Tag: Kebiasaan

7 Kebiasaan Sederhana Bikin Jantung Sehat, Bisa Dilakukan Tiap Hari

Jakarta

Salah satu organ important dalam tubuh yaitu jantung. Jantung bertugas untuk memompa darah, mengalirkan oksigen, serta menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh setiap harinya. Karena perannya inilah, kesehatan jantung harus dijaga dengan baik.

Jantung yang tidak sehat dan terganggu mampu meningkatkan risiko mengalami sejumlah masalah kesehatan serius, seperti serangan jantung, stroke, jantung koroner, hingga gagal jantung.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekelompok gangguan pada jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular) ini adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penyakit kardiovaskular ini dapat dicegah kok. Dengan menerapkan pola hidup sehat tiap harinya bisa menurunkan risiko terkena berbagai penyakit jantung. Lalu, kebiasaan sehat seperti apa yang dapat dilakukan?

Kebiasaan Harian untuk Jaga Kesehatan Jantung

Dilansir Mayo Clinic, sejumlah kebiasaan berikut dapat meningkatkan kesehatan organ jantung serta mencegah terkena penyakit jantung:

1. Konsumsi Makanan Sehat

Mengadopsi pola makan disebutkan bisa menjaga jantung agar tetap sehat. Tak hanya itu, konsumsi makanan sehat dapat pula mengontrol tekanan darah dan kolesterol, serta mengurangi risiko diabetes.

Makanan yang bagus untuk kesehatan jantung, meliputi; sayuran, buah, kacang-kacangan, daging dan ikan tanpa lemak, susu rendah atau bebas lemak, biji-bijian utuh, hingga makanan yang mengandung lemak sehat.

Mengatur pola makan agar jantung tetap sehat juga bisa dengan mengurangi; makanan tinggi garam atau natrium, hidangan tinggi gula manis, karbohidrat olahan tinggi, alkohol, makanan olahan, lemak jenuh, dan lemak trans.

2. Banyak Gerak

Melakukan aktivitas fisik secara teratur tiap harinya bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Tetap aktif bergerak juga bantu mengendalikan tekanan darah, kadar kolesterol, serta mengontrol berat badan.

Di sisi lain, rutin bergerak dapat pula memperkuat tulang dan otot yang mampu meningkatkan energi, rileks, dan suasana hati bahagia.

Lakukan setidaknya 30-60 menit aktivitas fisik setiap harinya. Kamu bisa juga melakukan latihan aerobik sedang seperti berjalan cepat selama 150 menit atau berlari selama 75 menit dalam seminggu.

3. Berhenti Merokok

Bahan kimia dalam tembakau mampu merusak pembuluh darah dan jantung. Asap rokok bisa menurunkan oksigen dalam darah, meningkatkan tekanan darah serta detak jantung.

Karena itu, berhentilah merokok atau hentikan penggunaan tembakau tanpa asap. Bahkan kalau kamu bukan perokok aktif, jangan pula menjadi perokok pasif.

Dengan berhenti merokok, risiko penyakit jantung akan berkurang. Selain itu, kesehatanmu secara menyeluruh juga akan membaik.

4. Tidur yang Cukup

Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga depresi. Oleh sebab itu, pastikan kamu tidur dengan cukup.

Orang dewasa rata-rata membutuhkan setidaknya 7 jam untuk waktu tidur berkualitas. Sementara anak-anak biasanya perlu waktu tidur yang lebih banyak.

5. Kelola Stres dengan Baik

Stres yang tinggi dan berkelanjutan bisa mempengaruhi tekanan darah dan berisiko mengalami penyakit jantung. Karena itu, manajemen stres yang baik diperlukan.

Mengelola stres dapat dilakukan dengan cara yang sehat, seperti melakukan aktivitas fisik, relaksasi, meditasi atau yoga. Hindari manajemen stres yang tidak sehat seperti makan berlebih, konsumsi minuman beralkohol, atau merokok.

6. Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol

Tekanan darah yang tinggi termasuk salah satu faktor utama yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu pula dengan kolesterol tinggi berpengaruh mampu merusak jantung dan pembuluh darah.

Untuk itu, kamu perlu mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol agar tetap berada pada degree yang seimbang.

Caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan sehat yang kaya serat, mengandung lemak tak jenuh, kurangi asupan garam, sayuran, buah, ikan, dan biji-bijian.

7. Menjaga Berat Badan Sehat

Kelebihan berat badan atau obesitas mampu menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2. Semua kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung

Kamu bisa menjaga berat badan sehat dengan banyak bergerak tiap harinya, menerapkan pola makan sehat, hingga tidur yang cukup dan berkualitas.

