Tag: Ternyata

Kebiasaan Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Perpendek Usia, Bisa Bikin Mati Muda

Jakarta

Di period yang serba mudah ini, kebanyakan orang menghabiskan waktu dengan duduk seharian. Tak jarang, orang dewasa pun memiliki pekerjaan yang membuat mereka kurang bergerak. Siapa sangka, ternyata duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko meninggal lebih cepat, lho.

Namun, memprioritaskan aktivitas fisik, bahkan hanya dalam jumlah yang sedikit, dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Faktanya, penelitian baru dari College School London, yang diterbitkan awal bulan ini di European Coronary heart Journal, menunjukkan bahwa mengganti waktu duduk dengan olahraga intensitas sedang selama beberapa menit setiap hari dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan jantung seseorang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, para peneliti menemukan bahwa duduk dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif pada jantung dan meningkatkan risiko kematian.

Dikutip dari Well being, para peneliti menggunakan sebuah mannequin untuk menentukan apa yang akan terjadi jika seseorang menukar satu perilaku dengan perilaku lainnya setiap hari selama seminggu.

Sebagai contoh, seorang wanita berusia 54 tahun yang mengganti duduk dengan olahraga ringan tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan jantungnya, tetapi juga mengurangi lingkar pinggangnya sebesar 2,5 cm (penurunan sebesar 2,7 persen).

Penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang menyelidiki dampak negatif dari duduk terhadap kesehatan dan bagaimana orang dapat mengimbangi risiko tersebut.

Dalam penelitian lain di awal tahun ini, para peneliti menemukan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari 12 jam sehari untuk duduk memiliki peningkatan risiko kematian sebesar 38 persen jika mereka tidak berolahraga setidaknya 22 menit setiap hari.

“Bagi mereka yang duduk lebih dari 12 jam sehari, (kami menemukan) terdapan peningkatan risiko kematian dini,” terang Edvard Sagelv, PhD, salah satu penulis studi ini dan seorang peneliti di Arctic College of Norway.

“Duduk mempengaruhi jantung kita secara negatif seperti halnya aktivitas mempengaruhinya secara positif. Semakin berat jantung Anda berdetak, semakin baik kesehatan jantung Anda, atau semakin kuat jantung Anda,” jelasnya.

Berikut adalah konsekuensi dari duduk terlalu lama dan apa yang dapat dilakukan untuk menangkal efek buruknya.

Dampak Buruk Duduk pada Kesehatan Tubuh

1. Mengurangi waktu bergerak sehingga mempengaruhi fisiologis tubuh

Masalah utama dari duduk adalah aktivitas tersebut menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk bergerak, terang profesor dinamika perilaku kesehatan di Glasgow Caledonian College Sebastien Chastin, PhD.

Ketika hal ini terjadi, beberapa proses fisiologis di dalam tubuh turut terpengaruh.

“Kita juga tahu bahwa fisiologi bagaimana tubuh kita memproses gula terpengaruh (oleh duduk),” kata Chastin. “Ada juga beberapa bukti bahwa hormon yang terlibat dalam kesehatan tulang juga terpengaruh.”

2. Menyebabkan masalah otot

Seorang dokter terapi fisik John Gallucci Jr. menjelaskan bahwa duduk juga dapat menyebabkan kelemahan otot dan ketidakseimbangan otot.

“Duduk dalam jangka waktu yang lama bahkan dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, sirkulasi darah yang berkurang, penambahan berat badan, dan obesitas,” jelasnya.

3. Memperburuk metabolisme tubuh

Menurut Sagelv, kebanyakan dari dampak-dampak sebelumnya berkaitan dengan bagaimana duduk mempengaruhi metabolisme tubuh.

Duduk memberi sinyal pada tubuh bahwa ia tidak perlu bekerja keras untuk membakar energi. Hati dan sistem energi di otot juga terbukti melambat. Walhasil, metabolisme tubuh memburuk.

“Duduk memberi tahu tubuh bahwa kebutuhannya tidak tinggi, jadi tidak perlu sekuat itu. Hati, dan sistem energi di otot, (juga) terbukti ‘melambat’ dan kita tidak dapat membakar semua energi dari makanan yang kita makan,” katanya. “Jadi, [tubuh) berkinerja lebih buruk dalam membakar energi.”

