Tag: Jangan

Jangan Diurut! Dokter Ungkap Nyeri Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Kanker Tulang


Jakarta

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang lebih memilih ke tukang urut untuk mengatasi nyeri atau pegal di tulang dan sendi. Padahal nyeri pada tulang tak bisa sembarangan diurut karena bisa jadi merupakan gejala awal kanker tulang.

Spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(Ok) Onk dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut tidak sedikit pasien osteosarkoma yang datang dengan keluhan benjolan dan patah kemudian gejalanya memburuk karena diurut.

“Budaya kita itu apa apa diurut, itu nggak bener,” ujar dr Yogi saat ditemui detikcom di RSCM, Senin (18/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Urut itu kan tindakan traumatik, kalau pada kasus ada tumor, dikasi traumatik, menimbulkan radang semakin berat. Kalau patah, ditambah urut, bisa cedera di pembuluh darah, saraf,” sambungnya.

Kanker tulang osteosarkoma sendiri merupakan jenis tumor tulang yang sifatnya ganas dan pertumbuhannya cepat. Karena pertumbuhan tumor osteosarkoma termasuk ganas, pembentukannya bisa cepat.

Penyakit ini umumnya banyak dialami oleh anak dan remaja. Osteosarkoma paling sering ditemukan di sekitar lutut, bahu, dan daerah sendi.

“Gejala awal itu nyeri. Segera periksakan ke dokter jangan sampai ketahuannya sudah gede,” ujar dr Yogi.

Bengkak dan nyeri adalah gejala awal osteosarkoma yang harus diwaspadai. Ciri-cirinya adalah nyeri yang bersifat progresif, artinya rasa sakit tak kunjung hilang bahkan setelah minum obat pereda nyeri.

“Setelah nyeri, dia akan timbul benjolan. Lalu bisa jadi patah karena (tulangnya) lemah,” bebernya.

Oleh karena itu, sangat penting melakukan pemeriksaan ke dokter sebelum pergi ke tukang urut. Apalagi jika gejala yang dirasakan tidak kunjung sembuh meski sudah meminum obat.

Simak Video “Kemenkes Bantah soal Polusi Sengaja Dibuat untuk Munculkan Pandemi 2.0
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Cara Membersihkan Telinga dengan Mudah dan Aman, Jangan Dikorek

Jakarta

Menjaga kebersihan telinga merupakan tanggung jawab setiap orang agar organ ini tetap berfungsi dengan baik. Pada umumnya, kotoran yang diketahui oleh masyarakat sebenarnya adalah serumen.

Serumen sebetulnya adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar minyak untuk melindungi kulit liang telinga. Yuk, kita simak penjelasan mengenai cara untuk membersihkan telinga.

Mengapa Membersihkan Telinga Penting?

Dikutip dari situs Healthline, kotoran telinga merupakan hal yang regular dan baik di saluran telinga. Namun, apabila kotoran tersebut menumpuk dapat menyebabkan gejala, seperti pusing atau bahkan gangguan pendengaran.

Karena itu, penting untuk kamu menjaga kebersihan telinga. Ketika kotoran menumpuk kamu berisiko mengalami infeksi telinga. Dikutip dari situs WebMD, kamu mungkin akan mengalami impaksi serumen.

Hal ini terjadi ketika kotoran telinga sudah memenuhi liang telinga pada salah satu atau kedua telinga. Berikut beberapa gejala dari impaksi serumen:

  • nyeri dan terasa penuh di telinga
  • telinga terasa tersumbat
  • kehilangan sebagian pendengaran, yang semakin buruk seiring berjalannya waktu
  • telinga berdenging
  • terasa gatal dan keluar cairan atau bau dari telinga
  • batuk.

Penumpukan kotoran telinga seperti itu jarang terjadi, namun bisa saja terjadi. Apabila kamu merasakan salah satu dari gejalanya, jangan langsung berasumsi. Sebaiknya hubungi dokter terlebih dahulu dan mencari penyebabnya.

Bagaimana Cara Membersihkan Telinga?

Dikutip dari situs Universitas Muhammadiyah Jakarta, serumen memiliki mekanisme pembersihan secara alami atau self-cleansing. Serumen dapat keluar dari telinga secara alami berupa migrasi epitel dari umbolateral membran timpani ke arah lateral. Penggunaan benda asing dapat mengganggu mekanisme self-cleansing.