Untuk mengetahui apakah kamu obesitas atau tidak bisa diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan tinggi dan berat badan. Kategori IMT 25 atau lebih dianggap kelebihan berat badan atau obesitas.

Berikut cara menghitung IMT:

IMT: Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]

Sebagai contoh, Z memiliki berat badan 57 kg dengan tinggi 161 cm. Untuk menghitung IMT, yaitu 57 kg : [1,61 x 1,61] = 21,98. Jadi, IMT Z adalah 21,91. Maka, ia tergolong regular dan tidak memiliki berat badan berlebih.

Lingkar pinggang juga bisa digunakan untuk mengukur berapa banyak lemak perut yang dimiliki. Risiko penyakit jantung bisa lebih tinggi jika ukuran pinggang lebih besar dari; 101,6 cm untuk pria dan 88,9 cm untuk wanita.

Itu dia sederet kebiasaan sehari-hari yang menyehatkan jantung. So, mari kita mulai kebiasaan ini untuk kesehatan jantung yang lebih baik.

Simak Video “Pola Hidup Sehat untuk Anak Muda Demi Kesehatan Jantung
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Terungkap 2 Kebiasaan yang Tak Disangka Bisa Bikin Panjang Umur!


Jakarta

Panjang umur adalah salah satu harapan banyak orang. Dengan harapan, tubuh seseorang bisa awet muda, sehat secara fisik dan jauh dari penyakit sehingga umur menjadi lebih panjang. Apa sih rahasianya?

Ternyata, salah satu rahasia umur panjang ada pada dua kebiasaan yang sebenarnya sederhana. Dua hal tersebut adalah selalu berpikir positif dan optimistis.

Kekuatan berpikir positif disebut bermanfaat untuk kesehatan psychological secara keseluruhan. Pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa sikap positif bahkan bisa membantu seseorang hidup lebih lama.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2019 menemukan sikap optimistis dikaitkan dengan seseorang yang hidup 11-15 persen lebih lama. Orang tersebut memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup hingga usia 85 tahun atau lebih.

“Memiliki pandangan yang positif dan optimis mengurangi risiko kita terkena penyakit kronis dan memberi kita peluang lebih besar untuk hidup melewati usia 85 tahun,” jelas neuropsikolog Dr Karen D Sullivan, dikutip dari Medical Information Right this moment.

“Mekanisme di balik manfaat ini diperkirakan terkait dengan optimisme perlindungan yang ditawarkan terhadap kerusakan akibat stres. Studi tentang emosi negatif menunjukkan efek melemahnya sistem kekebalan tubuh,” lanjut dia.

Seorang neuropsikolog lainnya yang juga merupakan geropsikolog, dan Direktur Senior Program Kesehatan Otak dan Gaya Hidup di Pacific Neuroscience Institute di Santa Monica, Dr Karen Miller juga mengungkapkan hal senada. Umumnya peradangan yang disebabkan oleh stres adalah salah satu penyebab penuaan yang cepat, kesulitan fisik, dan lebih banyak kesulitan kognitif.

Menurutnya, saat seseorang berpikir positif dan terlibat dalam perilaku positif bisa menurunkan stres dan tingkat peradangan tersebut.

“Jadi ketika kita berpikir positif dan terlibat dalam perilaku positif, seperti meditasi, yoga, keluar dan berjalan-jalan, berolahraga, [atau] menikmati udara segar, semua itu banyak hal yang menurunkan stres kita dan menurunkan tingkat peradangan kita,” bebernya.

“Jika kita mengalami banyak stres, kita akan mengalami peradangan yang lebih tinggi dan peradangan yang lebih tinggi sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan sel pada tubuh kita, khususnya otak kita,” pungkas Dr Miller.

Simak Video “Rahasia Panjang Umur Ratu Elizabeth II Hingga 96 Tahun
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

6 Kebiasaan yang Bikin BB Nggak Turun-turun padahal Sudah Weight loss plan


Jakarta

Beberapa orang mengeluh tak kunjung mengalami penurunan berat badan, padahal sudah mati-matian melakukan upaya food regimen. Mulai dari membatasi asupan makan, mengurangi nyemil, hingga melakukan aktivitas fisik. Rupanya, memang ada lho sejumlah kebiasaan yang seringkali secara tak disadari, membuat berat badan tak kunjung turun.

