Tag: Infeksi

Kasus Langka! Remaja 15 Tahun Lumpuh Pita Suara gegara Infeksi COVID-19


Jakarta

Seorang remaja berusia 15 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat, mengidap kelumpuhan pada pita suaranya setelah terinfeksi COVID-19. Adapun kasus langka ini dipublikasikan di Jurnal Medis Pediatrics.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu awalnya pergi ke ruang gawat darurat (UGD) di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dengan mengeluhkan gejala gangguan pernapasan setelah sembilan hari didiagnosis COVID-19.

Pemeriksaan dengan endoskopi menunjukkan adanya kelumpuhan pita suara bilateral, yaitu imobilitas kedua pita suara yang terdapat pada laring atau kotak suara. Para dokter kemudian menyimpulkan kelumpuhan ini kemungkinan merupakan efek hilir dari virus COVID-19, ketika pemeriksaan ekstensif tidak menemukan penyebab lain.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus tersebut, yang dipresentasikan pada tanggal 19 Desember di jurnal Pediatrics, menunjukkan bahwa kelumpuhan pita suara mungkin merupakan komplikasi virus yang berhubungan dengan sistem saraf (neuropatik), selain komplikasi neurologis yang sudah umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

“Mengingat betapa umum virus ini terjadi pada anak-anak, potensi komplikasi yang baru diketahui ini harus dipertimbangkan pada setiap anak yang mengalami keluhan pernapasan, berbicara, atau menelan setelah prognosis COVID-19 baru-baru ini,” kata penulis pertama Danielle Reny Larrow M D, residen di Departemen THT-Bedah Kepala dan Leher di Mass Eye and Ear.

“Hal ini sangat penting karena keluhan tersebut dapat dengan mudah dikaitkan dengan prognosis yang lebih umum seperti asma,” imbuhnya.

Selama di rumah sakit, remaja itu menjalani serangkaian tes diagnostik terperinci dari dokter, termasuk pemeriksaan darah, pencitraan, analisis cairan serebrospinal dan konsultasi dengan ahli THT, neurologi, psikiatri, patologi bahasa bicara, serta bedah saraf.

Ketika terapi wicara gagal meringankan gejalanya, dokter kemudian melakukan trakeostomi, yakni sebuah lubang yang dibuat melalui pembedahan pada tenggorokan untuk meringankan kesulitan bernapas pasien.

Remaja tersebut tetap bergantung pada trakeostomi selama lebih dari 13 bulan setelah pengobatan awal. Artinya, kondisi yang dialaminya itu kemungkinan tidak bersifat sementara.

Dokter kemudian dapat melepaskan trakeostomi tersebut 15 bulan setelah pemasangannya dan tepat pada saat pasien lulus SMA.

“Dia mengadakan pesta promenade seniornya satu setengah tahun setelah dia kehilangan fungsinya, dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan pergi ke pesta promenade dengan trakeostomi yang dilakukan,” kata penulis senior Christopher Hartnick, M D, direktur Divisi Otolaringologi Anak dan Pusat Saluran Napas, Suara, dan Menelan Anak di Mata dan Telinga Massal.

“Kami memutuskan untuk melakukan intervensi sehingga dia bisa lulus SMA dan pergi ke pesta promenade tanpa trakeostomi, dan dia melakukannya,” lanjutnya lagi.

Neuropati pasca-virus diketahui sebagai penyebab kelumpuhan pita suara, dan terdapat beberapa laporan kelumpuhan pada salah satu atau kedua pita suara orang dewasa sebagai komplikasi infeksi SARS-CoV-2. Kasus yang dialami remaja ini merupakan laporan komplikasi pertama di dunia.

Jenis komplikasi ini biasanya tidak terjadi pada individu muda dan sehat, terlebih terdapat lebih dari 15 juta kasus infeksi SARS-CoV-2 pada anak yang dilaporkan.

“Melihat seorang siswa sekolah menengah yang muda, sehat, dan bersemangat tiba-tiba kehilangan salah satu saraf kranialnya yang penting sehingga mereka tidak dapat bernapas adalah hal yang sangat tidak biasa dan memerlukan beberapa analisis,” imbuh Hartnick.

