Tag: serta

Homecare & Pandawa, Alternatif Solusi Layanan Kesehatan di Rumah Serta Penjemputan Ambulance Untuk Pasien – RSUD Dr. R. Soetijono Blora

Loading

Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soetijono Blora menyediakan Layanan Homecare untuk perawatan luka dan layanan kesehatan kepada masyarakat dan dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah tanpa ada khawatir masuk dalam kerumunan orang banyak menunggu antrian.

Hadirnya layanan house care saat ini memberikan kemudahan dalam perawatan dan pengasuhan secara intensif yang dilakukan di rumah sendiri. Lantas, apa saja kelebihan house care RSUD dr. R. Soetijono Blora? Kini layanan house care tidak kalah baik dengan perawatan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien. Tindakan dari pemasangan alat medis atau pemberian obat bisa dilakukan oleh perawat house care. House care merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang di mana orang tersebut membutuhkan tindakan medis dalam rangka pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien.

Jenis Layanan Homecare

Pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah :

– Pelayanan Setelah Operasi
– Pelayanan Perawatan Luka
– Perawatan Paliatif
– Perawatan Pasca Stroke (Pasang Chateter, NGT, Penkes)
– Penjemputan Pasien di Lokasi

Untuk Informasi & Pendaftaran

081229355700 / 088980130611


17 Penyebab Mata Merah serta Gejalanya yang Perlu Diperhatikan

Jakarta

Mata merah bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Beberapa kondisi mata merah tidak serius, namun ada juga yang membutuhkan perawatan medis.

Masalah mata merah yang serius terjadi jika diiringi dengan rasa sakit atau perubahan penglihatan. Yuk ketahui apa saja penyebab mata merah.

Penyebab Mata Merah

Penyebab mata yang merah bisa disebabkan karena alergi atau beberapa penyakit. Menurut Healthline, berikut penjelasannya:

1. Alergi

Alergi bisa membuat mata menjadi merah atau bengkak. Gejala lainnya meliputi gatal hingga sensasi terbakar.

Selain itu, gejala alergi mata juga bisa disertai dengan gejala alergi lainnya seperti bersin dan hidung yang gatal. Adapun pemicu alergi di antaranya, tungau debu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, asap rokok atau asap kendaraan.

2. Mata Kering

Air mata bekerja untuk melindungi dan menjadi pelumas mata. Saat mata tak menghasilkan cukup air mata, maka akan kering.

Mata yang kering juga akan membuatnya tampak merah. Gejala lain yang menyertai termasuk sensasi menyengat gatal atau terbakar, merasa seperti ada sesuatu di mata, penglihatan kabur yang datang dan pergi (terutama saat membaca).

3. Konjungtivitis

Konjungtivitis terjadi saat selaput yang menutupi bagian dalam kelopak mata dan bagian putih mata (konjungtiva) meradang. Peradangan ini menyebabkan bagian putih mata tampak berwarna merah.

Beberapa gejala lainnya yang mungkin dialami adalah gatal. sensasi terbakar, seperti ada sesuatu di mata, hingga keluarnya lendir atau nanah yang bisa menyebabkan pengerasan kulit pada kelopak atau bulu mata.

4. Blefaritis

Blefaritis adalah kondisi saat kelopak mata meradang. Hal ini bisa menyebabkan kelopak mata tampak merah dan bengkak.

Faktor penyebabnya adalah jumlah bakteri yang tinggi di kelopak mata. Kondisi ini juga bisa berkembang jika kelenjar minyak di kelopak mata tersumbat.

Gejala blefaritis selain mata merah yaitu gatal, sensasi terbakar atau menyengat, seperti ada sesuatu di mata, kelopak mata berkerak, sensitif terhadap cahaya.

5. Uveitis

Uveitis merupakan peradangan yang terjadi di bagian tengah mata (uvea). Peradangan akibat uveitis ini bisa menyebabkan kemerahan pada mata.

