pada saat diagnosa awal ya,” kata Pjs Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah, saat dihubungi wartawan, Senin (16/10/2023).

Child blues adalah kondisi yang biasanya dialami oleh ibu baru melahirkan. Kondisi ini berkaitan dengan psikis ibu setelah melahirkan yang mengalami berbagai macam perubahan.

Sekitar 80 persen ibu pasca melahirkan mengalami child blues, yang mengacu pada periode singkat setelah melahirkan yang dipenuhi dengan kesedihan, kecemasan, stres, dan perubahan suasana hati. Itu berarti 4 dari 5 ibu baru melaporkan mengalaminya. Child blues juga biasanya menyerang dalam beberapa hari setelah melahirkan.

Sampai saat ini dokter tak dapat menentukan secara pasti apa penyebabnya. Namun diduga terkait dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan setelah bayi lahir. Perubahan hormonal ini dapat menghasilkan perubahan kimiawi di otak yang mengakibatkan depresi.

Selain itu, banyaknya penyesuaian yang terjadi setelah kelahiran bayi, serta gangguan tidur, gangguan rutinitas, dan emosi dari pengalaman melahirkan itu sendiri, semuanya dapat berkontribusi pada perasaan seorang ibu baru.

Simak Video “Psikolog Sebut Child Blues Tak Hanya Dialami Ibu Baru Saja
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

Resep Tasya Kamila Lindungi Buah Hati dari Dahsyatnya Polusi Ibu Kota


Jakarta

Kualitas udara buruk di Jakarta mengancam kesehatan banyak anak. Hal ini juga dialami putri aktris Tasya Kamila, yakni Shannin.

Tasya mengungkapkan anak keduanya itu sempat jatuh sakit gegara paparan polusi udara di Jakarta. Bahkan, Shannin sakit sampai lebih dari sebulan.

“Shannin itu sebulan sakit, sembuhnya cuman seminggu. Sekarang dua minggu ini baru sembuh lagi. Jadi kemarin batuknya itu kalau ditotal bisa 1,5 bulan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (25/8/2023).

Demi melindungi putrinya agar tak lagi jatuh sakit, Tasya pun melakukan sejumlah cara. Misalnya dengan menggunakan air air purifier untuk membersihkan udara di rumah dan menghindari aktivitas luar ruangan.

“Sering pakai masker, terus pakai air air purifier juga di rumah. Terus nggak banyak ke lapangan berkegiatan out of doors sih,” imbuhnya.

“Karena belum memungkinkan, maksudnya itu juga jadi rame ya, pengennya anak-anak setelah pandemi menikmati dunia luar gitu yang tadinya di rumah aja. Jadi dilema juga,” sambungnya.

Tasya menambahkan asupan makanan bergizi juga penting untuk menjaga kesehatan si buah hati. Sebab, polusi bisa menimbulkan alergi dan menurunkan imunitas, sehingga rentan terkena penyakit lain.

“Dijagalah ya kalau misalkan, sekarang keadaannya alergi pasti imunitasnya ikut turun. Jadi dijaga supaya nggak kena penyakit lainnya,” tuturnya.

Selaim itu, dokter juga menyarankan Tasya dan putra-putrinya melakukan therapeutic dengan bepergian ke tempat yang kualitas udaranya lebih baik.

“Kalau saran dokter sih disuruh therapeutic, disuruh ke luar kota kek, ke luar negeri kek, yang kualitas udaranya memang lebih baik,” tandasnya.

Simak Video “Ini 3 Biang Kerok Polusi di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Kronologi Ibu di Jambi Tewas Mendadak Habis Balap Karung, Ada Riwayat Jantung?

Jakarta

Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kerinci, Jambi, berusia 39 tahun dengan inisial nama DW meninggal dunia sesaat setelah mengikuti perlombaan balap karung. Pihak kepolisian menyebut, ibu tersebut meninggal akibat kelelahan.

“Korban diduga kelelahan setelah selesai melaksanakan lomba balap karung. Sekira pukul 16.30 WIB korban dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Kapolsek Batang Merangin, Iptu Julisman, dikutip dari detikSumut, Sabtu (19/8/2023).

Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (17/8) di Lapangan PTSM Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci. Saat itu, sekumpulan warga sedang memeriahkan HUT RI ke-78.

Kejadian ibu tersebut tumbang sempat terekam dan kini videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat, sang ibu sempat tertawa dan berjalan di tengah kerumunan sesaat setelah mencapai garis end. Namun dalam hitungan detik, setelah ia mencopot karungnya, ia tumbang dan jatuh ke tanah.

Warga yang awalnya bersemangat mendadak panik. Warga langsung mengevakuasi korban dan membawanya ke Puskesmas Tamiai untuk memberikan penanganan medis, Namun setibanya di Puskesmas, DW ditemukan telah meninggal dunia.

Penjelasan Dokter Jantung

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP, ada kemungkinan kematian ibu tersebut tidak hanya disebabkan kondisi kelelahan, melainkan juga riwayat penyakit jantung yang sebenarnya sudah lama ada, namun tidak disadari.

“Seorang wanita berusia 39 tahun yang meninggal setelah lomba balap karung mungkin bukan karena kelelahan. Aktivitas fisik berat dapat memicu kondisi penyakit jantung yang mungkin sudah ada namun tidak disadari, terutama jika seseorang belum pernah melakukan pemeriksaan medis,” terang dr Vito kepada detikcom, Sabtu (19/8).

“Pada usia muda, penyakit jantung bawaan dan masalah irama jantung sering menjadi penyebab utama, sementara pada usia yang lebih lanjut, serangan jantung akibat sumbatan pembuluh darah koroner lebih dominan. Faktor risiko seperti obesitas dan hipertensi juga sering ditemukan dalam kasus-kasus seperti ini,” pungkasnya.

Simak Video “Kriteria Pasien Sakit Jantung yang Bisa Jalani Bedah Minimally Invasive
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Mengenal Sindrom Child Blues Pasca Melahirkan, Bisa Begini Dampaknya pada Ibu

Jakarta

Sebagian wanita mungkin pernah mengalami perubahan suasana hati setelah melahirkan. Kondisi ini kerap dikenal sebagai child blues syndrome (BBS) atau disebut postpartum misery syndrome.

Child blues adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami beberapa wanita usai melahirkan. Kondisi ini masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu.

Penyebab Child Blues

Dikutip dari American Being pregnant Affiliation, sejauh ini penyebab pasti dari child blues masih belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga karena hormon yang terjadi selama kehamilan dan pasca kelahiran (post-natal).

Pasalnya, perubahan hormonal ini dapat menghasilkan perubahan kimia otak yang mengakibatkan depresi. Selain itu, child blues juga bisa jadi disebabkan karena gangguan tidur hingga gangguan rutinitas seorang ibu, sehingga memicu emosi.

Gejala Child Blues

Gejala child blues biasanya akan muncul dalam waktu empat sampai lima hari setelah kelahiran bayi. Adapun gejalanya, seperti:

  • Menangis atau menangis tanpa alasan yang jelas
  • Ketidaksabaran
  • Mudah marah
  • Merasa gelisah
  • Merasa cemas
  • Kelelahan
  • Insomnia (bahkan ketika bayi sedang tidur)
  • Selalu merasa sedih
  • Perubahan temper
  • Sulit berkonsentrasi

Gejala ini biasanya terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam setiap hari. Nantinya, gejala tersebut akan berkurang dan hilang dalam 14 hari setelah melahirkan.

Kondisi child blues ini bisa juga menjadi berbahaya jika terjadi lebih dari 2 minggu, yang disebut sebagai postpartum melancholy (PPD). Jika mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera mengunjungi dokter atau berkonsultasi dengan psikolog.

NEXT: Bisa Terjadi Pada Ayah

Geger Bayi 7 Minggu Mabuk gegara Ibu Teledor Isi Botol Susu dengan Alkohol


Jakarta

Seorang bayi berusia tujuh minggu di California, Amerika Serikat (AS), ditemukan mabuk pada akhir pekan lalu. Hal tersebut terjadi setelah botol susunya diduga diisi alkohol oleh ibunya.

