Tag: Panas

Cuaca RI Panas ‘Minta Ampun’, Risiko Kanker Kulit Meningkat? Ini Kata Dokter


Jakarta

Cuaca panas akhir-akhir ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Selain mengganggu aktivitas, panas terik yang terjadi juga dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah kesehatan, khususnya pada kulit.

Seberapa besar sih efek paparan sinar matahari pada kesehatan kulit? Dokter spesialis kulit dan kelamin dr Ruri Diah Pamela, SpKK menjelaskan cuaca panas ekstrem dapat berdampak buruk pada kesehatan kulit.

Paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat mengakibatkan dehidrasi, penuaan dini, dan menyebabkan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit dapat berupa kemerahan, kulit kering, hingga luka bakar matahari (sunburn).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Paparan sinar matahari yang berlebihan meningkatkan risiko berbagai penyakit kulit. Selain itu, paparan sinar matahari juga dapat memperburuk kondisi kulit seperti rosacea, vitiligo, dan psoriasis. Suhu panas berisiko membuat kerusakan kulit semakin besar,” ujar dr Ruri pada detikcom, Senin (2/10/2023).

Luka bakar akibat sinar matahari dapat terjadi akibat radiasi ultraviolet (UV). Gejala yang dapat ditimbulkan dapat berupa kemerahan dan rasa nyeri ketika disentuh.

“Dalam kasus yang parah, melepuh dapat terjadi dan ini menandakan kerusakan yang lebih dalam pada sel-sel kulit,” ujarnya.

Selain itu, dalam kondisi yang parah, paparan sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Sinar radiasi UV menjadi penyebab utama kerusakan DNA pada sel-sel kulit yang bisa memicu mutasi dan pembentukan kanker.

“Ada tiga jenis utama kanker kulit yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Dari ketiganya, melanoma adalah yang paling mematikan,” ucapnya.

“Risiko seseorang mengalami kanker kulit dapat meningkat dengan seiring jumlah sunburn yang pernah dialami seseorang, terutama jika terjadi saat masa kanak-kanak atau remaja,” pungkasnya.

Oleh karena itu, dr Ruri juga menekankan pentingnya penggunaan sunscreen. Sunscreen dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV.

“Dokter spesialis kulit umumnya merekomendasikan sunscreen dengan SPF (Solar Safety Issue) tinggi, minimal SPF 30, dan yang melindungi dari sinar UVA dan UVB,” pungkasnya.

Simak Video “Efek Serius Panas-panasan Bila Tak Pakai Sunscreen
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Ampuh Bikin Adem saat Cuaca Panas, Daster Mendadak Banyak Diincar?


Jakarta

Daster merupakan salah satu jenis pakaian yang kerap digunakan oleh wanita ketika menghadapi cuaca panas ekstrem. Beberapa waktu ini, cuaca yang lebih panas memang tengah menjadi perbincangan. Kondisi ini dapat membuat aktivitas menjadi tidak nyaman hingga meningkatkan berbagai risiko masalah kesehatan.

Salah seorang pedagang daster di Pasar Tanah Abang bernama Irma (20) menuturkan bahwa beberapa waktu terakhir penjualan di tokonya mengalami peningkatan. Daster merupakan salah satu jenis pakaian yang memang paling banyak dicari di tokonya.

“Kalau akhir-akhir ini banyak yang nyari daster sih. Karena memang kan daster itu adem terus banyak yang memang suka pakai daster. Daster juga simpel misalnya buat masak kan supaya nggak panas,” ujar Irma ketika ditemui detikcom, Senin (2/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Irma, salah seorang pedagang lain di Pasar Tanah Abang justru mengatakan yang sebaliknya. Hendri (49) menuturkan penjualan di tokonya justru mengalami penurunan.

“Justru penjualan ini lagi menurun. Nggak tahu apa masalahnya atau karena apa. Salah satunya mungkin juga karena adanya on-line store juga bisa,” kata Hendri.

Berkaitan dengan pilihan busana ketika cuaca panas terik, dokter spesialis kulit dan kelamin dr Ruri Diah Pamela, SpKK menjelaskan bahwa pakaian longgar seperti daster bisa menjadi salah satu cara membuat tubuh nyaman dan sejuk di kala cuaca panas. Cuaca yang panas dapat membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap biang keringat dan jamur.