Gejala lain yang harus diwaspadai yaitu penglihatan kabur, sakit mata hingga floater mata. Adapun penyebabnya adalah penyakit autoimun, beberapa jenis infeksi seperti sifilis dan herpes zoster, beberapa jenis kanker seperti limfoma serta virus herpes simpleks.

6. Skleritis

Skleritis adalah kondisi peradangan yang mempengaruhi bagian putih mata (sklera). Ketika ini terjadi, bagian putih mata bisa menjadi merah dan bengkak.

Adapun gejala lainnya yaitu nyeri pada mata, penglihatan kabur, rasa sakit di kepala, wajah atau rahang hingga penurunan penglihatan. Perkembangan skleritis seringkali dikaitkan dengan penyakit autoimun dan cedera atau infeksi pada mata.

7. Perdarahan Subkonjungtiva

Perdarahan Subkonjungtiva adalah kondisi dimana pembuluh darah pecah dan mengeluarkan darah di permukaan mata. Kondisi ini memang terlihat serius, namun terkadang hilang dengan sendirinya selama 1-2 minggu.

Beberapa penyebabnya yaitu mengucek mata terlalu keras, batuk atau bersin yang intens, muntah hingga cedera mata. Kondisi ini rentan menimpa orang yang mengonsumsi obat pengencer darah atau menderita diabetes atau hipertensi.

8. Bintitan

Bintitan merupakan penyumbatan kelenjar meibum di mata yang menyebabkan peradangan. Kondisi ini bisa memengaruhi bagian luar atau dalam kelopak mata.

Jika mengalami bintitan, space di tepi kelopak menjadi merah, bengkak dan nyeri. Space meibum yang terkena bintitan berpotensi tumbuh hingga seukuran kacang polong.

9. Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma merupakan kondisi saat tekanan di mata meningkat karena mata memproduksi lebih banyak cairan daripada biasanya. Hal ini bisa merusak saraf optik dan berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan.

Salah satu jenis glaukoma yaitu glaukoma sudut tertutup, yaitu saat terjadi peningkatan tekanan mata yang cepat. Gejala yang terjadi yaitu kemerahan pada mata, rasa sakit yang hebat, melihat cincin atau lingkaran cahaya berwarna pelangi, penglihatan kabur hingga sakit kepala, mual dan muntah.

10. Ulkus Kornea

Ulkus kornea adalah bisul atau luka yang mempengaruhi bagian luar mata (kornea). Kondisi ini juga disebut keratitis.

Gejalanya meliputi mata kemerahan, sakit mata yang parah, keluar nanah, pembengkakan kelopak mata, merasa seperti ada sesuatu di mata, hingga penglihatan kabur. Beberapa penyebabnya yaitu bakteri, virus, jamur, cedera pada kornea, hingga bell’s palsy.

Jika mengalami kondisi ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis. Sebab, jika tak diobati bisa merusak penglihatan secara permanen.

11. Cedera

Cedera yang terjadi di mata bisa menyebabkannya menjadi merah. Adapun gejala lain yang mungkin terjadi yaitu sakit mata, pembengkakan mata atau daerah sekitarnya, kesulitan menggerakkan mata, penurunan penglihatan dan ukuran pupil yang berbeda.

Adapun penyebab cedera di antaranya adalah adanya benda asing yang masuk ke mata, trauma fisik hingga paparan bahan kimia.

12. Memakai Lensa Kontak

Saat memakai lensa kontak, orang akan lebih sering menyentuh mata dan space di sekitarnya. Sehingga ada risiko tinggi dalam mengalami mata merah.

Adapun faktor lainnya yang membuat mata merah akibat pemakaian lensa kontak adalah goresan pada kornea, infeksi, alergi, mata kering, neovaskularisasi hingga konjungtivitis papiler raksasa. Selain itu gejala yang mungkin terjadi selain mata merah adalah sakit mata hingga penglihatan kabur.

