Tag: Ternyata

Ternyata Ini Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim, Pasutri Perlu Tahu!

Jakarta

Hubungan intim atau bercinta merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan pasutri untuk menjaga keharmonisan hubungan. Biasanya, bercinta kerap dilakukan di malam hari, setelah selesai menunaikan segala rutinitas.

Tapi, malam hari tak melulu menjadi waktu terbaik untuk melakukan aktivitas seksual. Faktanya, ada waktu yang tepat untuk berhubungan intim sehingga memberikan kepuasan yang lebih maksimal.

Bahkan, waktu yang tepat untuk berhubungan intim tersebut sudah dibuktikan oleh sejumlah studi dan survei. Lantas, kapan sih waktu bercinta terbaik yang dapat memberikan kepuasan maksimal?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagi Hari adalah Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Dikutip dari laman Day by day Mail UK, perusahaan suplemen asal Inggris, Forza Industries, melakukan studi untuk mengetahui waktu terbaik melakukan hubungan seksual. Hasil studi tersebut mendapati kalau pukul 07.30 pagi hari adalah waktu yang paling ultimate untuk berhubungan intim.

Hal ini dikarenakan tingkat energi tubuh berada di puncaknya pada pagi hari, yakni sekitar 45 menit setelah bangun tidur. Sehingga, pasutri memiliki stamina yang cukup untuk berhubungan seks hingga mencapai titik kepuasan maksimal.

“Tingkat energi berada di puncaknya setelah kita beristirahat, artinya baik pria maupun wanita memiliki lebih banyak stamina,” ungkap penulis studi tersebut, dikutip dari Day by day Mail UK, Selasa (21/11/2023).

Lebih lanjut, studi tersebut mengungkapkan tingkat stres mencapai puncaknya pada pukul 10.45. Sehingga jika menunggu hingga jam tersebut, pasutri akan kehilangan kesempatan terbaik untuk bercinta. Itulah alasan mengapa pagi hari setelah bangun tidur menjadi waktu yang tepat untuk berhubungan intim.

Hal senada disampaikan oleh pakar seksualitas manusia, Emily Morse, PhD. Dikutip dari situs Girls’s Well being, melakukan hubungan seks di pagi hari bisa membuat pasutri merasa lebih terkoneksi satu sama lain.

“Ketika Anda melakukan aktivitas seksual apapun, tubuh akan melepaskan oksitosin, hormon yang menumbuhkan rasa cinta dan keterikatan. Artinya ketika Anda berhubungan intim di pagi hari, Anda akan merasa lebih terikat dengan pasangan sepanjang hari,” ucapnya.

Seks di pagi hari juga membuat tubuh melepaskan hormon endorfin. Hormon ini dapat memicu perasaan bahagia, menurunkan tekanan darah, hingga mengurangi tingkat stres. Tak heran jika banyak yang menyebut seks sebagai cara terbaik untuk memulai hari.

Simak Video “Kenali Manfaat Seks Rutin Bagi Kesehatan untuk Pasutri
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)

Mengeluh Sakit Kepala Pagi Hari, Ternyata Serangan Stroke di Usia Muda


Jakarta

Seorang wanita di Inggris, Alex Bowles (23) bangun pagi dengan sakit kepala hebat setelah pesta minuman beralkohol malam sebelumnya. Namun setelah beristirahat, sakit kepalanya tak kunjung mereda. Tak diduga, sakit kepala yang dialaminya bukan ‘cuma’ gegara minuman, melainkan karena serangan stroke.

Alex menyebut, saking nyeri kepalanya saat itu, ia merasa ‘setengah kepalanya hilang’. Lebih lanjut pada hari itu, Alex tak bisa berbicara dengan regular dan cenderung berbicara dengan campur aduk. Ia pun dibawa ke rumah sakit.

Barulah saat itu, dokter mengungkapkan bahwa Alex mengalami pembekuan darah dan perdarahan di otak. Karena kondisi itulah, Alex tidak dapat membaca, menulis, berkomunikasi, atau berbicara dengan benar.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya menghabiskan Jumat malam dengan makan dan minum bersama teman-teman saya. Esok harinya saya merasa tidak enak. Saya minum gin dan tonic, jadi membuatku sakit kepala seperti sedang mabuk,” ungkap Alex dikutip dari Every day Mail UK, Selasa (14/11/2023).

“Ketika saya mencoba pergi berbelanja, saya merasa sangat kasar sehingga saya harus duduk. Jadi saya menghabiskan sisa akhir pekan di rumah, semakin sakit, seperti akan pingsan, berharap sakit kepala saya akan hilang”, sambungnya.