Namun, kamu dapat membersihkan telinga secara mandiri di rumah dengan aman dan mudah. Dikutip dari situs Medical Information Right this moment, berikut beberapa cara membersihkan telinga:

1. Gunakan kain lembap

Basahi kain atau handuk dengan air hangat, lalu peras agar tidak terlalu basah. Gunakan kain tersebut untuk membersihkan bagian luar telinga. Namun, tidak disarankan untuk memasukkan benda ke dalam telinga karena dapat mendorong kotoran menjadi masuk lebih dalam.

2. Obat tetes pembersih telinga

Penggunaan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotek dapat membantu untuk memecah kotoran telinga. Terdapat beberapa alternatif larutan yang dapat kamu gunakan untuk melonggarkan penumpukan kotoran telinga. Contohnya yaitu child oil, gliserin, hidrogen peroksida, dan karbamid peroksida.

3. Lakukan irigasi telinga

Kamu dapat membeli peralatan irigasi yang menggunakan air biasa atau larutan garam. Kamu pun dapat mengunjungi dokter untuk mendapatkan irigasi dari profesional.

Sebelum memulai prosedur, kamu perlu menghangatkan air dan obat tetes telinga hingga mencapai suhu tubuh agar tidak terjadi efek samping. Pastikan larutan tidak terlalu panas karena dapat menyebabkan luka bakar.

Untuk melakukan irigasi telinga, kamu dapat menggunakan jarum suntik dan menyemprotkan air atau larutan garam ke dalam saluran telinga. Kamu perlu mendiamkan obat tetes telinga selama 15 hingga 30 menit dengan menjaga kepala tetap miring.

Apabila kamu memiliki penyakit diabetes, lubang di gendang telinga, eksim, sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau tabung di gendang telinga. Kamu tidak disarankan untuk melakukan irigasi telinga.

Apa yang Harus Dihindari Saat Membersihkan Telinga?

Berikut beberapa cara yang perlu dihindari saat membersihkan telinga:

1. Membersihkan telinga menggunakan cotton bud

Penggunaan cotton bud akan mendorong kotoran telinga lebih dalam. Selain itu, cotton bud dapat memperlambat sistem self-cleansing, melukai gendang telinga, dan membuat kapas tersangkut di telinga.

2. Membersihkan telinga menggunakan lilin

Cara membersihkan telinga menggunakan lilin dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit, penyumbatan, berdarah, serta lubang pada selaput antara saluran telinga, telinga tengah, dan gendang telinga bocor.

3. Terlalu sering membersihkan telinga

Terlalu sering membersihkan telinga berisiko mengakibatkan infeksi dan mengganggu fungsi organ pendengaran ini.

Itulah beberapa cara membersihkan telinga yang dapat kamu lakukan. Semoga bermanfaat!

Simak Video “KuTips: Cegah Masalah Pendengaran dengan Rumus 60:60
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Ini 6 Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Jangan Anggap Sepele!

Jakarta

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi mengalirkan darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Sebagai informasi, pembuluh darah terdiri dari tiga jenis, yakni arteri, vena, dan kapiler.

Namun, dalam kondisi tertentu pembuluh darah manusia bisa pecah. Lantas, apa yang menyebabkan pembuluh darah pecah? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

Penyebab Pembuluh Darah Pecah

Ketika pembuluh darah pecah, sebagian darah akan keluar dan dapat muncul di bawah permukaan kulit. Dilansir dari berbagai sumber, berikut sejumlah penyebab pembuluh darah pecah.

1. Cedera

Penyebab pembuluh darah pecah yang pertama adalah karena mengalami cedera. Hal ini cukup umum dialami oleh sejumlah orang karena sejumlah faktor, misalnya terpeleset atau jatuh ke tanah.

Nah, cedera yang cukup parah dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan terjadi pendarahan. Sayangnya, pendarahan tak dapat dilihat dengan mata telanjang karena terjadi di dalam kulit.

Oleh sebab itu, jika mengalami cedera yang cukup parah sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut oleh dokter.