“Intinya sebetulnya bukan hanya daster, tetapi pakaian yang longgar dan nyaman sehingga tidak menyebabkan gesekan di lipatan kulit dan menghindari lembab berlebih,” ucap dr Ruri pada detikcom.

Biang keringat terjadi ketika tubuh memproduksi keringat secara berlebihan karena berusaha menjaga suhu tubuh agar tetap regular. Cuaca yang panas juga kerap kali diikuti oleh kelembapan yang tinggi sehingga membuat keringat lebih sulit menguap.

“Jamur juga bisa tumbuh dengan baik di lingkungan yang lembap. Kelembapan yang tinggi pada kulit dapat menciptakan kondisi yang perfect bagi jamur untuk berkembang biak, menyebabkan infeksi jamur di kulit yang menimbulkan rasa gatal,” pungkasnya.

Simak Video “Jangan Langsung Masuk ke Ruangan Dingin Setelah Terpapar Cuaca Panas
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Pantesan Cuaca Panas Bak ‘Neraka Bocor’, Ternyata Ini Biang Keroknya


Jakarta

Beberapa waktu terakhir, sebagian wilayah Indonesia mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari. Misalnya, pada tanggal 22-29 September, wilayah Jawa Tengah hingga Semarang, mencatat suhu maksimum di angka 37,8 celcius. Kemudian di Tangerang Selatan sampai 29 September, juga mencatat suhu di angka 37,5 derajat celcius.

Tak hanya itu, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto melaporkan, tujuh hari ke depan, suhu maksimum di beberapa wilayah Indonesia berada pada kisaran antara 35 hingga 38 derajat celcius. Adapun cara menghitung prediksi suhu BMKG menggunakan formulasi yang disebut modeling dinamis.

“Jadi kita kita ada beberapa mannequin, kemudian ada information asimilasi, dari information asimilasi itu kita formulasi untuk memperkirakan satu hari, dua hari, sampai tujuh hari ke depan,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (2/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi cuaca panas di sebagian wilayah Indonesia. Guswanto mengatakan, salah satunya karena dinamika atmosfer seperti tak ada awan hujan.

“Saat ini kan musim kemarau di mana cuacanya sering cerah, berarti tidak ada awan hujan, tidak ada tutupan awan di angkasa. Sehingga sinar matahari itu bisa langsung intens masuk tanpa hambatan ke permukaan bumi itu yang pertama,” katanya.

Selain itu, ada juga yang disebut gerak semu matahari yang seharusnya bergerak dari utara ke selatan. Pergerakan tersebut terjadi pada tanggal 23 September di equator atau garis khatulistiwa.

“Nah dalam pergerakan itu kan dia di tanggal 23 pas di equator, dan equator itukan di Indonesia. Sehingga, sinar matahari tadi memang lebih intens juga karena jaraknya lebih dekat ke ekuator,” sambungnya.

Di samping fenomena atmosfer, ada juga parameter-parameter cuaca lainnya yang meningkatkan risiko suhu panas, misalnya kelembapan relatif.

“Kelembapan relatif di lapisan 850 millibar dan 700 milibar itu cukup kering. Dan kita lihat pergerakan anginnya di lapisan itu juga tidak tinggi juga sehingga terasa semuanya mendorong bahwa suhu itu betul-betul panas terik,” katanya.

Simak Video “Sejumlah Kota-kota Besar di China Dilanda Suhu Panas Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Jepang Panas Ekstrem, Anak-anak Terancam Kena Heatstroke saat Berenang


Jakarta

Seiring suhu panas ekstrem di Jepang, banyak keluarga membawa anak-anaknya berenang di kolam renang dengan harapan, bisa mendinginkan tubuh. Namun rupanya, hal ini justru bisa memicu risiko kasus warmth stroke (sengatan panas), lantaran orang-orang yang berenang seringkali tak menyadari bahwa tubuhnya sedang kekurangan asupan cairan.

Pada 7 Juli 2023, muncul kasus enam siswa kelas empat di sekolah dasar kota di Bangsal Inage kota Chiba mengeluh merasa tidak enak badan setelah berenang. Keenamnya kemudian dibawa ke rumah sakit, dan dicurigai mengalami gejala warmth stroke.

