Tag: Dewasa

Ciri-ciri DBD pada Anak dan Orang Dewasa yang Harus Diwaspadai!

Jakarta

Memasuki musim penghujan, detikers disarankan untuk selalu berhati-hati terhadap berbagai penyakit, seperti influenza dan demam berdarah (DBD).

DBD dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Lantas apa ya ciri-ciri DBD? Apakah ciri-ciri DBD pada anak dan orang dewasa berbeda? Bagaimanakah cara mencegah dan mengobatinya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasannya di bawah ini.

Ciri-ciri DBD

DBD dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini bisa ditandai melalui gejala atau ciri-ciri DBD. Dikutip melalui buku berjudul Mengenal Demam Berdarah Dengue (2019), World Well being Group (WHO) menyebutkan beberapa ciri-ciri DBD secara klinis.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini ciri-cirinya.

  1. Demam tinggi secara mendadak dan terjadi terus-menerus selama kurang lebih 2 sampai 7 hari.
  2. Terjadi pembesaran hati.
  3. Diikuti atau tidak diikuti oleh renjatan.
  4. Turunnya trombosit (1.000.000/ul atau kurang).
  5. Hemokonsentrasi adalah pembesaran plasma yang dapat ditinjau dari tingginya nilai hematokrit sebanyak 20%.
  6. Terjadi manifestasi pendarahan. Salah satu bentuk dari pendarahannya yaitu:
    • Peteka adalah bintik-bintik merah yang muncul akibat adanya pendarahan secara intradermal.
    • Purpura adalah pendarahan yang terjadi di kulit.
    • Ekimosis adalah bercak pendarahan yang terjadi pada kulit atau selaput lendir.
    • Epistaksis adalah pendarahan berbentuk mimisan atau pendarahan pada gusi.
    • Hematemesis adalah pendarahan yang terjadi melalui muntah darah.
    • Melena adalah pendarahan yang menyebabkan tinja berwarna hitam.

Ciri-ciri DBD pada Anak-anak dan Orang Dewasa

DBD bisa menyerang anak-anak berusia kurang dari 15 tahun dan juga orang dewasa.

Sebenarnya, ciri-ciri DBD pada anak-anak dan orang dewasa cukup mirip, namun ciri-ciri DBD pada anak sering kali disalah artikan sebagai ciri-ciri dari penyakit lainnya.

Ciri-ciri DBD akan timbul saat mulai memasuki hari ke 4 sampai hari ke 10 setelah terjadinya infeksi.

Berikut ini ciri-ciri DBD pada anak dan orang dewasa yang dikutip melalui laman resmi World Well being Group (WHO).

  1. Mengalami demam tinggi hingga 40°C/104°F
  2. Mengalami sakit kepala yang parah
  3. Merasakan nyeri di bagian belakang mata
  4. Merasakan nyeri pada otot dan sendi
  5. Mual dan muntah
  6. Kelenjar mengalami pembengkakan
  7. Munculnya ruam

Seseorang yang terinfeksi DBD untuk kedua kalinya akan memiliki risiko yang lebih besar. Berikut ini ciri-cirinya:

  1. Mengalami sakit perut yang parah
  2. Muntah secara terus-menerus
  3. Napas tidak beraturan
  4. Gusi dan hidung mengalami pendarahan
  5. Merasa kelelahan dan gelisah
  6. Muntah darah atau BAB berdarah
  7. Menjadi mudah haus
  8. Kulit lebih pucat dan terasa dingin

Cara Mencegah DBD

Dikutip melalui laman resmi World Well being Group (WHO), berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko DBD.

  1. Menggunakan pakaian yang tertutup
  2. Pakai gorden atau tirai di siang hari
  3. Semprot gorden atau tirai menggunakan semprotan obat nyamuk
  4. Gunakan kasa jendela
  5. Semprot obat nyamuk
  6. Gunakan obat nyamuk bakar atau yang lainnya
  7. Hindari menggantung pakaian kotor
  8. Lakukan vaksin dengue pada usia 9 hingga 16 tahun
  9. Melakukan pemberantasan jentik nyamuk

Cara Mengobati DBD

Dikutip melalui buku berjudul Mengenal Penyakit Menular (2022), belum ditemukan adanya obat khusus yang dapat mengobati penyakit DBD.

Langkah pengobatan DBD dilakukan untuk mencegah dan mengatasi gejala dari infeksi yang lebih parah.

  1. Melakukan hidrasi dengan pemberian cairan intravena IV
  2. Memberikan resep obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit
  3. Memberikan terapi elektrolit
  4. Memberikan terapi oksigen
  5. Memberikan transfusi darah
  6. Melakukan pemantauan tekanan darah secara cermat

Demikian yang dapat detikHealth sampaikan mengenai ciri-ciri DBD. Semoga bermanfaat!

