Tag: Bengkok

4 Penyebab Penis Bengkok pada Pria, Kondisinya Bisa Sefatal Ini

Jakarta

Penis bengkok ke kiri atau ke kanan saat ereksi adalah hal regular yang bisa terjadi pada pria. Namun, di beberapa kasus, penyebab penis bengkok bisa dikarenakan penyakit yang tidak disadari.

Ketika penis mendapat rangsangan seksual, aliran darah akan mengalir ke ruang seperti spons di dalam penis dan membuatnya ereksi. Jika aliran darah tersebut tidak mengalir secara merata ke ruang-ruang tersebut, dapat menyebabkan penis melengkung saat ereksi.

Sebenarnya, penis sedikit melengkung saat ereksi adalah kondisi yang regular. Tapi apabila bengkoknya tidak wajar,dan disertai rasa nyeri atau sakit, bisa jadi pertanda mengalami kondisi medis tertentu. Apa saja kondisi yang bisa menyebabkan penis menjadi bengkok itu?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Penis Bengkok

1. Cedera

Cedera penis bisa terjadi saat melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau berhubungan seks. Salah satu jenis cedera yang bisa terjadi adalah patah penis.

Patah penis berbeda dengan patah tulang, karena organ itu sendiri tidak memiliki tulang. Patah penis adalah kondisi ketika penis yang sedang ereksi tiba-tiba membengkok secara paksa atau tiba-tiba, sehingga menyebabkan trauma pada pembuluh darah.

Patah penis biasanya terjadi ketika berhubungan seks, yakni ketika penis secara tidak sengaja keluar dari vagina dan ‘menabrak’ pelvis. Patah penis juga bisa terjadi apabila seorang pria terlalu agresif saat masturbasi.

2. Peyronie

Peyronie adalah kondisi ketika terjadi pembentukan jaringan parut, atau yang disebut juga dengan plak, pada sepanjang batang penis sehingga membuatnya bengkok saat ereksi. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tapi umumnya lebih sering terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas.

Peyronie dapat menyebabkan gejala yang cukup mengganggu, hingga bahkan membuat pengidapnya tidak bisa berhubungan seks. Gejala peyronie di antaranya rasa nyeri pada penis, penis membengkok secara tidak wajar, muncul penebalan di bawah lapisan kulit penis, serta perubahan ukuran dan ketebalan penis.

Pengidap peyronie juga bisa saja mengalami disfungsi ereksi yang membuatnya kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi.

3. Gangguan Autoimun

Penis bengkok juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti lupus, sindrom Sjogren, dan lain sebagainya. Pasalnya, penyakit autoimun dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuatnya menyerang jaringan yang ada dalam tubuh, termasuk penis. Hal inilah yang berpotensi menjadi penyebab penis bengkok saat ereksi.

4. Kelainan Kolagen

Kelainan kolagen umumnya terjadi karena faktor keturunan. Hal ini dapat menyebabkan pengerasan pada kolagen yang ada di jaringan parut dominan, sehingga menghambat aliran darah menuju penis. Kondisi inilah yang dapat membuat penis menjadi bengkok saat ereksi.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Curhat Wanita Bandung Idap Skoliosis, Punggung Bengkok Hingga 70 Derajat

Jakarta

Seorang netizen TikTok di Bandung bernama Gitarani (25) menceritakan pengalamannya menjalani operasi skoliosis. Ia mengatakan kondisinya sudah termasuk parah karena punggungnya mengalami bengkok hingga 70 derajat.

Jika tidak segera dilakukan penanganan, kondisi tersebut dapat mengganggu organ dalam seperti menekan paru-paru, jantung, dan organ pencernaan. Gitarani menceritakan bahwa ia pertama kali didiagnosa mengidap skoliosis ketika masih berusia 15 tahun.

Saat itu punggungnya mengalami bengkok hingga 40 derajat. Awalnya dokter menyarankannya untuk langsung melakukan operasi atau menggunakan brace baju penyangga. Namun, ia memutuskan untuk tidak melakukan kedua saran tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan saat itu ia takut menjalani operasi lantaran menilai alat penanganan pasien tidak secanggih sekarang dan risikonya terlalu tinggi. Ia juga tidak menggunakan brace saat itu karena takut dan merasa tidak nyaman karena insecure.

Beberapa tahun berselang, kondisi punggung Gitarani semakin parah. Pada tahun 2023 punggungnya bengkok hingga 70 derajat dan segera memerlukan penanganan.

Setelah menemukan dokter yang cocok, ia menimbang-nimbang untuk melakukan operasi dan akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri melakukan operasi pada tahun April 2023. Gitarani mengaku usai operasi tubuhnya sempat mengalami sakit luar biasa selama tiga hari hingga ia tidak bisa tidur.

Namun, ia menuturkan bahwa rasa sakit tersebut sangat sepadan lantaran kini kondisinya jauh lebih baik. Ia bahkan menyesal tidak melakukan prosedur sesegera mungkin untuk menangani skoliosisnya.

“Aku selalu bilang kalau sakitnya itu sepadan. Sebelumnya sudah hampir 10-11 tahun selalu battle dengan kesakitan, pegelnya, nyerinya, terus aku jadi ngerasa nggak masalah lah ditebus dengan tiga hari itu. Setelah operasi rasa pegal dan nyeri itu bener-bener hampir hilang,” ujar Gitarani ketika dihubungi detikcom.

NEXT: Apa Itu Skoliosis?