Tag: Anjing

Awas Anjing Gila! Baru 11 Provinsi RI Ini yang Bebas Rabies, 26 Lainnya Endemi

Jakarta

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyatakan 26 provinsi di Indonesia masih endemi rabies. Kesadaran warga mendapatkan pertolongan saat tergigit anjing masih tergolong rendah sehingga kasus rabies masih banyak ditemukan di Tanah Air.

Information dari Kemenkes menunjukkan hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies. Sekitar 95 persen kasus rabies di Indonesia disebabkan gigitan anjing.

Dari jumlah gigitan tersebut, ada 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.

“Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku, Selasa (20/6/2023).

  • Adapun 11 provinsi bebas rabies tersebut yakni:

    Kepulauan Riau

  • Bangka Belitung
  • DKI Jakarta
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Papua Barat
  • Papua
  • Papua Selatan
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan.

Imran menjelaskan, salah satu cara dalam mengantisipasi rabies adalah dengan memberikan vaksin pada anjing baik yang di lingkungan maupun peliharaan.

“Hewan pembawa rabies ini masih berkeliaran dan tidak terlindungi oleh vaksin maka masih bisa menularkan rabies ke manusia,” terang Imran.

Simak Video “Mengenal Gejala Rabies, Penyebab Balita di Sikka Meninggal Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)

Sederet Gejala Rabies setelah Digigit Anjing, Termasuk Bikin Takut Air

Jakarta

Kasus rabies pada manusia belakangan viral di media sosial. Takut air atau hidrofobia adalah salah satu gejala rabies yang membuat pengidapnya sulit disembuhkan.

Kenapa Rabies Bikin Takut Air?

Dikutip dari Medical New Right now, rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies. Ada dua jenis rabies. Pertama, rabies ganas atau ensefalitis yang terjadi pada 80 persen kasus manusia. Jenis ini membuat pengidap rabies takut air (hydrophobia) dan hiperaktif. Kedua, rabies paralitik yang menyebabkan kelumpuhan sebagai gejala utama.

Hydrophobia terjadi karena infeksi menyebabkan kejang hebat di tenggorokan saat mencoba menelan. Bahkan, pikiran untuk menelan air pun dapat menyebabkan kejang. Oleh sebab itu, pengidapnya terlihat takut air.

Penyebab Rabies

Rabies disebabkan oleh infeksi virus RNA dari keluarga rhabdovirus yang masuk ke tubuh melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, misalnya anjing, rakun, atau kelelawar. Air liur berisi virus masuk ke luka terbuka atau melalui selaput lendir, seperti mata atau mulut. Virus tidak dapat melewati kulit yang tidak rusak.

Virus tersebut memasuki sistem saraf perifer secara langsung dan bermigrasi ke otak. Virus juga dapat bereplikasi di dalam jaringan otot yang aman dari sistem kekebalan tubuh sebagai inang.

Kemudian, virus masuk ke sistem saraf melalui sambungan neuromuskular. Begitu berada di sistem saraf, virus menghasilkan radang otak akut. Jika tidak segera mendapat penanganan medis, pasien dapat mengalami koma hingga kematian.

Rabies paling umum di negara-negara di mana anjing liar hadir dalam jumlah besar, dengan Asia dan Afrika menyumbang 95% kasus.

Gejala Rabies

Gejala yang dirasakan terbagi atas beberapa tahap:

1. Inkubasi

Inkubasi adalah waktu sebelum gejala muncul. Biasanya berlangsung dari 2-3 bulan dan bervariasi dari 1 minggu hingga 1 tahun, tergantung lokasi virus masuk ke dalam tubuh dan jumlah partikel virus yang terlibat. Semakin dekat gigitan ke otak, semakin cepat efeknya muncul.

Saat gejala muncul, rabies biasanya berakibat deadly. Siapa pun yang terpapar virus harus segera mencari pertolongan medis, tanpa menunggu gejala.

2. Prodome

Selama tahap ini, gejala awal seperti flu terjadi, termasuk:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Cemas
  • Sakit tenggorokan dan batuk
  • Mual dan muntah
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan

3. Periode neurologis akut

Selama tahap ini, terjadi gejala neurologis seperti:

  • Kebingungan dan agresi
  • Kelumpuhan sebagian
  • Kedutan otot yang tidak disengaja
  • Otot leher yang kaku
  • Kejang
  • Kesulitan bernapas
  • Menghasilkan banyak air liur
  • Mulut berbusa
  • Hydrophobia (takut air)
  • Halusinasi, mimpi buruk, dan insomnia
  • Ereksi permanen pada pria
  • Takut terhadap cahaya

4. Koma dan kematian

Seseorang dapat mengalami koma dan kebanyakan pasien kemudian meninggal dalam waktu 3 hari. Selama koma, bahkan dengan terapi suportif, hampir tidak ada pasien yang selamat dari rabies.

Jika terkena gigitan atau cakaran dari hewan yang mungkin terinfeksi rabies, orang tersebut harus segera mencuci gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan air sabun, povidone iodine, atau deterjen. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan jumlah partikel virus.

Selanjutnya, segera dapatkan penanganan medis dengan pemberian vaksin rabies sebelum gejala berkembang. Vaksinasi ini disebut profilaksis pasca paparan.

Vaksin rabies mengandung virus rabies yang tidak aktif atau tidak berbahaya. Vaksin memicu respons kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang membantu melindungi dari infeksi rabies.

Kenapa rabies bikin takut air? Ini terjadi karena efek kejang di tenggorokan saat menelan sesuatu, termasuk air. Rabies dapat berakibat deadly sehingga pasien harus segera mendapat vaksinasi setelah digigit hewan rabies.

Simak Video “Mengenal Gejala Rabies, Penyebab Balita di Sikka Meninggal Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)