Jakarta –
Alpara adalah jenis obat yang masuk dalam golongan bebas terbatas. Sesuai Pedoman Penggunaan Obat Keras dan Keras Terbatas dari Kemenkes, obat keras terbatas artinya masih bisa diperjualbelikan bebas di apotik.
Namun kemasan obat wajib dan apoteker menyertakan peringatan pada konsumen. Obat bebas terbatas ditandai lingkaran warna biru dengan tepi berwarna hitam. Terkait obat alpara, berikut khasiat dan penjelasan lengkapnya.
Komposisi Obat Alpara
Alpara bukan obat tunggal layaknya obat generik dan beberapa obat komersil. Komposisi alpara terdiri dari:
1. Paracetamol
Dikutip dari jurnal berjudul Paracetamol, Migraine, and Medicine Overuse Headache (MOH) dalam Journal of Ache, paracetamol merupakan obat yang sering digunakan pada migrain. Parasetamol adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan serta demam. Parasetamol juga dapat meredakan sakit kepala.
2. Phenylpropanolamine HCL
Dikutip dari Repository Universitas Sanata Dharma, phenylpropanolamine HCL merupakan obat flu. Phenylpropanolamine HCL dapat meredakan hidung tersumbat, pilek, batuk akibat flu.
3. Chlorpheniramine maleate
Chlorpheniramine maleate merupakan senyawa obat yang sering digunakan sebagai antihistamin atau antialergi. Obat ini dapat meredakan gejala alergi. Mulai dari batuk, pilek, mata berair, dan sebagainya.
4. Dextromethorphan HBr
Dikutip dari Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dextromethorphan HBr merupakan zat aktif dalam bentuk serbuk warna putih, yang berkhasiat sebagai antitusif atau penekan batuk. Zat ini banyak digunakan pada obat batuk tunggal juga digunakan pada obat flu kombinasi dengan zat aktif lain.
Alpara Obat untuk Apa?
Dikutip dari E-prints Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), alpara dapat meringankan sejumlah gejala flu. Gejala tersebut adalah sakit kepala, demam, hidung tersumbat, dan bersin disertai batuk.
Peringatan dan Efek Samping Obat Alpara
Sesuai sifatnya, alpara memiliki efek samping yang wajib diketahui masyarakat sebelum menggunakannya. Beberapa efek samping alpara adalah:
- Mengantuk
- Gangguan GI
- Gangguan psikomotorik
- Takikardia
- Aritmia, gangguan pada irama jantung
- Mulut kering
- Palpitasi
- Retensi urin
- Kerusakan hati, jika dikonsumsi dalam dosis besar dan pemakaian dalam jangka waktu lama.
Alpara jangan digunakan pada pasien hipertensi, potensi stroke, disfungsi hati dan ginjal, serta glaukoma. Peringatan lainnya adalah pada pasien dengan hipertrofi prostat, hipertiroid, retensi urin. Alpara jangan diberikan pada anak dengan umur kurang dari 6 tahun, wanita hamil dan menyusui, pasien debilitas, hipoksia, asma serta emfisema.
Dosis dan Aturan Pemakaian Obat Alpara
Berikut ini dosis alpara yang digunakan untuk meredakan gejala flu berdasarkan bentuk obatnya:
Alpara kaplet:
- Dewasa: 3 x sehari, 1 kaplet
- Anak dengan usia 6-12 tahun: 3 x sehari, ½ kaplet.
Alpara sirup:
- Anak dengan usia 6-12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), 3 x sehari
Konsumsi alpara kaplet setelah makan. Untuk obat alpara sirup, dapat diberikan tanpa makanan ataupun bersama makanan.
Untuk penyimpanannya, obat harus berada di tempat yang sejuk, kering, dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Seperti obat lainnya, alpara wajib dikonsumsi sesuai resep dokter. Pastikan minum obat secara teratur untuk memperoleh manfaat maksimal.
Simak Video “Pakai Obat Kuat Sembarangan Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan!“
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)