2. Varises

Varises merupakan pembengkakan yang terjadi pada pembuluh darah vena dan menyebabkan penumpukan darah. Karena darah terus menumpuk, hal ini menimbulkan tekanan besar yang lama-lama dapat merusak pembuluh darah dan akhirnya pecah.

Ketika pembuluh darah pecah, maka akan membentuk jaringan darah yang menjalar di kulit, yang kalau dilihat sekilas seperti jaring laba-laba. Kondisi ini juga menyebabkan warna kemerahan atau kecoklatan di kulit.

3. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga menjadi salah satu penyebab pembuluh darah pecah. Pada dasarnya, pembuluh darah sehat bersifat lentur, kuat, dan elastis.

Namun, karena mengalami tekanan darah tinggi hal ini dapat merusak lapisan pembuluh darah akibat penumpukan lemak di tubuh. Ketika lemak masuk ke aliran darah, plak jahat mengumpul dan melekat di pembuluh darah.

Hal tersebut menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi kurang elastis, sehingga menghambat aliran darah ke seluruh tubuh. Jika hipertensi tidak segera disembuhkan, maka pembuluh darah bisa pecah.

4. Kelainan Darah

Mengutip Healthline, kelainan darah juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, termasuk penyakit yang mengganggu pembentukan protein regular dalam darah yang disebut hemofilia. Tak hanya itu, kekurangan vitamin atau nutrisi juga menjadi faktor pembuluh darah melemah.

5. Terjadi Penggumpalan Darah

Pembekuan atau penggumpalan darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Mengutip laman My Cleveland Clinic, penggumpalan darah dapat meningkatkan tekanan aliran darah di arteri atau vena. Ketika tekanan darah terus meningkat, pembuluh darah dan katup kecil di dalamnya bisa melemah dan akhirnya pecah.

6. Vaskulitis

Penyebab pembuluh darah pecah yang terakhir adalah karena mengalami vaskulitis. Sebagai informasi, vaskulitis adalah peradangan yang menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal atau sempit sehingga mempengaruhi lebar aliran darah.

Jika kondisi ini tak segera ditangani dengan cepat, maka vaskulitis bisa bertambah parah yang mana berisiko menyebabkan pembuluh darah pecah.

Nah, itu dia pembahasan mengenai enam penyebab pembuluh darah pecah. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.

Simak Video “Fuji Ngaku Kesulitan Syuting karena Idap Skoliosis
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)

Suami Jangan Senang Dulu, Begini 4 Tanda Istri Lagi Pura-pura Orgasme

Jakarta

Sudah menjadi rahasia umum, kunci dari hubungan seks yang berkualitas adalah komunikasi yang terjalin dengan jujur dan terbuka di antara suami-istri. Namun pada banyak kasus, wanita memilih untuk berpura-pura orgasme. Meski ia tak benar-benar merasakan sensasi kenikmatan, ia memilih untuk berbohong demi menyenangkan hati sang suami sementara waktu.

Wajar jika beberapa pria sedikit ketar-ketir mendengar hal ini. Mungkin kini timbul pertanyaan, jangan-jangan selama ini desahan istri adalah desahan bohongan, yang dikeluarkannya hanya untuk membuat sang suami tak sakit hati?

Tenang dulu. Sebenarnya, ada beberapa tanda yang muncul jika wanita sedang berpura-pura orgasme. Dikutip dari berbagai sumber, berikut penjelasannya:

1. Tidak merasa lemas setelah ‘orgasme’

Mengacu pada penelitian The Journal of American Medical Affiliation, pria membakar sekitar 101 kalori setiap sesi bercinta. Sedangkan wanita rata-rata membakar 69 kalori dalam satu kali momen bercinta.

Walhasil, wajar jika seorang wanita merasa lemas setelah bercinta, apalagi jika ia menunjukkan tanda-tanda habis mencapai puncak kenikmatan. Sebaliknya jika wanita langsung bangun dari ranjang dan segar seolah-olah tak habis membakar kalori, bisa jadi wanita tersebut tak benar-benar mencapai orgasme.

2. Tidak ada getaran

Orgasme yang sesungguhnya membuat sebagian besar wanita bergetar saat otot berkontraksi. Umumnya, getaran ini dibarengi jari kaki yang melengkung. Sebaliknya, jika tidak ada tanda-tanda ini, bisa jadi wanita tersebut cuma berpura-pura mencapai puncak kenikmatan kala bercinta.

