Tag: Mengobatinya

5 Fakta Cacar Monyet, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan temuan baru kasus cacar monyet di Indonesia. Kasus cacar monyet di Jakarta disebut tertular dari transmisi lokal.

Cacar monyet, yang dikenal juga dengan istilah monkeypox atau mpox, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, bagian dari kelompok Orthopoxvirus. Penyakit ini menular dari hewan seperti monyet, tikus, dan tupai, namun juga dapat menular dari perorangan.

Saat ini, tercatat ada dua kasus cacar monyet yang muncul di Indonesia. Laporan kasus cacar monyet terbaru pada 14 Oktober 2023 lalu mengungkapkan pasien didiagnosis mengidap cacar monyet setelah sebelumnya mengeluhkan jerawat yang muncul pada wajah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta soal cacar monyet di Indonesia.

1. Kasus Cacar Monyet di Jakarta

Kemenkes RI mengkonfirmasi sudah ada dua kasus cacar monyet yang muncul di Indonesia. Anggota Tim Kerja Direktorat dan Kekarantinaan Kemenkes Chita Septiawati mengungkapkan kedua pasien cacar monyet tersebut berada di Jakarta.

“Belum lama ini, kemarin kita mendapat laporan kembali satu kasus sehingga sampai pada hari ini kita mempunyai dua kasus konfirmasi [cacar monyet] yang kebetulan keduanya berada di Jakarta,” ujarnya dalam webinar daring, Senin (16/10/2023).

Pada salah satu kasus yang dilaporkan 14 Oktober 2023 lalu, pasien datang dengan keluhan jerawat di wajah. Tapi setelah diperiksa, jerawat tersebut ternyata merupakan bintil yang muncul akibat cacar monyet.

“Nah ini adalah kasus yang ditemukan di Indonesia, usianya 30 tahun, awalnya datang dengan keluhan jerawat di wajah ya baru 2 hari. Tapi kemudian pasien belum pernah ada keluhan jerawat sebelumnya,” terang Dr dr Windy Keumala Budianti, SpKK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Gejala Cacar Monyet

Dikutip dari Mayo Clinic, cacar monyet dapat menimbulkan gejala yang mirip flu, di antaranya demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.

Cacar monyet juga memiliki gejala yang mirip dengan cacar air, seperti ruam pada kulit yang dapat menyebar ke berbagai bagian pada tubuh.

3. Beda Cacar Monyet dan Cacar Air

Meski sekilas terlihat mirip, cacar monyet dan cacar air memiliki beberapa perbedaan. Pertama, cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, sementara cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster.

Dari segi gejala, cacar monyet memiliki tanda khas yakni pembengkakan pada kelenjar getah bening. Hal ini mengakibatkan munculnya benjolan pada space tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan.

Bintil yang ditimbulkan kedua penyakit tersebut juga berbeda. Pada cacar monyet, bintil pada kulit berisi nanah, sementara pada cacar air bintil berisi cairan yang disebut lenting.

Penyebab, Faktor, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Masalah mengenai defisiensi tiamin atau vitamin B1, jarang terjadi di negara-negara maju. Namun, sering terjadi pada negara-negara berkembang seperti Bangladesh. Defisiensi tiamin ini, merupakan masalah yang cukup penting karena menyangkut kesehatan masyarakat yang akan berpotensi cukup deadly. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi tiamin ini disebut dengan penyakit beri-beri.

Penyakit beri-beri adalah penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1, atau dikenal sebagai kekurangan tiamin. Tiamin ini memiliki fungsi sebagai kofaktor dalam beberapa enzim yang terlibat untuk metabolisme energi. Mengutip melalui jurnal berjudul Defisiensi Tiamin Penyakit yang Terlupakan (2018), penyakit beri-beri dibagi menjadi dua jenis, yaitu beri-beri kering dan beri-beri basah (kardiovaskular).