4. Menyebabkan masalah neurologis

Duduk berjam-jam bahkan dikaitkan dengan masalah neurologis. Satu studi menemukan bahwa duduk selama 10 jam atau lebih setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Sebagian dari hal ini mungkin berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otak dan peningkatan peradangan.

Simak Video “Kisah Pekerja Kantoran Jakarta yang Rajin Lari Gegara Lama Nunggu Angkot
[Gambas:Video 20detik]

Wanita Ini Ngeluh Sakit Perut-Kembung 10 Hari, Ternyata Ada Bayi di Dekat Ususnya


Jakarta

Seorang wanita berusia 37 tahun di Prancis mengeluh nyeri di perut selama 10 hari, dibarengi gejala kembung yang terus memburuk. Tak diduga, keluhannya itu rupanya muncul gegara ada bayi tumbuh di dekat ususnya. Bagaimana bisa?

Awalnya gegara gejalanya tak kunjung mereda, wanita tersebut menjalani pemindaian perut. Dari sanalah baru ditemukan bahwa ada janin tumbuh dengan regular di rongga perutnya, tepatnya di antara perut dan ususnya.

Fenomena medis tersebut dikenal sebagai kehamilan ektopik yang hampir selalu berakibat deadly bagi anak. Kasus tersebut terungkap dalam New England Journal of Medication.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter mendiagnosis wanita yang tidak disebutkan namanya itu menderita kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim, dan terjadi di perut. Bayi berada di rongga peritoneum, atau space tempat organ very important berada.

Sementara plasenta sang janin menempel di bagian atas panggul.

Dokter mengatakan kehamilan ini sangat jarang terjadi. Tetapi, mungkin terjadi jika janin mulai tumbuh di saluran tuba, yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim atau ovarium.

“Seiring waktu, lubang ini bisa pecah sehingga memungkinkan janin ‘melarikan diri’ ke dalam rongga,” tulis jurnal yang dikutip dari Every day Mail, Selasa (12/12/2023).

Mengetahui kondisinya, wanita tersebut datang ke dokter yang ada di daerahnya. Dokter memintanya menunggu hingga usia kandungan 29 minggu untuk melahirkan bayinya. Ini dilakukan untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidupnya.

Dokter membantu proses kelahiran bayi tersebut dengan membuat sayatan di perut. Setelah itu, dokter memindahkannya ke unit perawatan intensif neonatal.

Sang ibu menjalani operasi terpisah 12 hari setelah kelahiran, agar dokter dapat mengeluarkan sisa plasentanya. Ibu dan bayinya dipulangkan selama 25 hari, dua bulan setelah kelahiran.

Diketahui, wanita tersebut sebelumnya sudah memiliki dua orang anak dan pernah mengalami keguguran.

“Bayi dapat hidup di luar rahim sejak usia 24 minggu,” kata dokter.

“Tetapi, tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, dengan 68 persen bertahan hidup. Ada juga kasus bayi bertahan hidup setelah dilahirkan pada usia 21 minggu,” pungkasnya.

Simak Video “Viral Bayi 5 Bulan Disebut ‘Hamil’, Ini Hasil Diagnosisnya
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Ternyata Pria Juga Punya Masa Subur, Ini Cara Mengetahuinya

Jakarta

Sebelum merencanakan kehamilan, pasangan suami istri sebaiknya mengetahui masa subur terlebih dahulu. Akan tetapi, masa subur tak hanya dimiliki oleh perempuan saja, namun laki-laki juga memiliki masa suburnya.

Sebagai informasi, masa subur pada wanita adalah fase dalam siklus menstruasi wanita ketika sel telur matang dan siap untuk dibuahi. Saat melakukan hubungan intim di masa subur, maka kemungkinan kehamilannya lebih tinggi.

Lantas, bagaimana cara mengetahui masa subur pria? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengetahui Masa Subur Pria

Pada wanita, masa subur umumnya terjadi selama 2-3 hari dalam waktu 1 bulan setelah berakhirnya menstruasi. Sementara itu, pria memiliki masa subur hampir setiap hari, di mana masa subur pria merupakan kondisi saat sperma dalam jumlah yang sangat banyak dan kualitasnya sangat baik.

