Tag: Ibuibu

Ibu-ibu Dicatat! 5 Cara Mudah ‘Rapatkan’ Miss V Tanpa Perlu Operasi

Jakarta

Vagina yang kendur sering kali menjadi kekhawatiran para wanita setelah melahirkan. Hal ini menjadi lebih mengerikan akibat banyaknya mitos dan miskonsepsi seputar kesehatan vagina.

Sebagai contoh, beberapa orang percaya bahwa vagina dapat kehilangan elastisitasnya selama-lamanya. Namun, hal ini tidak benar sama sekali.

“Vagina elastis dan dapat meregang atau menyusut untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi. Beberapa peristiwa dalam hidup seperti kehamilan mempengaruhi kelenturan vagina, tetapi seperti otot lainnya, vagina juga dapat mengembang dan menyusut. Tidak ada yang dapat menyebabkan vagina menjadi ‘longgar’ secara permanen,” terang Dr Swetha, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dikutip dari Healthshots.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika seorang wanita sedang hamil, tubuhnya akan menyesuaikan untuk mengakomodasi janin yang sedang tumbuh. Saat melahirkan, otot-otot di vagina juga akan melebar untuk memberi ruang keluarnya bayi.

Walhasil, dinding vagina melemah dan mengendur. Seperti yang telah dijelaskan, vagina pun akan kembali ke bentuk semula beberapa saat setelah melahirkan, meskipun mungkin tidak sepenuhnya.

Namun, jika ingin mencari cara yang dapat membantu dalam memperkuat dan mengencangkan otot-otot vagina, olahraga menjadi salah satu solusinya.

Ada 5 solusi untuk ‘merapatkan’ vagina setelah melahirkan.

1. Kegel

Senam kegel berfungsi untuk memperkuat otot-otot dasar panggul yang menopang rahim, kandung kemih, usus halus, dan rektum.

Latihan ini melibatkan pengencangan dan pelepasan otot-otot tersebut untuk membangun kekuatan yang membantu dalam mengencangkan vagina.

2. Pelvic tilt

Latihan ini membantu merapatkan vagina karena dapat memperkuat otot-otot vagina dan perut.

Untuk melakukannya, berdiri dengan bahu dan bokong menempel pada dinding. Kemudian, tariklah pusar ke arah tulang belakang. Kencangkan pusar setidaknya empat detik sebelum melepaskannya.

3. Squats

Melakukan squat bersamaan dengan latihan kegel adalah cara yang bagus untuk mengencangkan space panggul dan mengencangkan otot-otot vagina.

Untuk melakukannya, berdirilah dengan kaki terentang dan pinggul menghadap ke luar, lalu turunkan tubuh seolah-oleh sedang duduk di bangku.

4. Legs up

Seperti artinya, latihan ini sesimpel mengangkat kaki ke dinding. Posisi ini sangat baik untuk mengencangkan vagina dan mengembangkan kekuatan otot panggul.

Latihan ini dapat dilakukan di pagi hari sebelum beranjak dari tempat tidur.

5. Yoga

Gerakan-gerakan yoga yang melibatkan panggul juga dapat membantu mengencangkan vagina. Yoga asanas contohnya, dapat membantu dalam kontraksi dan ekspansi otot-otot dasar panggul.

Simak Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Fungsi hingga Cara Kerja
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Ibu-ibu Merapat! Begini Temuan Studi soal Dampak Display screen Time pada Balita


Jakarta

Menyibukkan balita dengan memberinya display time each day seperti bermain ponsel atau pill mungkin tampak sederhana. Akan tetapi, hal tersebut bisa memperlambat tumbuh kembang mereka.

Studi baru menemukan bahwa display time yang lebih lama pada balita usia 1 tahun berkaitan dengan keterlambatan perkembangan dalam komunikasi serta pemecahan masalah bagi balita berusia 2 sampai 4 tahun. Para ahli mengatakan, membatasi display time pada balita dapat mendukung perkembangan mereka.

Jurnal JAMA Pediatrics menjelaskan balita berusia satu tahun yang memiliki display time lebih lama lebih tinggi berisiko mengalami keterlambatan perkembangan dalam komunikasi dan pemecahan masalah pada usia 2 dan 4 tahun.

“Penelitian ini menambah bukti bahwa peningkatan display time (pada balita dan anak kecil), berkontribusi pada keterlambatan perkembangan di berbagai bidang. Seperti keterampilan komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan sosial,” ujar Dr. Christina Johns, dokter gawat darurat anak dan penasehat medis senior di PM Pediatric Care yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut dikutip dari Healthline.