Penyakit beri-beri kering biasanya akan menyebabkan gangguan pada saraf. Sedangkan, beri-beri basah dapat menyebabkan gangguan pada jantung. Kira-kira apa saja penyebabnya? Lalu bagaimana gejala dan cara mengobatinya? Nah, untuk tahu lebih jauh tentang penyakit beri-beri, simak pembahasannya di bawah ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Penyakit Beri-beri

Penyebab utama dari penyakit beri-beri adalah rendahnya tingkat vitamin yang dikonsumsi pada makanan sehari-hari. Selain itu, kemampuan tubuh dalam memproses tiamin juga menjadi penyebab dari penyakit beri-beri. Penyakit beri-beri biasanya banyak ditemukan di negara berkembang yang mengonsumsi nasi tanpa tambahan lauk yang bergizi cukup. Sedangkan di negara-negara maju, penyakit beri-beri jarang ditemukan karena memiliki akses pada makanan yang mengandung tiamin seperti sereal, atau roti.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa di negara maju ada yang terjangkit penyakit beri-beri. Pasalnya, konsumsi alkohol di negara maju cukup tinggi dan penyalahgunaan alkohol, bisa menjadi salah satu faktor penyebab dari penyakit beri-beri. Penyakit beri-beri bisa disebabkan karena keturunan genetik, yang menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap vitamin dari makanan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Beri-beri

Faktor lainnya yang dapat menjadi faktor risiko penyakit beri-beri yaitu:

  • Konsumsi alkohol yang berlebih
  • Penyakit sistem pencernaan seperti celiac atau diare
  • Malnutrisi
  • Diabetes
  • Penyakit ginjal
  • Kehamilan
  • Ibu yang sedang menyusui
  • HIV atau AIDS
  • Operasi bariatrik.

Gejala Penyakit Beri-beri

Penyakit beri-beri merupakan penyakit yang bisa menjangkit siapa saja, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Tidak memandang gender dan juga usia. Secara umum, penyakit beri-beri akan menampilkan beberapa gejala berikut ini yang dikutip melalui laman WebMD.

  1. Mengalami kelemahan atau kehilangan fungsi otot
  2. Mengalami kebingungan secara psychological
  3. Mengalami kesemutan atau mati rasa pada bagian jari tangan ataupun kaki
  4. Kelelahan
  5. Dada terasa nyeri
  6. Mual atau muntah
  7. Demam
  8. Jantung terasa berdebar-debar.

Namun, pada dasarnya, gejala dari penyakit beri-beri tergantung pada jenis penyakit beri-beri yang sedang diderita. Dikutip melalui laman Healthline, berikut ini gejala penyakit beri-beri kering dan basah.

Gejala Penyakit Beri-beri Kering

  • Penurunan fungsi otot pada bagian kedua tungkai bawah
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki
  • Kesulitan berbicara
  • Kelumpuhan.

Penyakit Beri-beri Basah

  • Sesak napas ketika melakukan aktivitas fisik
  • Ketika bangun tidur disertai dengan sesak napas
  • Denyut jantung cepat
  • Tungkai bawah kaki bengkak.

Cara Mengobati Penyakit Beri-beri

Untuk mengobati penyakit beri-beri, hal yang bisa dilakukan adalah memperbaiki nutrisi yang dikonsumsi tubuh. Setelah mendapatkan prognosis dari dokter, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan weight-reduction plan tiamin. Berikut ini makanan-makanan yang mengandung tiamin:

  • Sereal
  • Oatmeal
  • Biji bunga matahari
  • Kacang-kacangan
  • Ikan
  • Yogurt
  • Daging sapi
  • Salmon.

Tujuan pengobatan dari penyakit beri-beri adalah untuk meningkatkan kadar thiamin dalam tubuh. Namun, dalam kasus darurat, dokter dapat merekomendasikan suplemen oral atau suntikan untuk memberikan tiamin, tergantung pada kesehatan seseorang secara keseluruhan. Dokter juga dapat menyarankan untuk mengonsumsi suplemen lain untuk mendukung pengobatan.