3. Pernapasan tiba-tiba menjadi cepat

Dinamika pernapasan bisa menjadi tanda apakah seorang wanita benar-benar orgasme atau tidak. Normalnya, dibutuhkan waktu sekitar 1 menit untuk seorang wanita bisa mengalami percepatan pernapasan. Namun dalam kondisi tengah berpura-pura orgasme, wanita umumnya bernapas lebih cepat layaknya orang yang sedang kehabisan napas.

4. Wajah tidak memerah

Saat seorang wanita mengalami rangsangan seksual, otomatis wajahnya akan memerah. Kondisi ini terjadi karena ada banyak daerah yang dialirkan ke bagian tubuh tertentu saat orgasme berlangsung.

Walhasil jika tidak ada perubahan apa pun pada wajah wanita, misalnya terlihat pucat-pucat saja, bisa jadi wanita tersebut tidak benar-benar mengalami orgasme.

Simak Video “Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

5 Hal Ini Wajib Dilakukan usai Bercinta, Jangan Langsung Tidur!


Jakarta

Setelah berhubungan seks, biasanya beberapa orang memilih untuk santai dan mungkin langsung tertidur. Padahal, setelah berhubungan seks masih ada berbagai hal yang harus dilakukan, khususnya untuk para wanita.

Hal ini penting dilakukan demi menjaga kesehatan organ intim agar terhindar dari sejumlah penyakit. Dikutip dari laman Girls’s Well being, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan setelah berhubungan intim.

1. Buang air kecil

Setelah melakukan hubungan seks, bakteri bisa saja masuk ke dalam uretra. Uretra merupakan saluran yang membawa urin keluar dari tubuh. Buang air kecil dapat membantu membuang kuman dari dalam uretra.

2. Bersihkan space kemaluan

Setelah berhubungan seks, penting untuk pasutri membersihkan alat kelaminnya dengan air dan sabun berbahan lembut.

Bisa juga menggunakan waslap hangat dan usap perlahan vagina menggunakan sabun dan air (atau hanya air hangat), bergerak dari depan ke belakang.

3. Penggunaan pakaian dalam yang tepat

Disarankan untuk menggunakan pakaian dalam berbahan katun ataupun yang longgar setelah berhubungan seks.

Menurut Nationwide Institute of Diabetes, Digestive and Kidney Illnesses, penggunaan pakaian dalam berbahan nilon ataupun yang ketat dapat menjebak kelembaban serta membantu pertumbuhan bakteri.

4. Minum air

Setelah berhubungan seks biasanya akan melelahkan bagi para pasangan. Untuk itu, agar mencegah dehidrasi penting untuk para wanita mengkonsumsi air. Selain mencegah dehidrasi, air juga membantu membuang bakteri sehingga menghindari risiko infeksi saluran kemih (ISK).

5. Makan makanan kaya probiotik

Mengonsumsi makanan kaya probiotik seperti yogurt dan hidangan fermentasi lainnya memiliki bakteri baik yang sama dengan yang ditemukan di vagina. Dengan konsumsi makanan ini setelah berhubungan seks dapat membantu mengisi kembali bakteri baik tubuh, membantu mengurangi risiko infeksi jamur.

Simak Video “Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Ortu Jangan Lalai, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Obesitas pada Anak!


Jakarta

Tak cuma orang dewasa, nyatanya obesitas juga mengintai bayi dan anak-anak. Kondisi obesitas ini tidak boleh disepelekan, karena dapat berujung pada komplikasi lainnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, obesitas dapat membuat anak rentan mengalami masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada masa kanak-kanak juga dapat menyebabkan depresi.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pola hidup anak agar mereka terhindar dari obesitas. Melansir berbagai sumber, berikut beberapa hal yang dapat menjadi pemicu obesitas pada anak.

1. Malas Beraktivitas

Anak-anak yang malas melakukan aktivitas fisik dan olahraga cenderung lebih mudah mengalami obesitas. Hal ini bisa terjadi karena jumlah kalori yang terbakar hanya sedikit karena tubuh jarang bergerak. Akibatnya, berat badan anak akan lebih mudah bertambah. Apalagi jika mereka memiliki kebiasaan makan berlebih. Sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk mengajaknya olahraga teratur. Mulailah tanamkan kebiasaan sehat dengan rajin olahraga setidaknya minimal 30 menit per hari, 2-3 kali seminggu.