Selama empat hari setelah keluhan sakit kepala tersebut, Alex kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi dengan regular. Menurut kesaksian petugas kebersihan yang sempat berbicara dengannya saat itu, Alex berbicara dengan tidak jelas dan sekadar omong kosong.

Petugas kebersihan tersebut kemudian menelepon ibu Alex dan segera memanggil ambulans. Barulah setelah itu, Alex dibawa ke Rumah Sakit Queen di Romford.

“Dokter yang bertugas mengira saya menderita sakit kepala yang berlebihan. Tapi untungnya, seorang dokter berpikir sebaiknya saya menjalani CT Scan sebelum pulang. Setelah menunggu lama, akhirnya saya mendapatkan hasil scan yang menunjukkan bahwa saya terkena stroke parah,” beber Alex.

Alex diketahui mengalami stroke iskemik dan hemoragik, yakni gumpalan dan perdarahan di otaknya. Ia pun kemudian menjalani perawatan selama dua minggu di rumah sakit ditemani ibunya.

Setelah keluar dari rumah sakit, Alex menjadi banyak bergantung dengan keluarga dan teman-temannya. Ibunya selalu menemaninya ketika harus melakukan examine up ke dokter.

“Saya harus menjalani banyak terapi dan latihan otak, yang menurut saya sangat sulit. Saya diajari tugas-tugas sederhana dan saya merasa ingin berteriak. Saya bukan anak kecil, tapi saya harus belajar lagi banyak hal,” pungkas Alex.

Simak Video “Penyebab Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke di Usia Muda
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Pasutri Merapat! Ternyata Sedahsyat Ini Manfaat Foreplay, Termasuk Redakan Stres

Jakarta

Mulai dari berpelukan hingga berciuman, foreplay merupakan ‘pemanasan’ sebelum melakukan hubungan seksual. Faktanya, foreplay bisa lebih memuaskan daripada hubungan seks itu sendiri jika dilakukan dengan benar, lho.

Meskipun demikian, foreplay seringkali diabaikan. Padahal, aktivitas ini adalah salah satu bagian terpenting dari aktivitas hubungan intim dan memiliki berbagai manfaat untuk kedua pasangan.

Dikutip dari Healthline dan Instances of India, berikut adalah manfaat melakukan foreplay.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Meredakan stres

Foreplay dapat mengurangi stres. Hal ini karena melakukan foreplay memicu produksi hormon yang membuat perasaan senang, seperti oksitosin, serotonin, dan dopamin, yang dapat menurunkan ketegangan dan mengurangi stres.

2. Meningkatkan gairah seks

Foreplay memicu respons fisiologis dan fisik yang mendukung terjadinya aktivitas seksual yang memuaskan. Foreplay menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga darah tersalurkan lebih banyak ke alat kelamin dan menyebabkan ereksi yang lebih kuat. Foreplay juga dapat menyebabkan pelumasan Miss V sehingga dapat mencegah rasa sakit dan membuat hubungan seksual lebih menyenangkan.

3. Membangun keintiman emosi

Foreplay bisa membangun keintiman emosional pasutri, sehingga kedua pihak lebih terhubung baik di dalam dan di luar kamar tidur. Hal ini dapat mencairkan suasana dan membuat seks menjadi lebih panas antara kedua pasangan.

4. Seks yang lebih baik untuk wanita

Foreplay sangat penting bagi wanita karena mereka cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai klimaks. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, foreplay memiliki tujuan fisik dan emosional yang membantu mempersiapkan pikiran dan tubuh untuk berhubungan seks.

Banyak wanita perlu dicium, dipeluk, dan dibelai untuk menghasilkan lubrikasi pada Miss V, yang penting untuk hubungan intim yang nyaman. Juga dengan foreplay, wanita bisa semakin mencapai puncak kenikmatan kala bercinta.

5. Meningkatkan jumlah sperma

Menurut beberapa penelitian, melakukan foreplay dalam waktu yang lebih lama dapat membantu meningkatkan jumlah sperma dan memperbaiki motilitas sperma pada pria. Selain itu, pemanasan dapat meningkatkan aliran darah ke alat kelamin, yang dapat meningkatkan kualitas ereksi dan meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Berawal dari Keluhan Gatal Biasa, Nenek Ini Ternyata Idap Kanker Pankreas


Jakarta

Barbara Inexperienced (79) di Virginia, Amerika Serikat menceritakan pengalamannya berjuang melawan kanker. Kejadiannya bermula pada Juli 2022 ketika ia merasakan gatal di seluruh tubuhnya.

