Tag: Kematian

Harian COVID-19 di DKI Naik 2 Kali Lipat, Ada 2 Kematian Sepanjang Desember


Jakarta

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta belakangan meningkat, dalam sepekan ‘melonjak’ 40 persen. Sementara kasus harian dari yang semula berada di puluhan kasus, kini tercatat melampaui 100 orang.

Laporan COVID-19 dalam tiga hari terakhir misalnya, menunjukkan tren demikian. Pada Senin (11/12/2023) tercatat sebanyak 57 kasus konfirmasi positif COVID-19. Kemudian pada Selasa meningkat nyaris dua kali lipat menjadi 127 orang, sementara pada Rabu (13/12) tercatat sebanyak 131 kasus baru COVID-19, kenaikan mencapai 2,2 kali lipat.

“Sementara untuk kasus positif aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan per 13 Desember 2023 sebanyak 365 kasus,” terang Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan Ngabila Salama kepada detikcom Rabu (13/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak satu hingga 10 Desember 2022, dilaporkan ada dua orang meninggal akibat COVID-19, sementara dalam tiga hari terakhir nihil catatan kasus kematian. Hal ini sejalan dengan laporan gejala pasien mayoritas ringan, bahkan berada di angka 90 persen.

“Penggunaan tempat tidur stabil di bawah 5 persen. Belum ada kenaikan bermakna,” lanjutnya.

Vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta masih diberikan secara free of charge, adapun jenis vaksin yang tersedia merupakan Indovac dan Inavac, keduanya produksi dalam negeri. dr Ngabila mengimbau kelompok komorbid, lansia, hingga mereka yang memiliki gangguan imunitas tubuh segera melengkapi dosis vaksinasi hingga empat dosis.

Ada kemungkinan laporan penurunan antibodi COVID-19 di masyarakat setelah enam bulan vaksinasi terakhir terlewat, sehingga booster penting kembali dilakukan. Pemerintah tengah ‘menggodok’ regulasi pemberian vaksinasi booster ketiga atau vaksin COVID-19 dosis kelima, kelompok prioritas menyasar orang yang rentan berakhir deadly saat tertular SARS-CoV-2.

Simak Video “Covid-19 Kembali Ngegas, Perlukah Pakai Masker Lagi?
[Gambas:Video 20detik]
(naf/vyp)

Ada 2 Kematian COVID di DKI, Sefatal Apa Varian EG.5 yang Mulai Dominan di RI?


Jakarta

Menyusul kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan dua kasus kematian pasien COVID-19 pada Desember 2023. Kasus kematian muncul setelah dua bulan berturut-turut sebelumnya, Oktober hingga November 2023, nihil kasus kematian akibat COVID-19 di DKI Jakarta.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama menyebut, kedua pasien tersebut adalah wanita (81) dengan komorbid hipertensi, standing vaksinasi sudah dosis ketiga, belum menerima dosis keempat, dan wanita (91) dengan komorbid stroke dan gagal ginjal dan sama sekali belum divaksinasi COVID-19.

Varian Eris EG.5 disebut-sebut menjadi biang kerok gelombang COVID-19 kali ini. Berkenaan dengan itu, dalam kesempatan sebelumnya, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(Ok) menyebut varian ini sebenarnya terpantau tak memicu gejala lebih berat dibandingkan subvarian Omicron yang merebak sebelumnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Gejalanya tidak berat. Kalaupun dirawat, karena komorbid (pasien) ada komorbidnya. Kalau asma menjadi mengi, tensi naik, sehingga dirawat karena komorbid,” ungkap dr Erlina dalam konferensi pers beberapa hari lalu.

“EG.5 sudah ditemukan di Indonesia sejak Juli, bahkan angkanya hampir menyentuh 20 persen saat variannya adalah EG.5. Tapi kan gejalanya ringan-ringan saja, tidak ada lonjakan kasus, lonjakan perawatan di rumah sakit,” imbuhnya.

