Tag: Curhat

Vidi Aldiano Curhat Jadi ‘Most cancers-Warrior’, 3 Tahun Jalani Pengobatan Kanker


Jakarta

Penyanyi Vidi Aldiano membagikan perjalanannya menjadi ‘cancer-warrior’. Baru-baru ini dia mengunggah fotonya menjalani terapi ditemani sang bunda untuk memulihkan kondisinya.

“Sudah memasuki tahun ketiga dimana gue menjadi ‘Most cancers-warrior’. Jarang sebenernya mau replace hal-hal seperti ini, tapi hari ini I simply really feel like sharing. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa tahun lalu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik,” tulis Vidi di akun Instagram pribadinya dilihat detikcom, Senin (18/9/2023).

Penyanyi berusia 33 tahun itu masih menjalani serangkaian perawatan usai mengetahui kanker yang sempat diidapnya telah menyebar ke beberapa titik. Meski demikian, dia tak gentar dan tetap menjalani hidupnya dengan ikhlas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama gue masih diberikan kekuatan melawan penyakit ini, gue ga boleh cupu. Gue harus bisa residing my life,” tambah Vidi.

Sebagai informasi, suami Sheila Dara ini telah menjalani operasi pengangkatan satu ginjalnya usai terkena kanker pada Desember 2019 lalu. Dia menjalani operasi kanker ginjal di Singapura.

Pelantun Standing Palsu itu juga masih menjalani perawatan rutin setiap bulannya karena masih suka merasakan sakit. Ada kalanya sakit pada ginjalnya kambuh.

Simak Video “Inggris Luncurkan Obat Suntik untuk Kanker Pertama di Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Curhat Pria Cease Merokok usai 17 Tahun Kecanduan, Alami Perubahan Ini di Tubuhnya


Jakarta

Seorang warganet Mikael Dewabrata (42) membagikan kisahnya berhasil berhenti merokok whole usai 17 tahun menjadi seorang perokok. Melalui unggahannya di media sosial X yang viral, Mikael mengaku sudah mulai merokok semenjak remaja.

Ketika dihubungi detikcom, Mikael mengaku kebiasaan merokoknya semakin parah ketika ia sudah mulai bekerja dan mengaku dirinya kecanduan merokok.

“Gue mulai merokok SMP itu kira-kira tahun 1993. Mulai adiktifnya SMA berarti 1996 sampai 2010,” kata Mikael.

“Pas tahun-tahun pertama bekerja, kebiasaan merokok gue makin rutin. Bisa beberapa bungkus seminggu. Waktu itu gue mengelak dibilang kecanduan, tapi setelah cease gue akhirnya tau kalau dengan intensitas gue waktu itu, sudah masuk kecanduan,” sambungnya.

Ia menceritakan, ketika masih menjadi perokok berat, masalah kesehatannya cukup terganggu. Ia mengaku tubuhnya akan sulit sembuh apabila sedang sakit.

“Dulu saya flu paling awal ketika musim hujan dan sembuh paling lama. Lari juga nggak kuat. Sekarang nyaris nggak pernah (flu), dan baru saja belakangan kena itu pun cuma 2 hari sembuh,” ceritanya.

Setelah belasan tahun jadi perokok, Mikael akhirnya bisa berhenti merokok pada tahun 2010 dan sudah berjalan 13 tahun hingga saat ini. Setelah berhenti, ia mengaku merasakan manfaat yang begitu besar, terutama pada kesehatannya.

“Bertahun-tahun kemudian gue merasakan banyak hal. Gue udah nggak secepat itu sakit. Flu aja jarang. Padahal dulu pas masih doyan rokok, paling cepat kena flu,” ceritanya.

“Gue juga lebih kuat olahraga, paling rajin olahraga di 2013-2019 kemarin. Selain itu gue lebih sensitif sama asap, padahal dulu paling males sama orang yang menjauhi perokok. Kini setelah nggak ngerokok jadi paham,” pungkasnya.

Mikael mengatakan apa yang ia lakukan adalah keputusan yang tepat. Ia juga mengapresiasi pilihan tersebut untuk berhenti merokok.

Simak Video “Marlboro Akan Buat Rokok Authorized untuk Anak-anak
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Viral Curhat Wanita Jakarta Terpaksa Operasi Ketiak usai Waxing


Jakarta

Viral wanita menjalani operasi ketiak imbas terkena hidradenitis pasca waxing. Gejala awalnya muncul benjolan kecil di sekitar space bekas waxing. Sempat dikira jerawat, Cherry Tefani mengaku tak ambil pusing, terlebih tiga hari setelahnya benjolan sudah mulai mengering.

