Tag: Lepas

Matthew Perry Meninggal, Sempat Ungkap Perjuangannya Lepas dari Kecanduan Narkoba

Jakarta

Bintang ‘Associates’ Matthew Perry meninggal pada usia 54 tahun. Perry ditemukan meninggal setelah diduga tenggelam di sebuah rumah di Los Angeles, California, pada Sabtu (28/10/2023).

Pemeran Chandler Bing ini mengungkapkan kisah hidupnya di dalam memoarnya yang rilis tahun 2022 lalu. Ia buka-bukaan tentang kehidupan, karier, dan perjuangannya melawan kecanduan narkoba dalam memoar yang berjudul ‘Associates, Lovers, and the Massive Horrible Factor’ tersebut.

Di dalam memoarnya, Perry merinci kehidupan keluarganya yang penuh gejolak, perjuangannya dalam melawan kecanduan narkoba dan alkohol, serta hubungan romansanya dengan bintang-bintang seperti Julia Roberts dan Valerie Bertinelli.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pesan utama memoar tersebut adalah seorang pria yang bersyukur karena bertahan hidup dan untuk mengungkap kehidupan nyata di balik salah satu karakter sitkom yang paling dicintai di dunia.

Faktanya, kepada The New York Occasions menjelang perilisan buku ini, Perry sempat mengungkap bahwa beberapa momen terindahnya di serial Associates ternyata diiringi oleh masa-masa paling kelam dalam kehidupannya, dikutip dari Leisure Tonight.

Sempat Kecanduan Alkohol dan Narkoba

“(Saya) berada di puncak tertinggi saya di Associates, titik tertinggi dalam karier saya, momen ikonik di acara ikonik,” katanya.

“Ketika Anda seorang pecandu narkoba, itu semua adalah matematika. Saya tidak melakukannya untuk merasa senang atau merasa baik. Saya tentu saja bukan seorang yang suka berpesta; saya hanya ingin duduk di couch saya, meminum lima butir Vicodin dan menonton movie. Itu adalah surga bagi saya. Sekarang tidak lagi,” sambungnya.

Perry tidak segan-segan menggambarkan besarnya masalah narkoba dan alkohol yang dialaminya. Selain kebiasaan Vicodin-nya, yang mencapai 55 pil sehari selama musim ketiga Associates, ia menyebutkan bahwa dirinya pun menggunakan dan menyalahgunakan Xanax, OxyContin, Dilaudid, metadon, buprenorfin/subokson, kokain, dan banyak vodka.

Dirinya mengaku bahwa ia tidak pernah mabuk saat syuting Associates, tetapi mengakui bahwa kecanduannya mengganggu performa aktingnya. Bahkan, Perry mengatakan bahwa ia tidak merasakan apa-apa ketika Associates berakhir.

Perry ingat menyaksikan rekan-rekan pemerannya terisak di sekelilingnya saat Associates merekam episode terakhir mereka pada tahun 2004, tetapi mengatakan bahwa obat detoksifikasi yang ia konsumsi pada saat itu membuatnya mati rasa.

“Saya tidak merasakan apa-apa; saya tidak tahu apakah itu karena buprenorfin opioid yang saya konsumsi, atau apakah saya hanya mati rasa di dalam,” katanya.

Sempat Idap Perforasi Gastrointestinal

Sang aktor sempat beberapa kali dirawat inap akibat penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Namun, buku ini dimulai dengan keadaan darurat medisnya yang paling mengerikan, yakni ketika dia menderita perforasi gastrointestinal pada usia 49 tahun setelah usus besarnya pecah akibat penggunaan opioid yang berlebihan.

Perry menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma dan lima bulan di rumah sakit. Ia pun harus menggunakan kantong kolostomi untuk menampung feses selama sembilan bulan.

“Para dokter mengatakan kepada keluarga saya bahwa saya hanya memiliki peluang dua persen untuk hidup,” katanya kepada Individuals pada saat itu.

“Saya dipasangkan sebuah alat yang disebut mesin ECMO, yang melakukan semua pernapasan untuk jantung dan paru-paru. Dan itu disebut Salam Maria. Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari itu,” sambungnya.

Perry mengungkapkan dalam buku tersebut bahwa ia menjalani 14 kali operasi pada perutnya, dan bekas luka tersebut menjadi ‘pengingat untuk tetap sadar’.

Namun faktor pendorong terbesar untuk menjauhi narkoba datang dari terapisnya, yang mengatakan kepadanya, “Lain kali jika Anda berpikir untuk menggunakan Oxycontin, pikirkan saja tentang memiliki kantong kolostomi seumur hidup Anda.”

