Tag: Punggung

5 Olahraga Simpel yang Ampuh Hilangkan Lemak di Punggung

Jakarta

Beberapa orang merasa ‘insecure’ melihat timbunan lemak di space punggungnya. Memang, lemak di space punggung ini cenderung lebih susah dihilangkan dibandingkan di space tubuh lainnya. Tapi tak perlu khawatir. Sebenarnya, ada lho gerakan-gerakan olahraga simpel dan minim effort yang bisa dilakukan untuk menghilangkan lemak di punggung.

Timbunan lemak punggung sangat umum dimiliki para wanita yang mungkin memiliki kulit kendur, terutama di sekitar tali bra, atau di bawah ketiak. Minim gerak fisik dan ketidakseimbangan hormon menyebabkan seseorang mengalami masalah ini.

Dikutip dari Well being Photographs, inilah latihan terbaik yang membantu mengurangi lemak di punggung:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Push-up dinding

Latihan ini menjadi salah satu gerakan yang efektif untuk mengurangi lemak punggung karena menargetkan otot di punggung atas dan juga lengan. Lakukan tiga set gerakan ini dengan 12-15 pengulangan untuk mengurangi lemak punggung secara bertahap.

Caranya, cobalah berdiri menghadap dinding dan telapak tangan ditempelkan sebagai tumpuan setinggi bahu, sedikit lebih lebar dari lebar bahu. Tekuk siku dan dekatkan dada ke dinding lalu dorong hingga kembali ke posisi awal.

2. Pull-up

Gerakan yang lebih menantang seperti pull-up ini menargetkan berbagai otot di punggung bagian atas. Lakukan tiga set latihan ini dengan lima sampai delapan kali pengulangan untuk mengurangi lemak di punggung.

3. Push-up lantai

Push-up lantai bermanfaat untuk membakar kalori sekaligus memperkuat tubuh bagian atas. Mulailah dalam posisi plank dengan tangan dibuka selebar bahu dan turunkan dada hingga ke lantai. Jaga tubuh agar tetap lurus dan ulangi gerakan ini hingga tiga set, dengan delapan sampai sepuluh pengulangan.

Seiring dengan bertambahnya progres, tingkatkan kuantitasnya secara bertahap.

Sakit Punggung gegara Saraf Kejepit, Boleh Nggak Sih Diurut? Kata Dokter Begini

Jakarta

Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan sebuah masalah kesehatan yang terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang terdorong keluar dan menekan saraf tulang belakang. Kondisi ini umumnya terjadi pada punggung bagian bawah dan leher hingga menyebabkan rasa nyeri pada punggung pasien.

Dalam banyak kasus, masyarakat yang mengalami saraf terjepit menjalani prosedur urut untuk menyembuhkan masalahnya. Namun, apakah mengurut bagian tubuh yang nyeri akibat saraf terjepit dapat menyembuhkan?

Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi dr Omar Luthfi, SpOT(Ok)-Backbone menjelaskan bahwa mengurut memijat tidak dapat menyembuhkan saraf kejepit. Bahkan, masalah saraf kejepit bisa menjadi lebih parah bila dilakukan pemijatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pemijatan itu sebenarnya hanya bisa mengurangi rasa sakit. Tetapi tidak dapat menghilangkan sumber rasa sakit,” ucap dr Omar ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

dr Omar menuturkan bahwa pemijatan masih boleh dilakukan apabila nyeri yang ditimbulkan berasal dari otot. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui sumber nyeri punggungnya terlebih dahulu sebelum melakukan penanganan.

“Pijatan memang secara umum bisa membuat otot-otot kita lebih rileks,” sambungnya.

Kalau Terapi Kretek-kretek Boleh Nggak?

dr Omar menjelaskan bahwa bunyi yang muncul dari sendi-sendi terjadi akibat adanya gelembung udara dalam rongga-rongga sendi. Ketika sendi digerakkan, maka gelembung di dalam sendi tersebut bisa pecah dan berbunyi.

Ia menuturkan bahwa menyembunyikan sendi atau ruas-ruas tulang belakang hanya memberikan rasa nyaman tanda ada manfaat kesehatan lainnya. dr Omar menambahkan bahwa ‘kretek-kretek’ tulang punggung boleh dilakukan selama tidak memiliki masalah tulang belakang yang parah.

“Kalau dia tidak ada gangguan serius yang ada pada tulang belakang ya sebenarnya tidak apa-apa. Makanya kalau orang yang habis kretek-kretek itu kan badannya biasanya lebih enak gitu,” ujar dr Omar.