Departemen Sheriff San Bernardino melaporkan bahwa ibu bayi tersebut, Honesti de La Torre (37), akan didakwa lantaran membahayakan anak.

Dikutip dari Fox Information, kronologinya berawal dari petugas yang menerima panggilan telepon sekitar pukul 12.45 hari Sabtu untuk datang ke sebuah space di Rialto, 55 mil sebelah timur Los Angeles.

Ketika para petugas tiba, mereka mendapati bayi itu ditemukan dalam keadaan mabuk.

Para pejabat mengatakan La Torre sedang mengemudi melalui Rialto dan berhenti untuk memberi bayi tersebut alkohol dalam upaya untuk menghentikan si bayi menangis. Bayi itu kemudian menjadi mabuk.

Kondisi bayi itu sekarang belum diketahui. La Torre kini ditahan di Pusat Penahanan West Valley dengan jaminan USD 60.000 atau sekitar Rp 913.740.000 juta. Dia diharapkan muncul di pengadilan pada hari ini, Selasa (8/8).

Simak Video “Operasi Pemisahan Bayi ‘Berkaki 6’ di Lombok Dilakukan Akhir Pekan
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Buntut Populasi Anjlok, Ternyata Ini Alasan Ibu di Jepang Ngaku Nyesal Punya Anak

Jakarta

Krisis populasi di Jepang semakin ngeri, Kementerian Dalam Negeri Jepang menyebut jumlah populasi di negara itu menyusut lebih dari 800 ribu untuk pertama kalinya.

Penurunan dilaporkan hampir di semua prefektur Jepang. Catatan ini menjadi penanda Jepang 14 kali berturut-turut melaporkan rendahnya populasi sejak 2009 hingga 2022. Secara complete populasi saat ini berada di angka 125,4 juta.

Diduga fenomena penurunan populasi hingga angka kelahiran di Jepang disebabkan oleh banyaknya warga yang ogah menikah dan memiliki anak.

Beredar anggapan yang menyatakan masyarakat Jepang terbiasa hidup dengan kenyamanan, teknologi canggih, dan standar yang tinggi. Lingkungan ini memberi mereka banyak kemewahan dan gaya hidup yang relatif mudah.

Akibatnya, beberapa orang dewasa muda mulai memprioritaskan kenyamanan pribadi dan pemanjaan diri, daripada tantangan dan pengorbanan yang terkait dengan membesarkan anak.

Salah satu ibu di Jepang juga sempat viral karena cuitannya di Twitter. Ia mengungkapkan rasa penyesalannya lantaran pernah memilih untuk memiliki bayi.

Setelah memiliki bayi, ibu tanpa diungkap identitasnya itu mengaku tak bisa bangun jam tujuh pagi di akhir pekan, tak bisa memasak sarapan, jalan-jalan di taman, hingga tak bisa tidur tepat pada waktu jam sembilan malam waktu setempat.

“Saya lelah hidup dengan perasaan terus-menerus menekan diri saya yang sebenarnya sejak putri saya lahir,” ungkapnya dikutip dari UCA Information, Minggu (5/8/2023).

Tweet tersebut mengungkapkan rasa frustasi seorang ibu dan keengganannya untuk berusaha demi anaknya, dan menimbulkan kekhawatiran terkait prioritas keinginan pribadi daripada tanggung jawab orang tua.

Hampir Setengah Warga Jepang yang Belum Menikah Ogah Punya Anak

Dalam riset terpisah yang dilakukan oleh Rohto Pharmaceutical, ditemukan bahwa hampir setengah dari orang yang belum menikah di bawah 30 tahun di Jepang mengatakan mereka tidak menginginkan anak. Dilihat dari jenis kelamin, sebanyak 53 persen pria dan 45,6 persen wanita mengaku tidak tertarik untuk menjadi orang tua.