13. Fotokeratitis

Fotokeratitis merupakan peradangan pada kornea. Kondisi ini terjadi saat mata sangat terbakar sinar matahari yang disebabkan paparan sinar UV yang berlebihan. Gejala lainnya selain mata merah yaitu sakit mata, sakit kepala, pembengkakan hingga penglihatan kabur.

14. Selulitis Orbita

Penyebab mata merah selanjutnya adalah selulitis orbital. Selulitis orbita merupakan infeksi jaringan lemak karena bakteri yang menahan mata.

Gejalanya meliputi mata menonjol, rasa sakit di dalam atau sekitar mata, bengkak di space mata, kemerahan, penglihatan ganda, demam hingga sakit kepala. Gejala yang dirasakan anak-anak lebih parah dari orang dewasa.

15. Endophthalmitis

Endophthalmitis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan parah di dalam mata. Peradangan ini disebabkan oleh infeksi.

Adapun gejalanya yaitu mata merah, sakit mata yang lebih buruk setelah operasi atau cedera, keluar nanah dari mata, penurunan atau kehilangan penglihatan hingga kelopak mata yang bengkak. Segera temui dokter jika mengalami gejala ini.

16. Onchocerciasis

Onchocerciasis adalah penyakit yang menyerang kulit dan mata. Penyebabnya adalah Onchocerca volvulus, sejenis parasit.

Pada tahap awal, penderita mungkin tak mengalami gejala. Namun setelah satu tahun, gejala yang muncul adalah gatal pada mata, perubahan pigmentasi kulit, katarak, sensitivitas cahaya, benjolan di bawah kulit hingga kehilangan penglihatan.

17. Trichiasis

Trichiasis adalah kondisi dimana bulu mata tumbuh ke dalam, bukan ke luar. Saat tumbuh, bulu mata bisa masuk ke sudut mata, mengiritasi mata dan kelopak mata.

Selain mata merah, gejalanya meliputi mata yang berair atau penglihatan kabur karena iritasi. Biasanya kondisi ini disebabkan karena peradangan, trauma dan masalah dengan kelopak mata.

Itulah 17 penyebab mata merah beserta beberapa gejalanya. Semoga informasi ini membantumu.

Simak Video “Suggestions Menjaga Kesehatan Mata Agar Tak Cepat Lelah
[Gambas:Video 20detik]
(elk/row)

Penyebab Biduran, Gejala, Pencegahan, serta Cara Pengobatan Medis dan Natural

Jakarta

Biduran, atau dalam bahasa medis dikenal dengan istilah “urtikaria”, merupakan jenis penyakit kulit yang ditandai dengan ruam, bentol-bentol berwarna kemerahan, dan rasa gatal.

Penyakit ini ada yang bersifat akut atau hanya terjadi sesaat, namun ada juga yang sifatnya kronis berkepanjangan dan sewaktu-waktu akan kambuh. Biduran dapat muncul di seluruh bagian tubuh mulai dari tangan, kaki, perut, dan sebagainya.

Lantas, apa penyebab biduran? Bagaimana cara mengobati dan mencegahnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Penyebab Biduran

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, penyebab biduran yang paling utama adalah karena terpapar dengan faktor pemicu alergi (alergen).

Saat hal itu terjadi, tubuh akan melepaskan senyawa kimia bernama histamin ke dalam darah. Inilah yang kemudian menyebabkan reaksi kulit berupa ruam dan rasa gatal.

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi penyebab biduran:

  • Terdapat kontak dengan penyebab atau pemicu alergi, misalnya bulu binatang dan lateks
  • Konsumsi makanan alergen, seperti kacang, coklat, makanan laut, telur, gandum, dan susu
  • Konsumsi obat-obatan yang bisa menimbulkan efek samping biduran/urtikaria
  • Zat adiktif atau bahan tambahan dan makanan seperti pemanis, pengawet, penguat rasa, pewarna, dan lain sebagainya
  • Infeksi, seperti hepatitis dan demam kelenjar
  • Terkena gigitan serangga
  • Pengaruh faktor lingkungan, seperti cuaca panas, cuaca dingin, terkena air yang kurang bersih, atau karena sengatan sinar matahari.