“Lebih sulit untuk menyadari bahwa seseorang haus saat berada di kolam karena air masuk ke mulut saat berenang,” ungkap Pejabat Badan Olahraga dikutip dari The Mainichi, Jumat (21/7/2023).

“Kami menyarankan untuk menghidrasi secara proaktif dan keluar dari kolam untuk beristirahat di tempat teduh,” sambungnya.

Seorang pejabat Badan Olahraga Jepang menjelaskan, umumnya tubuh mendingin ketika keringat menguap dari kulit. Namun, keringat tidak menguap saat berada di dalam air, sehingga suhu tubuh lebih sulit untuk turun.

Meskipun kebutuhan asupan air terpenuhi sesuai dengan keringat yang dikeluarkan, warga Jepang tetap diniatkan untuk rutin beristirahat di tempat teduh. Dengan begitu, warga bisa mendinginkan kepala yang berjam-jam terpapar sinar matahari.

Sebuah studi Dewan Olahraga Jepang menemukan ada 179 kasus warmth stroke di kolam renang SD dan SMP di seluruh Jepang antara tahun ajaran 2013 dan 2017. Pada kasus yang paling umum, sebanyak 92 dari 179 kasus, orang menderita warmth stroke saat mereka berenang atau setelah berenang.

Mengacu kepada knowledge dari Dewan Olahraga Jepang dan sumber lain, warga perlu berhati-hati ketika berenang dengan suhu mencapai lebih dari 33-34 derajat celcius. Pasalnya pada suhu tersebut, air disebut sebagai ‘air termonetral’, yang tidak memengaruhi suhu tubuh ketika seseorang diam di dalam air.

Namun ketika suhu air lebih tinggi dari ini, suhu tubuh secara alami meningkat bahkan tanpa berolahraga. Semakin tinggi suhu air, semakin banyak orang berkeringat dan mengalami dehidrasi, yang berarti semakin tinggi risiko terjadinya warmth stroke.

Simak Video “Sejumlah Kota-kota Besar di China Dilanda Suhu Panas Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

5 Langkah buat Bikin Momen Bercinta di Usia Senja Tetap ‘Panas’

Jakarta

Seseorang yang sudah memasuki usia senja, pasti akan mengalami penurunan kadar testosteron dan menopause. Walhasil tak heran, banyak orang yang sudah memasuki usia senja mengalami penurunan gairah bercinta.

Hilangnya gairah seks di masa tua bisa dipengaruhi oleh rendahnya kadar testosteron, disfungsi ereksi, menopause dan masalah kesehatan lainnya. Namun, melakukan hubungan seksual di usia senja, bukanlah hal yang tidak mungkin. Karena seseorang yang sudah memasuki usia senja masih bisa memiliki kehidupan seks yang sehat dan menyenangkan.

Dikutip dari Every day Mail, urolog di College of Maryland, dr Rena Malik, menjelaskan cara praktis untuk memiliki hubungan seks yang baik di usia senja.

1. Lakukan seks di waktu pagi

Kadar hormon testosteron seseorang paling tinggi dihasilkan di waktu pagi, umumnya hormon tersebut secara bertahap dapat menurun sepanjang hari. Dalam artian, seseorang yang sudah memasuki usia senja memiliki kadar testosteron tinggi di pagi hari, yang mana kondisi tersebut dapat meningkatkan hasrat seksual. Selain itu juga, seseorang yang melakukan aktivitas seksual di pagi hari lebih sedikit merasa lelah, dibandingkan di malam hari.

2. Perhatikan penggunaan obat

dr Malik menyarankan, seseorang yang sedang mengikuti pengobatan medis, sebaiknya mencatat obat-obatan dan kondisi kesehatannya, lantaran beberapa obat dapat memengaruhi gairah seksual. Komunikasikan kepada dokter mengenai alternatif pengobatan, jika mungkin seseorang merasa khawatir obat-obatan tersebut dapat berdampak pada kehidupan seksual.

3. Temukan rangsangan lain di bagian tubuh

Seiring bertambahnya usia, mungkin dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai orgasme. Kondisi ini terjadi karena organ reproduksi dapat menjadi mati rasa atau kurang responsif, yang dapat membuat orgasme lebih sulit.

Hal ini bisa disebabkan oleh rendahnya kadar testosteron atau estrogen. Pada wanita, rendahnya estrogen dapat menyebabkan masalah seperti penurunan aliran darah dan pelumasan, serta rasa sakit saat berhubungan seksual.