“Soal pengobatan kretek-kretek kalau sakitnya hebat banget itu kata saya jangan dikretek-kretek ya. Mendingan ke dokter dulu deh, dilihat dulu kondisinya diperiksa. Kalau misalnya dia memang masalah otot aja mau di chiropractic atau pijat nggakpapa ya. Kalau salah, takutnya nambah trauma,” pungkasnya.

Simak Video “KuTips: Pijat di Titik Ini untuk Atasi Mabuk Perjalanan Saat Mudik
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Sakit Punggung Bawah Mengira Menopause, Ternyata Kena Kanker Rahim Stadium 3


Jakarta

Seorang wanita di London, Inggris bernama Reija Sillanpaa (37) mengungkapkan kisahnya didiagnosis mengidap kanker rahim setelah mengira ia mengalami gejala menopause. Semua berawal pada 2017 ketika ia merasakan perubahan siklus menstruasi.

Berlanjut pada 2018, ia mulai merasakan gejala-gejala lain. Misalnya seperti sakit punggung di bagian bawah, menstruasi yang berat dan berkepanjangan, serta kelelahan.

Setelah melakukan pemeriksaan ke tenaga medis, dokter menuturkan bahwa wanita yang bekerja sebagai penulis ini mengidap kanker rahim stadium tiga. Reija menambahkan, kanker tersebut ternyata sudah menyebar ke luar rahim.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untungnya saya punya dokter yang mengirim saya untuk tes lebih lanjut. Sayangnya, saya mengetahui terlalu banyak orang yang diagnosisnya tertunda karena dokter tidak berpikir kemungkinan terjadinya kanker rahim. Biasanya karena usia mereka masih muda,” ujar Reija dikutip dari Every day Mail, Kamis (26/10/2023).

Wanita asal Finlandia ini mengaku awalnya sempat takut setelah mendapatkan analysis tersebut. Terlebih, saat itu dokter tidak bisa memastikan apakah ia bisa bertahan hidup atau tidak.

“Bagian tersulitnya adalah memberitahu orang tua, kakak, dan adikku yang semuanya masih di Finlandia. Saya pikir mereka ingin saya pulang ke Finlandia untuk menjalani perawatan,” ujarnya.

Reija membuat sebuah weblog untuk membagikan pengalamannya dan terhubung dengan penyintas kanker lain. Menurutnya menulis tentang hal tersebut membantunya dalam memproses pikiran dan perasaan.

Kondisi Reija kini sudah lebih baik dan memasuki tahap remisi usai menjalani 30 putaran perawatan yang panjang, termasuk radioterapi. Namun, beberapa bulan setelah diagnosisnya, ia juga diberitahu dokter bahwa ia mengidap sindrom Lynch, kondisi bawaan yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu seperti usus, ovarium, dan pankreas.

Rejia sekarang menjalani kolonoskopi rutin untuk melacak perubahan apapun yang ada di tubuhnya.

“Orang-orang harus berhenti menganggap kanker rahim sebagai kanker pada wanita yang lebih tua. Anda bisa terkena kanker rahim pada usia berapa pun dan dokter harus selalu merujuk orang-orang yang mengalami perubahan menstruasi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya.

Simak Video “Tanda Benjolan Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Curhat Wanita Bandung Idap Skoliosis, Punggung Bengkok Hingga 70 Derajat

Jakarta

Seorang netizen TikTok di Bandung bernama Gitarani (25) menceritakan pengalamannya menjalani operasi skoliosis. Ia mengatakan kondisinya sudah termasuk parah karena punggungnya mengalami bengkok hingga 70 derajat.

Jika tidak segera dilakukan penanganan, kondisi tersebut dapat mengganggu organ dalam seperti menekan paru-paru, jantung, dan organ pencernaan. Gitarani menceritakan bahwa ia pertama kali didiagnosa mengidap skoliosis ketika masih berusia 15 tahun.

Saat itu punggungnya mengalami bengkok hingga 40 derajat. Awalnya dokter menyarankannya untuk langsung melakukan operasi atau menggunakan brace baju penyangga. Namun, ia memutuskan untuk tidak melakukan kedua saran tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan saat itu ia takut menjalani operasi lantaran menilai alat penanganan pasien tidak secanggih sekarang dan risikonya terlalu tinggi. Ia juga tidak menggunakan brace saat itu karena takut dan merasa tidak nyaman karena insecure.