“Rasanya seperti gigitan serangga yang menyebar ke seluruh tubuh. Itu membuatku gila,” ujar Barbara dikutip dari NY Publish, Kamis (9/11/2023).

Melihat kondisinya itu, Barbara lantas membuat janji dengan seorang dokter. Tidak hanya gatal-gatal, ia menuturkan juga memiliki gejala lain seperti warna tinja terang dan urine berwarna gelap.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pemeriksaan darah menunjukkan tingkat enzim hati yang sangat tinggi. Selain itu CT scan juga menunjukkan adanya pertumbuhan pada pankreas. Setelahnya, ia didiagnosis mengidap kanker pankreas stadium 4 yang sudah menyebar ke organ lain di perutnya. Saat itu, ia diberitahu bahwa harapan hidupnya tinggal 8-11 bulan.

Awalnya Barbara merasa kebingungan dengan prognosis tersebut. Terlebih, ia merasa selama ini menjalani pola hidup yang sehat.

“Saya tidak tahu ada yang salah dengan diri saya. Saya pikir saya baik-baik saja. Semua orang sepertinya menyadari bahwa kanker pankreas itu mematikan. Saya bahkan tidak mengetahuinya,” ceritanya.

Rasa gatal bukanlah sebuah gejala umum dari kanker pankreas. Gejala lain dari kanker pankreas termasuk sakit perut atau punggung, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, kelelahan, dan penurunan berat badan. Barbara mengaku bersyukur, bahwa dokter yang menangani tidak mengabaikan gejala yang dialaminya.

“Saya tidak yakin semua dokter akan memahami hal ini. Saya pikir beberapa dari mereka mungkin menganggap saya orang gila,” ujarnya.

Kanker yang menyebar membuat Barbara tidak dapat melakukan operasi. Untuk perawatan ia menjalani kemoterapi. Pada bulan lalu, tumornya sudah sangat kecil hingga nyaris tidak terlihat. Barbara juga mendapat obat-obatan oral dari dokter.

Meskipun Barbara dan dokternya tidak mengetahui persis sampai kapan ia bisa hidup, ia kini berhasil ‘hidup lebih panjang’ dari prediksi dokter sebelumnya.

“Ini situasi yang aneh ketika Anda siap untuk mati, tapi suatu hari Anda bangun dan berpikir, saya belum mati,” pungkasnya.

Simak Video “Tanda Benjolan Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu
[Gambas:Video 20detik]
(avk/avk)

Sederet Mitos-Fakta Seputar Masturbasi, Ternyata Begini Penjelasan Medisnya

Jakarta

Ada banyak narasi seputar masturbasi yang bikin orang-orang bertanya-tanya soal kebenarannya. Salah satu yang sering terdengar, kebanyakan masutrbasi disebut-sebut bisa memicu disfungsi ereksi. Atau di sisi lain, ada juga yang bilang, masturbasi bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Nyatanya, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan memang bisa menyebabkan masalah kesehatan hingga kecanduan.Dikutip dari Males’s Well being, seorang ahli urologi menjelaskan setidaknya enam kesalahpahaman medis paling umum terkait masturbasi:

1. Masturbasi Bisa Bikin Buta

Pernah mendengar narasi satu ini? Nyatanya hingga kini, penelitian tidak pernah membuktikan adanya hubungan antara masturbasi dan kebutaan. Sebaliknya, banyak penelitian menyebut tidak ada penyakit apa pun yang ditemukan muncul berkaitan dengan frekuensi masutrbasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Masturbasi Merusak Kemampuan Ereksi

Masturbasi yang dilakukan menjelang sesi bercinta bisa menimbulkan kontraksi otot dasar panggul. Otot-otot ini sangat penting untuk membuat suami mencapai orgasme serta merasakan kenikmatan.

Namun jika dikorelasikan dengan pornografi, efek masturbasi bisa berbeda. Pasalnya, pornografi dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang seks sehingga membuat pecandunya tidak peka terhadap rangsangan seksual. Akhirnya timbul kecemasan dan gangguan kemampuan ereksi di kehidupan nyata.