2. Kurang Tidur

Tidur menjadi faktor penting dalam masa pertumbuhan anak-anak. Anak -anak yang kurang tidur lebih cenderung menjadi gemuk. Pasalnya, kurang tidur menyebabkan kantuk di siang hari yang membuat mereka kurang aktif. Akibatnya, hal ini mengganggu hormon yang mengendalikan nafsu makan sehingga membuat mereka merasa lebih lapar dan makan lebih banyak saat terbangun.

Sebaiknya, atur waktu tidur mereka cukup awal untuk memastikan mereka mendapatkan jumlah tidur yang tepat. Adapun anak berusia lima tahun ke bawah sebaiknya tidur 11 jam. Sementara anak usia 5-10 tahun mendapatkan tidur 10 jam, dan anak 10 tahun ke atas tidur minimal 9 jam.

3. Sering Fundamental Gadget

Seiring berkembangnya teknologi, gadget menjadi hal yang sulit dijauhkan dari anak-anak. Padahal, keseringan major gadget tidak baik bagi tumbuh kembang anak-anak. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam BioMed Central Journal of Well being, Inhabitants and Vitamin, melaporkan kebiasaan major gadget terlalu banyak berkaitan dengan risiko obesitas. Hal ini karena peningkatan durasi screentime dikaitkan dengan peningkatan asupan makanan.

Agar anak tidak bergantung pada gadget, sebaiknya menerapkan display screen time. Menurut WHO, anak usia 2 tahun diperbolehkan untuk display screen time maksimum satu jam per hari. Sama seperti anak dua tahun, anak berusia 3-4 tahun pun hanya diperbolehkan untuk display screen time tidak lebih dari satu jam per hari.

Jika mereka tantrum atau stress tanpa gadget, orang tua perlu melakukan komunikasi rutin. Sering-seringlah mengajak mereka ngobrol dan bertukar pikiran. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan mengerti maksud Anda.

4. Jajan Tidak Sehat

Kebiasaan sering jajan makanan atau minuman dapat memicu obesitas pada anak. Apalagi jika orang tua sering memberi jajanan manis dengan alasan agar anak merasa kenyang atau berhenti tantrum. Padahal, anak harus mengonsumsi makronutrien dan mikronutrien agar kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik.

Tak hanya itu, jajanan tinggi gula atau kalori juga menyebabkan anak menjadi ogah-ogahan mengonsumsi makanan utama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi jajanan kurang sehat yang dapat memicu obesitas pada anak.

Jika anak suka jajan sembarangan, orang tua bisa ajarkan mereka untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk sumber karbohidrat cobalah sajikan menu yang lebih bervariasi. Nggak melulu nasi, melainkan bisa diganti dengan kentang ataupun mi.

Namun sebaiknya pilih mi yang lebih sehat. Misalnya saja mi instan yang di-oven karena melalui proses produksi yang lebih aman, tidak melalui proses penggorengan. Pola makan sehat ini tentunya perlu diimbangi dengan porsi yang tepat sehingga mereka bisa terhindar dari obesitas.

Nah, itulah beberapa kebiasaan yang dapat memicu anak kelebihan berat badan. Selain menjaga pola makan, menerap display screen time dan melakukan aktivitas fisik, pastikan juga anak menerapkan pola hidup sehat lainnya. Salah satunya dengan mengajak mereka menjaga kebersihan. Pastikan juga mereka mendapatkan vaksin dan pemeriksaan rutin untuk mengecek kondisi kesehatan anak.

(akd/ega)

Jangan Lupa Bahagia, Stres Bisa Ganggu Kesehatan Gigi dan Mulut


Jakarta

Remaja merupakan periode penting dalam perkembangan manusia yang ditandai dengan perubahan neurobiologis, hormonal, psikologis, dan sosial. Selain menghadapi stress akibat perubahan fisik, remaja juga dapat mengalami stress psikososial yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan psychological mereka.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stres pada remaja 15-24 tahun tercatat sebesar 6,2 persen. Kebanyakan remaja mengalami stres ketika menghadapi situasi yang sulit, berbahaya atau menyakitkan, namun tidak mampu mengatasinya.