Gejala Biduran

Dilansir dari Penn Medication, berikut adalah beberapa gejala biduran:

  • Munculnya rasa gatal pada tubuh
  • Adanya pembengkakan pada permukaan kulit yang membentuk bilur berwarna merah atau sesuai warna kulit dengan tepi yang jelas (bentol-bentol)
  • Benjolan tersebut bisa menjadi lebih besar, menyebar, dan tergabung membentuk benjolan yang lebih luas.
  • Bentol-bentol itu sering berubah bentuk, menghilang, dan muncul kembali dalam hitungan menit atau jam (kambuhan)
  • Jika muncul rasa gatal di space kulit yang ditekan atau disentuh (gejala biduran jenis dermatografia urtikaria)

Meskipun pada umumnya gejala biduran cukup ringan, tetapi pada kasus tertentu, biduran juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius, sebagai berikut:

  • Anafilaksis, yakni reaksi alergi parah yang terjadi di seluruh tubuh ang memungkinkan tubuh kesulitan bernapas
  • Pembengkakan di space tenggorokan yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran napas yang membahayakan nyawa

Jika mengalami komplikasi serius di atas, segeralah mencari pertolongan medis.

Cara Mencegah Biduran

Dilansir dari Medical Information Right this moment, berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit biduran.

  • Memilih produk sabun, krim kulit, dan deterjen yang lembut dan bebas pewangi (free perfume)
  • Jika penyebab biduran adalah serbuk sari, maka gunakanlah antihistamin (obat pereda gejala reaksi alergi)
  • Mencatat semua kemungkinan pemicu alergi (alergen) pada tubuh kita
  • Melakukan meditasi atau teknis relaksasi lainnya untuk menghilangkan stres
  • Mencatat makanan yang dapat memicu reaksi alergi seperti susu, telur, kedelai, gandum, seafood, dan lain sebagainya.
  • Berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis dan obat-obatan adalah pencegahan yang paling pas

Cara Mengobati Biduran secara Medis

Dikutip dari laman Healthline, langkah pertama untuk mengatasi biduran adalah dengan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes darah atau tes kulit untuk menentukan apa yang menjadi penyebab biduran, terutama bila biduran terjadi karena reaksi alergi.

Berikut adalah cara mengobati biduran yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:

  • Mengkonsumsi obat antihistamin, seperti diphenhydramine atau cetirizine
  • Menghindari iritasi di space yang gatal
  • Menghindari air panas yang dapat memperparah rasa gatal
  • Mandi air dingin dengan campuran oatmeal koloid atau baking soda

Cara Mengobati Biduran secara Natural (Tradisional)

Mengutip buku ‘Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Jawa Tengah’ oleh Soegeng Reksodiharjo, dkk., berikut adalah beberapa cara mengobati biduran secara natural dan tradisional:

  • Mengoleskan minyak kayu putih yang dicampur menthol crystal dan digosokkan pada kulit yang gatal
  • Menggunakan abu dari dapur yang masih panas yang dibungkus dengan kain dan digosokkan pada bagian yang terkena biduran
  • Melumaskan empu kunir dan asam kawak yang ditumbuk halus ke space biduran
  • Minum jamu dari rebusan daun remujung sebanyak 20 helai
  • Minum ramuan tradisional dari campuran daun meniran sebanyak sendok teh dan air satu gelas yang direbus selama 10 menit.

Nah, demikian penjelasan mengenai penyebab biduran lengkap dengan gejala, pencegahan, dan cara pengobatannya secara medis dan natural. Tetap jaga kesehatan kalian ya, detikers!

Simak Video “Epidermolisis Bullosa, Kelainan Kulit Langka Pada Manusia
[Gambas:Video 20detik]
(inf/inf)