Dilansir situs Path Fertility, puncak masa subur pria berada di usia 25-29 tahun. Di rentang usia tersebut, seorang pria memiliki kualitas sperma yang baik. Hal ini membantu sperma dalam membuahi sel telur sekaligus meningkatkan peluang kehamilan pada wanita.

Meski masa subur pria berlangsung hampir setiap hari, namun dalam suatu waktu kualitas dan jumlah sperma akan menurun. Seorang profesor bernama Suks Minhas mengatakan, tingkat kesuburan pria mulai menurun ketika menginjak usia 40 tahun.

“Penelitian (yang ada) telah menunjukkan bahwa quantity dan kualitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia pria, terutama dari usia 40 tahun ke atas,” kata Profesor Minhas dilansir situs Specific UK.

Penelitian tersebut juga menunjukkan kalau pria berusia lanjut lebih mungkin untuk memiliki anak dengan gangguan perkembangan saraf. Hal ini disebabkan karena mulai muncul kerusakan DNA pada sperma.

“Semakin tua seorang pria, semakin tinggi kemungkinan DNA spermanya rusak yang menyebabkan mutasi genetik dan cacat lahir pada anak,” ujarnya.

Selain faktor usia, Profesor Minhas mengungkapkan kalau gaya hidup yang tidak baik juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Misalnya pola makan yang buruk, kebiasaan merokok (rokok konvensional maupun vape), minum-minuman beralkohol, penggunaan narkoba, hingga obesitas.

“Merokok baik rokok maupun vape telah dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma, tetapi juga jumlah dan motilitasnya (kemampuan sperma mencapai dan membuahi sel telur),” papar Profesor Minhas.

Kebiasaan buruk tersebut dapat mempengaruhi kuantitas sperma. Idealnya, seorang pria yang melakukan ejakulasi akan mengeluarkan 15 juta lebih sel sperma setiap per milimeter.

Dengan jumlah sel sperma yang sangat banyak tersebut, hanya beberapa sel sperma yang dapat membuahi sel telur dengan sempurna. Apabila kuantitas sel sperma mulai berkurang maka dapat mempengaruhi proses pembuahan.

Demikian pembahasan mengenai masa subur pria serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sel sperma. Semoga artikel ini dapat menambah informasi detikers.

Simak Video “Sering Pakai Handphone Bisa Turunkan Jumlah Sperma
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)

Bukan Cuma Varian Baru, Ternyata Ini Alasan Kasus COVID-19 di RI Ikut Melonjak

Jakarta

Susul Singapura dan Malaysia, tren kasus COVID-19 di Indonesia dilaporkan meningkat signifikan. Dari semula berkisar 30 sampai 40 kasus dalam sepekan, saat ini kasus mingguan mencapai 267 pasien di periode 28 November hingga 2 Desember 2023.

Bukan tanpa alasan, peningkatan kasus COVID-19 dibarengi dengan kenaikan jumlah testing. Di sisi lain, ada dugaan varian baru yang memicu tingkat transmisi atau penularan lebih cepat dan lebih mudah menginfeksi.

“Ada beberapa faktor penyebab kenaikan kasus COVID-19, pertama adanya peningkatan kewaspadaan gejala pneumonia seperti yang merebak di China, salah satu yang juga diperiksa jika ada keluhan batuk, pilek, kan tes COVID-19, ini gejala awalnya sama, otomatis pasti terjadi peningkatan deteksi,” tutur dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (4/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Meningkatnya juga kewaspadaan di masyarakat, tetapi peningkatan ini bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan karena kasus kematian, pasien yang dirawat atau sakit berat tidak ada perubahan, di bawah 5 kasus per minggu.”

Bahkan, dr Nadia menyebut beberapa kali Indonesia mencatat nihil kasus kematian pasca standing kegawatdaruratan COVID-19 dicabut beberapa bulan lalu. Sebagai kehati-hatian, masyarakat diminta untuk menunda terlebih dulu bepergian ke negara dengan catatan kasus COVID-19 tinggi.