Penurunan berat badan bukan hanya berkaitan dengan asupan nutrisi dan olahraga, beberapa hal penting seperti usia serta jenis kelamin juga mempengaruhi. Di samping itu, dikutip dari WomensHealth, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membuat berat badan susah turun:

1. Hanya mengurangi porsi tanpa memperhatikan gizi makanan


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pakar obesitas Matthew Weiner, MD, defisit kalori sangat bisa menurunkan sekitar 10 persen dari complete berat badan. Namun jika ingin menurunkan lebih banyak, daripada hanya mengurangi kalori, cobalah ubah jenis makanan yang dikonsumsi.

Daripada hanya berfokus pada kuantitas asupan makanan, sebaiknya perhatikan juga kualitas asupan makanan yang masuk ke tubuh. Sebab bukan hanya lebih menyehatkan, berat badan perfect juga bisa lebih dipertahankan dengan asupan makanan yang baik.

2. Kurang asupan protein

Secara umum protein bisa membuat seseorang merasa kenyang dalam waktu lebih lama. Walhasil, orang tersebut akan mengonsumsi lebih sedikit makanan dari waktu ke waktu. Asupan protein ini juga membantu membangun otot, kulit, dan tulang yang sehat.

Tetapi berkenaan dengan upaya penurunan BB, tidak semua protein tepat dikonsumsi dalam jumlah banyak. Protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, dan tempe dapat dikonsumsi tanpa mengkhawatirkan efek negatif apapun pada kesehatan. Sementara protein hewani tanpa lemak, termasuk ayam dan ikan bisa menjadi bagian dari food regimen sehat yang kaya akan protein.

3. Makan Sehat, tapi Kebanyakan

Makanan yang tergolong sehat pun tak berarti boleh dikonsumsi dalam jumlah ‘gila-gilaan’. Sebab pada dasarnya, kunci dari penurunan BB adalah lebih sedikit kalori masuk dan lebih banyak kalori yang keluar.

4. Masih mengonsumsi minuman manis

Minuman manis seperti soda, lebih berisiko bikin berat badan cepat naik daripada makanan manis. Ketika seseorang banyak makan manis, orang tersebut akan merasa sedikit kenyang sehingga cenderung makan sedikit saat siang hari. Tetapi saat seseorang minum manis, orang tersebut tidak akan merasa kenyang sehingga besar risiko, orang tersebut tetap makan banyak di siang hari.

5. Kurang minum air putih

Asupan air putih terbukti ampuh menurunkan berat badan. Menurut tinjauan studi yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Vitamin and Dietetics, memang ada kaitan erat antara konsumsi air dengan keberhasilan penurunan berat badan.

6. Memiliki kondisi medis yang mempersulit penurunan BB

Kondisi medis yang memengaruhi hormon, kadar insulin, atau tekanan darah akan mempersulit penurunan berat badan. Cedera yang mengakibatkan mobilitas terbatas juga berkontribusi pada penambahan berat badan. Kemampuan untuk berolahraga secara teratur pun juga akan berkurang.

Simak Video “Punya Resolusi Weight loss plan di Tahun 2023? Simak Ideas Suksesnya
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

5 Kebiasaan Simpel yang Bisa Cegah Bau Tak Sedap pada Miss V


Jakarta

Seringkali bau tak sedap dari vagina menyebabkan rasa tidak nyaman, terlebih saat berhubungan seks. Tak bisa sembarangan, sebelum mengatasinya harus diketahui dulu mengapa vagina mulai berbau tidak seperti biasanya.

Bau vagina dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pH, infeksi, atau kondisi dasar lainnya. Siklus menstruasi, bahkan hubungan intim juga bisa menyebabkan vagina memiliki bau yang berbeda-beda.

Meski sering berubah, bau vagina yang kuat dan tidak sedap selama berhari-hari mungkin menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Jika mulai khawatir dengan bau vagina, beberapa kebiasaan ini dapat menghilangkan bau vagina secara alami.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Rutin Bersihkan Vagina

Dikutip dari Healthshots, tumpukan kotoran atau kulit mati sangat mudah terkumpul di space vagina, dapat mempengaruhi baunya. Karenanya, penting untuk membersihkan space ini secara rutin.

Tak perlu produk pembersih yang mahal, membersihkan vagina bisa dilakukan dengan memanfaatkan kain lap dan air hangat. Dikutip dari WebMD, vagina sangat asam dan secara alami bisa membunuh bakteri jahat. Justru penggunaan beberapa sabun bisa memperburuk keadaan.

2. Pilih Bahan Celana Dalam

Berhati-hatilah dengan pakaian dalam yang digunakan, sebaiknya pertimbangkan celana dalam dengan bahan dasar katun.