Stres yang dialami dapat menimbulkan kecemasan, menarik diri, agresi, penyakit fisik, mengarah ke obat-obatan terlarang atau alkohol. Stomatitis aftosa rekuren, lichen planus, dan burning mouth syndrome merupakan beberapa penyakit di rongga mulut yang dapat dipicu oleh stres.

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI), menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang mengusung tema “Stres pada Remaja serta Manifestasi pada Rongga Mulut”, bekerja sama dengan Mandiri Amal Insani, yang digelar di SMP Negeri 126 Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023).

Kegiatan ini diikuti siswa perwakilan kelas VII-IX serta anggota OSIS dan guru berjumlah 120 orang. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan dosen dan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Penyakit Mulut FKG UI sejumlah 16 orang.

Kegiatan pengabdian dikemas dalam bentuk paparan materi oleh Psikolog Anindya Phalita Padma, M.Psi terkait “Manajemen Stres pada Remaja: Mengatasi Tantangan dan Menjaga Kesehatan Psychological”. Kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Dialogue (FGD) untuk menggali permasalahan yang dialami oleh remaja.

Pengabdian masyarakat tersebut ditutup dengan pemaparan materi “Dampak Stres, Rokok, dan Infeksi Menular Seksual pada Rongga Mulut” oleh Dr drg Febrina Rahmayanti, Sp.PM, SubSp.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada remaja mengenai stres serta diharapkan dapat lebih memahami mengenai bahaya dari merokok dan pergaulan bebas hingga mereka bisa mencari solusi untuk menghindari hal tersebut.

Simak Video “Mengapa Aligner Masih Jarang Digunakan di Indonesia?
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Jangan Mudah Percaya Endorse, Begini Ciri Obat Pelansing Abal-abal


Jakarta

Belakangan marak pencatutan tokoh serta pakar dalam iklan obat pelangsing. Dipastikan abal-abal, masyarakat diminta untuk tidak mudah tergiur.

Scientific Supervisor Jakarta Slimming Middle dr Nathania S Sutisna SpGK, menyarankan selalu melakukan pengecekan izin edar terlebih dulu di web site resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Di sisi lain, ada beberapa tanda yang bisa menjadi peringatan awal produk tersebut adalah abal-abal.

“Memang jangan gampang percaya meskipun itu artis, tokoh, bahkan dokter gizi sekalipun karena yang terakhir itu ada iklan yang mencatut, mengedit dokter gizinya lagi ngomong, lagi marak,” kata dr Natania pada detikcom, Jumat (11/8/2023).

“Jadi yang paling gampang itu untuk cek nama produk di BPOM RI seperti cek makanan dan obat on-line, itu suplementasi kalau yang betul-betul diapprove BPOM RI ada keterangan di web site,” jelas dia

Hal yang kemudian perlu diwaspadai adalah maraknya klaim dari suatu produk. Jika semakin banyak klaim khasiat yang ditawarkan, masyarakat seharusnya berhati-hati, alih-alih tergiur.

Salah satunya termasuk iklan memangkas belasan kilogram dalam waktu singkat. Secara alami, proses penurunan bobot tubuh disebutnya tidak linear, perlu tahapan.

“Kalau klaimnya jangan gampang percaya, apalagi kalau too good to be true,” pesan dia.

Simak Video “Weight loss plan dengan Obat Pelangsing, Yakin Aman?
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Mothers Jangan Abai, Obesitas Bisa Sebabkan Mikropenis pada Anak

Jakarta

Maraknya kasus obesitas masih menjadi ‘PR’ besar di Indonesia, tidak terkecuali pada kelompok anak-anak. Dokter menjelaskan, ada banyak kemungkinan faktor pemicu anak kegemukan. Di antaranya promosi produk makanan tidak sehat, pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan sekolah atau pertemanan, hingga pengaruh genetik.

“Pola asuh keluarga ini sangat penting ya. Bisa dilihat dari kebiasaan keluarganya juga apakah makan sambil nonton TV atau seperti apa,” ucap dokter spesialis anak dr Novitria Dwinanda, SpA, SubspNPM ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).

