Jakarta

Pada kehamilan yang sehat, biasanya sel telur yang dibuahi akan menempel pada lapisan rahim. Namun pada kehamilan ektopik, sel telur menempel di suatu tempat di luar rahim.

Pelajari penyebab kehamilan ektopik dan gejala yang muncul berikut ini.

Apa Itu Kehamilan Ektopik?

Dikutip dari laman Nationwide Well being Companies (NHS), kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi akibat sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seringnya di dalam sel telur justru menempel tuba falopi, saluran yang membawa sel telur dari ovarium ke rahim. Oleh sebab itu, jenis kehamilan ektopik disebut juga kehamilan tuba.

Namun, terkadang kehamilan ektopik juga terjadi di space tubuh lain seperti, bagian bawah rahim (leher rahim) yang terhubung ke vagina, ovarium, atau rongga perut.

Penyebab Kehamilan Ektopik

Adanya ketidakseimbangan hormon atau perkembangan irregular sel telur yang telah dibuahi juga mungkin berperan menjadi akar penyebab kehamilan ektopik.

Dilansir laman Mayo Clinic, lebih lanjut berikut merupakan faktor risiko yang menjadi akar penyebab kehamilan ektopik:

1. Pilihan Alat kontrasepsi

Kemungkinan hamil saat menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) itu jarang terjadi. Namun, jika seseorang hamil saat menggunakan alat IUD, biasanya kehamilan tersebut terjadi di luar kandungan.

Dalam hal ini, ligasi tuba yang merupakan metode kontrasepsi permanen yang dikenal sebagai “mengikat tuba”, juga akan meningkatkan risiko jika seseorang hamil setelah prosedur ini.

2. Merokok

Kebiasaan merokok sesaat sebelum hamil menjadi faktor penyebab risiko kehamilan ektopik. Jadi, semakin banyak merokok, maka semakin besar risikonya.

3. Riwayat Kehamilan Ektopik Sebelumnya

Jika seseorang pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, maka kemungkinan besar dia juga bisa akan hamil lagi dengan kondisi ini.

Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia juga bisa menyebabkan peradangan pada saluran tuba falopi, dan organ lain di sekitarnya.

Oleh sebab itu, infeksi tersebut akan berperan dalam meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

5. Perawatan Kesuburan

Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa wanita yang menjalani program bayi tabung (IVF) atau perawatan serupa akan lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik.

Infertilitas (gangguan kesuburan) itu sendiri turut meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

6. Operasi Tuba yang Rusak/Tertutup

Kehamilan ektopik terjadi akibat sel telur yang telah dibuahi tersangkut dalam perjalanannya ke rahim, yang biasanya karena tuba falopi rusak akibat peradangan atau cacat.

Pembedahan untuk memperbaiki saluran tuba yang rusak tertutup atau rusak juga bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik juga tidak selalu menimbulkan gejala. Biasanya tanda hanya bisa dideteksi saat pemeriksaan kehamilan rutin.

Apabila memang memiliki gejala, biasanya gejala kehamilan ektopik cenderung berkembang antara minggu ke-4 dan ke-12 kehamilan.

Beberapa tanda dan gejala yang dirasakan saat hamil ektopik, meliputi:

  • Sakit perut khususnya di bagian bawah (satu sisi)
  • Telat haid dan tanda-tanda kehamilan lainnya
  • Adanya pendarahan vagina atau muncul keputihan encer berwarna coklat
  • Nyeri di ujung bahu
  • Muncul rasa ketidaknyamanan saat buang air kecil atau besar

Namun, gejala-gejala di atas juga sejatinya belum tentu merupakan tanda adanya masalah serius. Bisa jadi hal itu disebabkan oleh masalah lain, contohnya sakit perut.

Apakah Kehamilan Ektopik Bisa Sembuh?

Dijelaskan dalam laman NHS, sayangnya kehamilan ektopik tidak bisa sembuh atau berjalan regular. Sehingga, kehamilan ektopik biasanya harus dihilangkan dan diobati dengan menggunakan obat atau operasi/pembedahan.

Karena sel telur tersangkut di dalamnya, tidak akan berkembang menjadi bayi.

Selain itu, jika kehamilan berlanjut maka jaringan yang tumbuh juga beresiko berbahaya karena bisa menyebabkan pendarahan yang bisa mengancam jiwa.

Kapan Harus ke Dokter?

segeralah untuk mendapatkan bantuan medis, apabila merasakan gejala kehamilan ektopik ekstrem dan parah, seperti:

  • Nyeri perut atau panggul yang parah dengan pendarahan di vagina
  • Sakit bahu atau sakit kepala ringan atau pusing yang ekstrem
  • Terlihat sangat pucat
  • Terlihat pucat dan terasa sangat pusing atau pingsan

Kehamilan ektopik bisa menyebabkan tuba falopi pecah. Jadi, tanpa pengobatan, pecahnya tuba yang tidak ditangani akan menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa.

Simak Video “Kenapa Obat Antibiotik Harus Dihabiskan?
[Gambas:Video 20detik]
(khq/inf)