Tag: Nyeri

Jangan Diurut! Dokter Ungkap Nyeri Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Kanker Tulang


Jakarta

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang lebih memilih ke tukang urut untuk mengatasi nyeri atau pegal di tulang dan sendi. Padahal nyeri pada tulang tak bisa sembarangan diurut karena bisa jadi merupakan gejala awal kanker tulang.

Spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(Ok) Onk dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut tidak sedikit pasien osteosarkoma yang datang dengan keluhan benjolan dan patah kemudian gejalanya memburuk karena diurut.

“Budaya kita itu apa apa diurut, itu nggak bener,” ujar dr Yogi saat ditemui detikcom di RSCM, Senin (18/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Urut itu kan tindakan traumatik, kalau pada kasus ada tumor, dikasi traumatik, menimbulkan radang semakin berat. Kalau patah, ditambah urut, bisa cedera di pembuluh darah, saraf,” sambungnya.

Kanker tulang osteosarkoma sendiri merupakan jenis tumor tulang yang sifatnya ganas dan pertumbuhannya cepat. Karena pertumbuhan tumor osteosarkoma termasuk ganas, pembentukannya bisa cepat.

Penyakit ini umumnya banyak dialami oleh anak dan remaja. Osteosarkoma paling sering ditemukan di sekitar lutut, bahu, dan daerah sendi.

“Gejala awal itu nyeri. Segera periksakan ke dokter jangan sampai ketahuannya sudah gede,” ujar dr Yogi.

Bengkak dan nyeri adalah gejala awal osteosarkoma yang harus diwaspadai. Ciri-cirinya adalah nyeri yang bersifat progresif, artinya rasa sakit tak kunjung hilang bahkan setelah minum obat pereda nyeri.

“Setelah nyeri, dia akan timbul benjolan. Lalu bisa jadi patah karena (tulangnya) lemah,” bebernya.

Oleh karena itu, sangat penting melakukan pemeriksaan ke dokter sebelum pergi ke tukang urut. Apalagi jika gejala yang dirasakan tidak kunjung sembuh meski sudah meminum obat.

Simak Video “Kemenkes Bantah soal Polusi Sengaja Dibuat untuk Munculkan Pandemi 2.0
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Suka Nyeri Sendi Habis Olahraga? Mungkin Ini Penyebabnya


Jakarta

Semua jenis olahraga baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, olahraga berlebihan bisa saja menimbulkan cedera termasuk nyeri pada persendian. Nyeri sendi bisa terjadi karena banyak faktor. Selain olahraga berlebihan, nyeri sendi juga diakibatkan oleh aktivitas fisik yang berat dan berulang.

Aktivitas seperti berjalan, naik-turun tangga, melompat, berlari yang dilakukan setiap hari juga menjadi faktornya. Seiring bertambahnya usia, persendian manusia bisa mengalami penurunan kualitas hingga terjadi kerusakan. Faktor tersebut memang tidak bisa dicegah tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko terutama saat ingin berolahraga.

Konsultan sport damage dari RS Royal Progress, Jakarta Utara, Dr dr Bobby Natanel Nelwan, SpOT(Okay) menjelaskan deretan penyebab nyeri sendi, salah satunya terkait pemilihan olahraga yang tepat dan sesuai dengan berat badan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ketika kaki menyentuh lantai atau meloncat semua beban berat badan ditanggung oleh semua persendian. Mulai dari ankle, lutut dan juga ke tulang belakang. Jadi, kalau misal berat badannya berlebih jangan memilih olahraga yang memberi beban berat terhadap persendian. Misalnya, lari, apalagi lari maraton, loncat, essential tenis, basket itu sebaiknya dihindari,” jelas dr Bobby saat diwawancarai detikcom Senin (11/09/2023).

Kemudian dr Bobby menyarankan olahraga yang bisa dilakukan oleh orang dengan berat badan berlebih, yakni bersepeda, berenang, olahraga di health club dengan catatan melakukan gerakan dan latihan beban dalam posisi duduk saja. Jadi, hanya melatih otot bagian tertentu.

“Sendi itu kesehatannya dipengaruhi oleh banyak hal. Seberapa berat beban yang diterima sendi saat bergerak. Yang perlu diperhatikan dari persedian adalah seberapa bagus tulang rawannya. Antara tulang rawan satu dengan tulang rawan lainnya. Penyebab primer terjadinya masalah persendian bisa dari segi keturunan. Penyebab sekunder dari segi berat badan, penyakit, riwayat trauma, dan kecelakaan,” ungkap dr Bobby.

Menurut dr Bobby, sebenarnya gangguan hingga kerusakan pada persendian tetap akan terjadi seiring bertambahnya usia dan aktivitas fisik yang berat. Jadi, bukan hanya diakibatkan oleh olahraga yang berlebihan. Hal yang perlu diperhatikan terkait risiko cedera persendian saat berolahraga adalah kondisi tulang rawan masing-masing orang.