Seraya ia menambahkan, kenaikan COVID-19 di RI kali ini mungkin dipicu oleh penerapan prokes yang melonggar, mobilitas masyarakat yang meningkat, serta imunitas yang menurun lantaran proteksi vaksin COVID-19 menurun dengan sendirinya dalam waktu 6-12 bulan pasca suntikan terakhir.

Simak Video “Mengenal EG.5 yang Disebut Bikin Kasus Covid-19 Ngegas di RI
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Kematian Tragis Pengidap Polio, Meninggal karena Mati Listrik di Paru-paru Besi

Jakarta

Penanganan polio saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan pada saat pertama kali ditemukan. Penyakit yang menyerang sistem motorik di sumsum tulang belakang ini bisa membuat pengidapnya sangat sulit bernapas sendiri.

Seperti halnya yang dialami Dianne Odell, wanita di Tennessee, AS, yang hidup dengan paru-paru besi selama 60 tahun karena polio. Ia meninggal dunia di usia 61 tahun akibat tak bisa bernapas saat mati listrik, yang membuat alat penopang hidupnya itu tak berfungsi.

Dikutip dari LA Occasions, pada tahun 2008 tepatnya bulan Mei, terjadi badai petir yang mematikan listrik di rumahnya. Hal ini menyebabkan mesin logam besar yang telah membantu Dianne bernapas selama hampir 60 tahun itu berhenti bekerja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian itu terjadi sekitar jam 3 pagi ketika listrik padam di rumah Dianne di Jackson, sebuah kota kecil di Tennessee sekitar 90 mil timur laut Memphis.

Segala upaya telah dilakukan oleh keluarganya untuk menolong Dianne, termasuk upaya menggunakan generator darurat. Akan tetapi, pertolongan tersebut tetap tidak dapat mempertahankan pernapasannya lantaran generator darurat mereka tidak berfungsi.

Walhasil, ayah dan saudara ipar Dianne mencoba memompa paru-paru besi secara handbook sebagai upaya terakhir dan putus asa untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru Dianne. Namun lagi-lagi, pemberian tindakan ini juga gagal dan membuat kondisi Dianne semakin kritis. Dianne kemudian dinyatakan meninggal dunia beberapa menit kemudian.

Sejak awal, orang tua Dianne, Freeman dan Geneva Odell, bertekad merawatnya di rumah, meski seluruh tubuhnya terbungkus dalam ruangan logam berbentuk silinder. Hanya kepalanya yang menjulur ke luar.

Dia berbaring telentang saat paru-paru logam menghasilkan tekanan positif dan negatif yang memungkinkan paru-parunya mengembang dan berkontraksi.

Di sisi lain, orang tua Dianne juga khawatir akan pemadaman listrik. Ayahnya Dianne, seorang veteran Perang Dunia II, memasang generator di halaman belakang sebagai sistem tenaga cadangan.

“Rasanya seperti mempunyai anak yang sakit dan tidak kunjung membaik,” kata Will Beyer, saudara iparnya.

“Tetapi dia adalah orang yang sangat unik, dan keluarganya mengurus semua kebutuhannya,” lanjutnya lagi.

Dokter pada saat itu juga sempat memberitahu orang tua Dianne bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Namun karena semangatnya yang luar biasa untuk menjalani hidup, ia berhasil lulus SMA, mengambil kuliah, bahkan menulis buku dari dalam kompartemen yang tertutup rapat dan kedap udara.

Selain polio, beberapa tahun sebelum meninggal, Dianne juga memiliki riwayat stroke ringan.

NEXT: survivor polio lain dengan paru-paru besi

Kata Kemenkes RI soal Laporan Terbaru 2 Kasus Kematian COVID-19


Jakarta

Ada dua kasus kematian akibat COVID-19 yang terkonfirmasi di DKI Jakarta setelah sebelumnya dua bulan berturut-turut nihil laporan pasien deadly imbas infeksi COVID-19. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu, tren kematian secara nasional sebetulnya terkendali, yakni di bawah lima persen.