Simak Video “Peringatan WHO Soal Efek El Nino pada Penyebaran Virus
[Gambas:Video 20detik]
(inf/inf)

DARI ORANG DEWASA, IBU HAMIL, HINGGA USIA TUA – Dinas Kesehatan Kota Malang


Submit Views: 2,835

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).

Penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan.

Media KIE Hipertensi dapat diunduh disini

[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HIPERTENSI-1.pdf” ]Poster[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HT.pdf” ]Brosur[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/Salinan-dari-Hijau-dan-Putih-Tanaman-Sains-Brosur-31-x-21-cm.pdf” ]Pre Eklamsia[/button]

Masih Perlukah Orang Dewasa Divaksin?

“Tidak hanya anak-anak, vaksin juga penting dilakukan pada orang dewasa. Bahkan, ada beberapa jenis vaksin yang masih wajib dilakukan meski sudah dewasa.”

Vaksin atau imunisasi menjadi salah satu cara guna mendorong terbentuknya antibodi pada tubuh terhadap penyakit tertentu. Sebab, ada kondisi khusus yang membuat orang dewasa perlu mendapatkan suntikan vaksin setiap beberapa waktu. Umumnya, vaksin berisi mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit, termasuk bakteri atau virus yang sebelumnya sudah dilemahkan atau dimatikan.

Namun, vaksin juga dapat berupa bagian dari mikroorganisme yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga  mampu merangsang imunitas tubuh untuk mengidentifikasi dan melawan virus yang menyebabkan munculnya penyakit.

Vaksin yang dibutuhkan sebagai orang dewasa tentu dipengaruhi oleh banyak hal. Ini termasuk faktor usia, gaya hidup, kondisi medis, rencana perjalanan, dan jenis vaksin yang pernah kamu lakukan sebelumnya. Ada banyak alasan mengapa orang dewasa masih perlu divaksin, di antaranya:

1.Adanya Kemungkinan Terinfeksi Penyakit Serius
Usia, gaya hidup, pekerjaan, rencana perjalanan, atau kondisi kesehatan dapat menempatkan kamu pada risiko penyakit baru dan berbeda. Misalnya, orang dewasa yang bekerja di tempat perawatan kesehatan atau sering berganti pasangan berisiko terkena hepatitis B. Lalu, orang dewasa dengan kondisi kesehatan kronis tertentu berisiko terkena penyakit pneumokokus. Tak ketinggalan, orang dewasa yang bepergian ke luar negeri sangat mungkin berisiko terkena penyakit yang bisa jadi sebelumnya belum pernah kamu alami.

2.Membantu Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kamu mungkin sudah pernah menerima vaksin saat masih anak-anak. Namun, ada beberapa jenis vaksin yang memerlukan tambahan atau booster untuk tetap mampu melindungi tubuh. Perlindungan yang diberikan sangat mungkin terbatas waktu untuk penyakit seperti pertusis (batuk rejan) atau tetanus yang biasanya diberikan dengan toksoid difteri. Sementara itu, CDC merekomendasikan setiap orang dewasa untuk melakukan vaksin tambahan atau booster setiap 10 tahun untuk setiap vaksin terakhir yang didapat saat usia kanak-kanak.

3.Melindungi Orang Lain yang Tidak Bisa Mendapat Vaksin
Tidak semua orang, baik anak maupun dewasa bisa mendapatkan vaksin. Lansia dengan kondisi medis tertentu tidak bisa mendapatkan vaksin karena bisa mengakibatkan masalah medis yang lebih serius. Begitu pula dengan bayi yang masih sangat rentan kekebalan tubuhnya akan penyakit tertentu. Artinya, dengan melakukan vaksin, kamu secara tidak langsung turut memberikan perlindungan akan penyakit serius pada orang-orang yang memang tidak bisa divaksin.

4.Membantu Memutus Rantai Penyebaran Penyakit
Melakukan vaksin sesuai dengan kebutuhan berarti kamu sudah membantu memutus rantai penyebaran penyakit. Misalnya, mendapatkan vaksin COVID-19 baik vaksin pertama, kedua, maupun vaksin ketiga sebagai tambahan. Vaksin membantu memberikan perlindungan pada tubuh sehingga angka positif corona dapat ditekan.
Tak hanya itu, ada pula beberapa jenis vaksin yang memang baru bisa didapat setelah usia dewasa. Misalnya, penyakit herpes zoster yang lebih berisiko terjadi pada orang-orang dewasa yang berusia 60 tahun atau lebih. Bisa jadi kamu belum mendapatkan vaksin lengkap saat anak-anak, belum lagi dengan perkembangan vaksin yang terus dilakukan.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. 12 Causes Why Adults Want Vaccines.
British Columbia. Diakses pada 2022. Why do adults want vaccines?