Memiliki Keinginan untuk Berkeluarga

Salah satu hal yang sangat diharapkan Perry di sisa hidupnya adalah jatuh cinta dan membangun sebuah keluarga.

Dia sempat melamar mantan pacarnya, Molly Hurwitz, ketika sedang menjalani rehabilitasi di Swiss pada tahun 2019. Namun pada akhirnya, Perry memutuskan hubungan dengan Hurwitz, dan mengatakan bahwa dia mengakhiri hampir semua hubungan yang pernah dijalaninya.

“Itulah yang saya takutkan. Itulah yang saya wujudkan, sesuatu yang salah dengan mereka. Dan kemudian saya putus dengan mereka. Tetapi tidak mungkin ada sesuatu yang salah dengan semua orang. Saya adalah orang yang paling sering salah. Saya pergi lebih dulu karena saya pikir mereka akan menghancurkan saya,” katanya kepada Individuals.

Meskipun Perry mengakui bahwa ia memiliki ketakutan yang luar biasa tentang cinta, ia mengatakan bahwa, melalui banyak usaha, dirinya telah berhasil mengatasi rasa takut itu. Mengenai siapa orang tersebut, Perry mengatakan bahwa dia mencari seseorang yang mandiri dan benar-benar peduli kepadanya.

“Orang berikutnya yang benar-benar saya anggap serius adalah seseorang yang akan membuat saya jatuh cinta dan tidak takut dengan hal-hal yang dulu membuat saya takut,” ungkapnya.

“Dalam segala hal, terutama secara finansial karena saya beberapa kali ditipu oleh wanita yang menginginkan uang saya, tanpa benar-benar peduli dengan saya,” tambahnya.

Perry juga ingin memiliki anak, dan mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang ayah. Kesehatan, pasangan, dan anak-anak adalah hal-hal yang Perry yakin akan bisa dia dapatkan dalam ketenangan.

“Saya pikir saya akan menjadi ayah yang hebat. Sungguh. Saya tumbuh dengan banyak anak kecil di sekitar saya, dan mungkin itulah alasannya, tapi saya tidak sabar menunggu,” imbuh sang aktor.

Simak Video “Respons Mikha Tambayong soal Banyak yang Olahraga karena Tren
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Kondisi Pasien Virus Nipah di India, Ada yang Sudah Lepas Ventilator


Jakarta

Pejabat Kesehatan India menyatakan wabah virus Nipah (NiV) di Kerala dapat dikendalikan meski lebih dari 1.200 orang telah masuk dalam daftar kontak erat pasien positif.

Menteri Kesehatan Kerala, Veena George mengatakan, tidak ada kasus baru infeksi virus Nipah yang dilaporkan hingga Senin (18/9). Selain itu, 61 sampel dari kontak yang berisiko tinggi seperti suster atau petugas kesehatan telah terbukti negatif.

Sementara itu, dari enam warga Kerala yang terkonfirmasi positif, dua diantaranya meninggal dunia. Adapun empat pasien lainnya menjalani perawatan. Meski demikian, Veena George mengatakan kondisi pasien-pasien tersebut membaik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hal yang sangat positif adalah keempat pasien yang tengah menjalani perawatan sekarang dalam kondisi stabil dan seorang bocah laki-laki usia 9 tahun yang telah menggunakan alat bantu ventilator, secara klinis membaik,” terang Veena, dikutip dari Fox Information.

Bahkan, pasien anak yang terinfeksi virus Nipah itu dikabarkan tidak perlu lagi menggunakan ventilator.

“Dia sekarang sudah lepas dukungan ventilator dan diberikan sedikit bantuan oksigen,” ucap Veena George.

Sebanyak 1.233 orang di Kerala masuk dalam daftar kontak erat pasien virus Nipah di India. Saat ini, pelonggaran pada sembilan wilayah di Kerala yang diisolasi pun telah dilakukan. Namun, aturan menggunakan masker dan menjaga jarak masih tetap diperlukan.

Berdasarkan penjelasan Facilities for Illness Management and Prevention (CDC), virus Nipah bersifat zoonotik yang artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Secara alami, kelelawar buah disebut sebagai pembawa utama (major service) virus Nipah.

“Virus Nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia,” jelas CDC. Infeksi virus Nipah atau NiV dikaitkan juga dengan pembengkakan otak atau ensefalitis dan bisa menyebabkan kondisi sakit sedang hingga parah, bahkan kematian.

Simak Video “Langkah India Usai 2 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Virus Nipah
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)