Jakarta

Penanganan polio saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan pada saat pertama kali ditemukan. Penyakit yang menyerang sistem motorik di sumsum tulang belakang ini bisa membuat pengidapnya sangat sulit bernapas sendiri.

Seperti halnya yang dialami Dianne Odell, wanita di Tennessee, AS, yang hidup dengan paru-paru besi selama 60 tahun karena polio. Ia meninggal dunia di usia 61 tahun akibat tak bisa bernapas saat mati listrik, yang membuat alat penopang hidupnya itu tak berfungsi.

Dikutip dari LA Occasions, pada tahun 2008 tepatnya bulan Mei, terjadi badai petir yang mematikan listrik di rumahnya. Hal ini menyebabkan mesin logam besar yang telah membantu Dianne bernapas selama hampir 60 tahun itu berhenti bekerja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian itu terjadi sekitar jam 3 pagi ketika listrik padam di rumah Dianne di Jackson, sebuah kota kecil di Tennessee sekitar 90 mil timur laut Memphis.

Segala upaya telah dilakukan oleh keluarganya untuk menolong Dianne, termasuk upaya menggunakan generator darurat. Akan tetapi, pertolongan tersebut tetap tidak dapat mempertahankan pernapasannya lantaran generator darurat mereka tidak berfungsi.

Walhasil, ayah dan saudara ipar Dianne mencoba memompa paru-paru besi secara handbook sebagai upaya terakhir dan putus asa untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru Dianne. Namun lagi-lagi, pemberian tindakan ini juga gagal dan membuat kondisi Dianne semakin kritis. Dianne kemudian dinyatakan meninggal dunia beberapa menit kemudian.

Sejak awal, orang tua Dianne, Freeman dan Geneva Odell, bertekad merawatnya di rumah, meski seluruh tubuhnya terbungkus dalam ruangan logam berbentuk silinder. Hanya kepalanya yang menjulur ke luar.

Dia berbaring telentang saat paru-paru logam menghasilkan tekanan positif dan negatif yang memungkinkan paru-parunya mengembang dan berkontraksi.

Di sisi lain, orang tua Dianne juga khawatir akan pemadaman listrik. Ayahnya Dianne, seorang veteran Perang Dunia II, memasang generator di halaman belakang sebagai sistem tenaga cadangan.

“Rasanya seperti mempunyai anak yang sakit dan tidak kunjung membaik,” kata Will Beyer, saudara iparnya.

“Tetapi dia adalah orang yang sangat unik, dan keluarganya mengurus semua kebutuhannya,” lanjutnya lagi.

Dokter pada saat itu juga sempat memberitahu orang tua Dianne bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Namun karena semangatnya yang luar biasa untuk menjalani hidup, ia berhasil lulus SMA, mengambil kuliah, bahkan menulis buku dari dalam kompartemen yang tertutup rapat dan kedap udara.

Selain polio, beberapa tahun sebelum meninggal, Dianne juga memiliki riwayat stroke ringan.

NEXT: survivor polio lain dengan paru-paru besi