Tag: KOTA

Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota untuk Lawan DBD


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melakukan pilot undertaking penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk wolbachia di lima kota di Indonesia. Kota tersebut yakni Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan Bontang.

Penyelenggaraan Pilot Undertaking ini diatur dalam Keputusan Menteri Kesehataan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022. Penyebaran telur nyamuk sudah dilakukan di Semarang, Bontang dan Kupang.

“Ini adalah daerah yang endemis (kasus) denguenya tinggi,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam raker dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (7/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai polemik terkait nyamuk wolbachia untuk menanggulangi DBD, peneliti dari Universitas Gadjah Mada Prof Adi Utarini menegaskan teknologi wolbachia bukan rekayasa genetik. Pada dasarnya, metode Wolbachia ini menggunakan nyamuk aedes aegypti yang kemudian diinfeksi dengan bakteri Wolbachia.

Menanggapi narasi perihal potensi kemunculan penyakit baru akibat mutasi nyamuk, dia menegaskan menyebut bahwa nyamuk-nyamuk yang memicu penyakit selama ini berbeda dengan nyamuk yang telah dimodifikasi dengan Wolbachia.

“Japanese encephalitis, ini nyamuknya berbeda (Culex) dan penyakitnya juga berbeda. Tidak ada kaitannya dengan teknologi Wolbachia,” ujar Prof Ida dalam konferensi pers digital, Senin (20/11).

Simak Video “Kata Kemenkes soal Keamanan Program Pengendalian DBD Lewat Wolbachia
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Resep Tasya Kamila Lindungi Buah Hati dari Dahsyatnya Polusi Ibu Kota


Jakarta

Kualitas udara buruk di Jakarta mengancam kesehatan banyak anak. Hal ini juga dialami putri aktris Tasya Kamila, yakni Shannin.

Tasya mengungkapkan anak keduanya itu sempat jatuh sakit gegara paparan polusi udara di Jakarta. Bahkan, Shannin sakit sampai lebih dari sebulan.

“Shannin itu sebulan sakit, sembuhnya cuman seminggu. Sekarang dua minggu ini baru sembuh lagi. Jadi kemarin batuknya itu kalau ditotal bisa 1,5 bulan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (25/8/2023).

Demi melindungi putrinya agar tak lagi jatuh sakit, Tasya pun melakukan sejumlah cara. Misalnya dengan menggunakan air air purifier untuk membersihkan udara di rumah dan menghindari aktivitas luar ruangan.

“Sering pakai masker, terus pakai air air purifier juga di rumah. Terus nggak banyak ke lapangan berkegiatan out of doors sih,” imbuhnya.

“Karena belum memungkinkan, maksudnya itu juga jadi rame ya, pengennya anak-anak setelah pandemi menikmati dunia luar gitu yang tadinya di rumah aja. Jadi dilema juga,” sambungnya.

Tasya menambahkan asupan makanan bergizi juga penting untuk menjaga kesehatan si buah hati. Sebab, polusi bisa menimbulkan alergi dan menurunkan imunitas, sehingga rentan terkena penyakit lain.

“Dijagalah ya kalau misalkan, sekarang keadaannya alergi pasti imunitasnya ikut turun. Jadi dijaga supaya nggak kena penyakit lainnya,” tuturnya.

Selaim itu, dokter juga menyarankan Tasya dan putra-putrinya melakukan therapeutic dengan bepergian ke tempat yang kualitas udaranya lebih baik.

“Kalau saran dokter sih disuruh therapeutic, disuruh ke luar kota kek, ke luar negeri kek, yang kualitas udaranya memang lebih baik,” tandasnya.

Simak Video “Ini 3 Biang Kerok Polusi di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

SOSIALISASI 25 KOMPENTENSI DASAR KADER DI PUSKESMAS JANTI, KADER SEMANGAT POSYANDU HEBAT – Dinas Kesehatan Kota Malang


Put up Views: 14

Gerakan Aktifkan Posyandu merupakan inisiasi yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan dasar di masyarakat. Sosialisasi materi 25 kompetensi dasar kader di Puskesmas Janti Kota Malang merupakan bagian penting dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kader posyandu dan memperkuat peran kader dalam gerakan ini. Dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Kota Malang, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek kesehatan dan keterampilan khusus kepada kader, sehingga semua kader di wilayah kerja Puskesmas Janti semakin kompeten dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar di posyandu dan meningkatkan efektivitas mereka dalam meningkatakan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Janti.