Namun, beberapa hari kemudian, benjolan kembali muncul dan keluhan yang sama berulang. Sampai nyaris satu bulan kondisinya tak kunjung membaik.

“Di sini aku sudah merasa ini bukan jerawat, ini ada yang salah. Jadi cus langsung ke dokter, awalnya ke dokter umum dulu, diagnosa pertama furunkel semacam infeksi yang terjadi karena folikel rambut, dikasih antibitotik, obat oles, tapi nggak kunjung membaik, akhirnya aku determine ke ke SpKK, diagnosanya awalnya masih sama,” tutur perempuan asal Jakarta, dalam akun TikTok pribadinya.

Kepada detikcom, Cherry kemudian mengonfirmasi jika luka yang dialaminya adalah hidradenitis yakni timbulnya benjolan kecil sebesar kacang di bawah kulit, terasa nyeri dan berisi nanah.

Benjolan ini memang muncul di space kulit yang memiliki rambut dan kelenjar keringat termasuk ketiak, selangkangan, lipat paha, bokong, juga payudara. Jika benjolan pecah, nanah dari dalam benjolan tersebut akan keluar dan menginfeksi kulit di sekitarnya.

“Hidradenitis yang aku alami itu kata dokter karena waxing, jadi sebenarnya menurut dokter nggak disaranin untuk membersihkan bulu ketiak sampai benar-benar habis karena ada risiko iritasi, infeksi,” cerita dia saat dihubungi Kamis (17/8/2023).

“Yang direkomendasikan adalah trimming dengan gunting atau shaving dengan electrical shaver yang pisaunya ga bersentuhan langsung dengan kulit,” sambungnya.

Kondisi Terkini

Lantaran kondisi Cherry tak kunjung membaik, diperlukan proses operasi untuk pengangkatan benjolan tersebut, pasca operasi pemulihan disebut berjalan sekitar satu bulan. Namun, luka operasi saat ini diakuinya kembali ‘basah’.

“Berdarah lagi ini, dokternya nggak bilang sih sembuh berapa lama, yang jelas luka operasi aku sekarang sudah berdarah sekitar dua minggu,” pungkas wanita berusia 24 tahun itu.

Simak Video “Kemenkes soal Viral Kecanduan Tramadol di Karawang: Sangat Dilarang!
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Nikita Willy Curhat Alami Mind Fog Pasca Jadi Ibu, Ngaku Sering Bengong


Jakarta

Aktris yang saat ini sudah menjadi seorang ibu yaitu Nikita Willy mengalami beberapa perubahan setelah melahirkan anak pertamanya. Nikita merasa setelah menjadi seorang ibu dirinya lebih sensitif dan pemikir.

Seorang ibu satu anak ini menjelaskan pada saat podcast di YouTube Denny Sumargo bahwa ia merasa mengalami mind fog. “Jujur saja semenjak aku menjadi ibu sekarang ini, aku lebih sensitif. Aku lebih kayak suka kadang-kadang dapat mother mind fog, gitu-gitu loh,” ceritanya.

“Jadi kadang-kadang tuh kayak nggak masuk, kalau misalkan orang-orang kayak ngasih komen positif atau negatif, malah bikin aku sakit hati. Jadi mendingan nggak usah mikirin hal itu dan nggak usah dilihat.”

Hal ini membuat Nikita mengurangi penggunaan media sosial dan membaca komentar-komentar netizen. Lantaran ibu satu anak itu merasa setelah melahirkan pikirannya semakin bercabang, sensitif dan membuatnya semakin banyak bengong.

Apa Itu Mind Fog?

Mind fog adalah suatu kondisi yang dialami seseorang, meliputi kesulitan fokus, kelelahan, sering kehilangan alur pikiran, lambat mencerna informasi, kesulitan mengingat hal secara element dan kesulitan untuk berwaspada.

Penyebab terjadinya mind fog yang pertama adalah kehamilan. Selama setiap trimester kehamilan, tubuh seseorang mengalami perubahan hormonal yang beragam. Ketika perubahan hormon ini terjadi, otak berusaha memulihkan keseimbangan dengan melepaskan dan menekan hormon-hormon tertentu untuk mencapai keseimbangan yang stabil. Akibatnya, seseorang mungkin mengalami mind fog karena efek dari aliran hormon yang terus-menerus ini.