Adapun catatan kematian dilaporkan pada pasien dengan riwayat komorbid. Seperti diketahui, pengidap komorbid termasuk kelompok berisiko deadly jika terpapar.

“Kenaikan tren kasus secara nasional naik sekalipun rata-rata kasus konfirmasi 30-40 kasus baru per hari. Untuk perawatan RS tren kasus naik sejak 2 bulan terakhir di RSPI Sulianti Saroso,” beber Maxi saat dikonfirmasi detikcom Senin (11/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Bulan November dan Desember sudah merawat 52 kasus COVID-19, tetapi angka kematian sangat kecil. Contoh di RSPI, itu hanya satu yang meninggal karena ada komorbid,” terangnya.

dr Maxi meminta masyarakat segera melengkapi vaksinasi booster. Khususnya mereka yang baru menerima vaksin terakhir di enam bulan hingga satu tahun lalu. Ada kemungkinan imunitas pasca vaksinasi saat ini sudah menurun.

Vaksin COVID-19 disebutnya masih free of charge hingga akhir tahun dan bisa diakses di setiap puskesmas. Khusus di DKI Jakarta, ada penambahan lokasi vaksinasi di titik berikut:

1. RSUD Tarakan Jakarta Pusat (Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB)
2. ⁠Klinik PPKP Kantor Balaikota DKI Jakarta (Senin-Jumat pukul 13.00-16.00 WIB)
3. Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok (Senin-Jumat pukul 08.00-15.00 WIB)

Simak Video “Covid-19 Kembali Ngegas, Perlukah Pakai Masker Lagi?
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Pandemi Illness X Disebut Sudah ‘OTW’, Pakar Wanti-wanti Bisa Picu 50 Juta Kematian


Jakarta

Pakar vaksin di Inggris Dame Kate Bingham mewanti-wanti perihal risiko kedatangan pandemi baru ‘Illness X’. Disebut-sebut penyakit ini akan menimbulkan kasus kematian yang jauh lebih besar dibandingkan pandemi sebelumnya, seperti COVID. Bahkan disebut bisa mencapai 50 juta kematian orang di dunia.

Dame mengatakan, dunia selama ini sedikit ‘beruntung’ karena COVID-19 tak lebih mematikan dibanding Illness X. Penyakit ini diprediksi tujuh kali lebih mematikan dari COVID-19.

Adapun Illness X ini merupakan julukan pandemi yang diberi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejumlah pakar berpendapat penyakit ini sedang ‘OTW’ atau dalam perjalanan. Juga, penyakit ini diprediksi akan berasal dari virus yang memang sudah ada sebelumnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pandemi flu pada tahun 1918-1919 menewaskan sedikitnya 50 juta orang di seluruh dunia, dua kali lebih banyak dari jumlah korban tewas dalam Perang Dunia I,” ujar Dame Kate dikutip dari Each day Categorical, Sabtu (30/9/2023).

“Saat ini, kita memperkirakan jumlah kematian yang sama disebabkan oleh salah satu dari sekian banyak virus yang sudah ada. Saat ini, terdapat lebih banyak virus yang sibuk bereplikasi dan bermutasi dibandingkan gabungan semua bentuk kehidupan lain di planet kita,” imbuhnya.

Dame mengatakan, tak semua kemungkinan penyakit baru menimbulkan ancaman besar bagi manusia. Namun Dame menyerukan dunia tak boleh lengah. Sebab banyak juga penyakit yang menimbulkan ancaman bagi manusia.

Ia juga mengimbau agar para ilmuwan memantau 25 keluarga virus, yang masing-masing terdiri dari ribuan virus dan berpotensi berkembang menjadi pandemi yang membawa bencana besar. Jumlah keluarga virus ini belum termasuk virus yang dapat berpindah dari hewan lain ke manusia.

Simak Video “Serba-serbi Illness X, Penyakit yang Diwanti-wanti WHO
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Waspadai Tanda-tanda Aritmia, Kondisi yang Picu Kematian Mendadak


Jakarta

Aritmia adalah gangguan irama jantung. Kondisi ini menyebabkan detak jantung pengidapnya terasa tak teratur, bisa lebih cepat atau lambat. Penyakit ini tak jarang dipandang sebagai momok mengerikan lantaran berisiko memicu kematian mendadak.