Pemakaian celana dalam yang ketat, stocking, dan ikat pinggang juga perlu dihindari. Dikutip dari Healthshots, ketika pakaian dalam tidak memungkinan udara masuk, organisme akan terperangkap di space vulva.

3. Menjaga BB

Dikutip dari WebMD, bau tidak sedap di space ini seringkali tidak berasal dari vagina. Daging yang berlebihan di sekitar lipatan paha bagian dalam, akibat kelebihan BB dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

4. Hindari douching

Douching berarti mencuci bagian dalam vagina dengan air atau cairan lainnya. Dikutip dari Healthshots, hal itu bisa menganggu keseimbangan pH alami pada bagian.

Bukan hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri alami, douching juga dapat mengakibatkan infeksi jamur serta bakteri vaginosis.

5. Konsumsi Probiotik

Menambah konsumsi probiotik akan menjaga keseimbangan bakteri sehat yang ada di vagina. Menurut Healthshots, ini tidak hanya memperbaiki bau vagina, tetapi juga mengurangi risiko infeksi.

Simak Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Fungsi hingga Cara Kerja
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

9 Kebiasaan Sehat Bikin Panjang Umur, Mudah Dilakukan Sehari-hari

Jakarta

Semua orang tentu menginginkan umur yang panjang. Ada banyak cara yang dilakukan orang-orang untuk meningkatkan peluang hidup yang panjang dan mencegah terserang penyakit.

Sejumlah riset menunjukkan ciri-ciri yang menunjukkan seseorang memiliki kemungkinan lebih untuk berumur panjang. Apa saja?

9 Kebiasaan Sehat yang Berpotensi Bikin Panjang Umur

Hidup yang sehat seperti berolahraga, makan makanan sehat hingga tidur yang cukup bisa berpotensi membuat panjang umur. Berikut penjelasannya:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Aktif secara Fisik

Mengutip Healthline, tetap aktif secara fisik bisa membuat tubuh tetap sehat. Menurut jurnal The Lancet tahun 2011, meluangkan waktu setidaknya 15 menit per hari untuk berolahraga bisa membantu tubuh memperoleh manfaat yang mencakup tambahan 3 tahun kehidupan. Selain itu, risiko kematian dini bisa menurun sebesar 4% untuk setiap tambahan 15 menit aktivitas fisik harian.

Sementara itu, sebuah studi pada tahun 2012 di Archives of Inside Medication mengatakan bahwa kebugaran fisik di usia paruh baya bisa memprediksi seberapa sehat seseorang nantinya. Riset ini mengikuti 19.000 orang dewasa paruh baya.

Hasilnya, yang paling bugar cenderung tak mengalami alzheimer, kanker, penyakit jantung dan diabetes tipe 2 di usia 70-an dan seterusnya. Laki-laki yang paling bugar memiliki tingkat kebugaran yang setara dengan berlari sejauh delapan menit, sedangkan wanita mempunyai degree yang sama dengan berlari sejauh satu mil dalam 10 menit.

2. Makan makanan Sehat

Mengonsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian bisa menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan peluang umur panjang. Sebuah penelitian College of Michigan melibatkan 700 peserta berusia 70-an. Wanita yang mengkonsumsi banyak sayuran dan buah memiliki kemungkinan kematian 46 persen lebih rendah selama lima tahun dibandingkan dengan mereka yang jarang mengkonsumsinya.

Selain itu, banyak penelitian yang menghubungkan pola makan nabati dengan penurunan risiko kematian dini, risiko kanker, penyakit jantung, depresi dan kerusakan otak. Hal ini disebabkan oleh nutrisi dan antioksidan dalam makanan nabati yang meliputi polifenol, karotenoid, folat dan vitamin C.

3. Tidak Mudah Stres

Merasa bahagia bisa menjauhkan dari berbagai penyakit dan meningkatkan peluang berumur panjang. Sebuah studi tahun 2012 yang melibatkan 243 sukarelawan. Hasilnya menunjukkan bahwa optimisme dan kegembiraan menjadi salah satu faktor umur panjang seseorang.

Riset menunjukkan bahwa perempuan yang stres atau cemas dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung, stroke, kanker dan paru-paru. Selain itu, pria yang stres atau cemas memiliki kemungkinan risiko kematian dini tiga kali lebih tinggi dari mereka yang lebih santai.

Penelitian lainnya melibatkan 180 biarawati Katolik yang menganalisis tingkat kebahagiaan mereka saat pertama kali memasuki biara, kemudian membandingkan tingkat kebahagiaan tersebut dengan umur mereka. Hasilnya, mereka yang merasa paling bahagia di usia 22 tahun mempunyai kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk hidup 60 tahun kemudian.