“Bisa juga disebabkan oleh keluarga yang menjadikan makan sebagai ‘hadiah’ pada anak. Misalnya anak dibelikan es krim karena mau disuntik. Ini sepele sebenarnya, tapi menyumbang kasus obesitas,” sambungnya.

Obesitas pada anak dapat meningkatkan berbagai risiko berbahaya. Mulai dari penyakit jantung, penyakit diabetes tipe dua, masalah otot, hingga gangguan psikologis.

Risiko Mikropenis pada Anak Kegemukan

Tidak hanya itu saja, obesitas pada anak juga bisa menyebabkan masalah pada organ reproduksi. Salah satu contohnya adalah mikropenis, yang merupakan istilah medis untuk penis yang berukuran kecil namun berstruktur regular.

“Mikropenis karena obesitas ini terjadi sebenarnya bukan karena penisnya kecil. Tapi, karena tenggelam di dalam lemaknya. Jadi perutnya gede, lemak pahanya gede, semuanya gede jadi dia tenggelam masuk ke dalam,” ucapnya.

dr Novitria mengatakan bahwa mikropenis yang terjadi akibat obesitas umumnya akan kembali regular lagi apabila pasien melakukan eating regimen dan menurunkan berat badannya.

“Nanti kalau tubuhnya kurus akan kembali regular lagi akan kelihatan penisnya dan tidak akan mengganggu reproduksi apabila hormonnya tidak terganggu,” kata dr Novitria.

“Obesitas itu bisa mempengaruhi hormon, kalau hormonnya terganggu itu bisa saja mengganggu reproduksi. Masalah reproduksi ini bukan soal penisnya ya, tapi soal testosteron, hormon, dan segala macam,” pungkasnya.

Simak Video “Simak Cara Pencegahan Obesitas pada Bayi, Balita dan Anak!
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Minta Rencana KRIS Dikaji Matang, YLKI: Jangan Sampai Timbulkan Anomali


Jakarta

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mewanti-wanti agar rencana penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) perlu dikaji secara matang. Sebab jika hal itu dilakukan maka berpotensi merugikan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menurutnya, peserta kelas tiga akan mengalami kenaikan iuran, sementara peserta kelas satu akan mengalami penurunan kelas menjadi kelas standar, yakni kelas dua.

“Secara filosofis dan sosiologis, KRIS tidak punya landasan yang jelas dan konkrit. Padahal saat ini yang dibutuhkan konsumen alias peserta JKN adalah standardisasi pelayanan untuk semua kategori peserta dan kelas JKN,” kata Tulis dalam keterangan tertulis, Senin (31/7/2023).

Menurutnya, kerugian KRIS yang lain adalah jika peserta JKN tidak mau dengan pelayanan kelas standar, maka peserta tersebut akan diminta memilih rumah sakit lain yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Rumah sakit lain yang dimaksud bisa rumah sakit swasta yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang cenderung lebih mahal. Bagi rumah sakit, KRIS akan menciptakan bom waktu karena rumah sakit harus menata ulang infrastruktur seperti ruangan dan alat-alat kesehatan.

“Pendapatan rumah sakit juga akan tergerus. Program KRIS akan berbuntut panjang menciptakan clustering baru rumah sakit, yaitu rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Rumah sakit yang berbasis JKN akan dianggap rumah sakit kelas bawah, sementara yang tidak bekerja sama akan dicitrakan sebagai rumah sakit dengan pelayanan yang lebih andal. Ini bahaya,” ujarnya.

Mempertimbangkan berbagai situasi tersebut, Ia pun meminta agar Kementerian Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) tidak perlu memaksakan KRIS. Wacana kebijakan KRIS dinilainya harus ditelaah dengan baik, demi kepentingan peserta JKN.

“Jika kebijakan KRIS terwujud, ini bisa jadi upaya menenggelamkan Program JKN dan BPJS Kesehatan. Tidak relevan kalau dibilang KRIS ini untuk menyelamatkan finansial BPJS Kesehatan karena aspek finansial BPJS Kesehatan sudah surplus. Jangan sampai KRIS ini di kemudian hari menimbulkan anomali dan persoalan yang lebih sophisticated. Bagi konsumen, yang sangat mendesak sekarang adalah standardisasi pelayanan, bukan kelas standar,” tutupnya.

(anl/ega)