Namun, bila keperluan pergi ke luar negeri dalam kebutuhan mendesak, sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19. Pemerintah juga disebutnya memilih tidak menutup masuk kedatangan warga negara asing dari negara dengan lonjakan kasus COVID-19, lantaran statusnya tidak lagi berada di fase pandemi.

“Kita tidak perlu khawatir kemudian menutup pintu masuk, karena pandemi COVID-19 sudah dicabut dan setiap saat negara harus berdampingan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang terus bisa bermutasi, tetapi dia lama-lama melemah,” terang dr Nadia menegaskan mutasi tidak selalu membuat virus menjadi ‘ganas’.

Meski begitu, pihaknya menekankan Indonesia tetap memantau kondisi WNA di Tanah Air, memastikan beraktivitas dengan aman tanpa berisiko memicu penularan COVID-19 meluas.

NEXT: Varian Apa yang Dominan di RI?

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]

Ternyata Ini Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim, Pasutri Perlu Tahu!

Jakarta

Hubungan intim atau bercinta merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan pasutri untuk menjaga keharmonisan hubungan. Biasanya, bercinta kerap dilakukan di malam hari, setelah selesai menunaikan segala rutinitas.

Tapi, malam hari tak melulu menjadi waktu terbaik untuk melakukan aktivitas seksual. Faktanya, ada waktu yang tepat untuk berhubungan intim sehingga memberikan kepuasan yang lebih maksimal.

Bahkan, waktu yang tepat untuk berhubungan intim tersebut sudah dibuktikan oleh sejumlah studi dan survei. Lantas, kapan sih waktu bercinta terbaik yang dapat memberikan kepuasan maksimal?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagi Hari adalah Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Dikutip dari laman Day by day Mail UK, perusahaan suplemen asal Inggris, Forza Industries, melakukan studi untuk mengetahui waktu terbaik melakukan hubungan seksual. Hasil studi tersebut mendapati kalau pukul 07.30 pagi hari adalah waktu yang paling ultimate untuk berhubungan intim.

Hal ini dikarenakan tingkat energi tubuh berada di puncaknya pada pagi hari, yakni sekitar 45 menit setelah bangun tidur. Sehingga, pasutri memiliki stamina yang cukup untuk berhubungan seks hingga mencapai titik kepuasan maksimal.

“Tingkat energi berada di puncaknya setelah kita beristirahat, artinya baik pria maupun wanita memiliki lebih banyak stamina,” ungkap penulis studi tersebut, dikutip dari Day by day Mail UK, Selasa (21/11/2023).

Lebih lanjut, studi tersebut mengungkapkan tingkat stres mencapai puncaknya pada pukul 10.45. Sehingga jika menunggu hingga jam tersebut, pasutri akan kehilangan kesempatan terbaik untuk bercinta. Itulah alasan mengapa pagi hari setelah bangun tidur menjadi waktu yang tepat untuk berhubungan intim.

Hal senada disampaikan oleh pakar seksualitas manusia, Emily Morse, PhD. Dikutip dari situs Girls’s Well being, melakukan hubungan seks di pagi hari bisa membuat pasutri merasa lebih terkoneksi satu sama lain.

“Ketika Anda melakukan aktivitas seksual apapun, tubuh akan melepaskan oksitosin, hormon yang menumbuhkan rasa cinta dan keterikatan. Artinya ketika Anda berhubungan intim di pagi hari, Anda akan merasa lebih terikat dengan pasangan sepanjang hari,” ucapnya.

Seks di pagi hari juga membuat tubuh melepaskan hormon endorfin. Hormon ini dapat memicu perasaan bahagia, menurunkan tekanan darah, hingga mengurangi tingkat stres. Tak heran jika banyak yang menyebut seks sebagai cara terbaik untuk memulai hari.

Simak Video “Kenali Manfaat Seks Rutin Bagi Kesehatan untuk Pasutri
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)

Mengeluh Sakit Kepala Pagi Hari, Ternyata Serangan Stroke di Usia Muda


Jakarta

Seorang wanita di Inggris, Alex Bowles (23) bangun pagi dengan sakit kepala hebat setelah pesta minuman beralkohol malam sebelumnya. Namun setelah beristirahat, sakit kepalanya tak kunjung mereda. Tak diduga, sakit kepala yang dialaminya bukan ‘cuma’ gegara minuman, melainkan karena serangan stroke.