Beberapa tahun berselang, kondisi punggung Gitarani semakin parah. Pada tahun 2023 punggungnya bengkok hingga 70 derajat dan segera memerlukan penanganan.

Setelah menemukan dokter yang cocok, ia menimbang-nimbang untuk melakukan operasi dan akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri melakukan operasi pada tahun April 2023. Gitarani mengaku usai operasi tubuhnya sempat mengalami sakit luar biasa selama tiga hari hingga ia tidak bisa tidur.

Namun, ia menuturkan bahwa rasa sakit tersebut sangat sepadan lantaran kini kondisinya jauh lebih baik. Ia bahkan menyesal tidak melakukan prosedur sesegera mungkin untuk menangani skoliosisnya.

“Aku selalu bilang kalau sakitnya itu sepadan. Sebelumnya sudah hampir 10-11 tahun selalu battle dengan kesakitan, pegelnya, nyerinya, terus aku jadi ngerasa nggak masalah lah ditebus dengan tiga hari itu. Setelah operasi rasa pegal dan nyeri itu bener-bener hampir hilang,” ujar Gitarani ketika dihubungi detikcom.

NEXT: Apa Itu Skoliosis?

Atasi Sakit Punggung Akibat Kerja dengan Rehabilitasi Medik Eka Hospital

Jakarta

Menjalankan aktivitas sehari-hari sering menimbulkan masalah pada punggung maupun pinggang bagi pekerja. Tak hanya pekerja lapangan, para pekerja kantoran pun dapat mengalami hal serupa meski menghabiskan sebagian harinya dengan duduk di depan meja dan memandang layar.

Meski terlihat sepele, terlalu lama duduk justru dapat berdampak buruk pada postur dan tulang belakang. Bahkan, hal ini bisa menyebabkan masalah seperti nyeri punggung, bahu, hingga lengan, menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas dan sering kali mengganggu kenyamanan. Jika tidak segera ditangani, rasa nyeri ini bisa berujung menjadi kronis dan akan terus menyerang dalam jangka waktu yang panjang.

Bagi Anda yang sering mengalaminya, tidak perlu khawatir. Sebab, kondisi tersebut bisa pulih jika ditangani dengan benar dan konsisten, yaitu melalui program rehabilitasi medik. Mungkin Anda akan berpikir, apakah perlu melakukan program rehabilitas medik hanya untuk mengatasi gangguan sakit punggung biasa? Jawabannya tentu saja dan begini penjelasannya.

Apa Itu Program Rehabilitasi Medik?

Rehabilitasi medik adalah sebuah program terapi intensif yang ditujukan untuk pasien yang mengalami masalah nyeri, gangguan dan penurunan fungsi pada otot, tulang, persendian, tendon, jaringan ikat, dan saraf yang diakibatkan sakit atau cedera. Tujuannya untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional seseorang agar bisa kembali bergerak, dan beraktivitas dengan optimum.

Menurut konsultan rehabilitasi medik Eka Hospital BSD, dr. A. Penny Kusumastuti, Sp.Ok.F.R., M.S.(Ok), program rehabilitasi dapat digunakan pada pasien yang mengalami penurunan fungsional pada anggota tubuhnya. Program ini dapat mendukung mereka dalam mengurangi rasa sakit yang kerap dialami, seperti masalah pada postur tulang belakang dan otot-otot. Hal ini cocok untuk dilakukan oleh pekerja yang biasa menghabiskan separuh harinya duduk di depan layar.

“Terapi rehabilitasi medik dilaksanakan untuk melatih tulang serta otot-otot pasien untuk menjaga kekuatan serta ketahanan sehingga tubuh mampu untuk bekerja dalam jangka panjang, dengan itu kami bisa mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan mengembalikan mereka ke dalam fisik terbaik dan mereka bisa kembali beraktivitas dengan regular,” ujar dr. Penny dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).

Bagaimana Rehabilitasi Medik Bisa Mengatasi Penurunan Fungsi Fisik?

Terapi rehabilitasi medik dipergunakan dalam dunia kedokteran untuk membantu pasien kembali ke dalam kondisi fisik terbaik. Gangguan kesehatan, seperti sakit punggung, bahu, pinggul, hingga lengan dan kaki dapat dilatih kembali dengan menggunakan alat-alat yang spesifik untuk melatih anggota tubuh Anda.