Riset tersebut dilakukan terhadap 400 responden berusia antara 18 hingga 29 tahun. Sebanyak 49,4 persen di antaranya mengaku tidak tertarik untuk memiliki anak.

Simak Video “Kehadiran WNA Bantu Menutupi Krisis Populasi di Jepang
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Nikita Willy Curhat Alami Mind Fog Pasca Jadi Ibu, Ngaku Sering Bengong


Jakarta

Aktris yang saat ini sudah menjadi seorang ibu yaitu Nikita Willy mengalami beberapa perubahan setelah melahirkan anak pertamanya. Nikita merasa setelah menjadi seorang ibu dirinya lebih sensitif dan pemikir.

Seorang ibu satu anak ini menjelaskan pada saat podcast di YouTube Denny Sumargo bahwa ia merasa mengalami mind fog. “Jujur saja semenjak aku menjadi ibu sekarang ini, aku lebih sensitif. Aku lebih kayak suka kadang-kadang dapat mother mind fog, gitu-gitu loh,” ceritanya.

“Jadi kadang-kadang tuh kayak nggak masuk, kalau misalkan orang-orang kayak ngasih komen positif atau negatif, malah bikin aku sakit hati. Jadi mendingan nggak usah mikirin hal itu dan nggak usah dilihat.”

Hal ini membuat Nikita mengurangi penggunaan media sosial dan membaca komentar-komentar netizen. Lantaran ibu satu anak itu merasa setelah melahirkan pikirannya semakin bercabang, sensitif dan membuatnya semakin banyak bengong.

Apa Itu Mind Fog?

Mind fog adalah suatu kondisi yang dialami seseorang, meliputi kesulitan fokus, kelelahan, sering kehilangan alur pikiran, lambat mencerna informasi, kesulitan mengingat hal secara element dan kesulitan untuk berwaspada.

Penyebab terjadinya mind fog yang pertama adalah kehamilan. Selama setiap trimester kehamilan, tubuh seseorang mengalami perubahan hormonal yang beragam. Ketika perubahan hormon ini terjadi, otak berusaha memulihkan keseimbangan dengan melepaskan dan menekan hormon-hormon tertentu untuk mencapai keseimbangan yang stabil. Akibatnya, seseorang mungkin mengalami mind fog karena efek dari aliran hormon yang terus-menerus ini.

Penyebab lainnya adalah COVID-19, kecemasan dan depresi, kadar gula darah, sensitivitas makanan dan kondisi autoimun. Beberapa hal ini dapat memicu terjadinya mind fog pada seseorang yang mengalaminya. Untuk penyembuhan mind fog sendiri tidak ada obat atau perawatan khusus.

Dikutip dari Cleveland Clinic, seorang dokter merekomendasikan untuk meningkatkan kualitas tidur, mencukupi nutrisi, berolahraga dengan rutin 30 menit dalam sehari atau lima hari dalam satu minggu. Perubahan-perubahan kecil ini dapat memengaruhi respons sistem kekebalan tubuh seseorang.

Selain itu saat seseorang beraktivitas, lakukan istirahat selama 20-30 menit sebelum merasa lelah dalam melakukan aktivitas terfokus seperti mendengarkan musik, berjalan kaki atau memejamkan mata sejenak.

Kondisi ini mungkin tidak hanya dialami oleh Nikita Willy saja, tanpa disadari beberapa orang pernah mengalami kondisi tersebut. Maka dari itu jika seseorang merasa dirinya mengalami mind fog, dapat mencoba beberapa metode di atas.

Jika sudah mencoba metode di atas dan seseorang tidak merasa adanya perbaikan, sebaiknya segera menghubungi dokter, untuk dilakukan pengobatan integratif yang dapat membantu memperbaiki gaya hidupnya.

Simak Video “Penjelasan Dokter soal Penyakit Nikita Mirzani
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

IBU HAMIL RESTI PERLU DIDAMPINGI ! – Dinas Kesehatan Kota Malang


Put up Views: 1,250

 

Penyelenggaraan upaya kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian khusus dalam kesehatan  masyarakat. Penilaian terhadap standing kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan sebagai salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. salah satu goal SDG’s (Sustainable Improvement Targets) agenda 2030 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Neonatal yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup (Goal RPJMN 2010-2014 : 24 per 1000 Kelahiran Hidup) dan menurunkan Angka Kematian Balita yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup.