“Fakta bahwa anak-anak sebenarnya dapat mengalami efek neurotropik jangka panjang akibat COVID-19 adalah sesuatu yang penting untuk diwaspadai oleh komunitas anak-anak yang lebih luas agar dapat merawat anak-anak kita dengan baik,” imbuhnya.

Simak Video “Covid-19 Kembali Ngegas, Perlukah Pakai Masker Lagi?
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Ilmuwan Temukan Virus Mpox Makin ‘Ganas’, Lebih Mudah Infeksi Manusia


Jakarta

Para ilmuwan khawatir jenis cacar monyet atau Mpox yang lebih menular akan muncul karena terus bermutasi dan menyebar antarmanusia. Para peneliti di Inggris mengatakan bahwa virus tersebut kini bermutasi pada tingkat yang jauh lebih tinggi, dibandingkan tahun 2018.

Analisis mereka menunjukkan bahwa mutasi terutama difokuskan pada gen yang diserang oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk menghentikan virus agar tidak bermutasi. Hal ini bisa membantu menghindari kekebalan.

Tim juga memperkirakan cacar monyet, atau mpox, telah menyebar ke manusia setidaknya sejak tahun 2016, atau enam tahun sebelum wabah saat ini. Hal ini diungkapkan oleh para penulis dari Universitas Edinburgh.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Meskipun garis keturunan B.1 di seluruh dunia kini telah berkurang, meski belum diberantas, epidemi pada manusia yang menjadi asal muasalnya terus berlanjut,” tulis mereka yang dikutip dari Every day Mail, Senin (6/11/2023).

“Pengamatan terhadap penularan Mpox yang berkelanjutan ini menunjukkan perubahan mendasar terhadap persepsi mpox, sebagai penularan dari hewan ke manusia. Mereka menyoroti perlunya merevisi pesan kesehatan masyarakat seputar mpox serta manajemen dan pengendalian wabah,” jelasnya.

Menurut para ilmuwan, virus yang menyebar di antara manusia akan membantu mereka memperbanyak salinan dirinya sendiri. Hal itu meningkatkan risiko munculnya mutasi baru yang dapat membuat jenis virus tersebut lebih mampu menularkan atau menjadi lebih berbahaya.

Dalam studi mereka yang dipublikasikan di jurnal Science, para peneliti membandingkan urutan mpox dari tahun 2018 hingga 2022. Mereka menemukan tingkat mutasi meningkat pesat yang menurut mereka menunjukkan penularan berkelanjutan dari manusia ke manusia.

Mereka menemukan mutasi terfokus pada space genom yang ditargetkan oleh enzim sistem kekebalan tubuh manusia yang dikenal sebagai APOBEC3. Ini mampu mengubah foundation dalam kode genetik yang menghambat kemampuan virus untuk bereplikasi.

Para ilmuwan mengatakan perubahan berulang pada gen ini juga menandakan penularan mpox dari manusia ke manusia yang berkelanjutan, bukan peristiwa penularan yang berulang. Jam molekuler mereka menggunakan garis keturunan B.1 dari mpox, yang merupakan jenis di balik wabah yang sedang berlangsung di antara manusia.

Simak Video “Tambah 1 Kasus Cacar Monyet, Pasien Punya Riwayat Perjalanan
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Edukasi Awam tentang Infeksi Jamur pada Kulit dalam Rangka Fungal Illness Awarness Week 2023

Jumat, 22 September 2023 PKRS RSUD dr. Soewandhie bersama dr. Spesialis Kulit – Kelamin dan Kosmetik Medis yaitu dr. Desy Hinda Pramita, Sp.KK, dr. Ita Puspita Dewi Sp.KK dan dr. Maria Ulfa Sheilaadji, dan dr. Dhani sebagai dokter tamu mengadakan kegiatan edukasi awam serantak yang diprakarsai oleh KSDMI PERDOSKI tentang Infeksi Jamur pada Kulit dalam rangka Fungal Illness Awarness Week 2023 yang juga di assist oleh Dokter Muda (DM) dari Universitas Ciputra. kegiatan tersebut dilaksanakan di lantai 1 Gedung lama RSUD dr. M. Soewandhie space ruang tunggu laboratorium dan radiologi. acara dimulai dari jam 8.00 WIB sampai dengan 9.00 WIB.