3. Masturbasi Mengurangi Sensitivitas

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, seseorang cenderung melakukan masturbasi dengan cara yang sama sehingga tubuh akan terbiasa dengan sensasi tertentu. Nantinya, jenis rangsangan yang berbeda akan membuat orgasme lebih sulit tercapai. Ahli urologis menyarankan, cobalah ubah tekanan dan gerakan yang digunakan saat masturbasi agar tak menimbulkan kondisi serupa.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

6 Makanan Lezat Ini Ternyata Ampuh Turunkan Kolesterol Secara Alami

Jakarta

Kadar Low Density Lipoprotein (LDL), yang sering dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’ yang berlebih dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui pembentukan plak dalam arteri.

Untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung, penting untuk menjaga kadar kolesterol yang sehat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan perubahan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang menyehatkan jantung. Dengan itu, seseorang dapat mempertahankan kadar kolesterol yang perfect.

Dikutip dari Well being, berikut adalah 6 makanan terbaik untuk bantu menurunkan kolesterol:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Oat dan gandum

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi oat atau gandum secara teratur dapat secara signifikan mengurangi faktor risiko penyakit jantung, sekaligus menurunkan kadar kolesterol complete dan LDL yang tinggi.

Oat dan dedak gandum (oat bran) merupakan sumber terkonsentrasi serat larut yang disebut beta-glukan, yang membantu menurunkan kolesterol dengan mencegah penyerapan kolesterol di saluran pencernaan dan meningkatkan ekskresi kolesterol melalui tinja.

2. Kacang almond

Kacang-kacangan dan biji-bijian merupakan sumber serat larut yang kaya dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jika dikonsumsi secara rutin.

Kacang almond adalah jenis kacang populer yang secara konsisten dikaitkan dengan manfaat kesehatan jantung, termasuk penurunan kadar kolesterol. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menambahkan kacang almond ke dalam menu makanan merupakan cara yang mudah dan efektif untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan jantung.

3. Buah beri

Buah-buah beri, seperti bluberi, stoberi, cranberi, rasberi, dan blackberi merupakan sumber serat dan nutrisi yang sangat baik untuk jantung. Senyawa antioksidan flavonoid yang terkandung dalam buah beri juga berfungsi untuk mencegah peradangan.

Sebuah tinjauan pada 2018 menemukan bahwa asupan buah beri dikaitkan dengan penurunan kolesterol complete, kolesterol LDL, trigliserida, dan tekanan darah, serta peningkatan kadar kolesterol HDL

Selain menurunkan kadar kolesterol, buah beri dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi arteri, dan mencegah kerusakan sel.

Sakit Punggung Bawah Mengira Menopause, Ternyata Kena Kanker Rahim Stadium 3


Jakarta

Seorang wanita di London, Inggris bernama Reija Sillanpaa (37) mengungkapkan kisahnya didiagnosis mengidap kanker rahim setelah mengira ia mengalami gejala menopause. Semua berawal pada 2017 ketika ia merasakan perubahan siklus menstruasi.

Berlanjut pada 2018, ia mulai merasakan gejala-gejala lain. Misalnya seperti sakit punggung di bagian bawah, menstruasi yang berat dan berkepanjangan, serta kelelahan.

Setelah melakukan pemeriksaan ke tenaga medis, dokter menuturkan bahwa wanita yang bekerja sebagai penulis ini mengidap kanker rahim stadium tiga. Reija menambahkan, kanker tersebut ternyata sudah menyebar ke luar rahim.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untungnya saya punya dokter yang mengirim saya untuk tes lebih lanjut. Sayangnya, saya mengetahui terlalu banyak orang yang diagnosisnya tertunda karena dokter tidak berpikir kemungkinan terjadinya kanker rahim. Biasanya karena usia mereka masih muda,” ujar Reija dikutip dari Every day Mail, Kamis (26/10/2023).

Wanita asal Finlandia ini mengaku awalnya sempat takut setelah mendapatkan analysis tersebut. Terlebih, saat itu dokter tidak bisa memastikan apakah ia bisa bertahan hidup atau tidak.

“Bagian tersulitnya adalah memberitahu orang tua, kakak, dan adikku yang semuanya masih di Finlandia. Saya pikir mereka ingin saya pulang ke Finlandia untuk menjalani perawatan,” ujarnya.

Reija membuat sebuah weblog untuk membagikan pengalamannya dan terhubung dengan penyintas kanker lain. Menurutnya menulis tentang hal tersebut membantunya dalam memproses pikiran dan perasaan.

Kondisi Reija kini sudah lebih baik dan memasuki tahap remisi usai menjalani 30 putaran perawatan yang panjang, termasuk radioterapi. Namun, beberapa bulan setelah diagnosisnya, ia juga diberitahu dokter bahwa ia mengidap sindrom Lynch, kondisi bawaan yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu seperti usus, ovarium, dan pankreas.