Berdasarkan dari pengamatannya, dr. Penny mengatakan sekitar 80% kasus tulang belakang, seperti gangguan postur, nyeri pinggang, nyeri leher, bisa ditangani dengan terapi. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi akan memastikan prognosis dan membuat program terapi sesuai kondisi sakit atau masalah nya. Oleh karena itu, terapi rehabilitasi medik akan sangat cocok sebagai program pemulihan anda dalam mengurangi rasa nyeri serta gejala untuk jangka waktu panjang.

Siapa yang Membutuhkan Rehabilitasi Medik?

Beberapa kasus yang membutuhkan rehabilitasi medik sebagai program pemulihannya dalam kembali ke fisik terbaik, antara lain:

  • Nyeri pinggang atau saraf terjepit (HNP).
  • Nyeri leher dan punggung bagian atas.
  • Nyeri bahu akibat sakit karena proses degeneratif atau akibat cedera, frozen shoulder.
  • Gangguan postur tubuh seperti skoliosis.
  • Amputasi Lansia dengan penyakit sendi degeneratif seperti osteoarthritis dan osteoporosis.
  • Mengalami cedera otot atau tulang seperti patah tulang atau robekan tendon.
  • Pasca stroke.
  • Cedera tulang belakang.
  • Cedera saraf.
  • Pasca operasi backbone dan operasi orthopedi lainnya.

Program Rehabilitasi Medik di Eka Hospital

Eka Hospital telah menghadirkan ruangan yang dirancang khusus untuk perawatan rehabilitasi medik. Di sini anda akan menjalani rangkaian program fisioterapi dan terapi latihan seperti Latihan penguatan, kelenturan, ketahanan, perbaikan postur, keseimbangan, dan latihan lainnya untuk membantu Anda pulih kembali ke kondisi terbaik.

Sesi terapi biasanya berjalan selama 60-90 menit dan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Untuk pasien yang kemampuan fisiknya sudah sangat berkurang, seperti lansia, mungkin akan memakan waktu lebih lama. Namun, setiap orang akan memiliki program yang dipersonalisasi tergantung dari kondisi yang dimiliki oleh setiap pasien.

Eka HospitalFoto: Eka Hospital

Adapun beberapa alat yang saat ini sudah disediakan dengan manfaat yang bervariasi yang bisa Anda gunakan di Eka Hospital sebagai program dari rehabilitasi medik, seperti mengatasi sakit punggung hingga masalah berat seperti stroke dan cedera tulang belakang. Beberapa alat yang tersedia yaitu:

  • Entire Physique Coach, yakni alat latih dengan permukaan yang dapat bergoyang. Alat ini berguna untuk melatih keseimbangan, penguatan dan koordinasi gerak seluruh anggota tubuh.
  • Standing Stability Coach, yaitu alat untuk melatih pasien untuk mampu berdiri, mempertahankan postur, meningkatkan kekuatan otot-otot spinal, hip dan knee yang sangat dibutuhkan saat posisi berdiri, seperti pada pasien stroke, cedera tulang belakang yang mengalami penurunan kekuatan otot/ kelumpuhan.
  • Purple Wire Suspension, yang merupakan media fleksibel yang menggunakan tali atau sling suspension untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot spinal maupun anggota gerak, koordinasi sistem saraf dan otot, memperbaiki lingkup gerak sendi, memperbaiki management postur tubuh dan keseimbangan.
  • Cycle Motus adalah alat yang menggunakan pedal atau kayuhan, dapat digunakan untuk tungkai bawah maupun tungkai atas untuk melatih kekuatan otot, endurance (ketahanan) otot maupun endurance fungsi jantung dan pernafasan.
  • EN Dynamic, yang merupakan alat untuk menangani masalah pada pinggang/punggung, juga tungkai bawah.
  • EN Tree, yakni alat untuk melatih penguatan otot-otot trunk/spinal, tungkai atas, tungkai bawah, perbaikan postur.
    EN Squat, yaitu alat untuk melatih penguatan & endurance otot-otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi panggul, lutut dan kaki.

Dipimpin oleh dr. A. Penny, Rehabilitasi Medik & Fisioterapi tersebut merupakan bagian dari Gatam Institute, pusat layanan ortopedi dan tulang belakang dari Eka Hospital Group.

Pusat unggulan tersebut didukung oleh berbagai crew dokter sub spesialis ortopedi yang lengkap dan profesional serta peralatan yang dapat menangani beberapa kasus seperti tulang belakang, lutut panggul, cedera olahraga, hingga ortopedi anak yang juga dapat mendukung proses fisioterapi dari program rehabilitasi medik.

(Content material Promotion/Eka Hospital)