materi yang disampaikan juga sangat tidak asing oleh masyarakat umum yaitu tentang infeksi jamur seperti (kadas/kurap, panu, dan kutu air) menjadikan antusiasme pengunjung sangat tinggi. hal ini tampak pada setiap materi yang disampaikan pengunjung baik materi pertama sampai ketiga banyak yang ingin bertanya bahkan tidak mau melewatkan kesempatan,pengunjung juga sekaligus konsultasi tentang penyakit yang dideritanya khususnya penyakit infeksi kulit.

Materi pertama tentang infeksi jamur yaitu Tinea Corporis & Cruris atau dalam keseharian kita bisa sebut Kadas/Kurap.

Kontak langsung dengan manusia, hewan yang  terinfeksi, tanah yang terkontaminasi jamur, atau dapat melalui serpihan jamur pada handuk/benda lain

Pakaian ketat, Kondisi hangat & lembab, Pemukiman padat, Kondisi tubuh lemah, Kontak dengan orang atau hewan sakit

Gatal, Bercak merah berbentuk bulat/ lonjong, disertai sisik, dan tepi lebih merah, Bercak merah dapat >1 buah, bila bergabung membentuk polisiklik (tepi bercak sambung menyambung seperti gambaran bunga).

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

Pengobatan antijamur oles : krim/salep, Pengobatan antijamur minum (bila bercak luas), Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, Hindari menggunakan handuk/pakaian bersama dengan orang lain, Memutus rantai penularan, Menghindari faktor risiko

Materi kedua tentang infeksi jamur yaitu Pitiriasis Versikolor atau dalam keseharian kita bisa sebut Panu.

Infeksi jamur pada kulit luar oleh Malassezia yang merupakan organisme regular di kulit

      • Lingkungan panas dan lembab
      • Produksi kelenjar minyak yang meningkat saat pubertas
      • Keringat berlebih
      • Konsumsi kortikosteroid
      • Kelebihan/kekurangan gizi
      • Bercak putih/kecokelatan/merah, dengan sisik halus, dapat tersebar/menyatu, terutama di tubuh bagian atas dan lengan atas
      • Terkadang disertai gatal terutama saat berkeringat 

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

      • Pengobatan antijamur oles : krim, shampo.
      • Pengobatan antijamur minum (pada kasus yang sering kambuh)
      • Menghindari faktor risiko

Materi ketiga tentang infeksi jamur yaitu Tinea Pedis atau dalam keseharian kita bisa sebut Kutu air.

Kontak langsung dengan manusia, hewan yang  terinfeksi, tanah yang terkontaminasi jamur, atau dapat melalui serpihan jamur pada handuk, kaus kaki, dan sepatu

      • Higienitas yang kurang (tidak mengganti kaus kaki, tidak mencuci kaki)
      • Pemakaian sepatu tertutup
      • Aktivitas fisik yang tinggi
  • Gatal
  • Bercak merah disertai sisik pada sela jari, telapak kaki, dan punggung kaki
  • Lepuhan pada kulit kaki
  • Luka pada kulit kaki
  • Perubahan warna hingga kerusakan kuku

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

  • Pengobatan antijamur oles : krim/salep
  • Pengobatan antijamur minum (bila bercak luas)
  • Menjaga kebersihan kaki dengan mencuci dan mengeringkan kaki setelah aktivitas
  • Mengganti kaus kaki minimal 1 kali 1 hari
  • Melepas sepatu bila sedang beristirahat

Ressa Herlambang Dibawa ke RS Imbas Infeksi Ginjal, Sempat Dehidrasi-Muntah


Jakarta

Penyanyi Ressa Herlambang baru-baru ini dilarikan ke RS karena mengalami infeksi ginjal dan usus. Ia mengaku sempat tak sadarkan diri selama dua hari akibat penyakit tersebut.