Rejia sekarang menjalani kolonoskopi rutin untuk melacak perubahan apapun yang ada di tubuhnya.

“Orang-orang harus berhenti menganggap kanker rahim sebagai kanker pada wanita yang lebih tua. Anda bisa terkena kanker rahim pada usia berapa pun dan dokter harus selalu merujuk orang-orang yang mengalami perubahan menstruasi untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya.

Simak Video “Tanda Benjolan Kanker Payudara yang Perlu Kamu Tahu
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Singapura Dinobatkan Jadi Warga ‘Blue Zone’ 2.0, Ternyata Ini Alasannya

Jakarta

Singapura baru-baru ini dinobatkan sebagai wilayah blue zone atau zona biru 2.0. Masyarakat di sana disebut memiliki peluang hidup lebih lama imbas pola hidup lebih sehat.

Namun tidak seperti populasi blue zone atau zona biru lain, yang berumur panjang berkat cara hidup tradisional secara alami. Konon, siasat di Singapura menjadi populasi blue zone adalah rekayasa.

Pakar kesehatan terkait umur panjang mempertimbangkan apa yang sejauh ini berhasil memperpanjang angka harapan hidup dan bagaimana masyarakat Singapura bisa menjalani hidup lebih sehat.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Okinawa, Sardinia, dan Singapura.

Jika dibandingkan, apa persamaan tempat-tempat di wilayah ini sehingga menjadi populasi blue zone? Selain tentu semuanya kepulauan, Okinawa ada di Jepang, Sardinia di Italia, dan Singapura di Asia Tenggara.

Dalam serial Netflix terbaru berjudul Reside to 100: Secrets and techniques of the Blue Zones, mereka termasuk di antara enam tempat yang diberi nama ‘Blue Zones’. Istilah ini dipopulerkan oleh penulis buku terlaris New York Occasions Dan Buettner, Blue Zones adalah wilayah dengan tingkat penduduk terbanyak, berusia seratus tahun atau bahkan lebih dari 100 tahun.

Artinya, menjadi tempat saat orang-orang dapat hidup lebih lama dan menikmati kesehatan lebih baik hingga usia lanjut. Dalam bukunya The Blue Zones, Buettner menyebutkan lima Blue Zones asli selain Okinawa dan Sardinia, ada di Ikaria di Yunani, Loma Linda di California, dan Semenanjung Nicoya di Kosta Rika.

Masing-masing wilayah dengan catatan umur panjang ini telah menjalani cara hidup sederhana seperti mengonsumsi pola makan nabati, aktif setiap hari, juga selalu bersosialisasi.

Singapura dinobatkan sebagai blue zone 2.0 keenam tahun ini dalam empat bagian movie dokumenter di Netflix, tetapi Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menekankan bahwa fakta warga di Singapura saat ini menunjukkan yang sebaliknya.

“Singapura mencatat salah satu angka harapan hidup dan rentang kesehatan tertinggi di dunia tampaknya merupakan sebuah anomali,” katanya, dikutip dari Channel Information Asia, Selasa (17/10/2023).

“Kebiasaan sehat yang baik tidak melekat dalam budaya dan gaya hidup tradisional kita. Singapura tidak seperti Okinawa atau Sardinia. Sebaliknya, kami makan makanan yang kaya gula, garam, dan santan, seringkali digoreng. Kita tidak diberkahi dengan hamparan alam luas yang mendorong aktivitas luar ruangan, juga laju kehidupan yang cepat dan penuh tekanan termasuk di pekerjaan.”

“Banyak keluarga yang menyendiri dan bahkan tidak berbicara dengan tetangga dekat mereka.”

Sederet Fakta Menarik tentang Orgasme, Ternyata Nggak Selalu Bikin Menjerit

Jakarta

Orgasme seringkali dipahami sebagai adalah ‘puncak’ kenikmatan seksual. Orgasme biasanya terjadi karena rangsangan seksual dan melibatkan otot, pembuluh darah, dan pelepasan zat kimia endorfin ynag membuat perasaan senang.

Orgasme dapat menjadi hal yang membingungkan dan tak jarak disalahartikan oleh beberapa orang. Klimaks seksual ini pun sering menjadi topik perbincangan dan rasa ingin tahu. Dikutip dari On a regular basis Well being, berikut adalah fakta-fakta menarik tentang orgasme.