Gerakan Aktifkan Posyandu di Puskesmas Janti dilaksanakan pada Jumat, 21 Juli 2023 dengan  melibatkan seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Janti Kota Malang terdiri dari 70 kader posyandu balita, 26 kader posyandu lansia. Bertempat di Aula Puskesmas Janti, materi yang disampaikan adalah 25 Kompentensi Dasar Kader yang berpedoman pada topik antara lain 1) Pelayanan bayi, balita dan apras; 2) Pelayanan ibu hamil dan nifas; 3) Pelayanan usia sekolah dan remaja; 4) Pelayanan usia produktif & lansia; dan 5) Pengelolaan posyandu .

Posyandu sebagai salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat, keberadaannya sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya promotif dan preventif kepada masyarakat. Utamanya terkait dengan upaya peningkatan standing gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak. Peran dan dukungan pemerintah kepada posyandu melalui puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di Posyandu

Gerakan Aktifkan Posyandu di Puskesmas Janti Kota Malang adalah contoh nyata upaya kesehatan masyarakat yang aktif dan partisipatif oleh masyarakat dalam hal ini kader posyandu yang kompeten. Dalam gerakan ini, kader posyandu menjadi ujung tombak dalam menggerakkan masyarakat untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan melalui pencegahan terjadinya masalah kesehatan serta pentingnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan kerjasama yang baik antara kader, petugas kesehatan, dan masyarakat, diharapkan gerakan “Aktifkan Posyandu” dapat memberikan dampak positif yang besar bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat di wilayah Puskesmas Janti Kota Malang

Direksi BPJS Kesehatan ‘Ngantor’ di Puskesmas Kota Pangkalpinang


Jakarta

Pimpinan BPJS Kesehatan mengikuti program Direksi-Dewan Pengawas Melayani (DIANI) di Puskesmas Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Direksi BPJS Kesehatan memastikan pelayanan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berjalan dengan baik hingga pelosok negeri.

Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal didampingi Deputi Direksi Wilayah III BPJS Kesehatan Yudi Bastia menyapa langsung dan memberikan layanan kepada peserta JKN. Afdal juga mengedukasi warga agar terdaftar menjadi peserta Program JKN. Menurutnya, program ini sangat penting dan bermanfaat dalam melindungi risiko finansial saat sakit.

“Program JKN ini sangat besar manfaatnya, apalagi di saat sakit atau ada keluarga kita yang sakit. Kita tidak terbeban lagi dengan kekhawatiran akan biaya yang akan dikeluarkan untuk berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL/rumah sakit) apabila diperlukan, tetapi harus dipastikan bahwa standing kepesertaan JKN-nya aktif agar dapat digunakan,” ungkap Afdal dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023).

Afdal menjelaskan saat ini warga dapat berobat ke fasilitas kesehatan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercantum di Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau di Kartu Keluarga (KK). Peserta tidak perlu lagi fotokopi kartu untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan.

Ia menegaskan hal ini sejalan dengan semangat transformasi mutu layanan yang diusung BPJS Kesehatan.

“Kedatangan kita di sini tentu diharapkan dapat menularkan semangat transformasi mutu layanan khususnya bagi fasilitas kesehatan. Ini juga sebagai bentuk untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap prosedur Program JKN,” terangnya.

Dalam kegiatan DIANI, BPJS Kesehatan turut menghadirkan layanan jemput bola melalui kegiatan Cellular Buyer Service (MCS). Peserta JKN dapat mengakses pelayanan administrasi, pembayaran iuran, hingga Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) di sini.

“Upaya Transformasi Mutu Layanan terus digaungkan BPJS Kesehatan untuk menghadirkan wajah baru pelayanan yang lebih mudah, lebih cepat, dan semua setara. Pelayanan yang kita berikan semua harus sama, tidak ada perbedaan. Intinya kita BPJS Kesehatan siap melayani dengan hati dan tulus melayani,” jelas Afdal.

BPJS Kesehatan juga menghadirkan inovasi berbasis digital berupa BPJS Kesehatan Care Heart 165, Aplikasi Cellular JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA) untuk memudahkan akses kepada peserta. Hadir juga pelayanan administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), hingga dengan cara mengirimkan direct message di media sosial resmi BPJS Kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang Masagus M. Hakim mengungkapkan jaminan kesehatan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Ia mengibaratkan jaminan kesehatan dengan ungkapan sedia payung sebelum hujan.

Program JKN menurutnya dapat melindungi dari ketidakpastian biaya berobat jika sewaktu-waktu jatuh sakit. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk memastikan standing kepesertaan JKN selalu aktif, dan meminta masyarakat mengikuti prosedur yang benar saat berobat.

Hakim menambahkan pihaknya terus berupaya menepati Janji Layanan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Pangkalpinang.