Aritmia bisa terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung agar tetap regular, tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan.

Gangguan pada organ jantung ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Aritmia yang tidak mendapatkan penanganan segera bisa memicu komplikasi serius, bahkan bisa memicu kematian mendadak.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sekaligus Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Yoga Yuniadi, SpJP(Okay), salah satu tanda seseorang mengidap aritmia adalah berdebar.

“Apa merasa jantungnya terasa saja. Kan normalnya kita tidak merasa denyut jantung kita. Asalkan jantung jadi terasa saja itu berdebar. Atau rasanya lebih dari itu, misalnya cepat,” ucapnya saat ditemui di acara ‘Indonesia Coronary heart Stroll 2023’ seiring Hari Jantung Sedunia, Kamis (28/9/2023).

Selain itu, seseorang juga perlu mewaspadai apabila denyut jantung yang dirasa sangat kuat. Sebab, denyut jantung yak tak beraturan seperti ini bisa mengindikasikan kondisi aritmia.

“Aritmia, mulai dari hanya tanda sekedar berdebar saja sampai sudden demise. Ada yang berdebar sebentar terus meninggal. Separah itu. Tapi ada juga orang yang berdebar karena psikis dan sebagainya,” imbuhnya lagi.

Lebih lanjut, dr Yoga menyebut, apabila merasakan sejumlah tanda-tanda di atas, cobalah menerapkan metode ‘Menari’ atau Meraba Nadi Sendiri. Metode ini dilakukan dengan cara letakkan tiga jari di pergelangan tangan, kemudian hitung berapa denyut yang terasa dalam waktu hitungan 30 detik.

Kemudian, angka denyut tersebut dikali dua untuk melihat jumlah denyut dalam semenit. Normalnya dalam keadaan ‘resting’ atau istirahat, laju jantung berkisar 50-90 kali dalam semenit.

Apabila dari hasil pemeriksaan Menari menunjukkan sejumlah tanda-tanda di atas, seseorang bisa langsung berobat ke dokter untuk mendapatkan perawatan.

“Jadi kalau nanti berdebar, lakukan ‘Menari’. Konfirmasi nih, Oh ternyata denyutnya nggak regular,” imbuhnya lagi

Simak Video “Kemeriahan Hari Jantung Sedunia 2023 di GBK
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Penjelasan Ilmiah di Balik Kasus Mati Suri, Hidup Lagi Setelah Kematian

Jakarta

Kasus ‘hidup setelah kematian’ atau mati suri dialami segelintir orang, seperti yang terjadi pada Michele Eason Simone di Amerika Serikat. Ia mengaku hampir tewas saat tenggelam di laut, dan melihat sekelebat kenangan sebelum pingsan.

“Saya mulai merasa seperti akan pingsan, tapi sebelum saya pingsan, kehidupan singkat saya terlintas di depan mata saya,” kata Eason Simone, yang saat itu berusia 21 tahun.

Berdasarkan penelitian, pengalaman mendekati kematian itu dikenal sebagai Close to Dying Experiences atau NDE. Itu terjadi selama episode tunggal yang mengancam jiwa saat tubuh terluka akibat trauma benda tumpul, serangan jantung, asfiksia, syok, dan sebagainya.

Dikutip dari laman Scientific American, NDE bukanlah sebuah imajinasi yang mewah tapi tidak menyakitkan. Ketika itu terjadi, seseorang akan merasa seperti bebas dari rasa sakit, melihat cahaya terang di ujung terowongan, hingga terlepas dari tubuhnya bahkan terbang ke luar angkasa (out of physique expertise).

Pada kondisi itu, seseorang juga bisa bertemu dengan sosok yang dicintai, hidup atau mati, hingga makhluk religious seperti malaikat. Ada beberapa penjelasan fisiologis yang mendasari persepsi ini, seperti terowongan penglihatan yang semakin menyempit.