4. Memiliki Lingkungan yang Sehat

Para peneliti melaporkan bahwa menjaga lingkaran sosial yang sehat bisa membantu seseorang hidup hingga 50% lebih lama. Bahkan pada faktanya memiliki 3 ikatan sosial saja bisa menurunkan risiko kematian dini lebih dari 200 %.

Jika seseorang bergaul dengan teman yang sehat, dia akan ikut termotivasi. Menurut The New England Journal of Medication, jika seseorang memiliki teman yang menambah berat badan, maka dia memiliki peluang lebih mengalami hal yang sama hingga 57 persen.

5. Suka Tidur Siang

Tidur merupakan hal yang penting bagi kesehatan. Mengutip Nicely+Good , menurut jurnalis Nationwide Geographic, tidur siang adalah hal yang biasa di seluruh Blue Zones. Blue Zones merupakan wilayah di dunia, di mana orang-orang cenderung hidup paling lama dan sehat.

Orang-orang yang paling rutin tidur siang di Blue Zones adalah penduduk Ikaria, Yunani. Mereka pulang ke rumah saat matahari berada pada titik teriknya. Mereka akan menikmati makanan, setelah itu tidur siang singkat.

Hal ini juga dibuktikan lewat penelitian di Harvard yang melibatkan 23.000 orang selama enam tahun. Hasilnya, mereka yang rutin atau teratur tidur siang selama 30 menit berkemungkinan 37 persen lebih rendah meninggal karena penyakit jantun

6. Mengkonsumsi Kunyit

Mengkonsumsi kunyit dapat menjadi strategi untuk menunda penuaan. Rempah ini mengandung senyawa bioaktif ampuh bernama kurkumin.

Berkat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, kurkumin dianggap membantu menjaga fungsi otak, jantung, paru-paru. Selain itu, kunyit juga melindungi dari kanker dan penyakit terkait usia.

7. Menghindari Rokok

Merokok sangat berkaitan dengan penyakit dan kematian dini. Sebuah penelitian dari Nationwide Library of Medication menunjukkan bahwa orang yang berhenti merokok padaa usia 35 tahun bisa memperpanjang hidup mereka hingga 8,5 tahun.

8. Berhati-hati

Kehati-hatian mengacu pada kemampuan seseorang untuk melakukan hal secara disiplin, terorganisir, efisien dan berorientasi pada tujuan. Menurut penelitian yang mengamati 1.500 anak laki-laki dan perempuan hingga usia lanjut, anak-anak yang dianggap gigih, terorganisir dan disiplin hidup 11% lebih lama dibandingkan dengan mereka yang kurang teliti.

Orang yang teliti kemungkinan memiliki tekanan darah lebih rendah, kondisi kejiwaan yang lebih baik dan risiko diabetes, masalah jantung atau persendian yang lebih rendah. Kemungkinan hal ini terjadi karena orang yang memiliki kesadaran tinggi cenderung tidak mengambil risiko berbahaya atau bereaksi negaif terhadap stres. Orang-orang ini cenderung bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka.

9. Minum Kopi atau Teh

Kopi dan teh dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis. Menurut penelitian, polifenol dan katekin yang ada di teh hijau bisa menurunkan risiko kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Sementara itu, kopi dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker tertentu, seperti penyakit otak seperti Alzheimer dan Parkinson. Meski begitu, kebanyakan kafein juga bisa menyebabkan kecemasan. Jadi, batasi asupan sesuai dengan yang disarankan, yaitu 400 mg per hari.

Itulah 9 kebiasaan sehat yang bisa diupayakan untuk membuat panjang umur dengan mencegah datangnya penyakit. Kamu tertarik untuk mempraktekannya?

Simak Video “Pola Hidup Sehat untuk Anak Muda Demi Kesehatan Jantung
[Gambas:Video 20detik]
(elk/row)

Nggak Cuma Nimbun Sampah, Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pertanda Hoarding Dysfunction


Jakarta

Media sosial tengah dibuat ramai oleh sebuah video di TikTok yang memperlihatkan kamar kos berantakan dan penuh dengan sampah. Awalnya, video itu memperlihatkan koridor kos-kosan yang sedang banjir.

Setelah dicari tahu, banjir itu ternyata berasal dari salah satu kamar kos. Saat pintu dibuka, terlihat kamar dalam keadaan sangat berantakan dan penuh dengan tumpukan sampah serta barang tidak berguna. Melihat penampakan tersebut, netizen menduga kalau penghuni kamar mengidap hoarding dysfunction.