Alex menyebut, saking nyeri kepalanya saat itu, ia merasa ‘setengah kepalanya hilang’. Lebih lanjut pada hari itu, Alex tak bisa berbicara dengan regular dan cenderung berbicara dengan campur aduk. Ia pun dibawa ke rumah sakit.

Barulah saat itu, dokter mengungkapkan bahwa Alex mengalami pembekuan darah dan perdarahan di otak. Karena kondisi itulah, Alex tidak dapat membaca, menulis, berkomunikasi, atau berbicara dengan benar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya menghabiskan Jumat malam dengan makan dan minum bersama teman-teman saya. Esok harinya saya merasa tidak enak. Saya minum gin dan tonic, jadi membuatku sakit kepala seperti sedang mabuk,” ungkap Alex dikutip dari Every day Mail UK, Selasa (14/11/2023).

“Ketika saya mencoba pergi berbelanja, saya merasa sangat kasar sehingga saya harus duduk. Jadi saya menghabiskan sisa akhir pekan di rumah, semakin sakit, seperti akan pingsan, berharap sakit kepala saya akan hilang”, sambungnya.

Selama empat hari setelah keluhan sakit kepala tersebut, Alex kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi dengan regular. Menurut kesaksian petugas kebersihan yang sempat berbicara dengannya saat itu, Alex berbicara dengan tidak jelas dan sekadar omong kosong.

Petugas kebersihan tersebut kemudian menelepon ibu Alex dan segera memanggil ambulans. Barulah setelah itu, Alex dibawa ke Rumah Sakit Queen di Romford.

“Dokter yang bertugas mengira saya menderita sakit kepala yang berlebihan. Tapi untungnya, seorang dokter berpikir sebaiknya saya menjalani CT Scan sebelum pulang. Setelah menunggu lama, akhirnya saya mendapatkan hasil scan yang menunjukkan bahwa saya terkena stroke parah,” beber Alex.

Alex diketahui mengalami stroke iskemik dan hemoragik, yakni gumpalan dan perdarahan di otaknya. Ia pun kemudian menjalani perawatan selama dua minggu di rumah sakit ditemani ibunya.

Setelah keluar dari rumah sakit, Alex menjadi banyak bergantung dengan keluarga dan teman-temannya. Ibunya selalu menemaninya ketika harus melakukan examine up ke dokter.

“Saya harus menjalani banyak terapi dan latihan otak, yang menurut saya sangat sulit. Saya diajari tugas-tugas sederhana dan saya merasa ingin berteriak. Saya bukan anak kecil, tapi saya harus belajar lagi banyak hal,” pungkas Alex.

Simak Video “Penyebab Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke di Usia Muda
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Pasutri Merapat! Ternyata Sedahsyat Ini Manfaat Foreplay, Termasuk Redakan Stres

Jakarta

Mulai dari berpelukan hingga berciuman, foreplay merupakan ‘pemanasan’ sebelum melakukan hubungan seksual. Faktanya, foreplay bisa lebih memuaskan daripada hubungan seks itu sendiri jika dilakukan dengan benar, lho.

Meskipun demikian, foreplay seringkali diabaikan. Padahal, aktivitas ini adalah salah satu bagian terpenting dari aktivitas hubungan intim dan memiliki berbagai manfaat untuk kedua pasangan.

Dikutip dari Healthline dan Instances of India, berikut adalah manfaat melakukan foreplay.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Meredakan stres

Foreplay dapat mengurangi stres. Hal ini karena melakukan foreplay memicu produksi hormon yang membuat perasaan senang, seperti oksitosin, serotonin, dan dopamin, yang dapat menurunkan ketegangan dan mengurangi stres.

2. Meningkatkan gairah seks

Foreplay memicu respons fisiologis dan fisik yang mendukung terjadinya aktivitas seksual yang memuaskan. Foreplay menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga darah tersalurkan lebih banyak ke alat kelamin dan menyebabkan ereksi yang lebih kuat. Foreplay juga dapat menyebabkan pelumasan Miss V sehingga dapat mencegah rasa sakit dan membuat hubungan seksual lebih menyenangkan.