Berkurangnya aliran darah ke bagian tepi penglihatan retina berarti hilangnya penglihatan terjadi terlebih dahulu.

NDE dapat berupa pengalaman positif atau negatif. Ada yang merasakan tekanan dan berhubungan dengan perasaan kehadiran yang luar biasa, sesuatu yang numinous, ilahi. Keterputusan yang mengejutkan memisahkan trauma besar pada tubuh dan kedamaian serta, perasaan menyatu dengan alam semesta.

Namun tidak semua NDE membawa kebahagiaan. Beberapa di antaranya bisa menakutkan, ditandai dengan teror yang hebat, penderitaan, kesepian, dan keputusasaan.

Pengalaman NDE ini dilaporkan oleh sekitar 17 persen orang yang hampir meninggal. Bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa di seluruh dunia.

NEXT: Banyak dialami orang yang ‘hampir mati’

Sampai Picu Kematian, Ini Komplikasi Gigi Bolong yang Harus Diwaspadai


Jakarta

Viral curhatan warganet yang mengaku sahabatnya meninggal imbas gigi bolong atau gigi berlubang. Kondisinya itu terjadi karena gigi berlubang yang tidak dirawat.

Diceritakan, teman pengunggah mengalami gigi berlubang pada bagian geraham. Setelah diperiksa, temannya disebut terkena Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM).

Gigi berlubang adalah kondisi gigi yang rusak akibat terkikisnya lapisan terluar gigi (enamel). Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bakteri di mulut akibat sering mengonsumsi makanan manis dan tidak menjaga kebersihan mulut.

Mengenai Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM), drg Paulus Januar, MS, CMC dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia PDGI mengatakan kondisi tersebut bisa terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus dan Staphilokokus.

“DNM sangat berbahaya karena dapat merusak jaringan di mediastinum, bahkan menyebabkan kematian,” katanya kepada detikcom.

Dikutip dari laman Kemenkes RI, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit atau sebesar 45,3 persen.

Hanya saja yang mengakses pelayanan kesehatan hanya sekitar 10 persen dari pasien. Padahal masalah kesehatan gigi dan mulut bisa berpotensi menyebabkan kondisi serius.

Gigi berlubang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi jika dibiarkan tidak terobati, antara lain:

  • Sulit mengunyah makanan
  • Nyeri gigi yang berlangsung terus-menerus
  • Gigi patah atau tanggal
  • Pembengkakan atau muncul nanah di sekitar gigi yang berlubang
  • Abses gigi, yang dapat memicu penyakit berbahaya, seperti sepsis
  • Polip pulpa akibat gigi berlubang yang teriritasi

Saat seseorang mengalami gigi berlubang, hal ini perlahan dapat menyebabkan infeksi dan/atau peradangan pada space gusi sekitarnya, dimana menjadi tempat tumbuhnya bakteri-bakteri jahat. Jika tidak segera ditangani, proses infeksi ini akan menyebabkan kerusakan terus-menerus, bahkan bakteri bisa masuk ke dalam aliran darah.

Oleh sebab itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah hal yang penting untuk dilakukan. Rajin menggosok gigi serta memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin dan teratur adalah rekomendasi utama untuk kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Simak Video “Kemenkes soal Viral Kecanduan Tramadol di Karawang: Sangat Dilarang!
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Idap Nervousness gegara Takut Kematian, Panji Petualang Kini Berusaha Berpikir Positif


Jakarta

Belakangan, warganet dikejutkan dengan penampilan Panji Petualang yang terlihat semakin kurus. Ternyata Panji tengah berjuang melawan penyakit diabetes yang diidapnya.

Selain penyakit diabetes yang diidapnya, Panji juga mengidap anxiousness atau kecemasan yang berlebihan lantaran merasa takut akan kematian.

“Itu yang buat aku ngedrop banget. Jadi kemarin ke psikiater juga karena aku punya anxiousness juga, kecemasan yang berlebihan. Kata dokter ada faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Namun, Panji kini berusaha melawan rasa takutnya. Ia berusaha untuk berpikir positif dan lebih santai.