Selain itu, selama pengobatan, dokter juga dapat menyuruh pasien untuk melakukan tes darah secara rutin untuk memeriksa kadar tiamin hingga kembali regular. Sebagian orang mungkin perlu untuk terus mengonsumsi suplemen tiamin dengan dosis yang lebih rendah atau melakukan perubahan pada pola makannya untuk memastikan agar penyakit beri-beri tidak kambuh lagi.

Dengan penanganan dini, kerusakan jantung dan sistem saraf akibat penyakit beri-beri dapat disembuhkan. Ini tidak berlaku pada seseorang yang sudah mengalami defisiensi tiamin cukup lama, karena beberapa gejala tetap akan muncul meskipun setelah melakukan pengobatan. Demikian yang dapat detikHealth rangkum semoga bermanfaat!

Simak Video “Tepat Sasaran Memilih Suplemen dan Vitamin Penambah Imun
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Radang Vagina, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Radang vagina adalah penyakit khas yang menyerang organ intim wanita akibat infeksi jamur, virus, bakteri, dan parasit. Peradangan mengakibatkan daerah sekitar vagina terasa gatal, perih, dan membengkak.

Radang vagina dapat terjadi pada wanita di berbagai usia. Namun, wanita yang aktif berhubungan seksual lebih berisiko mengalami radang vagina.

Gejala dan Penyebab Radang Vagina

Radang vagina ditandai dengan rasa nyeri dan gatal di vagina serta keputihan yang berbau. Sebelum melakukan pengobatan, ada baiknya kamu mengetahui penyebab dan gejalanya terlebih dahulu. Sebab pengobatan radang vagina bisa berbeda-beda sesuai penyebabnya.

Berikut ini berbagai penyebab radang vagina beserta gejalanya yang perlu kamu ketahui.

1. Infeksi bakteri

Radang vagina umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di vagina yang dapat memicu timbulnya infeksi. Kondisi ini dapat ditandai dengan keputihan berwarna putih kelabu dan berbau amis yang biasanya keluar setelah berhubungan seksual. Radang vagina karena infeksi bakteri ini paling sering dialami oleh wanita yang aktif secara seksual.

2. Infeksi jamur

Jamur sebenarnya secara alami sudah berada di vagina. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkontrol, jamur bisa menyebabkan peradangan di vagina.

Pertumbuhan jamur berlebih di vagina umumnya disebabkan oleh konsumsi antibiotik, penyakit diabetes yang tidak terkontrol, dan perubahan hormonal seperti kehamilan. Beberapa gejala radang vagina akibat infeksi jamur meliputi, keputihan yang terlihat kental dan menggumpal, rasa gatal di vagina, serta vagina bengkak dan kemerahan

3. Infeksi virus

Radang vagina juga dapat terjadi karena infeksi virus. Umumnya, jenis virus yang dapat menimbulkan peradangan adalah virus herpes simpleks dan virus HPV. Keduanya bisa menyebar melalui kontak fisik saat berhubungan seksual.

Infeksi virus herpes dapat menimbulkan lepuhan pada vagina. Sementara itu, virus HPV biasanya ditandai dengan tumbuhnya kutil kelamin yang terasa sangat gatal.

Penyakit menular seksual paling umum yang dapat menyebabkan radang vagina adalah trikomoniasis dan klamidia. Keduanya ditularkan melalui hubungan intim. Biasanya ini terjadi pada wanita yang sering bergonta-ganti pasangan seksual.

Radang vagina akibat penyakit menular seksual menimbulkan gejala sebagai berikut.

  • Gatal dan nyeri pada vagina
  • Keputihan berbusa dan berwarna kuning kehijauan yang berbau busuk
  • Sensasi panas saat buang air kecil
  • Nyeri vagina saat berhubungan seksual
  • Sakit perut bagian bawah.