3. Membangun keintiman emosi

Foreplay bisa membangun keintiman emosional pasutri, sehingga kedua pihak lebih terhubung baik di dalam dan di luar kamar tidur. Hal ini dapat mencairkan suasana dan membuat seks menjadi lebih panas antara kedua pasangan.

4. Seks yang lebih baik untuk wanita

Foreplay sangat penting bagi wanita karena mereka cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai klimaks. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, foreplay memiliki tujuan fisik dan emosional yang membantu mempersiapkan pikiran dan tubuh untuk berhubungan seks.

Banyak wanita perlu dicium, dipeluk, dan dibelai untuk menghasilkan lubrikasi pada Miss V, yang penting untuk hubungan intim yang nyaman. Juga dengan foreplay, wanita bisa semakin mencapai puncak kenikmatan kala bercinta.

5. Meningkatkan jumlah sperma

Menurut beberapa penelitian, melakukan foreplay dalam waktu yang lebih lama dapat membantu meningkatkan jumlah sperma dan memperbaiki motilitas sperma pada pria. Selain itu, pemanasan dapat meningkatkan aliran darah ke alat kelamin, yang dapat meningkatkan kualitas ereksi dan meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Berawal dari Keluhan Gatal Biasa, Nenek Ini Ternyata Idap Kanker Pankreas


Jakarta

Barbara Inexperienced (79) di Virginia, Amerika Serikat menceritakan pengalamannya berjuang melawan kanker. Kejadiannya bermula pada Juli 2022 ketika ia merasakan gatal di seluruh tubuhnya.

“Rasanya seperti gigitan serangga yang menyebar ke seluruh tubuh. Itu membuatku gila,” ujar Barbara dikutip dari NY Publish, Kamis (9/11/2023).

Melihat kondisinya itu, Barbara lantas membuat janji dengan seorang dokter. Tidak hanya gatal-gatal, ia menuturkan juga memiliki gejala lain seperti warna tinja terang dan urine berwarna gelap.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pemeriksaan darah menunjukkan tingkat enzim hati yang sangat tinggi. Selain itu CT scan juga menunjukkan adanya pertumbuhan pada pankreas. Setelahnya, ia didiagnosis mengidap kanker pankreas stadium 4 yang sudah menyebar ke organ lain di perutnya. Saat itu, ia diberitahu bahwa harapan hidupnya tinggal 8-11 bulan.

Awalnya Barbara merasa kebingungan dengan prognosis tersebut. Terlebih, ia merasa selama ini menjalani pola hidup yang sehat.

“Saya tidak tahu ada yang salah dengan diri saya. Saya pikir saya baik-baik saja. Semua orang sepertinya menyadari bahwa kanker pankreas itu mematikan. Saya bahkan tidak mengetahuinya,” ceritanya.

Rasa gatal bukanlah sebuah gejala umum dari kanker pankreas. Gejala lain dari kanker pankreas termasuk sakit perut atau punggung, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, kelelahan, dan penurunan berat badan. Barbara mengaku bersyukur, bahwa dokter yang menangani tidak mengabaikan gejala yang dialaminya.

“Saya tidak yakin semua dokter akan memahami hal ini. Saya pikir beberapa dari mereka mungkin menganggap saya orang gila,” ujarnya.

Kanker yang menyebar membuat Barbara tidak dapat melakukan operasi. Untuk perawatan ia menjalani kemoterapi. Pada bulan lalu, tumornya sudah sangat kecil hingga nyaris tidak terlihat. Barbara juga mendapat obat-obatan oral dari dokter.

Meskipun Barbara dan dokternya tidak mengetahui persis sampai kapan ia bisa hidup, ia kini berhasil ‘hidup lebih panjang’ dari prediksi dokter sebelumnya.

“Ini situasi yang aneh ketika Anda siap untuk mati, tapi suatu hari Anda bangun dan berpikir, saya belum mati,” pungkasnya.

