Tag: Long

7 Penyebab Ukuran Mr P Menyusut, Gejala Lengthy COVID-19 Salah Satunya

Jakarta

Banyak pria mengidam-idamkan ukuran Mr P yang besar. Namun, sangat sedikit dari mereka yang mengetahui bahwa gaya hidup dan pilihan makanan tertentu dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Sebab faktanya, ukuran Mr P bisa menyusut karena kebiasaan tertentu.

Ya, sulit untuk diterima, tetapi Mr P benar-benar bisa menyusut.

Mr P dapat mengecil hingga satu inci karena berbagai alasan. Pada beberapa kasus, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus, penyusutan ini bisa menandakan suatu kondisi serius.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penting untuk diingat bahwa tidak ada ukuran atau bentuk Mr P yang ‘regular’ karena Mr P setiap pria berbeda. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan ukuran Mr P mengecil. Berikut penjelasnnya:

1. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, Mr P akan mengalami perubahan seperti halnya bagian tubuh lainnya. Hal ini adalah bagian regular dari penuaan yang tidak memerlukan pengobatan medis jika tidak ada kekhawatiran akan fungsi Mr P.

Alat important ini dapat tampak lebih kecil ketika seseorang bertambah tua karena lebih sulit untuk mendapatkan ereksi, meskipun hal ini tidak terjadi pada semua pria.

Arteri yang memasok Mr P menjadi lebih padat dan sempit sehingga lebih sulit bagi darah untuk mengalir ke Mr P dan menyebabkannya menjadi kaku. Jaringan spons yang menciptakan ereksi juga dapat merosot karena berkurangnya aliran darah.

Sementara itu, penumpukan jaringan parut, akibat cedera kecil selama bertahun-tahun saat berhubungan seks atau olahraga, dapat menyebabkan penyusutan, sebagaimana dituliskan Healthline.

Testis juga kemungkinan akan sedikit mengecil dan melorot lebih rendah ke bawah karena kulit kehilangan elastisitasnya.

2. Merokok

Hal ini mungkin dapat menjadi alasan pria untuk berhenti merokok. Dikutip dari Medical Information At the moment, terdapat beberapa racun tertentu dalam rokok yang merusak pembuluh darah di Mr P. Hal ini tidak hanya merusak sel-sel otot pada alat important, tetapi juga berisiko memicu gangguan ereksi.

Masalah dari berkurangnya ereksi adalah Mr P tidak meregang secara teratur. Hal ini dapat menyebabkan Mr P berkurang panjangnya seiring berjalannya waktu.

Adapun tanda yang menunjukkan bahwa Mr P sehat adalah bangun dengan ereksi yang menandakan saraf dan suplai darah bekerja.

Pria sehat mengalami rata-rata tiga hingga lima ereksi per malam, dengan complete waktu hingga tiga jam, kata NHS.

Para ahli dari Boston College of Drugs memeriksa ukuran Mr P saat ereksi pada 200 pria dan menemukan bahwa perokok memiliki ukuran yang lebih pendek daripada mereka yang menghindari rokok.

Penelitian pada 1998 menyimpulkan bahwa merokok menghambat aliran darah ke bagian pribadi, yang dapat menghentikan Mr P dari peregangan sehingga membuatnya menyusut dari waktu ke waktu.

3. Obat-obatan

Semua obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan dan beberapa di antaranya lebih buruk daripada yang lain.

Adderall, yang sering diresepkan untuk gangguan ADHD, merupakan obat yang paling dikenal dapat mempengaruhi ukuran Mr P. Beberapa antidepresan dan antipsikotik mungkin memiliki efek yang sama.

Beberapa obat untuk mengobati masalah prostat juga dapat menyebabkan penyusutan Mr P.

Sebuah studi pada 2012 tentang obat finasteride, yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, menemukan bahwa pria mengalami penyusutan dan berkurangnya sensasi di bawah sana.

Penelitian lain, yang diterbitkan dalam jurnal Urology, menemukan bahwa 41 persen pria yang mengonsumsi obat dutasteride, yang juga digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, mengalami disfungsi seksual.

4. Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan adalah kekhawatiran bagi banyak pria. Tidak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit, kenaikan BB juga membuat Mr P tampak mengecil.

Kabar baiknya adalah, Mr P tidak benar-benar menyusut ketika berat badan naik. Alasan mengapa Mr P terlihat lebih pendek adalah karena otot-otot ereksi melekat pada dinding perut. Jadi, saat perut mengembang, otot-otot tersebut akan menarik kejantanan ke dalam.

Hal ini dapat diatasi dengan sangat sederhana, yakni menurunkan berat badan.

Simak Video “Klinik Pengobatan Mak Erot Juga Bisa Tangani Keluhan Mr P Patah
[Gambas:Video 20detik]

Perawat Meninggal Dikira Lengthy COVID, Salah Prognosis Ternyata Kanker Paru-paru

Jakarta

Seorang perawat di Inggris meninggal dunia setelah dokter salah mendiagnosa gejalanya dengan lengthy COVID. Sebelum meninggal, dia sempat mengeluh sakit dada yang ternyata tanda kankernya telah menyebar.

Brogan Williams (35) di tahun 2021 lalu mencari perawatan di unit gawat darurat karena nyeri dada yang dia rasakan. Namun saat itu petugas medis hanya menganggap gejala yang dialaminya adalah lengthy COVID.

Diberitakan Every day Mail, Williams awalnya mengeluh sakit dada yang sensasinya seperti dipukul. Meski tidak pernah kena COVID-19, petugas medis di rumah sakit itu mengatakan gejalanya hanya tanda lengthy COVID.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena gejalanya tidak kunjung membaik, sepekan setelahnya dia kembali ke UGD untuk menjalani CT Scan.

Hasil CT Scan mengejutkan karena terlihat bahwa keluhannya adalah karena kankernya telah menyebar ke paru-parunya. Williams diberitahu bahwa dia akan membutuhkan perawatan paliatif dan diberi harapan hidup hanya dua minggu.

Setelah menjalani serangkaian perawatan selama setahun, dia akhirnya meninggal pada 9 Oktober 2023. Kabar meninggalnya ini dibagikan keluarganya di media sosialnya.

“Ini adalah berita yang tidak diinginkan dan belum siap disampaikan oleh siapa pun di antara kami. Pada hari Senin tanggal 9 Oktober, Brogan kami yang cantik tertidur dengan damai,” tulis keluarganya di akun Instagram.

Banyak Pasien Lengthy COVID-19 di RI Datang ke RS, Ngeluh Sering Lemas-Nyeri Dada


Jakarta

Umat manusia masih belum sepenuhnya bebas dari ancaman COVID-19. Terbaru, masyarakat dunia dibikin heboh oleh kemunculan kasus Lengthy COVID.

Spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(Ok), mengungkapkan Lengthy COVID adalah sebuah kondisi yang secara nyata mengancam kesehatan.

“Lengthy COVID itu betulan ada. Pasien praktik saya, pasien praktik swasta, banyak itu yang datang. Jadi memang banyak hal yang tidak kita duga-duga dengan COVID ini, salah satunya adalah Lengthy COVID yang sampai saat ini masih kita pelajari bagaimana cara mengatasinya,” papar dr Erlina saat ditemui di aula FKUI, Salemba, Senin (31/7/2023).

Ia mengungkapkan untuk bisa mendiagnosis Lengthy COVID, dibutuhkan pendekatan yang multi-disiplin. Sebab, pasien Lengthy COVID cenderung menunjukkan gejala yang berbeda-beda.

“Gejalanya berbeda-beda, ada yang sesak, ada yang nyeri dada, ada yang pusing, ada yang lemas, ada yang lupa. Banyak sekali yang tiba-tiba ‘Saya lupa, mau ngomong apa lupa’. Jadi tata laksananya tergantung dari gejalanya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr Erlina menyebut orang usia tua dan komorbid rentan terkena Lengthy COVID.

“Kita masih teliti dan pelajari, kira-kira apa sih yang bisa meminimalisir Lengthy COVID ini,” tandasnya.

Simak Video “Masyarakat Diimbau Waspada Usai Temuan Covid-19 Paling Bermutasi di RI
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)