Tag: Imbas

Horor, Krematorium India Penuh Imbas ‘Diamuk’ Gelombang Panas Ekstrem


Jakarta

India tengah dihantam gelombang panas ekstrem yang menyebabkan 170 kasus kematian. Dua negara bagian dengan laporan kasus terbanyak imbas gelombang panas terdapat di Uttar Pradesh dan Bihar.

Kondisi ini membuat rumah sakit kewalahan menerima pasien yang mengalami efek dari gelombang panas ekstrem. Bahkan krematorium di tepi Sungai Gangga juga mulai dipenuhi jenazah.

“Situasi di sini berubah dalam empat hingga lima hari terakhir. Mencapai 25 hingga 30 jenazah dan orang-orang di sini siang dan malam kepanasan,” kata seorang pendeta pendeta Rajesh Pandey, yang dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2023).

Kepala pengawas medis di Ballia, S.Ok. Yadav, juga mengkonfirmasi adanya lonjakan rawat inap di rumah sakit di distrik utama. Sampai saat ini, pihaknya juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui pasti penyebab kematian pasien yang datang ke rumah sakit.

“Pasien yang datang ke sini sudah memiliki beberapa kondisi komorbiditas dan berada dalam stadium akhir,” kata Yadav.

Imbas jumlah korban yang melonjak, suasana di rumah sakit distrik Ballia mengingatkan akan kekacauan saat COVID-19 melonjak di India. Bahkan, pasien yang putus asa berbaring di depan kipas pendingin di bangsal rumah sakit yang penuh dan sesak.

Hal ini dialami seorang warga bernama Brijesh Yadav (28), yang mengantar kakeknya berusia 85 tahun ke rumah sakit. Saat itu, kakeknya mengeluh kesulitan bernapas.

“Dokter mengatakan ini terjadi karena panas,” katanya.

Tak hanya di Ballia, negara bagian Bihar juga melaporkan kasus akibat gelombang panas ekstrem. Setidaknya 50 orang tewas karena penyakit yang disebabkan oleh suhu panas tersebut.

Sebuah studi oleh para peneliti Universitas Cambridge menemukan bahwa gelombang panas yang mematikan, yang dipicu oleh perubahan iklim. Pada tahun 2022, gelombang panas membuat hampir 90% orang India lebih rentan terhadap masalah kesehatan masyarakat, kekurangan pangan, dan peningkatan risiko kematian.

Simak Video “Dampak Cuaca Panas Ekstrem yang Bisa Picu Kematian
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Kronologi Bayi Dirawat gegara Sesak Napas Imbas Polusi ‘Ugal-ugalan’ di DKI

Jakarta

Viral sebuah video yang menunjukkan seorang bayi dirawat di rumah sakit. Sang ibu menyebut kondisi anaknya adalah imbas dari polusi di DKI Jakarta.

Dalam video yang diunggah di TikTok, ibunya menjelaskan awal mula anak bernama Hanan itu mengalami sesak napas hingga harus dirawat di rumah sakit. Gejala awal Hanan merupakan batuk dan pilek.

Namun, Hanan langsung dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami demam tinggi hingga tidak bisa tidur. Bahkan, napasnya terbilang sangat cepat dari batas regular bayi pada umumnya.

“Bawa berobat ke RS karena demam tinggi dan setiap malam rewel nggak tidur. Hanan harus dirawat inap karena kata dokter napasnya sesak,” ungkap sang ibu melalui akun TikTok pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.

“Napas Hanan 60 per 1 menit. Yang wajarnya 40 kata dokter spesialis anak (DSA),” lanjutnya.

Setelah menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit, Hanan mulai menjalani berbagai pengobatan. Mulai dari fisioterapi, terapi sinar, hingga therapeutic massage sambil ditepuk punggungnya yang berfungsi untuk membantu mengeluarkan dahak dan lendir dari tubuhnya.

Melihat kondisi Hanan, sang ibu berpesan agar para orang tua untuk tidak menganggap remeh bahaya penyakit flu pada anak. Sebab, bayi masih belum bisa mengeluarkan lendir dari hidungnya ataupun dahak.

“Sedih banget rasanya pas ngeliat anak sekecil ini harus ngerasain jarum infusan. Penyakit flu sepele untuk orang dewasa tapi sangat amat menderita untuk bayi yang belum bisa keluarin lendir di hidung dan dahaknya,” jelasnya.

Simak Video “Kualitas Udara di Jakarta Dinilai Tidak Sehat
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)