“Kadang kita belum tentu kayak gitu, dilawan saja. Misalkan kalau makan nasi diabet gue naik nih, wah mati gue cepet. Jadi mikirnya makan nasi mati, nggak makan nasi mati, sudah ah sama aja. Kayak ngerokok mati, nggak ngerokok mati,” jelasnya.

Nervousness dysfunction adalah gangguan psychological yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Hal tersebut membuat seseorang menjadi tak semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk hobi yang biasanya digemari.

Meski begitu, ada beberapa cara yang mungkin bisa dicoba untuk mengatasi anxiousness. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut caranya:

Tetap melakukan aktivitas rutin secara fisik

Salah satu aktivitas fisik yang bisa dilakukan adalah olahraga. Itu adalah pereda stres yang ampuh, yang bisa meningkatkan temper dan membantu tetap sehat.

Lakukan manajemen stres dan teknik relaksasi

Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh teknik relaksasi yang dapat meredakan kecemasan.

Prioritaskan tidur

Pastikan waktu tidur yang cukup setiap hari agar tetap bisa beristirahat. Jika tidak bisa tidur nyenyak, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan.

Konsumsi makanan sehat

Pola makan sehat dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan ikan mungkin bisa membantu mengurangi kecemasan. Tetapi, diperlukan lebih banyak penelitian.

Cari cara untuk mengendalikannya

Untuk mengetahui cara mengendalikan anxiousness, bisa berkonsultasi dulu ke penyedia layanan kesehatan.

Simak Video “Kata BMKG soal Hujan Buatan Jadi Solusi Polusi Udara di DKI
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Mengenal Nervousness, Diidap Panji Petualang gegara Takut Kematian

Jakarta

Panji Petualang saat ini tengah berjuang melawan diabetes yang membuat tubuhnya semakin kurus. Namun selain diabetes, ia juga mengalami nervousness dysfunction atau gangguan kecemasan berlebihan.

Pria dengan nama lengkap Muhammad Panji ini pun harus berkonsultasi dengan psikiater untuk mengatasi kecemasannya lantaran takut akan kematian.

“Itu yang buat aku ngedrop banget. Jadi kemarin ke psikiater juga karena aku punya nervousness juga, kecemasan yang berlebihan. Kata dokter ada faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Meski dihantui dengan hal-hal negatif, ia saat ini memilih pasrah pada Tuhan dalam menjalani hidup di tengah penyakit yang didapnya. Panji juga sering melawan rasa takutnya terhadap kematian. Dia berusaha mengubah pola pikir ke arah yang lebih positif untuk mencegah datangnya kecemasan tersebut.

“Misalkan kalau makan nasi diabet gue naik nih, wah mati gue cepat. Jadi mikirnya makan nasi mati, nggak makan nasi mati, sudah ah sama aja. Kayak ngerokok mati nggak ngerokok mati,” imbuhnya.

Tentang Nervousness Dysfunction

Nervousness Dysfunction atau gangguan kecemasan adalah kondisi yang membuat seseorang merespons hal-hal dan situasi tertentu dengan kecemasan dan ketakutan. Ini juga mungkin memunculkan gejala fisik seperti jantung berdebar dan berkeringat.

Dikutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini bisa muncul saat seseorang merasa cemas atau gugup jika harus mengatasi masalah di tempat kerja, mengikuti tes, atau membuat keputusan penting.

Namun, gangguan kecemasan ini bisa lebih parah dari kegugupan biasa dan sedikit ketakutan yang mungkin dirasakan dari waktu ke waktu. Gangguan kecemasan terjadi ketika:

  • Sering bereaksi berlebihan ketika ada sesuatu yang memicu emosi
  • Tidak dapat mengontrol respons terhadap situasi
  • Gangguan kecemasan dapat membuat sulit menjalani hari

Simak Video “Studi China: Banyak Makan Gorengan Bisa Terkait dengan Depresi
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)