Selain itu juga, kadar testosteron yang rendah pada pria, dapat menyebabkan ejakulasi tertunda dan disfungsi ereksi.

Maka dari itu, penting untuk bereksperimen dengan berbagai hal yang dapat merangsang area-area bagian tubuh lainnya, untuk membantu mencapai kenikmatan.

Horor, Krematorium India Penuh Imbas ‘Diamuk’ Gelombang Panas Ekstrem


Jakarta

India tengah dihantam gelombang panas ekstrem yang menyebabkan 170 kasus kematian. Dua negara bagian dengan laporan kasus terbanyak imbas gelombang panas terdapat di Uttar Pradesh dan Bihar.

Kondisi ini membuat rumah sakit kewalahan menerima pasien yang mengalami efek dari gelombang panas ekstrem. Bahkan krematorium di tepi Sungai Gangga juga mulai dipenuhi jenazah.

“Situasi di sini berubah dalam empat hingga lima hari terakhir. Mencapai 25 hingga 30 jenazah dan orang-orang di sini siang dan malam kepanasan,” kata seorang pendeta pendeta Rajesh Pandey, yang dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2023).

Kepala pengawas medis di Ballia, S.Ok. Yadav, juga mengkonfirmasi adanya lonjakan rawat inap di rumah sakit di distrik utama. Sampai saat ini, pihaknya juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui pasti penyebab kematian pasien yang datang ke rumah sakit.

“Pasien yang datang ke sini sudah memiliki beberapa kondisi komorbiditas dan berada dalam stadium akhir,” kata Yadav.

Imbas jumlah korban yang melonjak, suasana di rumah sakit distrik Ballia mengingatkan akan kekacauan saat COVID-19 melonjak di India. Bahkan, pasien yang putus asa berbaring di depan kipas pendingin di bangsal rumah sakit yang penuh dan sesak.

Hal ini dialami seorang warga bernama Brijesh Yadav (28), yang mengantar kakeknya berusia 85 tahun ke rumah sakit. Saat itu, kakeknya mengeluh kesulitan bernapas.

“Dokter mengatakan ini terjadi karena panas,” katanya.

Tak hanya di Ballia, negara bagian Bihar juga melaporkan kasus akibat gelombang panas ekstrem. Setidaknya 50 orang tewas karena penyakit yang disebabkan oleh suhu panas tersebut.

Sebuah studi oleh para peneliti Universitas Cambridge menemukan bahwa gelombang panas yang mematikan, yang dipicu oleh perubahan iklim. Pada tahun 2022, gelombang panas membuat hampir 90% orang India lebih rentan terhadap masalah kesehatan masyarakat, kekurangan pangan, dan peningkatan risiko kematian.

Simak Video “Dampak Cuaca Panas Ekstrem yang Bisa Picu Kematian
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Begini Horornya India Dihantam Gelombang Panas, Hampir 100 Orang Tewas

Jakarta

Sebanyak 96 orang meninggal dunia imbas India dihantam gelombang panas ekstrem. Menurut pejabat setempat, gelombang panas ini menyerang dua negara bagian di sana, yakni Uttar Pradesh dan Bihar Timur.

Pihak berwenang setempat menemukan bahwa korban yang meninggal sebagian besar berusia di atas 60 tahun. Selain itu, mereka memiliki penyakit yang mungkin diperburuk oleh panas yang menyengat.

Seorang petugas medis di Ballia, SK Yadav, mengungkap bagaimana kondisi rumah sakit di sana saat gelombang panas menyerang. Ia menyebut dalam tiga hari terakhir, sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit distrik karena berbagai penyakit yang diperparah oleh suhu yang panas.

Melihat kondisi ini, pihak berwenang membatalkan rencana cuti para tenaga medis di Ballia. Mereka juga menyediakan tempat tidur tambahan di rumah sakit untuk mengakomodasi pasien yang masuk.

Salah satu warga Ballia, Pathak, juga belum lama ini kehilangan ayahnya akibat gelombang panas yang menyerang India. Ia menyaksikan dengan jelas bagaimana melonjaknya pasien di unit gawat darurat akibat gelombang panas.

“Ini tidak pernah terjadi di Ballia. Saya belum pernah melihat orang meninggal karena panas dalam jumlah yang begitu besar. Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi,” jelasnya yang dikutip dari ABC Information, Senin (19/6/2023).

