Tag: Diurut

Sakit Punggung gegara Saraf Kejepit, Boleh Nggak Sih Diurut? Kata Dokter Begini

Jakarta

Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan sebuah masalah kesehatan yang terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang terdorong keluar dan menekan saraf tulang belakang. Kondisi ini umumnya terjadi pada punggung bagian bawah dan leher hingga menyebabkan rasa nyeri pada punggung pasien.

Dalam banyak kasus, masyarakat yang mengalami saraf terjepit menjalani prosedur urut untuk menyembuhkan masalahnya. Namun, apakah mengurut bagian tubuh yang nyeri akibat saraf terjepit dapat menyembuhkan?

Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi dr Omar Luthfi, SpOT(Ok)-Backbone menjelaskan bahwa mengurut memijat tidak dapat menyembuhkan saraf kejepit. Bahkan, masalah saraf kejepit bisa menjadi lebih parah bila dilakukan pemijatan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pemijatan itu sebenarnya hanya bisa mengurangi rasa sakit. Tetapi tidak dapat menghilangkan sumber rasa sakit,” ucap dr Omar ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

dr Omar menuturkan bahwa pemijatan masih boleh dilakukan apabila nyeri yang ditimbulkan berasal dari otot. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui sumber nyeri punggungnya terlebih dahulu sebelum melakukan penanganan.

“Pijatan memang secara umum bisa membuat otot-otot kita lebih rileks,” sambungnya.

Kalau Terapi Kretek-kretek Boleh Nggak?

dr Omar menjelaskan bahwa bunyi yang muncul dari sendi-sendi terjadi akibat adanya gelembung udara dalam rongga-rongga sendi. Ketika sendi digerakkan, maka gelembung di dalam sendi tersebut bisa pecah dan berbunyi.

Ia menuturkan bahwa menyembunyikan sendi atau ruas-ruas tulang belakang hanya memberikan rasa nyaman tanda ada manfaat kesehatan lainnya. dr Omar menambahkan bahwa ‘kretek-kretek’ tulang punggung boleh dilakukan selama tidak memiliki masalah tulang belakang yang parah.

“Kalau dia tidak ada gangguan serius yang ada pada tulang belakang ya sebenarnya tidak apa-apa. Makanya kalau orang yang habis kretek-kretek itu kan badannya biasanya lebih enak gitu,” ujar dr Omar.

“Soal pengobatan kretek-kretek kalau sakitnya hebat banget itu kata saya jangan dikretek-kretek ya. Mendingan ke dokter dulu deh, dilihat dulu kondisinya diperiksa. Kalau misalnya dia memang masalah otot aja mau di chiropractic atau pijat nggakpapa ya. Kalau salah, takutnya nambah trauma,” pungkasnya.

Simak Video “KuTips: Pijat di Titik Ini untuk Atasi Mabuk Perjalanan Saat Mudik
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Jangan Diurut! Dokter Ungkap Nyeri Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Kanker Tulang


Jakarta

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang lebih memilih ke tukang urut untuk mengatasi nyeri atau pegal di tulang dan sendi. Padahal nyeri pada tulang tak bisa sembarangan diurut karena bisa jadi merupakan gejala awal kanker tulang.

Spesialis ortopedi dan traumatologi serta konsultan onkologi ortopedi dr Yogi Prabowo, SpOT(Ok) Onk dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut tidak sedikit pasien osteosarkoma yang datang dengan keluhan benjolan dan patah kemudian gejalanya memburuk karena diurut.

“Budaya kita itu apa apa diurut, itu nggak bener,” ujar dr Yogi saat ditemui detikcom di RSCM, Senin (18/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Urut itu kan tindakan traumatik, kalau pada kasus ada tumor, dikasi traumatik, menimbulkan radang semakin berat. Kalau patah, ditambah urut, bisa cedera di pembuluh darah, saraf,” sambungnya.

Kanker tulang osteosarkoma sendiri merupakan jenis tumor tulang yang sifatnya ganas dan pertumbuhannya cepat. Karena pertumbuhan tumor osteosarkoma termasuk ganas, pembentukannya bisa cepat.

Penyakit ini umumnya banyak dialami oleh anak dan remaja. Osteosarkoma paling sering ditemukan di sekitar lutut, bahu, dan daerah sendi.

“Gejala awal itu nyeri. Segera periksakan ke dokter jangan sampai ketahuannya sudah gede,” ujar dr Yogi.

Bengkak dan nyeri adalah gejala awal osteosarkoma yang harus diwaspadai. Ciri-cirinya adalah nyeri yang bersifat progresif, artinya rasa sakit tak kunjung hilang bahkan setelah minum obat pereda nyeri.

“Setelah nyeri, dia akan timbul benjolan. Lalu bisa jadi patah karena (tulangnya) lemah,” bebernya.

Oleh karena itu, sangat penting melakukan pemeriksaan ke dokter sebelum pergi ke tukang urut. Apalagi jika gejala yang dirasakan tidak kunjung sembuh meski sudah meminum obat.

Simak Video “Kemenkes Bantah soal Polusi Sengaja Dibuat untuk Munculkan Pandemi 2.0
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Ada Benjolan di Sendi? Jangan Sembarangan Diurut, Bisa Sefatal Ini Efeknya


Jakarta

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang kerap dialami oleh anak-anak dan remaja. Kasus osteosarkoma umumnya terjadi pada anak berusia 10-20 tahun.

Walaupun jumlah kasus osteosarkoma terbilang jarang, namun kanker tulang jenis ini menjadi salah satu yang paling agresif dan mudah menyebar.

Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) Prof DR Dr Ferdiansyah, SpOT(Ok) menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada penyebab pasti dari penyakit kanker tulang sehingga pencegahannya sulit dilakukan.

Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk dilakukan agar penanganan efektif dapat dilakukan segera sebelum kondisi kanker tulang menjadi makin parah.

“Kanker tulang ini tidak bisa dicegah ya karena belum jelas penyebab pastinya. Oleh karena itu deteksi dini itu sangatlah penting,” ucap Prof Ferdiansyah dalam sebuah konferensi pers, Selasa (4/7/2023).

“Bisa disebabkan faktor genetik, faktor lingkungan, adanya polusi, dan jangan lupa banyak makan makanan cepat saji juga bisa mengandung karsinogen,” sambungnya.

Lebih lanjut, Prof Ferdiansyah menjabarkan beberapa langkah deteksi dini yang bisa dilakukan orang tua pada anak. Menurutnya gejala awal yang bisa muncul dari penyakit kanker tulang adalah nyeri tanpa sebab, disertai benjolan yang umumnya muncul di sendi atau tulang.

“Gejalanya itu ada dua, yaitu nyeri tanpa sebab dan benjolan yang muncul. Kalau ada gejala seperti itu segera pergi ke dokter dan jangan ke tukang urut,” ucap Prof Ferdiansyah.

“Biasanya nyeri yang timbul itu susah hilang walau sudah diterapi kalau kanker tulang. Jadi harus segera diperiksakan ke dokter,” jelasnya.

Prof Ferdiansyah mengatakan bahwa jika kaki terlanjur diurut, ada kemungkinan tumor justru membesar dan menyebar.

“Kalau terlanjur diurut kita harus pembelajaran ke masyarakat, kalau ada kanker ini jangan diurut,” kata Prof Ferdiansyah.

“Ini ada dua akibat, akibat pertama dia bisa menyebar ke tempat lain atau tumornya makin membesar,” pungkasnya.

Simak Video “Waspada Kanker Mata
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)