Penyebab lainnya adalah COVID-19, kecemasan dan depresi, kadar gula darah, sensitivitas makanan dan kondisi autoimun. Beberapa hal ini dapat memicu terjadinya mind fog pada seseorang yang mengalaminya. Untuk penyembuhan mind fog sendiri tidak ada obat atau perawatan khusus.

Dikutip dari Cleveland Clinic, seorang dokter merekomendasikan untuk meningkatkan kualitas tidur, mencukupi nutrisi, berolahraga dengan rutin 30 menit dalam sehari atau lima hari dalam satu minggu. Perubahan-perubahan kecil ini dapat memengaruhi respons sistem kekebalan tubuh seseorang.

Selain itu saat seseorang beraktivitas, lakukan istirahat selama 20-30 menit sebelum merasa lelah dalam melakukan aktivitas terfokus seperti mendengarkan musik, berjalan kaki atau memejamkan mata sejenak.

Kondisi ini mungkin tidak hanya dialami oleh Nikita Willy saja, tanpa disadari beberapa orang pernah mengalami kondisi tersebut. Maka dari itu jika seseorang merasa dirinya mengalami mind fog, dapat mencoba beberapa metode di atas.

Jika sudah mencoba metode di atas dan seseorang tidak merasa adanya perbaikan, sebaiknya segera menghubungi dokter, untuk dilakukan pengobatan integratif yang dapat membantu memperbaiki gaya hidupnya.

Simak Video “Penjelasan Dokter soal Penyakit Nikita Mirzani
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Buka-bukaan Curhat Wanita Jepang soal Alasan Ogah Punya Anak meski Sudah Menikah

Jakarta

Imbas banyak warganya enggan memiliki anak, Jepang kini dilanda krisis populasi dengan angka kelahiran yang anjlok. Kini semakin banyak wanita memilih untuk melajang seumur hidup. Tak sedikit juga wanita yang sudah menikah, namun memilih untuk tidak membesarkan anak.

Salah satu faktor yang banyak dikeluhkan wanita di Jepang tak lain rasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat tradisional dalam hal pernikahan dan memiliki anak. Namun di samping itu, ada juga wanita yang memutuskan untuk tidak punya anak karena alasan private, misalnya karena pengalaman kurang menyenangkan di masa lalu.

Salah satunya, dialami oleh Nao Sawa (46) yang kini bekerja sebagai pematung. Ia mengisahkan, ketika dirinya masih amat belia, ia sering dilecehkan oleh ibunya. Imbas pengalaman tersebut, ia memutuskan untuk tidak memiliki anak.

“Saya tidak tahu bagaimana mencintai (anak-anak). Yang terpenting, saya mungkin akan melakukan hal yang sama kepada anak saya sendiri,” ungkapnya, dikutip dari The Asahi Shimbun, Sabtu (10/6/2023).

Sawa kini tinggal di Tokyo bersama suaminya, yang berusia delapan tahun lebih tua darinya.

Melihat maraknya berita perihal angka kelahiran yang anjlok di Jepang, Sawa kerap bertanya dan meyakinkan dirinya bahwa ia tak harus punya anak. Sebab ia kerap kali merasakan tekanan tersembunyi, yang seolah-olah mewajibkan orang-orang yang menikah untuk punya anak. Bahkan ketika masih muda, setiap temannya mengatakan bahwa memiliki anak akan mengubah hidup, Sawa selalu memikirkan kembali keputusan hidupnya.

“Di usia ini, tidak ada yang mendesak saya untuk punya anak lagi. Mencari alasan untuk tidak punya anak mulai terasa konyol,” beber Sama lebih lanjut.

Namun, setelah dia berusia 40 tahun, dia tidak lagi merasakan tekanan seperti itu.

Di samping keengganannya untuk memiliki anak, Sawa menyelenggarakan lokakarya seni yang dapat diikuti oleh anak-anak.

“Saya ingin menularkan ilmu yang saya dapatkan,” katanya.

“Jika saya tidak memiliki anak, apakah itu berarti saya tidak dapat meninggalkan apa pun untuk generasi selanjutnya?” pungkas Sawa.

Simak Video “Angka Kelahiran Jepang Anjlok, Pejabat Khawatir Negaranya Lenyap
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)