Kepala petugas medis distrik Ballia, dekat negara bagian Bihar, Dr Jayant Kumar, juga mengungkap banyaknya orang yang meninggal akibat gelombang panas. Pada Kamis (15/6) sebanyak 23 orang meninggal dunia, dan keesokan harinya 11 lainnya meninggal.

“Jumlah kematian lebih dari regular. Sebagian besar adalah kematian alami, dan sebagian besar yang mati adalah orang tua yang menderita berbagai penyakit seperti diabetes,” jelasnya yang dikutip dari Straits Occasions.

Panas Mendidih, Siswa di Pakistan Tewas Kena Heatstroke saat Ujian

Jakarta

Satu orang siswa di daerah Khairpur, Sindh, Pakistan, dilaporkan tewas setelah mengalami heatstroke. Kejadian ini terjadi saat siswa tersebut sedang mengikuti ujian untuk sertifikat Sekolah menengah Atas di Perguruan Tinggi Negeri di Therhi. Berdasarkan laporan, ada ratusan siswa yang mengikuti ujian tersebut.

Siswa bernama Mehtab Ali tersebut mengalami sengatan panas hebat yang diperburuk oleh pelepasan beban dan kondisi tak higienis di pusat pemeriksaan di perguruan tinggi tersebut. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun saat dalam perjalanan, siswa tersebut dinyatakan meninggal dunia.

Dikutip dari Daybreak, adapun wilayah di distrik tersebut dilaporkan mencapai suhu 43 derajat celcius pada Rabu minggu lalu.

Selain kasus kematian Mehtab, dilaporkan pula ada sejumlah mahasiswa yang jatuh pingsan di beberapa perguruan tinggi, termasuk Perguruan Tinggi Gelar Mehar Shah, Perguruan Tinggi Gelar Kotdiji, Perguruan Tinggi Gelar Thehri, dan Perguruan Tinggi Wanita.

Sebelumnya, Menteri Sindh untuk Universitas dan Dewan Pendidikan Ismail Rahoo sempat mendesak pihak berwenang untuk memastikan pasokan listrik tidak terputus karena cuaca yang sangat panas. Di samping itu, pemerintah setempat juga sudah mengumumkan bahwa liburan musim panas di semua institusi pendidikan akan berlangsung mulai 1 Juni 2023 hingga 31 Juli 2023.

Terkait Warmth Stroke

Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), heatstroke adalah penyakit terkait serangan panas yang serius. Itu terjadi ketika tubuh tidak lagi dapat mengontrol suhunya, seperti suhu tubuh naik dengan cepat, mekanisme berkeringat gagal, dan tubuh tidak dapat menjadi dingin.

Saat serangan panas terjadi, suhu tubuh dapat naik hingga 106°F (41 celcius) atau lebih tinggi dalam waktu 10 hingga 15 menit. Heatstroke dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian jika orang tersebut tidak mendapatkan perawatan darurat.

Adapun gejalanya meliputi:

  • Kebingungan, perubahan standing psychological, bicara cadel
  • Kehilangan kesadaran (koma)
  • Panas, kulit kering atau banyak berkeringat
  • Kejang
  • Suhu tubuh yang sangat tinggi
  • Deadly jika pengobatan tertunda

Serupa, spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, juga menjelaskan beberapa waktu lalu, bahwa jika temperatur tubuh mencapai lebih dari 40 derajat celcius selama 10 hingga 15 menit, bisa terjadi heatstroke dan kematian atau kecacatan permanen. Terlebih, jika kondisi tersebut tidak segera ditangani.

Menurutnya, lansia berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok yang paling berisiko mengalami heatstroke. Selain itu, bayi, balita, dan pengidap obesitas juga perlu dipantau rentan mengalami dehidrasi.

“Terakhir, yang berisiko tinggi adalah yang fisiknya sedang sakit. Seperti sakit jantung, tekanan darah tinggi, yang sedang minum obat antidepresan, orang, gangguan sirkulasi pembuluh darah, Deep Vein Thrombosis (DVT), atau trombosis vena dalam, dan polisitemia,” imbuhnya dalam cuitan di akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis (27/4/2023).

Simak Video “Malaysia Dilanda Suhu Tinggi, Satu Orang Tewas
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)