Simak Video “Tanda Benjolan Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu
[Gambas:Video 20detik]
(avk/avk)

Sederet Mitos-Fakta Seputar Masturbasi, Ternyata Begini Penjelasan Medisnya

Jakarta

Ada banyak narasi seputar masturbasi yang bikin orang-orang bertanya-tanya soal kebenarannya. Salah satu yang sering terdengar, kebanyakan masutrbasi disebut-sebut bisa memicu disfungsi ereksi. Atau di sisi lain, ada juga yang bilang, masturbasi bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Nyatanya, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan memang bisa menyebabkan masalah kesehatan hingga kecanduan.Dikutip dari Males’s Well being, seorang ahli urologi menjelaskan setidaknya enam kesalahpahaman medis paling umum terkait masturbasi:

1. Masturbasi Bisa Bikin Buta

Pernah mendengar narasi satu ini? Nyatanya hingga kini, penelitian tidak pernah membuktikan adanya hubungan antara masturbasi dan kebutaan. Sebaliknya, banyak penelitian menyebut tidak ada penyakit apa pun yang ditemukan muncul berkaitan dengan frekuensi masutrbasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Masturbasi Merusak Kemampuan Ereksi

Masturbasi yang dilakukan menjelang sesi bercinta bisa menimbulkan kontraksi otot dasar panggul. Otot-otot ini sangat penting untuk membuat suami mencapai orgasme serta merasakan kenikmatan.

Namun jika dikorelasikan dengan pornografi, efek masturbasi bisa berbeda. Pasalnya, pornografi dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang seks sehingga membuat pecandunya tidak peka terhadap rangsangan seksual. Akhirnya timbul kecemasan dan gangguan kemampuan ereksi di kehidupan nyata.

3. Masturbasi Mengurangi Sensitivitas

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, seseorang cenderung melakukan masturbasi dengan cara yang sama sehingga tubuh akan terbiasa dengan sensasi tertentu. Nantinya, jenis rangsangan yang berbeda akan membuat orgasme lebih sulit tercapai. Ahli urologis menyarankan, cobalah ubah tekanan dan gerakan yang digunakan saat masturbasi agar tak menimbulkan kondisi serupa.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

6 Makanan Lezat Ini Ternyata Ampuh Turunkan Kolesterol Secara Alami

Jakarta

Kadar Low Density Lipoprotein (LDL), yang sering dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’ yang berlebih dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui pembentukan plak dalam arteri.

Untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung, penting untuk menjaga kadar kolesterol yang sehat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan perubahan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung. Dengan itu, seseorang dapat mempertahankan kadar kolesterol yang perfect.

Dikutip dari Well being, berikut adalah 6 makanan terbaik untuk bantu menurunkan kolesterol:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Oat dan gandum

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi oat atau gandum secara teratur dapat secara signifikan mengurangi faktor risiko penyakit jantung, sekaligus menurunkan kadar kolesterol complete dan LDL yang tinggi.

Oat dan dedak gandum (oat bran) merupakan sumber terkonsentrasi serat larut yang disebut beta-glukan, yang membantu menurunkan kolesterol dengan mencegah penyerapan kolesterol di saluran pencernaan dan meningkatkan ekskresi kolesterol melalui tinja.

2. Kacang almond

Kacang-kacangan dan biji-bijian merupakan sumber serat larut yang kaya dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jika dikonsumsi secara rutin.

Kacang almond adalah jenis kacang populer yang secara konsisten dikaitkan dengan manfaat kesehatan jantung, termasuk penurunan kadar kolesterol. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menambahkan kacang almond ke dalam menu makanan merupakan cara yang mudah dan efektif untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan jantung.

3. Buah beri

Buah-buah beri, seperti bluberi, stoberi, cranberi, rasberi, dan blackberi merupakan sumber serat dan nutrisi yang sangat baik untuk jantung. Senyawa antioksidan flavonoid yang terkandung dalam buah beri juga berfungsi untuk mencegah peradangan.

Sebuah tinjauan pada 2018 menemukan bahwa asupan buah beri dikaitkan dengan penurunan kolesterol complete, kolesterol LDL, trigliserida, dan tekanan darah, serta peningkatan kadar kolesterol HDL

Selain menurunkan kadar kolesterol, buah beri dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi arteri, dan mencegah kerusakan sel.