5. Penggunaan sabun pembersih vagina

Radang vagina juga bisa terjadi karena paparan bahan kimia, seperti yang terdapat pada cairan pembersih vagina maupun tisu khusus pembersih space kewanitaan.

Selain itu, mencuci bagian dalam vagina (douching) dengan cairan iritan juga dapat menimbulkan peradangan di vagina. Gejalanya bisa berupa gatal dan nyeri di vagina, keputihan yang banyak dan kental, serta kulit di sekitar vagina terasa kering.

6. Kondisi medis tertentu

Selain beberapa penyebab di atas, radang vagina juga bisa terjadi akibat atrofi vulvovaginal, usai operasi pengangkatan rahim, serta perubahan hormonal saat menopause, menyusui, dan usai melahirkan. Adapun gejalanya vagina terasa panas, kering yang disertai gatal dan nyeri.

Seberapa Umum Radang Vagina atau Vaginitis?

Radang vagina sangat umum terjadi. Sebagian besar wanita pernah mengalami vaginitis setidaknya sekali dalam hidup.

Mengutip dari tulisan berjudul Infeksi Pada Vagina (Vaginitis) yang dimuat dalam Ganesha Medicina Journal (2021), dikatakan bahwa 50-75% wanita akan mengalami radang vagina atau vaginitis satu kali dalam hidupnya.

Masih dikutip dari sumber yang sama, penyebab utama vaginitis 70% umumnya adalah akibat bakteria vaginosis, candidiasis vulvovaginal dan trikomoniasis. Sementara 30% lainnya kemungkinan menderita vaginitis akibat atrophic vaginitis, vaginitis inflamasi deskuamatif, dan penyakit erosif vagina.

Cara Mengobati Radang Vagina

Langkah pertama mengatasi radang vagina adalah dengan mencari penyebab yang tepat melalui gejala-gejala yang dialami. Jika sudah mengetahui penyebab radang vagina, umumnya dokter akan menyarankan solusi sebagai berikut.

Antibiotik

Radang vagina akibat bacterial vaginosis atau trichomoniasis umumnya akan diberikan obat antibiotik oral atau topikal, seperti metronidazole atau clindamycin.

Antijamur

Radang vagina yang disebabkan infeksi jamur umumnya diobati menggunakan krim antijamur atau supositoria, seperti miconazole, clotrimazole, atau tioconazole. Bisa juga menggunakan antijamur oral, seperti fluconazole diflucan.

Estrogen

Bagi wanita yang sedang mengalami menopause, obat yang diberikan bisa berupa krim, pill, cincin vagina untuk mengatasi sindrom genitourinari menopause.

Berhenti menggunakan produk pembersih kewanitaan.

Jika radang vagina disebabkan oleh penggunaan produk pembersih kewanitaan, maka menghindari iritan adalah solusinya. Hentikan penggunaan sabun, deterjen, pembalut, atau tampon agar radang vagina bisa membaik.

Cara Mencegah Radang Vagina

Meskipun penyebab radang vagina bermacam-macam, namun pencegahan penyakit ini umumnya sama. Beberapa cara berikut bisa kamu lakukan sebagai bentuk pencegahan terhadap vaginitis:

  • Membersihkan vagina dengan cara yang tepat, yaitu dengan membasuhnya dari depan ke belakang
  • Hindari douching, yaitu menggunakan sabun antiseptik dan produk kewanitaan yang mengandung pewangi
  • Menerapkan cara berhubungan intim yang aman
  • Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
  • Gunakan celana dalam berbahan dasar katun yang longgar agar dapat menyerap keringat. Hindari menggunakan celana dalam yang ketat dan lembab.
  • Hindari menggunakan pakaian renang yang basah atau setelah berkeringat dalam waktu yang lama.