1. Nggak hanya pria, beberapa wanita juga mencapai klimaks sebelum waktunya

Ejakulasi dini mungkin sering terdengar sebagai masalah utama dalam kehidupan seks pria. Pasalnya, ejakulasi dini mempengaruhi sekitar 20 hingga 25 persen pria menurut sebuah studi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bukan hanya pria lho yang mencapai puncak terlalu cepat. Sebuah survei terhadap wanita Portugis menemukan bahwa sekitar 40 persen partisipan sesekali mengalami orgasme sebelum mereka berniat melakukannya, dan sekitar 3 persen di antaranya melakukannya secara kronis.

Meskipun demikian, masalah yang lebih sering dikeluhkan wanita justru kondisi sebaliknya, yakni kesulitan untuk mencapai orgasme.

2. Nggak semua orgasme bikin menjerit

Jika merasa diri melakukan sesuatu yang salah akibat setiap orgasme yang dialami tidak membuat diri sendiri atau pasangan menjerit, coba pikirkan baik-baik kembali.

“Beberapa orgasme terasa manis dan lembut, beberapa lainnya terasa besar. Tetapi kenyataannya, semuanya menyenangkan,” kata Betty Dodson, PhD, seorang pelatih seks yang berpraktik secara pribadi di New York Metropolis dan penulis buku terlaris Intercourse for One and Orgasms for Two.

3. Pria juga punya G-Spot, lho!

Bagi wanita, G-spot adalah tempat yang sulit ditemukan di dalam vagina yang dapat memicu orgasme yang luar biasa. Tapi apakah pria juga memiliki potensi orgasme yang sama?

Menurut Dr Craig Niederberger, kepala departemen urologi di College of Illinois di Chicago, persamaan anatomis pada pria adalah frenulum, kumpulan saraf yang sangat peka tepat di bawah kepala penis.

Apakah G-spot benar-benar ada masih diperdebatkan, tetapi Dr Niederberger mengatakan bahwa penting untuk diingat bahwa pria dan wanita dapat memiliki kehidupan seks yang memuaskan tanpa menstimulasi space ini.

Bikin Penasaran, Ternyata Segini Durasi Regular Ereksi Bertahan Lama


Jakarta

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya berapa lama rata-rata ereksi bisa terjadi. Sebab, waktu ereksi setiap orang berbeda-beda.

Ereksi adalah suatu fenomena fisiologis yang menandakan bahwa fungsi seksual pria dalam keadaan regular dan aktif. Ereksi dapat terjadi karena adanya rangsangan maupun tanpa rangsangan, misalnya ereksi saat bangun tidur di pagi hari.

Ereksi berperan penting dalam proses penetrasi selama berhubungan intim. Tanpa terjadinya ereksi, maka proses penetrasi pun akan terhambat atau tidak dapat dilakukan sama sekali.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lamanya durasi tergantung pada beberapa faktor termasuk durasi aktivitas seksual, obat apapun yang diminum dan juga tingkat energi yang dimiliki seorang pria. Dikutip dari HealthMatch, tanpa obat peningkat seksual rata-rata pria akan mengalami ereksi dengan durasi yang hampir sama dengan durasi hubungan seksual rata-rata.

Pada 2005, sebuah penelitian menganalisis Intravaginal Ejaculation Latency Time (IELT) pria dari berbagai negara dan menemukan bahwa IELT rata-rata adalah 5,4 menit. Namun, berapa lama rata-rata pria ereksi tetap tergantung pada durasi dan intensitas foreplay yang dilakukan.

Jadi tidak ada durasi yang ‘benar’ atau ‘salah’, sebagai aturan umum diperlukan persiapan untuk bercinta.

Namun apabila seorang pria mengalami ejakulasi dan kehilangan ereksi dalam waktu kurang dari beberapa menit secara konsisten, kemungkinan pria ini mengalami ejakulasi dini. Di sisi lain, apabila penis tidak mengalami ereksi bahkan dengan kontak seksual yang lama, kemungkinan seseorang ini mengalami disfungsi ereksi.

Sementara itu jika mengalami ereksi yang tidak nyaman atau menyakitkan dan berlangsung selama berjam-jam, kemungkinan mengalami priapisme.

Faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi kemampuan pria mempertahankan ereksi yakni diabetes, kebiasaan merokok, stres, merasa tidak nyaman, kelelahan, trauma, tingginya kadar alkohol, serta obat-obatan tertentu seperti antidepresan.

Simak Video “ Suggestions Ajarkan Anak Jaga Kebersihan Diri
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)