Tag: Medisnya

Durasi Bercinta Sebaiknya Tidak Terlalu Lama, Begini Penjelasan Medisnya

Jakarta

Banyak orang mengira semakin lama durasi bercinta, semakin besar juga kenikmatan yang dirasakan oleh pasutri. Padahal nyatanya, durasi bercinta yang terlalu lama justru tidak dianjurkan lho. Kenapa?

Seringkali pasutri beranggapan, jika aktivitas seksual berlangsung singkat dan cepat, ada kemungkinan stamina suami atau istri loyo. Namun sebaliknya, hubungan seksual yang berlangsung terlalu lama justru bisa memicu sejumlah masalah kesehatan.

Dikutip dari Healthshot, seorang terapis seks mengatakan bahwa durasi waktu seks vaginal sebaiknya 7-15 menit untuk memberikan hasil maksimal yang diinginkan dan mencapai orgasme.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria biasanya ejakulasi setelah 5-10 menit berhubungan seks. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Drugs, mengklaim bahwa seks yang berlangsung 3-13 menit adalah regular. Tiga hingga tujuh menit jadi waktu standar dan seks yang berlangsung tujuh hingga tiga belas menit itu biasanya durasi yang diinginkan.

Terlepas dari durasi hubungan seksual, seks yang baik adalah seks yang dinikmati kedua pihak.

Untuk melakukan hubungan seks yang baik, penting untuk pasangan memahami selera dan kenyamanan satu sama lain. Beri waktu, jelaskan satu sama lain apa yang disukai dan tidak. Perbanyak sentuhan yang membuat nyaman.

Kenikmatan sama pentingnya dengan komunikasi. Mengekspresikan emosi selama bercinta akan membantu pasangan untuk memahami lebih banyak tentang apa yang istri atau suami sukai.

Bisa lakukan beberapa hal untuk meningkatkan durasi saat bercinta.

1. Pelan-pelan

Ingat, lakukan secara perlahan bukan dengan kasar dan terburu-buru. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan orgasme.

2. Bangun stamina

Kalau ingin seks yang bertahan lebih lama, pasutri harus memiliki energi untuk itu. Coba olahraga kegel yang melatih otot-otot panggul dan konsumsi makanan bernutrisi.

3. Diskusi

Ini adalah cara yang baik yang tidak hanya membuat seks lebih lama, sekaligus meningkatkan kualitasnya. Eksplorasi posisi seks juga bisa dilakukan untuk menambah kenikmatan.

NEXT: Apa yang terjadi kalau berhubungan seksual terlalu lama?

Sederet Mitos-Fakta Seputar Masturbasi, Ternyata Begini Penjelasan Medisnya

Jakarta

Ada banyak narasi seputar masturbasi yang bikin orang-orang bertanya-tanya soal kebenarannya. Salah satu yang sering terdengar, kebanyakan masutrbasi disebut-sebut bisa memicu disfungsi ereksi. Atau di sisi lain, ada juga yang bilang, masturbasi bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Nyatanya, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan memang bisa menyebabkan masalah kesehatan hingga kecanduan.Dikutip dari Males’s Well being, seorang ahli urologi menjelaskan setidaknya enam kesalahpahaman medis paling umum terkait masturbasi:

1. Masturbasi Bisa Bikin Buta

Pernah mendengar narasi satu ini? Nyatanya hingga kini, penelitian tidak pernah membuktikan adanya hubungan antara masturbasi dan kebutaan. Sebaliknya, banyak penelitian menyebut tidak ada penyakit apa pun yang ditemukan muncul berkaitan dengan frekuensi masutrbasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Masturbasi Merusak Kemampuan Ereksi

Masturbasi yang dilakukan menjelang sesi bercinta bisa menimbulkan kontraksi otot dasar panggul. Otot-otot ini sangat penting untuk membuat suami mencapai orgasme serta merasakan kenikmatan.

Namun jika dikorelasikan dengan pornografi, efek masturbasi bisa berbeda. Pasalnya, pornografi dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang seks sehingga membuat pecandunya tidak peka terhadap rangsangan seksual. Akhirnya timbul kecemasan dan gangguan kemampuan ereksi di kehidupan nyata.

3. Masturbasi Mengurangi Sensitivitas

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, seseorang cenderung melakukan masturbasi dengan cara yang sama sehingga tubuh akan terbiasa dengan sensasi tertentu. Nantinya, jenis rangsangan yang berbeda akan membuat orgasme lebih sulit tercapai. Ahli urologis menyarankan, cobalah ubah tekanan dan gerakan yang digunakan saat masturbasi agar tak menimbulkan kondisi serupa.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Bercinta Pagi Vs Malam Hari, Mana Paling ‘Jos’? Begini Penjelasan Medisnya


Jakarta

Aktivitas bercinta yang berkualitas bukan hanya berkaitan dengan kesehatan, melainkan juga tingkat keharmonisan suami-istri. Tak heran, banyak pasutri bertanya-tanya, sebenarnya kapan sih waktu paling pas untuk bercinta? Apakah pagi hari atau malam hari?

Dikutip dari Thoughts Physique Inexperienced, sebenarnya tidak ada supreme yang saklek untuk semua orang melakukan hubungan seks. Bagi sebagian orang, bercinta pagi mungkin terasa lebih baik. Sementara untuk beberapa orang lainnya, lebih nikmat bercinta malam hari.

Namun secara fisiologis, umumnya bercinta di pagi hari cenderung lebih baik karena kadar testosteron dan estrogen yang lebih tinggi. Kedua hormon tersebut memengaruhi hasrat seksual di awal hari. Kondisi ini membuat temper dan hubungan intim menjadi lebih memuaskan saat pagi hari.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Anda mungkin akan lebih terangsang di pagi hari bila dibandingkan dengan malam hari. Itu karena hormon yang ada di dalam tubuh Anda,” ucap terapis seks Jessa Zimmerman.

Bagi seorang pria, kadar testosteron dapat terisi kembali dalam waktu semalam dan cenderung mencapai titik tertinggi ketika pagi hari. Kondisi ini terjadi karena pola hormonal yang mengikuti ritme sirkadian.

Testosteron memerankan peran penting dalam fungsi seksual, khususnya membantu ereksi dan meningkatkan gairah. Zimmerman menuturkan bahwa peningkatan testosteron di pagi hari dapat membantu peningkatan gairah dan ereksi yang lebih lama.

Di sisi lain, estrogen juga dinilai berkaitan erat dengan hasrat seksual wanita. Hormon ini juga cenderung lebih tinggi apabila di pagi hari. Kondisi ini membuat tubuh wanita ‘lebih siap’ untuk berhubungan intim saat pagi. Aliran darah ke klitoris dan pelumasan di sekitar vagina juga meningkat.

Lebih lanjut, pada kondisi tertentu pagi hari mungkin tidak akan memberikan pengaruh pada gairah seks wanita. Wanita yang memiliki siklus menstruasi tak sesuai ritme sirkadian, pola hormonal mereka akan mengikuti siklus menstruasi.

Siklus menstruasi dapat memengaruhi dorongan seks, tingkat kortisol, suasana hati, dan semuanya memengaruhi minat seksual.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)