“Kami akan terus berupaya untuk komitmen menepati janji layanan yang telah kami ikrarkan di dalam hati untuk memberikan layanan kesehatan terbaik kepada peserta Program JKN agar masyarakat Kota Pangkalpinang mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas,” pungkasnya.

Simak Video “Rencana Kenaikan Iuran Peserta BPJS Kesehatan di Tahun 2025
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Populasi Jepang Anjlok, Warga di Kota Ini Kepingin Punya Banyak Anak

Jakarta

Jepang dilanda krisis populasi imbas banyak warganya enggan memiliki anak. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pun kemudian menjanjikan langkah-langkah ‘dimensi baru’ untuk mendongkrak angka kelahiran yang anjlok di negaranya. Namun di tengah situasi tersebut, ada satu kota yang masih populasinya justru terus bertambah. Bagaimana bisa?

Diketahui, jumlah kelahiran bayi di Jepang mencapai jumlah kurang dari 800.000 pada tahun lalu. Mengacu pada knowledge pemerintah, angka tersebut merupakan rekor terendah sejak Jepang pertama kali menghitung angka kelahiran pada 1899.

Bak terlepas dari situasi suram tersebut, masih ada beberapa bagian Jepang yang justru mencatat peningkatan populasi, karena angka kelahiran yang meningkat atau migrasi warga dari wilayah lain.

Di kota Akashi bagian barat misalnya, terlihat masih banyak anak bermain memanjat wahana gymnasium di hitam, bermain-main di zona permainan, atau asyik membaca buku di rak-rak yang disediakan dalam ruangan bersih dan terang di pusat penitipan anak.

“Kami mendapat banyak dukungan untuk penitipan anak dan hal-hal lain, yang bahkan membuat teman-teman saya iri, jadi saya tidak khawatir,” ungkap Haruka Okamoto, seorang warga yang tengah menemani putrinya bermain dikutip dari NPR, Kamis (29/6/2023).

“Kami sedang membangun rumah di Akashi. Ini adalah kota yang membuatku berpikir ingin tinggal di sini selamanya,” sambungnya.

Anak-anak di Akashi mendapatkan perawatan medis free of charge hingga usia 18 tahun. Selain itu, mereka mendapatkan makan siang sekolah free of charge hingga usia 15 tahun.

Keluarga dengan dua anak atau lebih mendapatkan taman kanak-kanak dan taman kanak-kanak free of charge. Bayi di bawah usia 1 tahun mendapatkan popok free of charge, diantarkan ke rumah masing-masing keluarga oleh bidan. Semua layanan tersebut berikan tanpa memandang penghasilan warga berkeluarga.

IBU HAMIL RESTI PERLU DIDAMPINGI ! – Dinas Kesehatan Kota Malang


Put up Views: 1,250

 

Penyelenggaraan upaya kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian khusus dalam kesehatan  masyarakat. Penilaian terhadap standing kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan sebagai salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. salah satu goal SDG’s (Sustainable Improvement Targets) agenda 2030 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Neonatal yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup (Goal RPJMN 2010-2014 : 24 per 1000 Kelahiran Hidup) dan menurunkan Angka Kematian Balita yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup.

Kematian Ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental. Sedangkan Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian neonatal per 1000 Kelahiran Hidup.

Jumlah Kematian Ibu di Kota Malang tahun 2021 yaitu 41 kasus. Penyebab kematian ibu tersebut didominasi penyakit Covid-19 sejumlah 31 kasus, Preeklampsia/ Eklampsia sejumlah 4 kasus, sedangkan penyebab lain yaitu perdarahan, jantung, pneumonia, tuberkulosis. Jumlah Kematian Neonatal tahun 2021 yaitu 52 kasus dengan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu BBLR 14 kasus, asfiksia sejumlah 13 kasus, sepsis sejumlah 2 kasus, kelainan kongenital sejumlah 7 kasus, diare serjumlah 1 kasus, kelainan saluran cerna 1 kasus, kelainan syaraf 1 kasus, lainnya sejumlah 12 kasus.