Dokter spesialis kejiwaan, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan hoarding dysfunction adalah sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kecenderungan untuk menyimpan atau menimbun benda. Pengidap hoarding dysfunction biasanya memiliki kesulitan untuk membuang benda yang sudah tidak terpakai.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menimbun barang, dr Lahargo mengatakan ada beberapa kebiasaan lain yang bisa menjadi indikasi hoarding dysfunction. Misalnya, memungut barang yang ditemukan di jalan.

“Selain menimbun barang, ada juga (mengumpulkan) benda-benda di jalan. Ada beberapa kasus yang demikian,” ungkapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (6/10/2023).

“Tetapi kembali lagi, pada hoarding itu hanya menimbun dan mengumpulkan tapi tidak mengurusnya dengan benar, tidak menata dan merapikan,” sambungnya.

Sementara itu, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menuturkan pengidap hoarding dysfunction juga memiliki kecenderungan untuk berpikir kalau barang yang ia kumpulkan suatu saat nanti bisa berguna atau memiliki nilai.

“Biasanya ciri khas dia mengumpulkan sesuatu yang sebenarnya tidak dia butuhkan saat itu, dengan pemikiran suatu saat dia membutuhkannya dan itu memiliki nilai di matanya. Sedangkan, di mata orang lain itu tidak ada nilainya atau dalam tanda kutip barang itu sampah,” terangnya.

Sari menambahkan dalam beberapa kasus, pengidap hoarding dysfunction juga ada yang menunjukkan kecenderungan mengumpulkan hewan-hewan terlantar.

“Bisa pada hewan. Ada keinginan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya, entah untuk apa. Tapi di sisi lain, dia tidak bisa bertanggung jawab untuk mengurus apa yang sudah dia kumpulkan,” pungkasnya.

Simak Video “Penjelasan Psikolog soal Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

5 Kebiasaan Tanpa Disadari Bisa Merusak Ginjal, Termasuk Jarang Minum Air Putih

Jakarta

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting. Organ tersebut berfungsi menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh.

Ginjal yang rusak akan berdampak pada seluruh organ tubuh hingga memicu berbagai masalah kesehatan. Untuk itu, penting menjaga kebiasaan sehari-hari yang berpotensi merusak ginjal.

Sebab kerusakan ginjal sering kali tidak disadari. Gejala baru dirasakan saat penyakit ginjal yang dialami sudah masuk tingkat stadium lanjut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Nationwide Kidney Basis, ternyata ada kebiasaan sepele yang dapat memicu kerusakan ginjal di usia muda. Apa saja itu?

1. Kurang Minum Air Putih

Mungkin beberapa orang sudah tau, kurang minum air putih bisa menyebabkan sakit ginjal. Penting untuk tetap terhidrasi agar ginjal berfungsi optimum untuk menyaring kadar garam berlebih dan racun dari tubuh. Bagi orang dewasa, disarankan untuk minum air putih sebanyak 1,5 sampai 2 liter air per hari. Minum air yang cukup menjadi cara terbaik untuk menjaga kesehatan ginjal.

2. Sering Begadang

Kurang tidur dapat memengaruhi fungsi ginjal. Saat tidur, organ tubuh bekerja untuk memperbaiki masalah yang terjadi. Kurang tidur yang berlangsung dalam jangka waktu panjang dapat terus menambah beban kerja pada ginjal sehingga ginjal akan rusak.

3. Malas Gerak dan Sering Rebahan

Menurut sebuah penelitian dari College of Leicerster, sering duduk dalam waktu yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Malas bergerak dan sering rebahan juga menjadi faktor penyebabnya.

Mulailah dengan aktivitas fisik yang ringan seperti jalan kaki. Aktivitas fisik dapat meningkatkan metabolisme glukosa yang baik untuk kesehatan ginjal.

Sederet Kebiasaan Picu Penyakit Jantung Usia Muda, Termasuk ‘Mager’

Jakarta

Penyakit jantung kerap dipandang sebagai momok mengerikan. Sebab selain kedatangannya yang tiba-tiba tanpa ‘aba-aba’ berupa gejala yang bisa dideteksi, risiko fatalitasnya pun tinggi. Tak terkecuali, pada orang-orang yang masih berusia muda.

Penyakit jantung fibrilasi atrium misalnya, atau yang dipahami sebagai kelainan irama jantung. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sekaligus Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Yoga Yuniadi, SpJP(Ok), menjelaskan, kebanyakan pasien fibrilasi atrium di Indonesia adalah orang-orang berusia produktif dengan kisaran usia 40 hingga 60 tahun.