Ressa membagikan kabar terbaru terkait kesehatannya di media sosial Instagram. Dalam video yang diunggahnya, penyanyi berusia 36 tahun itu mengatakan sempat merasakan beberapa gejala sebelum dibawa ke RS. Di antaranya yakni sakit kepala, dehidrasi, dan muntah-muntah.

“Aku seperti kayak kekurangan cairan gitu, dan buang-buang air, dan muntah-muntah,” ujar Ressa dalam video yang diunggahnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ressa mengatakan sebelumnya dia memang memiliki masalah di kepala akibat kekurangan oksigen.

“Memang sebelumnya aku ada masalah di kepalaku karena aku sedikit kekurangan oksigen, dan ini juga lagi rawat jalan. Karena aku hampir nggak sadar aku dikasih alat pacu jantung supaya tetap kesadaran aku stabil,” imbuhnya.

Selama di rumah sakit, Ressa sempat tak sadarkan diri selama dua hari karena kondisi tubuhnya yang sangat lemas.

“Kondisi aku lemas banget, aku sempat tak sadarkan diri selama dua hari. Akhirnya aku diinfus lagi untuk kedua kalinya di rumah sakit,” katanya.

Setelah melakukan pemeriksaan radiologi, dokter menemukan Ressa mengalami infeksi pada ginjal dan ususnya. Namun, kondisinya tidak membahayakan.

Ressa pun kini sudah dipindahkan dari ruang IGD ke ruang perawatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Ressa pun mendapat banyak dukungan dari para netizen yang mendoakan kesembuhannya.

“Terima kasih doa dan help dukungan dari temen temen semua .. Allah bales doa dan kebaikan kalian berkali kali lipat amiin. Allahuma amiin,” pungkasnya.

Simak Video “Penjelasan Psikolog soal Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Edukasi Awam tentang Infeksi Jamur pada Kulit dalam Rangka Fungal Illness Awarness Week 2023

Jumat, 22 September 2023 PKRS RSUD dr. Soewandhie bersama dr. Spesialis Kulit – Kelamin dan Kosmetik Medis yaitu dr. Desy Hinda Pramita, Sp.KK, dr. Ita Puspita Dewi Sp.KK dan dr. Maria Ulfa Sheilaadji, dan dr. Dhani sebagai dokter tamu mengadakan kegiatan edukasi awam serantak yang diprakarsai oleh KSDMI PERDOSKI tentang Infeksi Jamur pada Kulit dalam rangka Fungal Illness Awarness Week 2023 yang juga di help oleh Dokter Muda (DM) dari Universitas Ciputra. kegiatan tersebut dilaksanakan di lantai 1 Gedung lama RSUD dr. M. Soewandhie space ruang tunggu laboratorium dan radiologi. acara dimulai dari jam 8.00 WIB sampai dengan 9.00 WIB.

materi yang disampaikan juga sangat tidak asing oleh masyarakat umum yaitu tentang infeksi jamur seperti (kadas/kurap, panu, dan kutu air) menjadikan antusiasme pengunjung sangat tinggi. hal ini tampak pada setiap materi yang disampaikan pengunjung baik materi pertama sampai ketiga banyak yang ingin bertanya bahkan tidak mau melewatkan kesempatan,pengunjung juga sekaligus konsultasi tentang penyakit yang dideritanya khususnya penyakit infeksi kulit.

 

Materi pertama tentang infeksi jamur yaitu Tinea Corporis & Cruris atau dalam keseharian kita bisa sebut Kadas/Kurap.

Kontak langsung dengan manusia, hewan yang  terinfeksi, tanah yang terkontaminasi jamur, atau dapat melalui serpihan jamur pada handuk/benda lain

Pakaian ketat, Kondisi hangat & lembab, Pemukiman padat, Kondisi tubuh lemah, Kontak dengan orang atau hewan sakit

Gatal, Bercak merah berbentuk bulat/ lonjong, disertai sisik, dan tepi lebih merah, Bercak merah dapat >1 buah, bila bergabung membentuk polisiklik (tepi bercak sambung menyambung seperti gambaran bunga).