Penelitian tentang keterlambatan perkembangan pada usia dua dan empat tahun ini melibatkan 7.097 anak-anak beserta orang tuanya yang direkrut dari 50 klinik kebidanan dan rumah sakit di Jepang antara tahun 2013 dan 2017. Orang tua melaporkan berapa banyak display time yang diizinkan untuk anak mereka yang berusia satu tahun di setiap harinya, termasuk TV (televisi), DVD (Digital Versatile Disk), online game, ponsel dan pill.

Kemudian ketika anak mereka berusia 2 dan 4 tahun, orang tua menanggapi kuesioner yang menilai perkembangan anak mereka di beberapa bidang komunikasi motorik kasar, motorik halus, pemecahan masalah dan keterampilan pribadi serta sosial.

Mereka yang memiliki dua kali display time empat jam bahkan lebih per harinya pada usia 2 tahun, dua kali lebih mungkin mengalami keterlambatan dalam komunikasi dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu dengan display time dan usia yang sama juga memiliki kemungkinan hingga dua kali lebih besar untuk mengalami keterlambatan dalam keterampilan motorik halus dan keterampilan pribadi serta sosial.

Sedangkan pada usia 4 tahun, peningkatan risiko keterlambatan tetap hanya pada keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah.

Faktor-faktor lain seperti genetika, pengalaman negatif termasuk pelecehan atau penelantaran, dan faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi perkembangan pada anak.

Dalam studi baru menyebutkan, orang tua yang cenderung lebih muda, belum pernah melahirkan sebelumnya, memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih rendah, memiliki tingkat pendidikan lebih rendah serta mengalami depresi pasca persalinan memiliki anak-anak dengan display time yang lebih lama.

Salah satu kekurangan dalam penelitian ini yakni, tidak memiliki rincian tentang jenis display time yang terpapar pada anak-anak serta knowledge apakah orang tua menonton konten tersebut bersama anak.

Beberapa penelitian menunjukkan, tidak semua jenis display time memiliki efek yang sama pada perkembangan anak. Sebuah meta-analysis dari sumber tepercaya yang melibatkan penelitia dengan anak-anak di bawah usia 12 tahun menemukan bahwa display time yang dihabiskan untuk konten pendidikan berkaitan dengan peningkatan keterampilan bahasa, dibandingkan dengan jenis penggunaan display time lainnya. Selain itu orang tua yang melihat konten bersama anak mereka juga memiliki efek menguntungkan pada kemampuan bahasa.

Simak Video “Krisis Dokter Anak di Korsel: Imbas Angka Kelahiran dan Gaji Rendah
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Ibu-ibu Merapat! Hadiah HUT RI Ke-78 Buat para Bayi: Vaksin Rotavirus Free of charge


Jakarta

Di hari Kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh bayi akan mendapatkan imunisasi tetes rotavirus (RV) secara free of charge. Pemberian vaksin ini dilakukan untuk melindungi anak Indonesia dari kejadian diare berat.

“Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan (atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei) yang akan diberikan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu antar dosis, dan imunisasi RV dosis terakhir diberikan pada bayi usia 6 bulan 29 hari.” jelas juru bicara Kemenkes dr Syahril dalam keterangan tertulis, Rabu (16/8/2023).

Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap di 21 kabupaten/kota di 18 Provinsi dengan sasaran 196.876 bayi.

Pemberian imunisasi ini dapat melindungi bayi dari infeksi rotavirus, yang merupakan penyebab utama diare berat pada anak kecil. Vaksin bisa mencegah risiko diare parah hingga 34 persen dan mengurangi risiko kematian hingga 96 persen pada anak kecil akibat diare parah.

Menurut catatan Kemenkes, diare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi. Menurut sumber knowledge Indonesia Rotavirus Surveillance Community 2001-2017, rotavirus menjadi penyebab utama diare berat pada balita, yaitu sekitar 41 persen sampai 58 persen dari whole kasus diare pada balita yang dirawat inap, saat ini 1 dari 8 anak balita menderita diare.

Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga akan menghambat tumbuh kembang seorang anak karena dapat menimbulkan stunting. Zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh anak untuk tumbuh hilang karena infeksi diare yang berulang dan nilai gizi pada tubuh anak pun akan berkurang.

Rotavirus bisa menyebabkan diare akut yang disertai muntah, demam, dan sakit perut. Infeksi virus ini juga bisa membuat si kecil mengalami dehidrasi yang parah, sehingga menyebabkan risiko terburuk yaitu kematian.

Simak Video “Kemenkes Tambah Tiga Vaksin Baru Dalam Program Imunisasi Dasar
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)