Knowledge Dinas Kesehatan Kota Malang Tahun 2021 juga menyebutkan bahwa terdapat 3.927 orang ibu hamil risiko tinggi dari 11.214 orang ibu hamil yang ditemukan. Sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2022 hingga bulan Juni terdapat 6 kasus. Hal ini tentunya memerlukan pemantauan ekstra agar ibu hamil risiko tinggi tersebut tidak jatuh pada kondisi komplikasi yang dapat membahayakan Ibu dan Bayi. Dinas Kesehatan Kota Malang berupaya agar dapat menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

Dinas Kesehatan Kota Malang melalui Sub Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi yang diselenggarakan di Lodge Grand Mercure Tanggal 22 Juni 2022 lalu. Peserta kegiatan terdiri dari bidan koordinator Puskesmad dan kader pendamping ibu hamil risiko tinggi yaitu sejumlah 230 orang dari 16 wilayah kerja Puskesmas di Kota Malang. Pertemuan tersebut dilakukan guna meningkatkan kapasitas tentang deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat, meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pelaksanaan rujukan dini berencana, serta meningkatkan rujukan dini berencana pada ibu hamil risiko tinggi. Kegiatan sosisalisasi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Kota Malang dan PERSAGI yaitu membahas tentang teknis pelaksanaan pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader, nutrisi pada kehamilan risiko tinggi, serta teknis administrasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader.

Kota Malang mendapatkan Dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Hal ini merupakan wujud dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung upaya penurunan AKI dan AKB di Kota Malang. Pendampingan tersebut bertujuan agar ibu hamil risiko tinggi lebih paham dan peduli terhadap keadaan kehamilannya. Proses pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader yaitu ibu akan mendapatkan edukasi terkait kehamilan, gizi dan perawatan bayi, serta motivasi dalam perencanaan persiapan persalinannya. Pendampingan ibu hamil risiko tinggi diharapkan menjadikan rujukan dini berencana kasus risiko tinggi dapat dilaksanakan tepat waktu. Rujukan dini berencana yaitu rujukan ibu risiko tinggi yang disiapkan/direncanakan jauh sebelum hari persalinan. Upaya pendampingan dilakukan agar pengendalian, pencegahan proaktif antisipatif terhadap prediksi penyulit persalinan, kesiapan psychological, biaya, transportasi serta persalinan aman yaitu ibu dan bayi selamat. (BK)

Permohonan Izin Pendirian Apotek – Dinas Kesehatan Kota Malang


Put up Views: 892

 

Permohonan perizinan Apotek melalui sistem On-line Single Submission Danger-Based mostly Strategy (OSS RBA). Tahapan penerbitan perizinan Apotek sebagai berikut :

  1. Pembuatan akun OSS di oss.go.id
  2. Mengisi kelengkapan knowledge
  3. Melakukan pemenuhan persyaratan izin ke sistem OSS untuk mendapatkan Sertifikat Standar Apotek
  4. Sistem OSS akan meneruskan kepada Disnaker-PMPTSP Kota Malang untuk dilakukan verifikasi. Disnaker-PMPTSP akan meneruskan ke Dinas Kesehatan Kota Malang untuk dilakukan verifikasi.
  5. Dinas Kesehatan Kota Malang akan menerbitkan Sertifikat Standar Apotek jika memenuhi syarat dan menyampaikan hasil verifikasi kepada Disnaker-PMPTSP Kota Malang.
  6. Disnaker-PMPTSP Kota Malang akan melakukan notifikasi hasil verifikasi berupa memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan.
  7. Jika memenuhi persyaratan, sistem OSS akan menerbitkan izin Apotek
  8. Jika tidak memenuhi persyaratan, pelaku usaha harus memenuhi kelengkapan persyaratan izin melalui sistem OSS.

Untuk memudahkan para pelaku usaha Apotek dalam memenuhi kelengkapan persyaratan, Dinas Kesehatan Kota Malang menyediakan Petunjuk Teknis Pengisian Dokumen Persyaratan Perizinan Apotek yang dapat diunduh disini :

 

[button color=”red” size=”big” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/PETUNJUK-TEKNIS-PENGISIAN-DOKUMEN-PERSYARATAN-PERIZINAN-APOTEK.pdf” ]UNDUH DI DINI[/button]

SAATNYA INDONESIA BEBAS FRAMBUSIA – Dinas Kesehatan Kota Malang


Submit Views: 5,233

Haloo #nawakhealthies

Indonesia masih mempunyai penyakit-penyakit kuno salah satunya adalah penyakit frambusia yang muncul sejak sebelum Masehi. Namun demikian, saat ini prevalensi Frambusia di Indonesia mulai menurun. Untuk itu, khususnya di Kota Malang akan mengikuti penilaian untuk sertifikasi eradikasi Frambusia atau zero case frambusia

Sertifikasi Eradikasi Frambusia diserahkan kepada Kabupaten/Kota non Endemis (Bebas) Frambusia diberikan pada daerah yang telah direkomendasikan oleh provinsi serta penilaian oleh Komisi Eradikasi Frambusia

Btw, nawak sudah tahu belum ya frambusia itu penyakit apa ? Untuk lebih jelasnya, nawak bisa mengunduh media informasi mengenai frambusia berikut ini :

[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/FRAMBUSIA-KONTEN-INSTAGRAM.png” ]Konten Instagram[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/FRAMBUSIA-2-1.pdf” ]Lefalet[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/Merah-Putih-Ilustrasi-Meriah-Perlombaan-17an-Poster-Kemerdekaan.pdf” ]Poster A3[/button]

DARI ORANG DEWASA, IBU HAMIL, HINGGA USIA TUA – Dinas Kesehatan Kota Malang


Submit Views: 2,835

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).

Penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Awal dari semua penyakit komplikasi itu yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan.

Media KIE Hipertensi dapat diunduh disini

[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HIPERTENSI-1.pdf” ]Poster[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/HT.pdf” ]Brosur[/button]
[button color=”red” size=”small” link=”https://dinkes.malangkota.go.id/wp-content/uploads/sites/104/2022/09/Salinan-dari-Hijau-dan-Putih-Tanaman-Sains-Brosur-31-x-21-cm.pdf” ]Pre Eklamsia[/button]

Dinkes Kota Malang bersama Puskesmas Kedungkandang Evaluation Pra Poskestren di Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad – Dinas Kesehatan Kota Malang


Submit Views: 590

 

Jumat, 7 Oktober 2022 lalu Tim Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Malang bersama Tim Puskesmas Kedungkandang yang diwakili oleh petugas penyuluh kesehatan masyarakat dan sanitarian mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad untuk melakukan Assessment Pra Poskestren. Kegiatan kunjungan pertama ini dilakukan sebagai awal pertemuan pihak Dinkes Kota Malang yang dijembatani Tim Puskesmas Kedungkandang dengan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad. Maksud dan tujuan evaluation yaitu menyampaikan program pembinaan Poskestren pada Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad sebagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Pendekatan dilakukan agar pihak pengasuh pondok pesantren memahami program Poskestren sehingga dapat mudah diterima dan memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesehatan santri melalui pemberdayaan masyarakat pesantren. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad sangat terbuka dengan adanya program Poskestren tersebut.

Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad merupakan pondok pesantren di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang Kota Malang. Dinas Kesehatan Kota Malang terus berupaya meningkatkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui UKBM dari berbagai sektor termasuk lingkungan pendidikan pesantren, sebagai salah satu sasaran lokus di Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad. Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad memiliki santri sejumlah 60 orang yang terdiri dari santri putri sejumlah 16 orang dan santri putra sejumlah 44 orang. Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad menampung santri yatim piatu dan kaum duafa yang berasal dari 75% luar malang seperti Bangkalan, Sampang, Bekasi dan lainnya.  Usia santri beragam mulai dari usia SD/MI hingga SMA/MA, Mayoritas santri usia SD/MI. Kegiatan sekolah formal dilakukan diluar pondok pesantren. Setelah pulang sekolah dan beristirahat, santri melanjutkan kegiatan pesantren didalam lingkungan pondok pesantren.

Bapak Mujalis selaku pengasuh dan pendiri pondok pesantren sangat mengaharapkan adanya kegiatan Poskestren dan sangat terbuka bila dilakukan intervensi pada santri terkait kesehatan untuk dapat meningkatkan kesehatan santri dan kaderisasi promotor kesehatan berbasis pemberdayaan santri. Hal yang dikeluhkan pengasuh pondok pesantren yaitu kebiasaan jajan sembarangan santri saat pulang sekolah yaitu ketika berada diluar pondok pesantren serta santri masih perlu meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan pondok. Perilaku tersebut membuat santri sering mengalami penyakit radang tenggorokan. Masalah kesehatan lain yang juga sering diderita santri yaitu penyakit kudis.

Tim Dinkes Kota Malang bersama Tim Puskesmas Kedungkandang melakukan observasi terhadap lingkungan space Pondok sebagai evaluation sehingga mengetahui kondisi awal sebelum pembentukan Poskestren. Selain itu, tim Dinkes Kota Malang menyerahkan media promosi kesehatan berupa buku saku Poskestren, stiker, dan leaflet yang berisi informasi kesehatan yang relevan dengan pondok pesantren. Media promosi kesehatan diberikan sebagai sarana edukasi yang dapat disampaikan disela-sela kegiatan pesantren.

Harapannya setelah evaluation Pra Poskestren ini dapat dilanjutkan pembinaan Poskestren yaitu melakukan pembentukan kader Poskestren yaitu pembentukan kepengurusan Poskestren berdasarkan devisi sesuai panduan pembentukan Poskestren serta perencanaan program kerja Poskestren Pondok Pesantren Nurul Ikhtihad Kota Malang.[BK]