“Terkait kesehatan persendian, bisa dilihat dari faktor keturunan tulang rawan yang bagus atau tidak. Melihat daya tahan permukaan tulang rawan terhadap tiap gesekan saat berjalan. Setiap orang memiliki ketahanan yang berbeda-beda. Ada yang 50 tahun sudah rusak, ada 70-80 tahun baru rusak. Itu penyebab primer dari osteoarthritis,” tambah dr Bobby.

Kerusakan tulang rawan disebut dengan osteoarthritis. Penyakit radang sendi ini umum terjadi bukan hanya di kalangan orang tua tapi juga pada usia muda. Biasanya diakibatkan oleh aktivitas fisik yang berat, kelebihan berat badan, hingga faktor genetik.

Simak Video “Kisah Pekerja Kantoran Jakarta yang Rajin Lari Gegara Lama Nunggu Angkot
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Benarkah Nyeri Tumit Jadi Gejala Asam Urat? Begini Faktanya

Jakarta

Rasa nyeri atau sakit pada kaki kerap dikaitkan dengan penyakit asam urat, termasuk pada bagian tumit. Kondisi ini bisa membuat orang yang mengalaminya kesulitan untuk berjalan.

Kadar asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan di jaringan persendian hingga memicu radang sendi. Kondisi ini ditandai dengan nyeri kaki, bengkak, kemerahan, dan gejala yang muncul pada jempol kaki. Lalu, apakah benar nyeri di bagian tumit juga termasuk gejala asam urat?

Dikutip dari laman Heel That Ache, asam urat kerap muncul di kaki dibandingkan bagian tubuh lainnya. Asam urat sangat sensitif terhadap suhu dingin, karena jauh dari jantung.

Saat menjalar ke seluruh tubuh hingga kaki, cairan asam urat akan mengkristal. Itu menyebabkan nyeri di persendian jempol kaki atau persendian tumit.

Meski begitu, nyeri asam urat khususnya pada tumit masih sangat jarang terjadi. Menurut spesialis ortopedi dan traumatologi dr Jessica Fiolin, SpOT, nyeri karena asam urat lebih sering muncul pada ibu jari kaki.

“Nyeri yang biasa disertai pembengkakan akibat asam urat umumnya dirasakan paling sering pada ibu jari kaki. Dan biasa ditandai dengan riwayat konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, kacang-kacangan ataupun seafood,” kata dr Jessica pada detikcom, Selasa (29/8/2023).

“Meski begitu, penumpukan kristal purin di space tumit juga bisa terjadi, tetapi hanya pada kasus yang jarang terjadi,” sambungnya.

Nyeri pada tumit tidak hanya disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi saja. Ada kondisi lain yang bisa memicu keluhan di space tersebut, salah satunya yang paling umum adalah plantar fasciitis.

Plantar fasciitis adalah peradangan yang terjadi pada plantar fascia, yakni urat yang terdapat di telapak kaki. Mulai dari tulang tumit menuju ke pangkal jari kaki.

Dikutip dari Mayo Clinic, plantar fasciitis umumnya menyebabkan nyeri menusuk yang biasanya terjadi saat pertama kali melangkah di pagi hari. Saat bangun dan bergerak, rasa sakitnya biasanya berkurang.

Tetapi, rasa sakitnya mungkin muncul kembali setelah berdiri lama atau saat berdiri setelah duduk.

NEXT: Beda Nyeri Tumit Asam Urat dan Plantar Fasciitis

Hati-hati, Nyeri Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Batu Ginjal

Jakarta

Heboh kabar seorang pria memiliki batu ginjal terbesar dan terberat di dunia. Panjang batu ginjalnya mencapai 13 cm dengan berat 801 gram.

Mantan sersan Canistus Coonge dari Militer Sri Lanka adalah pemilik batu ginjal terbesar itu. Sebelum menjalani operasi, Coonge sempat mengalami sakit perut sejak 2020 dan meminum obat. Namun, gejalanya tak kunjung mereda.

“Saya kemudian melakukan pemeriksaan dan dianjurkan untuk menjalani prosedur operasi,” ujar Coonge.

Spesialis urologi dr Dwi Waskito, SpU mengatakan batu ginjal terbentuk saat urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat. Tidak semua pasien batu ginjal merasakan gejala, namun yang paling umum adalah nyeri di space perut.

Gejala batu ginjal, terutama yang sangat kecil, umumnya sulit terdeteksi. Tanda-tanda keberadaan batu ginjal baru dapat dirasakan jika batu berukuran besar dan tertahan dalam ginjal, berpindah ke ureter, atau terjadi infeksi.

“Kalau nyerinya untuk ginjal dia khas, istilah kita sih costovertebral jadi pinggang bagian atas. Cirinya hilang timbul atau nyeri kolik. Kalau disertai keluhan lain seperti demam dan tanda-tanda infeksi, sebaiknya periksa ke RS,” katanya.

Selain itu ciri-ciri batu ginjal yakni:

  • Rasa sakit hebat di bagian samping pinggang atau perut bagian bawah
  • Rasa sakit yang menjalar ke perut bagian bawah sampai pangkal paha
  • Pada pria terasa nyeri di testis dan skrotum
  • Nyeri atau rasa terbakar ketika buang air kecil

Simak Video “Gelombang Salju hingga Panas Ekstrem Melanda Amerika Latin
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)