Jakarta –
Penyakit jantung merupakan masalah kesehatan serius yang hingga saat ini menduduki peringkat nomor satu dalam mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Meskipun tidak memandang usia dan tempat, penduduk perkotaan memiliki tantangan lebih dalam mencegah terkena penyakit jantung.
Dokter spesialis jantung dr Bambang Dwiputra, SpJP(Okay) menjelaskan, penyakit jantung adalah masalah kesehatan yang multifaktor. Artinya, penyebabnya tidak hanya satu faktor tunggal, tetapi sejumlah faktor yang dapat berkontribusi. Penyakit ini tidak memandang usia, bisa menyerang mulai dari bayi hingga dewasa.
“Penyakit jantung itu uniknya adalah dia multifaktor. Jadi ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi seseorang terkena penyakit jantung atau tidak,” ungkap dr Bambang dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia, Selasa (26/09/2023).
Faktor-faktor yang menjadi perhatian utama adalah perilaku dan kondisi kesehatan seseorang. Merokok, memiliki tekanan darah tinggi, menderita diabetes, kurang berolahraga, atau memiliki kelebihan berat badan, semuanya turut berkontribusi pada risiko penyakit jantung.
Namun, ada tantangan tersendiri ketika kita berbicara tentang penyakit jantung di perkotaan. “Nah apa yang menjadi tantangan di perkotaan. Kalau kita lihat memang penyakit jantung ini semakin ke sini semakin mudah,” kata dr Bambang.
Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor utamanya adalah gaya hidup yang kurang aktif, yang dikenal sebagai sedentary life-style.
“Karena banyak studi-studi membuktikan bahwa ada pengaruh dari sedentary life-style. Kebiasaan malas bergerak, kita tahu sendiri kalau sekarang aplikasi atau teknologi semakin canggih, jadi kita dengan gampangnya juga bisa order makanan dengan genggaman jari kita. Kalau dulu kan harus jalan dulu ke warung, sekarang kita semakin dimanjakan,” imbuhnya.