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

Pengobatan antijamur oles : krim/salep, Pengobatan antijamur minum (bila bercak luas), Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, Hindari menggunakan handuk/pakaian bersama dengan orang lain, Memutus rantai penularan, Menghindari faktor risiko

Materi kedua tentang infeksi jamur yaitu Pitiriasis Versikolor atau dalam keseharian kita bisa sebut Panu.

Infeksi jamur pada kulit luar oleh Malassezia yang merupakan organisme regular di kulit

      • Lingkungan panas dan lembab
      • Produksi kelenjar minyak yang meningkat saat pubertas
      • Keringat berlebih
      • Konsumsi kortikosteroid
      • Kelebihan/kekurangan gizi
      • Bercak putih/kecokelatan/merah, dengan sisik halus, dapat tersebar/menyatu, terutama di tubuh bagian atas dan lengan atas
      • Terkadang disertai gatal terutama saat berkeringat 

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

      • Pengobatan antijamur oles : krim, shampo.
      • Pengobatan antijamur minum (pada kasus yang sering kambuh)
      • Menghindari faktor risiko

Materi ketiga tentang infeksi jamur yaitu Tinea Pedis atau dalam keseharian kita bisa sebut Kutu air.

Kontak langsung dengan manusia, hewan yang  terinfeksi, tanah yang terkontaminasi jamur, atau dapat melalui serpihan jamur pada handuk, kaus kaki, dan sepatu

      • Higienitas yang kurang (tidak mengganti kaus kaki, tidak mencuci kaki)
      • Pemakaian sepatu tertutup
      • Aktivitas fisik yang tinggi
  • Gatal
  • Bercak merah disertai sisik pada sela jari, telapak kaki, dan punggung kaki
  • Lepuhan pada kulit kaki
  • Luka pada kulit kaki
  • Perubahan warna hingga kerusakan kuku

cara pencegahannya adalah menghindari dari segala bentul penularan yang telah disebutkan diatas dan faktor resikonya

  • Pengobatan antijamur oles : krim/salep
  • Pengobatan antijamur minum (bila bercak luas)
  • Menjaga kebersihan kaki dengan mencuci dan mengeringkan kaki setelah aktivitas
  • Mengganti kaus kaki minimal 1 kali 1 hari
  • Melepas sepatu bila sedang beristirahat

Infeksi gegara Suntik Perbesar Mr P Pakai Minyak Kemiri, Masih Bisa Sembuh?


Jakarta

Belakangan ramai soal kasus dua pria di Parepare, Sulawesi Selatan, yang nekat menyuntikkan minyak kemiri ke alat kelaminnya. Keduanya menyuntikkan minyak tersebut untuk memperbesar penis.

Menurut laporan Kabag SDM RS Hasri Ainun Habibie Parepare Abdu Risal, salah satu pasien berinisial MH datang ke RS dengan keluhan penis bernanah dengan bentuk tak beraturan. Sementara satu pasien lainnya dirawat di rumah sakit yang berbeda.

Saat ini keduanya pasien dikabarkan tengah menjalani perawatan intensif. Lantas, kondisi seperti ini masih bisa sembuh?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spesialis urologi dr Irfan Wahyudi SpU, Kepala Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengatakan memasukkan cairan tertentu atau minyak di bawah kulit penis akan menimbulkan efek samping berupa proses peradangan atau infeksi, serta proses pembentukan jaringan parut yang mengakibatkan jaringan menjadi kaku, keras, dan tak elastis.

“Selain itu, adanya perubahan pada struktur jaringan penis akibat penyuntikan tersebut akan menyulitkan pengembangan korpus kavernosum yang merupakan organ erektil penis yang mengembang saat ereksi. Hal ini bisa mengganggu proses ereksi dan menimbulkan efek nyeri,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (11/9/2023).

Adapun kesembuhan tergantung seberapa besar kerusakan yang terjadi imbas penyuntikkan penis tersebut. Apabila menyebabkan kerusakan yang sangat parah, kemungkinan bisa meninggalkan ‘bekas’. Sebaliknya, apabila kerusakan yang dialami tak terlalu parah, kesembuhan secara complete mungkin bisa terjadi.

