Tag: Periksa

JEMPUT BOLA PERIKSA GRATIS PENYAKIT TIDAK MENULAR (JEBOL PERINTIS PTM)



Submit Views:
574

 

Transisi epidemiologi, demografi, dan perilaku pada masyarakat menyebabkan tren pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau disebut dengan PTM. Faktor risiko penyakit tidak menular yaitu terutama berasal dari perilaku gaya hidup. Perilaku yang tidak sehat tersebut yaitu seperti kurangnya aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, perilaku merokok, serta minum minuman beralkohol. Pemerintah mengeluarkan instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat. Kampanye Germas diharapkan menjadi upaya promotif yang sangat efektif dalam menanggulangi PTM. Adapun kegiatan Germas hidup sehat meliputi akifitas fisik, konsumsi buah dan sayur setiap hari, dan cek kesehatan secara rutin.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi PTM yaitu menggalakkan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dari Penyakit Tidak Menular menyebutkan bahwa setiap WNI usia 15-59 tahun (usia produktif) mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar, setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Posbindu PTM menjadi wujud dari peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.

Wujud dari usaha pemerintah dalam meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat adalah dicanangkannya pelayanan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di pelayanan kesehatan masyarakat tingkat dasar. Sehingga, masyarakat yang berumur 15 tahun keatas mendapat pelayanan deteksi dini penyakit tidak menular. Dalam rangka peningkatan deteksi dini faktor risiko PTM tersebut, Dinas Kesehatan Kota Malang melakukan inovasi dengan melaksanakan kegiatan  Jemput Bola Periksa Free of charge Penyakit Tidak Menular (Jebol Perintis PTM) ke lingkungan masyarakat. Pelaksanaan Jebol Perintis PTM dimulai dari tingkat satuan perangkat daerah yang akan diteruskan secara meluas ke tempat umum lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan pelayanan pemeriksaan faktor risiko PTM menjadi lebih dekat di lingkungan masyarakat secara umum.

Jebol Perintis PTM memiliki tujuan meningkatkan peran serta karyawan dan masyarakat dalam upaya pencegahan PTM, terlaksananya deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM, tersampainya informasi tentang edukasi pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM. Kegiatan ini dilaksanakan 4-7 Juli 2022 di Gazebo Balaikota Malang, dan 11-12 Juli 2022 di Kantor Terpadu Pemerintah Kota Malang. Jebol Perintis PTM menyasar 800 orang karyawan di lingkungan Kantor Pemerintah Kota Malang. Sub Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Malang melaksanakan kegiatan Jebol Perintis PTM bersama UPT Puskesmas. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu pelayanan pemeriksaan faktor risiko PTM menjadi lebih dekat di lingkungan masyarakat secara umum.

Intervensi pencegahan dan pengendalian PTM pada siklus kehidupan dapat dilakukan melalui promosi kesehatan, deteksi dini skrining, dan tata laksana kasus. Koordinasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) perlu diperkuat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat uatamanya masyarakat Kota Malang. Pencegahan PTM dalam masyarakat bisa dilakukan dengan monitoring faktor risiko PTM, penerapan gaya hidup sehat, dan tindak lanjut dini.


Ilmuwan Periksa Otak dari 3 Mayat Diduga Zombie, Hasilnya Bikin Ngeri

Jakarta

Ilmuwan melakukan pemindaian otak kepada tiga orang yang diduga sebagai ‘zombie’ atau mayat hidup.

Dikutip dari IFL Science, awalnya muncul beberapa kasus orang mati kembali berjalan di pedalaman desa Haiti. Di wilayah tersebut terdapat kepercayaan voodoo yang mengatakan jika roh orang mati terkadang dapat ditangkap oleh penyihir yang disebut bokor. Penyihir ini kemudian menggunakan jiwa tersebut untuk menghidupkan kembali mayat baru menjadi zombie.

Dari kasus yang ada, peneliti pun melakukan pemindaian otak terhadap tiga mayat. Penyelidikan dilakukan untuk mengungkap identitas ketiganya yang masing-masing telah dikenali oleh penduduk setempat sebagai orang yang sudah lama meninggal dan hidup kembali dari kematian.

Peneliti memindai otak mereka menggunakan teknik elektroensefalografi dan pengujian DNA untuk mencoba dan menemukan penjelasan rasional.

Kasus pertama melibatkan seorang wanita yang meninggal pada usia 30 tahun. Ia ditemukan tiga tahun kemudian oleh anggota keluarga yang mengenalinya berkat tanda wajah yang khas.

Penulis menjelaskan, wanita yang diduga zombie tersebut berjalan dengan langkah yang sangat lambat dan kaku, dengan kepala menunduk. Lengannya tidak bergerak sama sekali. Ia juga tidak bisa berkomunikasi dan hanya menggumamkan kata-kata yang tidak dimengerti.

Terlepas dari zombifikasi wanita itu, para peneliti mengungkapkan bahwa pemeriksaan elektroensefalogram menunjukkan jika sistem saraf pusat wanita tersebut regular. Peneliti mendiagnosis adanya dugaan skizofrenia katatonik. Namun, hasil ini tidak dapat menjelaskan mengapa mayat ini kembali hidup.

Peneliti menduga jika wanita ini sebenarnya belum mati. Mungkin dia diracuni oleh penyihir kepercayaan setempat agar dianggap telah tiada. Kemudian penyihir tersebut mengambil tubuh yang terkubur sesaat sebelum wanita itu sadar kembali. Sementara kekurangan oksigen di dalam kuburan mungkin telah mengakibatkan kerusakan otak, sehingga menjelaskan keadaannya yang seperti zombie.

Selanjutnya, penulis penelitian menggambarkan seorang pria berusia 26 tahun yang terlihat di sabung ayam lokal, 19 bulan setelah dimakamkan. Pria ini dilaporkan sebagai korban ilmu sihir oleh pamannya sendiri, mengubahnya menjadi zombie.

Pemeriksaan klinis mengatakan kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan ilmu supranatural. Pria itu didiagnosis mengidap sindrom otak organik dan epilepsi. Lebih penting lagi, tes DNA mengungkapkan bahwa dia bukanlah orang yang telah meninggal lama, melainkan masih hidup.

Kasus ketiga milik seorang perempuan berusia 31 tahun yang diidentifikasi sebagai penduduk desa yang telah meninggal selama 13 tahun. Namun, sekali lagi, pemeriksaan medis dan analisis genetik menunjukkan wanita ini bukanlah individu yang telah meninggal.

Mempertimbangkan dua contoh terakhir ini, penulis penelitian menyimpulkan bahwa kasus zombie ini muncul mungkin karena identifikasi yang salah dari orang asing yang mengembara, sakit jiwa, oleh kerabat yang berduka.

Simak Video “Penampakan Orang-orang di Philadelphia Akibat Epidemi Narkoba
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)