Padahal di negara-negara barat, penyakit ini umumnya dialami oleh orang berusia lanjut 60 tahun ke atas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Fibrilasi atrium ini kelainan irama jantung, kelainan listrik jantung. Jadi jantung berdenyut karena ada listriknya. Kalau denyutannya atau sistem listrik jantung itu mengalami masalah, salah satu bentuknya adalah fibrilasi atrium,” terangnya dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023, Selasa (26/9/2023).

“Faktor risiko terjadinya fibrilasi atrium ada banyak. Merokok, diabetes, hipertensi, tapi juga umur. Umur di atas 60 kalau di negara barat menjadi faktor risiko. Tapi di kita, usia 40-60,” imbuh dr Yoga.

Faktor Pemicu Fibrilasi Atrium

dr Yoga mengatakan, penyakit fibrilasi atrium memicu risiko stroke hingga lima kali lipat. Seringkali, pasien fibrilasi atrium datang ke dokter sudah dalam keadaan stroke sehingga penanganannya terlambat dilakukan.

Menurutnya, penyakit ini tak terlepas dari pola hidup yang buruk dibarengi kebiasaan hidup serba ‘mager’ (malas gerak).

“Banyak studi membuktikan ada pengaruh sedentary life-style, kebiasaan malas gerak. Kita tahu sendiri teknologi semakin canggih dengan gampangnya pesan makanan lewat genggaman jari kita. Sekarang kita semakin dimanjakan,” beber dr Yoga.

“Sehari-hari kita di Jakarta ini berangkat kerja jam 6 pagi; pulang sudah maghrib capek. Nggak sempat olahraga. Kondisi seperti ini turut memicu penyakit jantung,” pungkasnya.

Simak Video “Kemeriahan Hari Jantung Sedunia 2023 di GBK
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Kebiasaan Bisa Bikin Gairah Bercinta ‘Mati’, No 3 Sering Terjadi!


Jakarta

Ternyata kebiasaan sehari-hari juga bisa berpengaruh pada gairah seks seseorang. Tak jarang, itu membuat seseorang merasa lemas bahkan ogah untuk bercinta.

Kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan rendahnya libido dan rendahnya keinginan untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan. Namun, begitu bisa mengidentifikasinya, akan lebih mudah untuk memperbaikinya.

Dikutip dari laman Lybrate, berikut beberapa kebiasaan yang membuat gairah seks anjlok:

Kurang Nutrisi

Alasan utama yang bisa membuat gairah seks adalah rendahnya libido. Ini bisa terjadi karena pilihan makanan yang buruk untuk kesehatan.

Untuk meningkatkannya lagi, diperlukan tambahan afrodisiak dalam menu makan. Umumnya, makanan tersebut kaya akan zinc, magnesium, dan mineral, seperti:

  • Tiram
  • Coklat hitam
  • Pisang
  • Stroberi
  • Yogurt

Keseringan Masturbasi

Terlalu sering melakukan stimulasi diri atau masturbasi dalam sehari bisa menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya. Frekuensi masturbasi yang boleh dilakukan seseorang dalam sehari adalah sekitar 2-3 kali.

Namun, jika melakukan masturbasi lebih dari itu, pria dalam mengalami masalah seperti penis lemas, lembek, dan berkurangnya gairah seksual.

Kebanyakan Konsumsi Gula

Jika terlalu banyak mengkonsumsi gula di siang hari bisa menyebabkan lonjakan insulin atau kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini akhirnya membuat tubuh lebih lesu.

Baru-baru ini, ditemukan bahwa pada pria, insulin meningkatkan hormon ‘estrogen’. Kondisi itu menyebabkan libido rendah, bahkan pada kasus yang lebih parah bisa memicu terjadinya disfungsi ereksi.

Penelitian lain mengaitkan kelebihan glukosa atau gula darah dengan penurunan kadar testosteron. Itu membuat seseorang lemas sebelum atau sesudah berhubungan intim.

Kebanyakan Stres

Meskipun sejumlah stres dianggap regular, tingkat stres yang tinggi bisa membuat tubuh seseorang lemas dan mempengaruhi kinerja seksual. Alih-alih menghilangkan stres, seks justru malah terasa seperti beban yang bisa mengakibatkan kesulitan ereksi atau orgasme.

Simak Video “WHO Soroti Hal Ini Terkait Ancaman Cacar Monyet yang Kian Serius
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Ortu Jangan Lalai, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Obesitas pada Anak!