Penanganannya juga tergantung pada kondisi yang dialami. Pada kasus infeksi, penanganan yang dilakukan berupa terapi pemberian antibiotik. Sementara pada pembentukan jaringan parut yang keras dan mengganggu ereksi, penanganan dapat berupa pengangkatan atau eksisi jaringan tersebut.

“Jaringan yg diangkat tersebut akan digantikan dengan flap/ tandur atau digantikan dengan kulit dari kulit sekitarnya agar bisa memulihkan kembali fungsinya,” katanya.

“Dengan demikian harapannya fungsi penis akan bisa kembali regular meskipun juga sangat tergantung seberapa luas kerusakan yang terjadi,” sambungnya lagi.

Simak Video “Klinik Pengobatan Mak Erot Juga Bisa Tangani Keluhan Mr P Patah
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Gadis 19 Tahun Hampir Tewas gegara Infeksi Otak usai Pencet Jerawat


Jakarta

Seorang gadis remaja di China mengalami infeksi parah di otaknya setelah dia memencet jerawat di hidungnya dengan tangannya. Nyawanya bahkan hampir terenggut karena memencet jerawat.

Diberitakan Dailymail, gadis 19 tahun bermarga Yang itu mengeluh sakit terus menerus di bawah kulit sekitar mata kanannya setelah memencet jerawat di hidungnya.

Dia dilarikan ke rumah sakit di provinsi China timur Zhejiang beberapa hari kemudian setelah mengalami demam. Sementara itu mata kanannya juga menjadi sangat bengkak.

Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosisnya dengan trombosis sinus kavernosus, gumpalan darah di sinus kavernosus, yaitu ruang berongga yang terletak di bawah otak, di belakang setiap rongga mata. Bekuan darah dapat terjadi ketika infeksi menyebar ke sinus kavernosus dari hidung, sinus, telinga, atau gigi.

Kondisi ini dapat mengancam jiwa bahkan dengan perawatan yang cepat. Sebanyak satu dari tiga orang dengan kondisi tersebut dapat meninggal,

BACA JUGA

Dokter mengatakan bahwa infeksi Yang terjadi setelah dia memencet jerawat di ujung hidungnya, bagian dari space yang dikenal sebagai ‘Segitiga Kematian’ atau ‘Triangle of Dying’. ‘Segitiga Kematian’ membentang dari ujung hidung ke titik di kedua sisi bibir, kira-kira di mana lesung biasanya muncul.

Pakar medis memperingatkan bahwa mengorek kulit di dalam zona ini dapat berdampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan.

“Gadis remaja itu dalam kondisi kritis saat dibawa ke rumah sakit,” kata Dr Han Kun, wakil direktur departemen neurologi, kepada Ningbo Night Information.

Dia mengalami demam 39 derajat Celcius sambil menunjukkan tanda-tanda berkembangnya meningitis. Beruntung setelah menerima serangkaian perawatan antibiotik, Yang dikatakan berada dalam kondisi stabil saat menjalani pemulihan di rumah sakit Ningbo.

BACA JUGA

Simak Video “Penjelasan Elon Musk Tentang Prosedur Pemasangan Chip Otak Miliknya
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

RSCM Ungkap Pemicu Meninggalnya Pria Obesitas 300 Kg, Alami Infeksi A number of


Jakarta

Pria obesitas ekstrem berbobot 300 kg asal Tangerang, Muhammad Fajri meninggal dunia pada Kamis (22/6/2023), pukul 01:25 WIB. Pihak RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut penyebab meninggalnya adalah infeksi a number of.

Fajri kurang lebih dirawat selama 14 hari oleh tim dokter yang terdiri dari 14 spesialis.

“Pada hari ini Kamis tanggal 22 Juni 2023 pasien atas nama MF telah meninggal dunia sekitar pukul 01.25 WIB dikarenakan infeksi a number of,” demikian konfirmasi RSCM melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom Kamis (22/6).

“Terapi multidisiplin yang terdiri dari dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, saraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya telah mengoptimalkan segala upaya untuk perawatan MF agar kembali
stabil,” sebutnya.

