Tag: Mulanya

Paru-paru Wanita Umur 26 Kolaps gegara Sering Nge-vape, Begini Awal Mulanya


Jakarta

Sudah sering terdengar, efek vape dan rokok elektrik sebenarnya tidak lebih ‘enteng’ dibandingkan rokok konvensional. Namun nyatanya, masih ada orang yang beranggapan bahwa vape bisa menjadi alternatif untuk berhenti merokok. Salah satunya wanita berusia 26 tahun, Jodie Hudson yang kini sudah kapok gegara paru-parunya kolaps imbas keseringan nge-vape.

Sebelum menggunakan vape, Jodie terbiasa mengkonsumsi rokok konvensional sejak usianya 18 tahun. Namun dua tahun terakhir ini, ia sengaja beralih ke vape dengan harapan bisa berhenti merokok. Tak disangkanya, penggunaan vape yang amat sering membuatnya mengalami pneumonia. Dalam seminggu, Jodie bisa membeli vape sekali pakai sebanyak dua sampai tiga kali.

“Ketika dia (anak) lahir, pasangan saya menggunakan vaping dan saya berpikir saya akan mencobanya karena sepertinya lebih sehat karena tidak mengandung semua tembakau dan saya sangat menyukainya,” ungkap Jodie dikutip dari The Solar, Senin (9/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya sebenarnya menganggapnya lebih membuat ketagihan daripada merokok. Dengan vaping, Anda bisa memilih rasa apa saja dan tidak ada sisa rasa seperti rokok. Saya jadi ketagihan,” katanya lebih lanjut.

Pada akhir September lalu, Jodie tiba-tiba merasa kesulitan bernapas ketika sedang berada di rumah. Saking sesaknya, ia sampai tak bisa berjalan dan bergerak bebas. Ia pun segera dilarikan rumah sakit Bassetlaw. Di sana, barulah ketahuan bahwa Jodie mengidap pneumonia.

Mengacu pada John Hopkins Drugs di Maryland, AS, pneumonia lipoid bisa terjadi ketika zat berminyak di e-liquid terhirup, kemudian memicu respons peradangan di paru-paru. Gejalanya berupa batuk kronis, sesak napas, dan batuk darah atau lendir darah.

“Saya pikir ini bisa menjadi sesuatu yang lebih serius jika saya tidak menghentikannya sekarang (menggunakan vape). Ibuku berkata kepadaku kamu benar-benar harus berhenti, kamu mungkin mati,” ujar Jodie.

“Para dokter mengatakan jelas bahwa vaping berdampak pada paru-paru saya. Mereka tidak mengatakan apakah ada kerusakan permanen atau apa pun, tetapi saya harus kembali untuk melakukan rontgen lagi untuk memeriksanya,” pungkasnya.

Simak Video “WHO Minta Semua Negara Setop Rokok dan Vape di Sekolah!
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Kronologi Pria Paru-parunya ‘Berlubang’ usai Kecanduan Ngevape, Ini Awal Mulanya


Jakarta

Rokok elektrik atau vape kerap dianggap sebagai alternatif yang lebih ‘sehat’ dibandingkan rokok biasa. Padahal, sudah banyak kasus gangguan kesehatan yang dipicu oleh benda tersebut.

Salah satunya seperti yang dialami pria asal Florida, Amerika Serikat, bernama Mason Middleton. Pemuda yang baru berusia 19 tahun itu didiagnosis mengalami kerusakan berupa lubang pada paru-parunya. disebut-sebut imbas kebiasaan ngevape selama di sekolah menengah atas.

Mason mengungkapkan dirinya pertama kali mengenal vape saat masih berusia 15 tahun. Ia pertama kali mendapatkan vape dari salah satu temannya di sekolah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Mason sebenarnya sudah melarang putra mereka menggunakan produk itu. Tapi, larangan tersebut tidak didengarkan. Mason akhirnya menjadi kecanduan hingga di titik di mana ia bisa menghabiskan empat pod vape dalam seminggu.

“Saya sangat sangat sangat kecanduan. Kalau sedang bekerja saya mungkin akan jarang menggunakan vape. Tetapi ketika sedang beristirahat atau sedang berbaring di tempat tidur, saya bisa menghisapnya tiap tiga sampai lima menit,” ujarnya dikutip dari Every day Mail, Sabtu (23/9/2023).

Namun pada awal tahun ini, Mason mendadak mengalami rasa sakit menusuk di dadanya. Kondisi itu bahkan membuatnya kesulitan untuk berdiri.

Meski sempat mengatasi rasa sakit dengan mengonsumsi ibuprofen, Mason akhirnya memilih untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menemukan kalau Mason mengalami paru-paru kolaps atau yang secara medis dikenal dengan sebutan pneumotoraks spontan.

Kondisi tersebut memunculkan lubang pada paru-paru yang memungkinkan udara mengalir ke ruang kosong antara dinding paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini membuat paru-paru tidak dapat mengembang atau mengempis dengan baik. Mason pun akhirnya kesulitan bernapas, alami nyeri dada, dan detak jantung menjadi lebih cepat.

Saat dicari tahu penyebabnya, dokter mengatakan tidak ada faktor lain yang memicu penyakit Mason selain karena penggunaan vape.

Untuk mengatasi penyakitnya tersebut, Mason harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Tim dokter pun memasukkan selang ke dalam dada Mason untuk menyedot udara keluar dari ruang kosong tersebut. Proses pemulihan dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup untuk paru-paru bisa menyembuhkan lubang dan memulihkan pernapasan regular tanpa bantuan mesin.

Setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Mason pun berjanji untuk tidak lagi menggunakan vape. Ia bahkan membuang semua vape yang dimiliki.

“Saya berhenti menggunakan vape. Saya sebelumnya tidak pernah mau mendengarkan orang yang mengatakan bahwa vape bisa merusak tubuh dan akhirnya hal ini terjadi. Jangan lalui apa yang sudah saya alami. Ini sangat menyakitkan,” pungkasnya.

Simak Video “Aturan Vape di Indonesia Bakal Diperketat
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)