Tag: Lipat

Harian COVID-19 di DKI Naik 2 Kali Lipat, Ada 2 Kematian Sepanjang Desember


Jakarta

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta belakangan meningkat, dalam sepekan ‘melonjak’ 40 persen. Sementara kasus harian dari yang semula berada di puluhan kasus, kini tercatat melampaui 100 orang.

Laporan COVID-19 dalam tiga hari terakhir misalnya, menunjukkan tren demikian. Pada Senin (11/12/2023) tercatat sebanyak 57 kasus konfirmasi positif COVID-19. Kemudian pada Selasa meningkat nyaris dua kali lipat menjadi 127 orang, sementara pada Rabu (13/12) tercatat sebanyak 131 kasus baru COVID-19, kenaikan mencapai 2,2 kali lipat.

“Sementara untuk kasus positif aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan per 13 Desember 2023 sebanyak 365 kasus,” terang Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan Ngabila Salama kepada detikcom Rabu (13/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak satu hingga 10 Desember 2022, dilaporkan ada dua orang meninggal akibat COVID-19, sementara dalam tiga hari terakhir nihil catatan kasus kematian. Hal ini sejalan dengan laporan gejala pasien mayoritas ringan, bahkan berada di angka 90 persen.

“Penggunaan tempat tidur stabil di bawah 5 persen. Belum ada kenaikan bermakna,” lanjutnya.

Vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta masih diberikan secara free of charge, adapun jenis vaksin yang tersedia merupakan Indovac dan Inavac, keduanya produksi dalam negeri. dr Ngabila mengimbau kelompok komorbid, lansia, hingga mereka yang memiliki gangguan imunitas tubuh segera melengkapi dosis vaksinasi hingga empat dosis.

Ada kemungkinan laporan penurunan antibodi COVID-19 di masyarakat setelah enam bulan vaksinasi terakhir terlewat, sehingga booster penting kembali dilakukan. Pemerintah tengah ‘menggodok’ regulasi pemberian vaksinasi booster ketiga atau vaksin COVID-19 dosis kelima, kelompok prioritas menyasar orang yang rentan berakhir deadly saat tertular SARS-CoV-2.

Simak Video “Covid-19 Kembali Ngegas, Perlukah Pakai Masker Lagi?
[Gambas:Video 20detik]
(naf/vyp)

Gejala Varian EG.5, Picu Kasus COVID-19 Singapura ‘Ngegas’ Naik 2X Lipat

Jakarta

Kasus COVID-19 di Singapura tiba-tiba melonjak. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan infeksi COVID naik dua kali lipat pada periode 19-25 November 2023.

Sebagian besar kasus disebabkan oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3. Kedua subvarian ini bahkan mencakup lebih dari 70 persen kasus yang ditemukan.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata Kemenkes Singapura dikutip dari Channel Information Asia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala Varian EG.5

Varian EG.5 pertama kali muncul pada Februari 2023 dan merupakan sublinier dari XBB subvarian omicron. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menjadikan varian ini sebagai Variant of Curiosity.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan EG.5 memiliki peningkatan penularan tetapi tidak lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.

“Kami tidak mendeteksi adanya perubahan tingkat keparahan EG.5 dibandingkan sublineage Omicron lain yang telah beredar sejak akhir tahun 2021,” ujarnya.

Kristina Ok. Bryant, MD, spesialis penyakit menular anak di Norton Youngsters’s Infectious Ailments, mengatakan kepada Well being bahwa dia kebanyakan menemui pasien dengan gejala yang mirip dengan subvarian Omicron pada mereka yang terinfeksi EG.5.

Gejala-gejala tersebut terutama melibatkan keluhan saluran pernapasan atas, seperti sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan pilek.

“Beberapa orang bahkan mengatakan mereka mengira mereka memiliki alergi,” kata Bryant. “Tapi EG.5 perlu diperhatikan. Ini adalah subvarian yang dominan.”

Gejala varian EG.5 cenderung sama dengan varian sebelumnya. Orang yang mengidap COVID-19 melaporkan berbagai gejala, mulai dari penyakit ringan hingga berat. Gejala yang paling sering dilaporkan meliputi:

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau badan
  • Sakit kepala
  • Hilangnya rasa atau bau baru
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Mual atau muntah
  • Diare

Simak Video “Kasus COVID-19 di Singapura Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Singapura Mendadak Catat Lonjakan COVID 2 Kali Lipat, Lampaui 20 Ribu Kasus


Jakarta

Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lonjakan drastis kasus COVID-19. Naik dua kali lipat dibandingkan pekan lalu, takni 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023.

Pada pekan sebelumnya, whole kasus ‘hanya’ tercatat sebanyak 10.726 orang. Kemenkes Singapura mendesak warganya untuk terus melanjutkan vaksinasi. Kabar baiknya, tren kasus baru tidak dibarengi dengan lonjakan rawat inap COVID-19.

“Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil,” jelas otoritas kesehatan setempat, dikutip dari Channel Information Asia Minggu (2/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan infeksi mungkin disebabkan sejumlah faktor, seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan atau imunitas penduduk.

EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, ditemukan pada lebih dari 70 persen kasus yang sudah disequencing.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata Depkes tersebut.

Ada Pneumonia Seperti di China?

Peningkatan penyakit pernapasan di negara-negara belahan bumi utara pada bulan-bulan musim dingin juga dilaporkan meningkat, Kemenkes Singapura mengatakan kejadian tersebut secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir.

“Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak,” tambahnya.

China, yang mengalami lonjakan pneumonia sejak pertengahan Oktober, mengatakan tren tersebut dipengaruhi efek pencabutan pembatasan COVID-19. Tidak ada patogen atau virus baru. Kebanyakan anak terkena influenza dan infeksi bakteri umum termasuk pneumonia mikoplasma.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang China berulang kali memastikan nihil patogen yang tidak biasa, ini sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terkait munculnya kembali virus yang memicu pandemi.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat hingga saat ini, WHO menyatakan tren peningkatan penyakit pernapasan bukan hal yang tidak terduga, lantaran masuk musim dingin.

Infeksi COVID-19 berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura.

Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19, dan merekomendasikan dosis tambahan bagi mereka yang menerima dosis vaksin terakhir sekitar satu tahun sebelumnya. Kelompok lansia atau yang berusia 60 tahun ke atas, rentan secara medis, serta penghuni fasilitas perawatan lansia juga diminta kembali melakukan vaksinasi.

“Di luar kelompok ini, semua individu berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis,” tambah kementerian.

“Kemenkes terus memantau situasi international dan lokal dengan cermat. Dengan dimulainya musim puncak perjalanan ke luar negeri, Kementerian Kesehatan ingin mengingatkan semua wisatawan untuk waspada dan menerapkan tindakan pencegahan perjalanan yang relevan.”

Simak Video “Wabah Kutu Busuk Serang Singapura, Diprediksi Makin Ngegas
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)