Tag: Burung

Menyoal Ectrodactyly yang Bikin Warga Vadoma Afrika Punya ‘Kaki Burung Unta’

Jakarta

Warga suku Vadoma yang tinggal di wilayah Kanyemba di Zimbabwe memiliki kondisi genetik langka bernama sindrom ectrodactyl. Sindrom tersebut membuat kaki warga terlihat seperti kaki burung unta.

Mutasi tersebut diyakini terjadi pada sekitar satu dari setiap empat anak yang lahir di suku Vadoma. Kebanyakan anggotanya tidak memiliki tiga jari tengah dan hanya memiliki dua jari terluar.

Karena praktik isolasi dan hukum yang berlaku di suku Vadoma, mereka mempertahankan mutasi genetik lebih sering apabila dibandingkan dengan populasi lainnya.

Masyarakat tidak menganggap mutasi tersebut sebagai kecacatan. Walaupun banyak anggota suku yang kesulitan berjalan maupun berlari.

Warga suku Vadoma menganggap bahwa mutasi tersebut merupakan kondisi yang seharusnya dirayakan dan hal tersebut memungkinkan mereka untuk memanjat pohon lebih cepat. Memanjat pohon merupakan keterampilan yang sangat berguna pada masyarakat suku tersebut yang memang masih sangat tradisional.

Menyoal Sindrom Ectrodactyly

Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang sangat langka dan dapat mempengaruhi pertumbuhan kaki dan menyebabkan kaki mirip dengan kaki burung unta. Kondisi ini juga disebut sebagai cacat formasi atau kaki terbelah.

Dikutip dari Uncommon Illness, selain pada kaki kondisi ini umumnya juga bisa terjadi pada tangan.

Adapun lebih lanjut, kelainan disebabkan oleh kondisi dominan autosomal yang diakibatkan oleh mutasi tunggal pada kromosom 7. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kondisi ini diturunkan dalam keluarga dari generasi ke generasi.

Tidak seperti kondisi regular di mana seseorang memiliki lima jari secara terpisah, pengidap ectrodactyly hanya memiliki dua sampai tiga jari pada tangan atau kakinya. Selain itu, pengidap ectrodactyly juga mengalami masalah pendengaran.

Simak Video “Wanti-Wanti Peneliti Soal Flu Babi Afrika yang Masuk ke Indonesia
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Begini Penampakan Suku di Afrika yang Terlahir Punya Kaki Bak Burung Unta


Jakarta

Suku Doma atau dikenal suku Vadoma di Zimbabwe, Afrika, kerap kali dijuluki sebagai ‘manusia burung unta’ karena kaki mereka yang aneh. Adapun kondisi ini dikenal ectrodactyly.

Ectrodactyly juga dikenal sebagai sindrom kaki dua atau sindrom cakar lobster. Sindrom ini merupakan kelainan genetik langka yang memengaruhi pertumbuhan kaki dan menyebabkan kaki tampak mirip dengan kaki burung unta.

Dipercaya bahwa mutasi yang langka tersebut terjadi pada sekitar satu dari setiap empat anak yang lahir dalam suku Vadoma. Sebagian besar anggota suku Doma kehilangan tiga jari kaki tengahnya dan hanya memiliki dua jari kaki luar, yang kemudian berubah menjadi bengkok.

suku vadoma yang memiliki kaki seperti burung untaSuku Vadoma mengidap kelainan langka hingga memiliki kaki seperti burung unta. Foto: Wikimedia Commons

Adapun kelainan yang langka ini disebabkan oleh kondisi dominan autosomal yang diakibatkan oleh mutasi tunggal pada kromosom 7.

Uniknya, anggota suku Doma menganggap kelainan yang terjadi secara turun-temurun pada kaki mereka itu bukan sebuah kecacatan. Mereka malah dengan bangga dengan jati diri mereka dan menganggap mutasi ini sebagai standing lebih baik daripada suku lain di daerah Kayemba, Zimbabwe.

Karena bentuk jari-jari kaki yang ‘aneh’, mereka tidak bisa memakai sepatu, tetapi mereka dapat berlari walaupun mengalami kesulitan. Mereka juga bisa memanjat pohon meskipun hanya memiliki dua jari kaki.

Meski memiliki cacat fisik dan keterbatasan, ini tak menjadi halangan bagi mereka untuk beraktivitas dan tetap aktif berburu, memancing, hingga mengumpulkan makanan.

Di samping itu, Penduduk Vadoma tidak diperbolehkan menikah di luar kelompok mereka. Dikutip dari Every day Star, hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran kondisi tersebut di suku lain. Karena aturan ini, suku Vadoma memiliki sejarah inces atau perkawinan sedarah.

Hal mengakibatkan akumulasi gen yang tidak beragam, pada akhirnya menyebabkan munculnya cacat fisik atau kondisi genetik langka.

Simak Video “Wanti-Wanti Peneliti Soal Flu Babi Afrika yang Masuk ke Indonesia
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Duh! Kasus Tak Biasa, 2 Kucing di Korsel Positif Flu Burung H5N1


Jakarta

Korea Selatan baru-baru ini mengkarantina tempat penampungan kucing di ibu kota Seoul. Hal itu dilakukan pasca pemerintah setempat mengidentifikasi jenis flu burung H5N1 pada dua kucing di fasilitas tersebut.

Kementerian Pertanian di Korsel menyatakan penemuan ini merupakan kasus baru sejak 2016. “Ini adalah pertama kalinya sejak 2016 flu burung terdeteksi pada kucing di Korsel,” demikian konfirmasi Kementerian tersebut pada Selasa (25/7/2023).

Kabar baiknya, belum ada laporan kasus menyebar ke manusia.

“Belum ada kasus flu burung yang sangat patogen yang dilaporkan pada manusia di Korea Selatan,” tegas pihak berwenang.

Adapun dua kucing yang dinyatakan positif terkena flu burung H5N1, masuk dalam laporan 38 kucing mati di tempat penampungan, baru-baru ini menurut kantor berita Yonhap.

H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama bertahun-tahun, tetapi ada wabah sporadis yang dilaporkan secara international pada mamalia seperti kucing, cerpelai, dan berang-berang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa risiko terhadap manusia dari H5N1 tetap rendah, tetapi laporan infeksi pada mamalia seperti ini perlu dipantau secara ketat.

Tiga badan PBB bulan ini memperingatkan bahwa peningkatan wabah flu burung secara international menimbulkan kekhawatiran virus tersebut dapat beradaptasi, berkembang, untuk menginfeksi manusia lebih mudah. Pihaknya mendesak negara-negara untuk memperkuat pengawasan penyakit dan meningkatkan kebersihan di peternakan unggas.

“Tidak seorang pun yang melakukan kontak dengan kucing di penampungan Seoul menunjukkan gejala penyakit dan mereka yang melakukan kontak dan dianggap berisiko lebih tinggi akan dipantau selama 10 hari,” kata kementerian itu.

Simak Video “Cara Memastikan Perasaan saat Jatuh Hati dengan Sepupu di Momen Lebaran
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)