Jakarta

Tak cuma orang dewasa, nyatanya obesitas juga mengintai bayi dan anak-anak. Kondisi obesitas ini tidak boleh disepelekan, karena dapat berujung pada komplikasi lainnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, obesitas dapat membuat anak rentan mengalami masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada masa kanak-kanak juga dapat menyebabkan depresi.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pola hidup anak agar mereka terhindar dari obesitas. Melansir berbagai sumber, berikut beberapa hal yang dapat menjadi pemicu obesitas pada anak.

1. Malas Beraktivitas

Anak-anak yang malas melakukan aktivitas fisik dan olahraga cenderung lebih mudah mengalami obesitas. Hal ini bisa terjadi karena jumlah kalori yang terbakar hanya sedikit karena tubuh jarang bergerak. Akibatnya, berat badan anak akan lebih mudah bertambah. Apalagi jika mereka memiliki kebiasaan makan berlebih. Sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk mengajaknya olahraga teratur. Mulailah tanamkan kebiasaan sehat dengan rajin olahraga setidaknya minimal 30 menit per hari, 2-3 kali seminggu.

2. Kurang Tidur

Tidur menjadi faktor penting dalam masa pertumbuhan anak-anak. Anak -anak yang kurang tidur lebih cenderung menjadi gemuk. Pasalnya, kurang tidur menyebabkan kantuk di siang hari yang membuat mereka kurang aktif. Akibatnya, hal ini mengganggu hormon yang mengendalikan nafsu makan sehingga membuat mereka merasa lebih lapar dan makan lebih banyak saat terbangun.

Sebaiknya, atur waktu tidur mereka cukup awal untuk memastikan mereka mendapatkan jumlah tidur yang tepat. Adapun anak berusia lima tahun ke bawah sebaiknya tidur 11 jam. Sementara anak usia 5-10 tahun mendapatkan tidur 10 jam, dan anak 10 tahun ke atas tidur minimal 9 jam.

3. Sering Fundamental Gadget

Seiring berkembangnya teknologi, gadget menjadi hal yang sulit dijauhkan dari anak-anak. Padahal, keseringan major gadget tidak baik bagi tumbuh kembang anak-anak. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam BioMed Central Journal of Well being, Inhabitants and Vitamin, melaporkan kebiasaan major gadget terlalu banyak berkaitan dengan risiko obesitas. Hal ini karena peningkatan durasi screentime dikaitkan dengan peningkatan asupan makanan.

Agar anak tidak bergantung pada gadget, sebaiknya menerapkan display screen time. Menurut WHO, anak usia 2 tahun diperbolehkan untuk display screen time maksimum satu jam per hari. Sama seperti anak dua tahun, anak berusia 3-4 tahun pun hanya diperbolehkan untuk display screen time tidak lebih dari satu jam per hari.

Jika mereka tantrum atau stress tanpa gadget, orang tua perlu melakukan komunikasi rutin. Sering-seringlah mengajak mereka ngobrol dan bertukar pikiran. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan mengerti maksud Anda.

4. Jajan Tidak Sehat

Kebiasaan sering jajan makanan atau minuman dapat memicu obesitas pada anak. Apalagi jika orang tua sering memberi jajanan manis dengan alasan agar anak merasa kenyang atau berhenti tantrum. Padahal, anak harus mengonsumsi makronutrien dan mikronutrien agar kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik.

Tak hanya itu, jajanan tinggi gula atau kalori juga menyebabkan anak menjadi ogah-ogahan mengonsumsi makanan utama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi jajanan kurang sehat yang dapat memicu obesitas pada anak.

Jika anak suka jajan sembarangan, orang tua bisa ajarkan mereka untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk sumber karbohidrat cobalah sajikan menu yang lebih bervariasi. Nggak melulu nasi, melainkan bisa diganti dengan kentang ataupun mi.

Namun sebaiknya pilih mi yang lebih sehat. Misalnya saja mi instan yang di-oven karena melalui proses produksi yang lebih aman, tidak melalui proses penggorengan. Pola makan sehat ini tentunya perlu diimbangi dengan porsi yang tepat sehingga mereka bisa terhindar dari obesitas.

Nah, itulah beberapa kebiasaan yang dapat memicu anak kelebihan berat badan. Selain menjaga pola makan, menerap display screen time dan melakukan aktivitas fisik, pastikan juga anak menerapkan pola hidup sehat lainnya. Salah satunya dengan mengajak mereka menjaga kebersihan. Pastikan juga mereka mendapatkan vaksin dan pemeriksaan rutin untuk mengecek kondisi kesehatan anak.

(akd/ega)