Kematian Ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental. Sedangkan Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian neonatal per 1000 Kelahiran Hidup.

Jumlah Kematian Ibu di Kota Malang tahun 2021 yaitu 41 kasus. Penyebab kematian ibu tersebut didominasi penyakit Covid-19 sejumlah 31 kasus, Preeklampsia/ Eklampsia sejumlah 4 kasus, sedangkan penyebab lain yaitu perdarahan, jantung, pneumonia, tuberkulosis. Jumlah Kematian Neonatal tahun 2021 yaitu 52 kasus dengan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu BBLR 14 kasus, asfiksia sejumlah 13 kasus, sepsis sejumlah 2 kasus, kelainan kongenital sejumlah 7 kasus, diare serjumlah 1 kasus, kelainan saluran cerna 1 kasus, kelainan syaraf 1 kasus, lainnya sejumlah 12 kasus.

Knowledge Dinas Kesehatan Kota Malang Tahun 2021 juga menyebutkan bahwa terdapat 3.927 orang ibu hamil risiko tinggi dari 11.214 orang ibu hamil yang ditemukan. Sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2022 hingga bulan Juni terdapat 6 kasus. Hal ini tentunya memerlukan pemantauan ekstra agar ibu hamil risiko tinggi tersebut tidak jatuh pada kondisi komplikasi yang dapat membahayakan Ibu dan Bayi. Dinas Kesehatan Kota Malang berupaya agar dapat menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

Dinas Kesehatan Kota Malang melalui Sub Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi yang diselenggarakan di Lodge Grand Mercure Tanggal 22 Juni 2022 lalu. Peserta kegiatan terdiri dari bidan koordinator Puskesmad dan kader pendamping ibu hamil risiko tinggi yaitu sejumlah 230 orang dari 16 wilayah kerja Puskesmas di Kota Malang. Pertemuan tersebut dilakukan guna meningkatkan kapasitas tentang deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat, meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pelaksanaan rujukan dini berencana, serta meningkatkan rujukan dini berencana pada ibu hamil risiko tinggi. Kegiatan sosisalisasi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Kota Malang dan PERSAGI yaitu membahas tentang teknis pelaksanaan pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader, nutrisi pada kehamilan risiko tinggi, serta teknis administrasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader.

Kota Malang mendapatkan Dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Hal ini merupakan wujud dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung upaya penurunan AKI dan AKB di Kota Malang. Pendampingan tersebut bertujuan agar ibu hamil risiko tinggi lebih paham dan peduli terhadap keadaan kehamilannya. Proses pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader yaitu ibu akan mendapatkan edukasi terkait kehamilan, gizi dan perawatan bayi, serta motivasi dalam perencanaan persiapan persalinannya. Pendampingan ibu hamil risiko tinggi diharapkan menjadikan rujukan dini berencana kasus risiko tinggi dapat dilaksanakan tepat waktu. Rujukan dini berencana yaitu rujukan ibu risiko tinggi yang disiapkan/direncanakan jauh sebelum hari persalinan. Upaya pendampingan dilakukan agar pengendalian, pencegahan proaktif antisipatif terhadap prediksi penyulit persalinan, kesiapan psychological, biaya, transportasi serta persalinan aman yaitu ibu dan bayi selamat. (BK)

DARI ORANG DEWASA, IBU HAMIL, HINGGA USIA TUA – Dinas Kesehatan Kota Malang


Submit Views: 2,835

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).

Penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan.

Media KIE Hipertensi dapat diunduh disini

[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HIPERTENSI-1.pdf” ]Poster[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HT.pdf” ]Brosur[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/Salinan-dari-Hijau-dan-Putih-Tanaman-Sains-Brosur-31-x-21-cm.pdf” ]Pre Eklamsia[/button]