Jakarta –
Kasus ‘cacar monyet’ Mpox di Indonesia tercatat terus bertambah, hingga Rabu (22/11/2023) totalnya sudah mendekati 60 kasus, yakni 57 orang. Kementerian Kesehatan RI melaporkan satu kasus di antaranya meninggal dunia dengan riwayat komorbid, atau penyakit penyerta, yang berat.
Sementara sisanya, terpantau dalam kondisi stabil atau bergejala ringan. Lebih dari 30 orang dinyatakan sembuh pasca selesai menjalani isolasi mandiri maupun di RS.
Kemenkes RI merinci pasien Mpox didominasi pria dengan orientasi seksual lelaki seks lelaki (LSL) yakni sebanyak 35 kasus. Adapula 11 orang biseksual, 7 kasus heteroseksual, dan empat kasus lain sementara tidak diketahui hingga masih dalam tahap investigasi.
Di sisi lain, pasien Mpox juga banyak memiliki riwayat penyakit penyerta. Terbanyak ditemukan merupakan orang dengan HIV yakni 39 kasus, 16 kasus juga memiliki riwayat sifilis, dua hipertensi, dua HSV, hingga dua kasus tuberkulosis aktif.
Mengapa Banyak Ditemukan di Kalangan LSL?
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril beberapa waktu lalu sempat menyinggung knowledge kasus Mpox di banyak negara merupakan pria dengan orientasi seksual LSL, hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan surveilans ketat di kalangan tersebut. Terlebih, kasus positif pertama yang ditemukan merupakan LSL.
Meski begitu, menurutnya, penularan tidak serta merta hanya bisa terjadi pada LSL. Sebab, transmisi bisa terjadi di luar aktivitas seksual. Selama pasien melakukan kontak erat dengan pasien positif, ada kemungkinan penularan juga terjadi melalui droplet, hingga benda yang terkontaminasi.
“Penularan ini bukan hanya masalah seksual, kelompok lain juga akan menyebabkan penularan sehingga tentu saja pengawasannya kita secara basic. Tentu saja kelompok tertentu tadi menjadi perhatian, karena knowledge di dunia begitu,” beber Syahril.
Ada 7 Kasus Heteroseksual
Sejalan dengan penemuan Kemenkes RI yang belakangan mencatat tujuh kasus pria heteroseksual. Meski sumber penularannya masih didalami, dipastikan pasien tersebut tidak tertular melalui aktivitas seksual.
Ada sejumlah penularan yang kemudian perlu diwaspadai menurut spesialis penyakit dalam dr Khie Chen dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pertama, sentuhan fisik meskipun tidak melakukan aktivitas seksual, droplet atau semburan jarak dekat, penggunaan barang bersama seperti salah satunya handuk. B
“Jadi kontak itu bukan seperti lewat udara, dopret masih bisa terjadi, tapi tidak lewat udara seperti COVID,” beber dia dalam konferensi pers Rabu (23/11).
NEXT: Bukan Penyakit Menular Seksual
Simak Video “Catat! Ini yang Perlu Dilakukan untuk Tekan Kasus Mpox karena LSL“
[Gambas:Video 20detik]