Tag: Halu

Kondisi Misterius Pria yang Tiap Hari Dejavu, Sering Dianggap Halu


Jakarta

Seorang pria berusia 80 tahun di New South Wales, Australia mengalami kondisi langka yang disebut dengan deja vecu. Kondisi ini menyebabkan pria tersebut menganggap peristiwa hidupnya berulang.

Deja vecu juga pernah diangkat dalam sebuah movie Hollywood yang berjudul Groundhog Day.

Deja vecu sendiri merupakan komplikasi dari penyakit Alzheimer. Kondisi ini merupakan kesan persisten bahwa setiap pertemuan baru hanya pengulangan dari pengalaman sebelumnya.

Fenomena ini dicatat dalam jurnal BMJ Case Studies pada Mei lalu. Dalam jurnal tersebut, pria yang tidak disebutkan identitasnya ini meyakini bahwa ia sedang mengulangi hari yang sama berulang kali. Sementara, keluarganya telah meyakini bahwa hal yang dialami merupakan imajinasinya saja.

Kepada tim peneliti, pria pengidap deja vecu ini mengatakan bahwa setiap hari adalah pengulangan dari hari sebelumnya. Di mana pun ia pergi, orang-orang yang sama berada di sisi jalannya dan orang yang sama turun dari mobil dengan pakaian yang sama, membawa barang yang sama, mengatakan hal yang sama, tidak ada sesuatu yang baru.

Jurnal tersebut mengatakan, lansia ini menghubungi seorang teknisi TV lantaran ia mengira televisinya selalu menayangkan berita yang sama secara berulang. Pada saat membaca juga ia merasa bahwa e-readernya (alat membaca buku elektronik) rusak dan selalu menampilkan halaman buku yang sama.

Para ilmuwan tidak tahu persis hal apa yang memicu terjadinya deja vecu. Akan tetapi beberapa orang dari tim peneliti berpikir bahwa kejadian ini berhubungan dengan disfungsi hipokampus atau bagian otak yang membantu mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang.

Pria tersebut sering tidak mengerti apa yang terjadi padanya dan mungkin ia mengembangkan keyakinan palsu delusi untuk membenarkan persepsinya. Pada saat pemeriksaan cairan serebrospinal pada pria tersebut, dokter menemukan kadar protein amiloid beta-42 yang rendah tetapi kadar protein tau yang tinggi. Hal ini menunjukkan adanya penyakit Alzheimer.

Pihak keluarga sudah bersikap biasa saja dalam menanggapi hal yang dialami pria tersebut. Tetapi, mereka sudah tidak bisa meyakinkan terkait hal yang dialami pria ini hanyalah imajinasi.

Dua tahun setelah timbulnya deja vecu, gejala recollective confabulation (RC) pada memori otaknya masih sering mengganggu. Tim medis memperingatkan agar pria tersebut harus tetap tinggal dalam rumah dan dilakukan perawatan mandiri, serta selalu berada dalam pengawasan keluarganya.

Simak Video “7 Kombinasi Vaksin Covid-19 untuk Booster Kedua Lansia
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/kna)

Fakta Terbaru Kompetisi Seks di Swedia, Ternyata ‘Halu’ Semata

Jakarta

Media sosial digemparkan kabar bahwa Swedia mendeklarasikan seks sebagai cabang olahraga dan akan dikompetisikan secara resmi. Belakangan terungkap, rencana tersebut mendapat penolakan.

Media lokal Goteborgs-Posten mengabarkan, Asosiasi Seks Swedia merupakan pihak yang semula menggagas rencana tersebut. Mereka ingin mendaftarkan diri sebagai bagian dari konfederasi sport nasional.

Namun dikabarkan, permohonan tersebut telah ditolak. Dalam sebuah siaran pers, disebutkan alasan utama penolakan adalah permohonan asosiasi tersebut tidak lengkap.

“Federasi seks Swedia telah mengirimkan pendaftaran untuk menjadi anggota konfederasi sport nasional,” tulis siaran pers tersebut.

Dijelaskan pula, permohonan yang diajukan tidak dapat diperiksa karena tidak memenuhi ketentuan.

“Permohonan tersebut karenanya ditolak tanpa pemeriksaan kelayakan,” tegas siaran tersebut.

Lalu dari mana kabar heboh tersebut berawal?

Permohonan asosiasi seks Swedia untuk menjadi bagian dari federasi olahraga setempat memang sempat diajukan. Pendirinya, Dragan Bractic, adalah seorang pengusaha stip clup di space Jonkoping, dan menginginkan seks jadi bagian dari olahraga.

Karenanya, ia mendaftarkan asosiasinya pada Januari 2023.

“Kami mendaftar, punya organisasi dan benar-benar oke untuk latihan dan berkompetisi dalam seks, jadinya ini seperti olahraga yang lain,” kata Bratic kepada P4 Jonkoping.

Meski demikian, pimpinan federasi olahraga Swedia Bjorn Eriksson sejak awal meragukan permohonan tersebut.

“Tidak akan memenuhi ketentuan kami dan saya bisa informasikan bahwa permohonan tersebut akan ditolak,” tegasnya pada P4 Jonkoping.

NEXT: Viral seks jadi olahraga

Simak Video “Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
[Gambas:Video 20detik]