Fajri juga sebelumnya diberikan perawatan terapi antibiotik untuk mengobati infeksinya. Namun, kendala yang dihadapi selama perawatan adalah ukuran dan berat badan Fajri yang terlampau berlebih.

Dari mulai sulitnya mencari tempat tidur yang match dengan ukuran tubuh Fajri, hingga memposisikan tubuhnya, dan kesulitan melakukan prosedur diagnostik tertentu. “Tidak muat masuk MRI dan CT scan, dan lainnya.”

Tim pemulasaraan jenazah Instalasi Forensik dan Pemulasaraan Jenazah RSCM yang terdiri dari 18 orang melakukan proses pemulasaraan pada pukul 03:45 hingga 05:00 WIB.

“Berdasarkan konfirmasi pihak keluarga, jenazah rencananya akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo dan akan diberangkatkan setelah ada kepastian kesiapan liang lahat dan menggunakan mobil jenazah Rumah Duka RSCM.

“RSCM berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI Jakarta agar dapat dipersiapkan liang lahat dengan ukuran yang lebih dari standar,” pungkasnya.

Simak Video “Kondisi Terkini Pria Obesitas Asal Tangerang yang Dirawat di RSCM
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Infeksi Amoeba Pemakan Otak Meluas di AS, Bisa Sefatal Ini Efeknya

Jakarta

Infeksi amoeba pemakan otak mematikan dilaporkan semakin meluas di AS. Kini organisme tersebut dilaporkan telah terdeteksi di negara bagian AS utara, yang sebelumnya hanya dilaporkan di negara bagian AS selatan.

Berdasarkan laporan kasus yang diterbitkan 16 Mei dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Ohio, seorang wanita berusia 30-an dibawa ke rumah sakit di Midwestern lantaran tak sadarkan diri. Kondisi tersebut terjadi setelah ia mengalami gejala sakit kepala parah, sensitivitas cahaya, mual, dan kebingungan.

Awalnya, ia diduga mengalami meningitis bakteri atau radang otak yang disebabkan bakteri. Namun, selama diwawancarai, seorang perawat kesehatan masyarakat mengetahui bahwa pasien dan keluarganya telah pergi ke pantai danau air tawar empat hari sebelumnya. Ia juga sempat membenamkan kepalanya di bawah air.

Setelah dicek sampel serebrospinal atau cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, ternyata hasilnya negatif bakteri. Karenanya, tim medis menduga wanita tersebut mungkin terjangkit virus.

Namun, kondisi wanita tanpa diketahui identitasnya itu semakin memburuk. Tim medis yang merawatnya pun kebingungan hingga mencari penyebab potensial lainnya. Mereka pun menghubungi Biro Penyakit Menular di departemen kesehatan negara bagian tentang penyebab potensial lainnya, kemudian departemen tersebut menghubungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

CDC pun menduga bahwa kasus tersebut mungkin disebabkan oleh amoeba naegleria fowleri. Pihak CDC juga memberikan informasi tentang miltefosine, obat untuk membunuh spesies amoeba pemakan otak lainnya pada manusia.

“Pasien menanggapi pengobatan dengan baik. Dua minggu setelah timbulnya gejala, dia pulih dengan kerusakan saraf minimal dan dapat melanjutkan kehidupan berkualitas tinggi bersama keluarganya,” kata laporan itu, dikutip dari Reside Science.

Sebagaimana diketahui, naegleria fowleri merupakan amoeba yang menjadi biang kerok tren kasus infeksi ini di AS. Organisme bersel ini biasanya hidup secara bebas di tanah dan perairan, seperti sungai air tawar, danau, dan sumber mata air panas. Seperti halnya jenis amoeba lain, organisme ini memiliki ukuran sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat melalui mikroskop.

Dalam kasus yang jarang terjadi, amoeba dapat menyusup ke otak manusia dan sumsum tulang belakang melalui hidung. Jika sudah menginfeksi, amoeba ini dapat menyebabkan infeksi otak atau Major Amebic Meningoencephalitis (PAM). Kondisi ini dapat berakibat deadly, bahkan bisa berujung kematian.

Simak Video “Malaysia Dihantam Cuaca Panas Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)