Demikian informasi mengenai radang vagina atau vaginitis, penyebab, gejala, beserta cara mengobati dan mencegahnya. Untuk mengatasi vaginitis, ada baiknya kamu perlu berkonsultasi pada dokter untuk perawatan intensif yang lebih baik.

Adapun sebagai pencegahan, kamu bisa rutin memeriksakan kondisi kesehatan vagina kamu. Sehat selalu ya detikers!

Simak Video “Viral Kena Vitiligo Korban MLM, Bisakah Disembuhkan?
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Ini 10 Penyebab Kaki Bengkak dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Apakah detikers pernah mengalami kaki bengkak? Jika iya, tentu hal tersebut sangat merepotkan. Selain kaki terasa nyut-nyutan, kamu juga sulit menjalankan aktivitas sehari-hari.

Namun, jangan pernah anggap sepele kaki bengkak. Bisa jadi, itu adalah salah satu tanda-tanda kamu terserang penyakit yang berbahaya, lho.

Lantas, apa sih yang menyebabkan kaki menjadi bengkak? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini.

Penyebab Kaki Bengkak

Secara umum, pembengkakan pada kaki bisa disebabkan oleh terkena benda keras, lalu kaki mulai bengkak dan terasa sakit. Tapi tak hanya itu, masih ada sejumlah faktor yang menyebabkan kaki bengkak.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut 10 penyebab kaki bengkak.

1. Kehamilan

Penyebab kaki bengkak yang pertama adalah karena sedang hamil. Salah satu gejala umum kehamilan adalah terjadinya pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Hal ini disebabkan adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah.

2. Preeklampsia

Apabila sedang hamil dan pembengkakan pada kaki semakin parah, hal itu bisa jadi gejala preeklampsia. Dilansir Medical Information At this time, preeklampsia adalah kondisi di mana tekanan darah dan kadar protein meningkat.

Kondisi tersebut biasanya terjadi selama masa kehamilan dan sesaat setelah melahirkan. Hal ini perlu diwaspadai, sebab jika dibiarkan maka preeklampsia dapat berubah menjadi eklampsia, yang mana lebih berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin.

3. Edema

Edema merupakan kondisi di mana bagian tubuh tertentu mengalami pembengkakan akibat penumpukan cairan di jaringan tubuh. Biasanya, pasien yang mengalami edema mengalami pembengkakan di tungkai kaki, namun juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti wajah atau perut.

Seseorang bisa mengalami edema karena disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu:

  • Terlalu lama duduk atau berdiri di posisi yang sama.
  • Terlalu banyak makan makanan asin.
  • Kelebihan berat badan.
  • Sedang mengandung
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat untuk tekanan darah, terapi hormon, pil kontraseptif, dan antidepresan.
  • Digigit oleh serangga.
  • Gangguan pada ginjal, hati, atau jantung.
  • Penyumbatan pembuluh darah.
  • Infeksi.

4. Cedera Kaki

Bisa dibilang, cedera kaki merupakan penyebab umum seseorang mengalami bengkak di kaki. Biasanya, kaki menjadi bengkak karena mengalami cedera di space pergelangan kaki, seperti mengalami kaki terkilir.

Oleh karena itu, jika kaki terkilir sebaiknya langsung ditangani dengan cepat. Apabila tidak, maka pembengkakan bisa semakin besar dan menyebabkan rasa nyeri yang semakin parah.

5. Pembekuan Darah

Dilansir Internet MD, salah satu penyebab kaki menjadi bengkak karena terjadi pembekuan darah. Gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah kaki dapat menghentikan aliran darah dari kaki ke jantung.

Jika terjadi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan pembengkakan di pergelangan kaki. Jangan anggap sepele, sebab gumpalan darah di kaki dapat mengancam nyawa.

