Tag: Baliknya

Pengakuan Wanita Ikutan Tren Perkecil Payudara, Ternyata Begini Kisah di Baliknya


Jakarta

Baru-baru ini sebuah tren baru marak di TikTok. Banyak wanita muda yang berbagi cerita telah melakukan prosedur pengecilan payudara, dengan alasan mereka ingin memiliki payudara berukuran kecil. Apa katanya?

Tren media sosial seputar cerita pengecilan payudara ini menampilkan para wanita yang memakai pakaian sebelum operasi dan setelah operasi. Tentu saja, terlihat adanya perubahan pada ukuran payudara mereka yang jauh lebih kecil.

Namun, perbedaan terbesarnya terlihat pada mereka yang jauh lebih bahagia dan percaya diri. Misalnya Megan Lynn, seorang kreator, menjelaskan bahwa dirinya sendirilah yang memutuskan untuk melakukan pengecilan payudara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya, ia mengalami sakit punggung dan merasa ‘tidak percaya diri’ dengan pakaian tertentu. Pada akhirnya, payudaranya berdampak buruk pada dirinya dan merasa ‘terbebani’.

“Itu (operasi) memberikan kepercayaan diri yang baru,” tulis Lynn yang dikutip dari New York Publish, Jumat (22/9/2023).

Kreator lainnya, Maddie, juga mengungkapkan perbedaanya setelah melakukan pengecilan payudara atau breast discount. Hal itu membuat sakit punggungnya hilang.

“Ini benar-benar mengubah hidup saya, sakit punggung, dan kepercayaan diri saya,” jelasnya.

Dalam postingan tersebut, banyak netizen mempertanyakan keputusan Maddie untuk memperkecil payudara. Netizen ini mengaku kasihan dengan pasangan dari orang-orang yang sengaja memodifikasi ukuran payudaranya.

“Mengapa dikurangi? Kasihan sekali,” tulis seseorang.

Ahli bedah payudara Professor Sanjay Warrier mengatakan adanya peningkatan jumlah wanita yang meminta pengecilan payudara. Kebanyakan dari orang-orang tersebut ingin melakukannya karena ukuran payudara yang terlalu besar.

“Pasien yang menjalani operasi memiliki dua alasan utama, karena alasan fungsional (biasanya karena payudara besar), atau pasien yang menginginkan tampilan lebih muda,” katanya.

Selain itu, banyak wanita yang melakukan pengecilan payudara karena menderita nyeri punggung atau bahu jangka panjang. Sebab, ukuran payudara yang lebih besar memang memberikan tekanan yang lebih besar pada tubuh beberapa wanita.

“Yang utama adalah beban payudara dan akibat ketegangan pada tubuh, khususnya bahu dan punggung,” ungkap Prof Warrier.

“Seiring berjalannya waktu, ketegangan pada punggung juga dapat berdampak pada tulang belakang. Oleh karena itu, semakin besar keinginan pasien, dari waktu ke waktu, untuk mempertimbangkan menjalani operasi karena alasan fungsional,” jelasnya.

Simak Video “Nunung Segera Jalani Operasi Pengangkatan Kanker Payudara
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Wanita Ini Rela Donorkan Rahimnya Buat sang Adik, Cerita di Baliknya Bikin Haru

Jakarta

Dalam transformasi bedah terbaru yang dilakukan di Inggris, ada cerita mengharukan di balik transplantasi rahim pertama yang dilakukan di negara tersebut.

Seorang wanita di Inggris rela mendonorkan rahimnya buat sang adik setelah melahirkan dua orang anak dengan harapan adik perempuannya juga dapat merasakan kebahagiaan menjadi ibu.

Dikutip dari DailyMail, pendonor berusia 40 tahun itu memberi hadiah kepada adik perempuannya yang ingin memiliki keturunan. Adiknya yang berusia 34 tahun itu belum memiliki anak karena lahir tanpa rahim.

Operasi rumit untuk mengeluarkan rahim dari donor dan menanamkannya pada saudara perempuannya melibatkan dua tim dan delapan ahli bedah yang bekerja di ruang operasi tetangga dan memakan waktu complete lebih dari 17 jam.

Meskipun operasinya memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan, namun operasinya berjalan dengan baik dan rahim yang ditanamkan ‘berfungsi penuh’, menurut ahli bedah yang terlibat.

Wanita berusia 34 tahun yang menerima rahim dari kakaknya berkata sangat gembira dia telah dipilih menjadi penerima donor dalam operasi pertama yang dilakukan di Inggris.

“Saya ingin memiliki sebagai anak sebanyak yang saya bisa,” tuturnya.

Meskipun penerimanya lahir tanpa rahim, ia memiliki ovarium dan menghasilkan sel telur sendiri yang sebelumnya telah dipanen dan dibuahi melalui program bayi tabung.

Profesor Richard Smith, konsultan ahli bedah ginekologi di Imperial School Healthcare NHS Belief yang merupakan salah satu dari dua ahli bedah utama untuk operasi terobosan tersebut mengatakan ada adegan emosional ketika tim medis bertemu dengan wanita tersebut dan keluarganya tak lama setelah dia keluar dari rumah sakit, sepuluh hari setelah operasi transplantasi.

“Saya sangat senang bahwa kami memiliki pendonor yang benar-benar bisa kembali regular setelah operasi besarnya dan juga penerimanya bisa melakukan terapi imunosupresifnya dengan sangat baik dan berharap dapat memiliki bayi,” ungkap Dr Richard.

“Kami semua menangis,” katanya.

Simak Video “Kriteria Pasien Sakit Jantung yang Bisa Jalani Bedah Minimally Invasive
[Gambas:Video 20detik]