6. Efek Samping Obat-obatan

Apabila detikers sedang mengkonsumsi obat-obatan, hal tersebut bisa jadi penyebab kaki bengkak. Adapun sejumlah obat yang mungkin menyebabkan kaki bengkak, yakni:

  • Obat antidepresan.
  • Obat untuk diabetes.
  • Steroid.
  • Obat untuk mengontrol tekanan darah seperti calcium channel blockers.
  • Pil hormon, seperti estrogen dan testosteron.

7. Faktor Gaya Hidup

Tanpa disadari, faktor gaya hidup yang kurang baik bisa mempengaruhi kesehatan seseorang, salah satunya menyebabkan kaki bengkak. Berikut sejumlah contoh gaya hidup kurang sehat yang berisiko bikin kaki bengkak:

  • Jarang berolahraga, sehingga menyebabkan berat badan berlebih.
  • Sering memakai sepatu dengan ukuran yang terlalu ketat.
  • Jarang minum air putih.
  • Asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang.

8. Alkohol

Penyebab kaki bengkak selanjutnya adalah karena mengkonsumsi minuman beralkohol. Sebab, alkohol bisa mengakibatkan penumpukan cairan di dalam tubuh, sehingga membuat kaki menjadi bengkak.

Pembengkakan pada kaki setelah minum alkohol bisa jadi merupakan gejala dari gangguan pada sistem hati, jantung, dan ginjal. Jadi, sebaiknya kurang minum-minuman keras.

9. Gejala Penyakit Jantung, Hati, atau Ginjal

Pembengkakan pada kaki bisa menjadi tanda-tanda kalau kamu terserang salah satu dari ketiga penyakit tersebut. Jika kaki mengalami bengkak di malam hari, bisa jadi disebabkan oleh tersumbatnya garam dan air karena mengalami gagal jantung di sisi kanan.

Lalu, saat ginjal tidak berfungsi dengan baik, cairannya bisa menumpuk di dalam tubuh dan akhirnya membuat kaki bengkak.

Selain itu, penyakit hati dapat mempengaruhi produksi protein hati yang disebut albumin, yang dapat mencegah darah keluar dari pembuluh darah ke jaringan di sekitarnya. Bila produksi albumin terganggu, hal ini dapat menyebabkan kaki menjadi bengkak.

10. Infeksi

Penyebab kaki bengkak yang terakhir adalah karena mengalami infeksi. Dalam sejumlah kasus, penderita diabetes memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi, sehingga turut meningkatkan risiko kaki bengkak yang lebih parah.

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus waspada jika terjadi perubahan pada bagian tubuh. Misalnya, adanya pembengkakan atau benjolan yang tiba-tiba muncul.

Cara Mengobati Kaki Bengkak

Jika kaki detikers mengalami bengkak, jangan khawatir. Sebab, ada sejumlah cara yang cukup ampuh untuk mengobati kaki bengkak.

Dilansir Healthline, berikut sejumlah cara mudah untuk mengobati kaki yang bengkak.

  • Minum air putih yang banyak, minimal 8-10 gelas per hari.
  • Rendam kaki dengan air garam, hal ini untuk mengurangi pembengkakan serta membuat otot kaki lebih rileks.
  • Memakai stoking kompresi, namun jangan terlalu ketat dan menekan space yang bengkak.
  • Mengangkat kaki dengan menggunakan bantal, guling, selimut, atau penyangga lainnya saat sedang duduk atau berbaring.
  • Memperbanyak gerak, minimal jalan-jalan ringan setiap 1 jam sekali.
  • Rutin berolahraga minimal seminggu sekali.
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung magnesium, seperti tahu, bayam, brokoli, hingga alpukat.
  • Banyak mengkonsumsi potasium, seperti ubi, pisang, ayam, hingga salmon.

Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai 10 penyebab kaki bengkak dan cara mengobatinya secara tepat. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!

Simak Video “Tanda-tanda yang Perlu Diwaspadai Bila Seseorang Alami Cedera Kepala
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)